Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 12 April 2014

Angel (Part 4)


Angel

http://content1.lovelytoday.com/2013/03/27/15932.36451055.eunhyuk-1-detail-608x342.jpg

part4

 
Judul        : Angel
Author      : Lilian Nay Clouds
Genre       : Romance, married life
Lenght      : Chaptered
Cast          :
1.      Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
2.      Kim Eun Soo (Euna)
3.      Kim Jong Woon
4.      Lee Donghae




Tak ada orang seperti dirimu, meskipun melihat sekeliling, hanya kau yang seperti itu


Euna menatap langit yang gelap. Bahkan ada tetesan tetesan air yang turun dari atas sana. Ia menopang dagunya dengan tangan kanannya. Sepertinya banyak pikiran yang ada di dalam kepalanya. Ada yang salah dalam rumah tanggannya. Bagaimana jika anaknya lahir tapi melihat orang tuanya yang seperti itu.
Euna memejamkan matanya pelan. Merasakan hembusan angin malam yang dingin. Tak sadar jika Eunhyuk kini melangkah mendekati Euna. Eunhyuk mengelus pelan pundak Euna membuat Euna membuka matanya.
“masuklah, disini dingin” kata Eunhyuk sangat lembut. Eunhyuk sedikit menyunggingkan senyumnya. Apapun yang terjadi, Eunhyuk bersumpah akan melindungi Euna. Wanita yang sangat ia cintai.
Tanpa menjawab Euna langsung berdiri dari duduknya dan berjalan masuk ke kamar. Euna berbaring di tempat tidurnya. Tak diduga ternyata hawa dingin masih menempel pada tubuhnya. Sangat dingin. Ya, malam itu sangat dingin, apalagi setelah ia masuk hujan turun semakin deras.
Eunhyuk menyelimuti tubuh Euna. Lagi. Euna hanya diam. Apa ia keterlaluan. Apa Euna tidak melihat bagaimana pengorbanan Eunhyuk selama ini. Ya Tuhan, rasa itu datang lagi. Euna ingin Eunhyuk mengelus perutnya lembut. Akankah ia bilang padanya? Tidak tidak. Ia menetapkan hati. Ia membenci namja jahat itu.
“tidurlah” ucap Eunhyuk seperti biasanya lembut. Eunhyuk mengelus rambut Euna tapi Euna menepisnya. Eunhyuk hanya menghela nafasnya. Ia harus sabar. Ya. Eunhyuk pun lagi lagi tersenyum. Hyuk membaringkan tubuhnya pada sofa seperti biasa di kamar itu. Sesekali ia melihat Euna yang menutup matanya.
“Na-ya” panggil Eunhyuk. Euna tak menyahut. Eunhyuk mulai gusar. Sesekali ia mengusap tangannya yang terasa sangat dingin. Ia sangat malas mengambil selimut di kamar sebelah. Bagaimana jika ada apa apa dengan Euna?
“Na-ya” panggil Eunhyuk lagi. Euna membuka matanya.
“wae?”
“emm, bolehkan aku tidur di sebelahmu. Ak-aku kedinginan”
Hening
Mereka saling menatap.
“kau bisa tidur di kamar lain” akhirnya Euna menjawab.
“shireo, aku hanya ingin tidur bersamamu”
Euna berdecak. Tapi akhirnya ia sedikit bergeser member tempat untuk Eunhyuk tidur di sebelahnya. Jujur, ia tidak tega melihat Eunhyuk yang kedinginan. Ia tau jika Eunhyuk terbiasa tidur hanya menggunakan kaos. Eunhyuk yang melihatnya tersenyum, lalu dengan cepat berbaing di sebelah Euna.
“gomawo” lirih Euna.
Euna membalikkan tubuhnya membelakangi Eunhyuk. Bodoh. Kenapa Eunhyuk berterimakasih padanya. Ada rasa bersalah yang menyelimuti Euna. Ini rumah Eunhyuk, tapi Eunhyuk harus meminta ijin tidur di kamarnya sendiri. Dasar bodoh.
Euna merasakan sebuah tangan yang melingkar di perutnya yang mulai berisi. Euna berusaha menepisnya tapi Eunhyuk tak mau melepasknya. Eunhyuk malah semakin mendekatkan tubuhnyanya memeluk Euna erat.
“aku kedinginan sayang” lirih Eunhyuk.
Euntah kenapa suara Eunhyuk membuat mata Euna memanas. Akhirnya Euna tak memberontak lagi. Ia membiarkan Eunhyuk memeluknya.
“apa kau masih membenciku?” Tanya Eunhyuk. Tapi tak ada jawaban.
“aku suami yang gagal Euna-ya, aku tak bisa membahagiakan istriku. Aku malah membuatnya benci denganku”
 Euna mendengarkannya dengan jelas. Bahkan kini jantungnya berdetak dengan cepat mendengarkannya.
“terimakasih tetap mau bertahan disisiku. Terimakasih” eunhyuk tersenyum lalu memejamkan matanya merasakan kehangatan tubuh Euna. Ia senang. Ia sangat senang. Inilah yang dinantikannya. Ia ingin memeluk istrinya. Ia ingin setiap hari merasakan kehangatan ini.
“kau tau kenapa kau masih bertahan?” Euna berucap membuat Eunhyuk membuka lagi matanya. Kenapa suara Euna terlihat berat dan sesak. Apakah Euna menangis?
“aku sangat membencimu. Kau membuatku hamil di saat aku ingin pergi darimu. Kau, kau licik. Ingin sekali berteriak, kenapa Tuhan itu tidak adil padaku. Tapi ketika kau melihat keluargamu, mereka sangat baik, bahkan aku bisa memiliki Eommamu. Dia adalah alasanku mengapa aku bahagia ditengah kesedihanku. Aku sangat menyayanginya”
Eunhyuk terdiam mendengarkannya. Apakah Euna begitu tersiksa hidup dengannya? Apakah hanya gara gara Eommanya Euna bertahan?
“kalau begitu mereka milikmu sayang, Eomma, semua keluargaku adalah milikmu. Aku pantas mendapatkannya. Kau boleh berbuat apapun padaku.Tapi ijinkanlah aku juga berusaha membahagiakanmu. Menjagamu dan anak kita. Jangan pernah pergi dariku Na-ya. Aku akan gila. Aku, sangat sangat mencintamu. Bicaralah, bicaralah apa yang kau tidak sukai dan kau sukai agar aku mengerti semua keinginanmu. Percayalah aku tak akan menyakitimu lagi Euna sayang. Percayalah aku mencintaimu”
Tak terasa air mata Eunhyuk menetes. Tak peduli lagi jika ia adalah namja. Ia hanya ingin meluapkan yang Ia rasakan. Euna menegang. Ia bisa merasakan jika Eunhyuk terisak. Euna terus berusaha menahan tangisnya. Ia mengenggam tangannya erat.
Euna tidak bisa menahan air matanya saat merasakan tangan eunhyuk mengelus perutnya lembuat. Ya Tuhan, apa yang harus ia lakukan. Inilah yang ia inginkan. Kini bahkan air mata Euna semakin deras keluar.
“anakku sayang, percayalah, Appa akan menjagamu dan Eomma” lirih Eunhyuk.
Mendegarnya membuat Euna semakin terisak. Rasanya sesak. Hatinya sakit. Apakah ini namja yang ia benci? Namja yang dibilangnya namja jahat yang menyakitinya? Kini namja itu tengah membuat Euna nyaman berada disisinya seakan tidak mau jika Eunyuk pergi meninggalkannya.
Tangan Eunhyuk masih dengan lembut mengelus perut Euna. Tidak, Euna tidak tahan lagi. Akhirnya Euna berbalik dan memeluk Eunhyuk. Ia menangis di dada Eunhyuk. Mencurahkan semua isinya hatinya. Tapi mereka saling diam. Euna yang mendapat kelakuan itu tak bisa menghilangkan senyum dibibirnya. Eunhyuk membalas pelukan Euna sayang dan lembut. Menenangkan Euna, membuatnya nyaman berada disisinya. Menunggu Euna sapai akhirnya Euna terlelap.
‘Terimakasih Ya Tuhan mengabulkan permintaanku’

**********************
Euna melihat jam berkali kali. Sudah jam 8 malam, tapi Eunhyuk belum juga pulang. Tak dipungkiri ia merasa khawatir. Mulai merasa bosan dirumah, akhirnya Euna memutuskan pergi ke rumah Nara. Lagian tidak terlalu jauh kan? Ia juga ingin jalan jalan malam.
Euna mengambil jaket tebalnya lalu pergi keluar. Ia sudah bilang ke pembantunya, awalnya dilarang tapi Euna memaksa dan mengatakan jika Eunhyuk tidak boleh mengetahuinya. Ia kan juga kasian dengan pembantunya nanti jika kena marah Eunhyuk.
Euna berjalan ditrotoar jalan raya. Malam itu ia ingin jalan kaki, jadinya ia tidak menggunakan kendaraan. Euna berbelok ke jalan kecil agar lebih dekat. Jalanan itu sepi tidak banyak dijumpai orang. Euna berhenti sebenatr saat merasa dari tadi ada yang mengikutinya dari belakang. Sesekali ia menoleh untuk memastikan. Euna mempercepat jalannya. Ia takut.
Euna terus berjalan cepat sambil menunduk. Tangannya sedikit bergetar. Kenapa sepi sekali. Jika tau beginii, Ia minta diantar saja.
“berhenti”
DEG
Setelah mendengar suara menakutkan itu Euna mendongak. Dilihatnya seorang namja bertubuh besar tengah menghadangnya. Dilihatnya pisau tajam  yang ada di tangan kanan namja itu. Euna kini benar benar takut. Tangannya bergetar. Ia merogoh sakunya berharap menemukan ponselnya. Sial. Tidak ada. Apakah dia lupa membawanya?
“mau apa?” Tanya Euna memberanikan diri. Namja itu malah tersenyum dan semakin mendekat membuat Euna semakin mundur. Orang itu memainkan pisau di tangannya membuat Euna bergetar hebat. ‘Ya Tuhan tolonglah aku’
“berikan uangmu”
“ak..aku tidak membawanya”
“jinja”
BUG
Tiba tiba ada seseorang yang memukul penjahat itu hingga tersungkur. Euna memejamkan matanya takut. Ia tidak bisa melihat wajah namja yang menyelamatkannya karena pakaiannya hitam tertutup dan ia juga memakai masker.
“kurang ajar” ucap penjahat itu sambil mencoba berdiri. Namja berpakaian hitam itu mengisyaratkan pada Euna agar menjauh. Segera mungkin Euna berlari menjauh. Beberapa kali Euna menoleh ke belakang. Kedua namja itu saling menahan. Euna berhenti saat melihat tangan namja yang menyelamatkannya terkena pisau. Ia ingin mendekat tapi ia takut. Penjahat itu juga tengah memandang ke arahnya. Tidak, ia tetap harus berlari. Tapi bagaimana dengan nasib namja itu? bahkan Euna tak tau siapa dia.

SKIP


Euna masih berdiam diri di samping gerbang rumahnya. Tangannya masih bergetar. Ia selamat. Tapi bagaimana dengan namja itu? bagaimana kalau Eunhyuk tau? Ia takut. Ia masih takut untuk masuk kedalam. Ia dari tadi hanya diam disana.
Euna mengusap wajahnya dan merapikan rambutnya sebelum masuk rumah. Ia tak ingin Eunhyuk tau. Semuanya sudah berlalu dan ia selamatkan? Euna menghembuskan nafasnya agar mimik wajahnya terlihat biasa dan mencoba melupakan kejadian tadi. Ia tidak akan mengulanginya lagi. Ia akan ijin dan tidak mau berjalan kaki lagi jika keluar malam. Cukup malam ini.
Euna berjalan perlahan masuk ke rumah. Jantungnya masih saja berdetak dengan cepat. Beberapa kali ia menghembuskan nafasnya. saat sudah sampai di dalam Euna melihat Eunhyuk yang sedang memainkan ponselnya diruang tengah. Euna melewatinya begitu saja berharap Eunhyuk tidak bertanya yang aneh aneh. Eunhyuk yang menyadarinya langsung mendekati Euna.
“Euna-ya, kau dari mana?” Tanya Eunhyuk mengikuti lagkah Euna. Terlihat jelas jika Eunhyuk tengah menghkhawatirkannya.
“jalan jalan” jawab Euna singkat.
“kenapa sendirian?, lihatlah kau terlihat pucat bagaimana jika ada apa apa denganmu?”
Euna berhenti dan menatap Eunhyuk.
“ckk, kau berlebihan, lagian aku tak apa kan?” ucap Euna ketus lalu berlalu dari hadapan Eunhyuk.
Eunhyuk diam terus menatp Euna. Euna pikir Eunhyuk tidak tau apa yang terjadi?
Salah, salah besar.
Euna tidak tau jika dibalik sweater yang dikenakan Eunhyuk terdapat luka terkena pisau. Ya… Eunhyuk adalah namja itu. Namja yang menyelamatkan Euna. Eunhyuk sudah berjanjikan, apapun yang terjadi, Eunhyuk akan melindungi Euna. Eunhyuk mengelus lengan kirinya. Ia mengingit bibir bawahnya menahan sakit.
Setelah terkena pisau Eunhyuk memang langsung ke rumah Soora dan menelpon Donghae untuk mengobati lukanya. Soora dan Donghae tentu saja kaget melihat Eunhyuk terluka. Eunhyuk menjelaskan semuanya pada Soora, suami Soora, dan Donghae. Setelah selesai mengobati lukanya Eunhyuk langsung pulang agar ia lebih cepat sampai ke rumah sebelum Euna.
Pembantu Eunhyuk yang tadi menelpon Eunhyuk mengatakan jika Euna pergi, makanya Eunhyuk langsung meninggalkan kantor tak peduli jika Yesung akan memarahinya karena  pekerjaannya tidak selesai.


****************


Waktu sudah menujukkan pukul 1 pagi, tapi Euna masih belum bisa memejamkan matanya. Ada yang kurang malam itu. Biasanya Eunhyuk tidur di sofa menjaganya. Tapi tidak dengan malam itu. Eunhyuk bahkan dari tadi belum masuk kamarnya. Apakah Eunhyuk sudah tidak mau tidur di sofa? Bodoh. Tentu saja Eunhyuk sudah capek setiap hari harus tidur di sofa. Dingin, tidak nyaman. Membuat badan pegal.
Sial. Euna semakin merasa bersalah. Ia keterlaluan. Ia setiap hari tidur dengan nyaman di kamar tidur yang empuk. Sedangkan Eunhyuk? Ia harus tidur di sofa? Seharusnya Euna senang sekarang Eunhyuk mungkin tidur dikamar sebelah yang sama nyamannya. Tapi kenapa malah Euna yang tidak merasa nyaman? Ia sudah terbiasa melihat Eunhyuk sebelum tidur.
Malam ini terasa hampa.
Euna menyadari satu hal.
Ia merindukan Eunhyuk malam itu. sangat. Haruskah ia keluar kamar dan meminta Eunhyuk tidur di dekatnya. Hey, mau ditaruh dimana wajahnya. Tentu saja Euna malu. Bukankah ia membenci Eunhyuk? Sadarlah, rasa benci dan cinta itu hanya beda tipis, apa ini? Euna selalu bilang ia membenci namja itu, tapi disaat Eunhyuk tidak ada, Euna merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya.

********************

Esok harinya,
Euna kini ada di ruang makan, ia menatap makanannya dengan malas. Sepertinya ia tidak lapar, tapi ia harus makan mengingat ia sedang mengandung. Beberapa kali Euna menghembuskan nafasnya kasar. Ia mengingat kejadian tadi, saat Eunhyuk pagi pagi sekali masuk ke kamarnya, mencium keningnya dan bilang ia akan berangkat bekerja. Saat itu memang Eunhyuk mengira jika Euna belum bangun. Tapi nyatanya Euna sudah bangun saat mendengar suara pintu dibuka.
Ada apa dengan Eunhyuk? Kenapa ia berangkat pagi sekali. Dia belum makankan? Bagaimana kalu ia sakit. Tidak tidak. Kenapa Euna jadi berfikiran seperti itu.
“Nyonya, Noona tuan Eunhyuk datang” kata bibi yang membuat Euna tersadar. Sial. Dia melamunkan Eunhyuk. Euna tersenyum lalu mengangguk menanggapinya.
Euna pun beranjak dari duduknya lalu berjalan menemui Soora.
“Eonni” sapa Euna ramah lalu ia memeluk Soora.
“bagaimana kabarmu? Kau baik baik saja kan?” Tanya Soora.
“ne, bagaimana dengan Eonni?”
“seperti yang kau lihat, aku sangat baik”
“ne, ahh Eonni, mau minum apa biar aku ambilkan atau…”
“tidak usah Euna-ya. Sebenarnya aku kesini ingin memberitahumu tentang Eunhyuk” kata Soora mulai serius.
Euna langsung diam mendengarkannya. Ia merasakan Soora serius dengan ucapannya membuat ia menengang. Sepertinya penting. Ya Tuhan. Kenapa ia jadi takut seperti ini. Apa Soora akan memarahinya karena selama ini ia tidak menjadi istri yang baik untuk Eunhyuk atau karena…
“berhentilah membenci Eunhyuk” kata Soora tegas.
Euna masih terdiam. Telinganya mendengarkan dengan baik apa yang Soora katakan barusan. Berhenti membenci Eunhyuk? Bahkan Euna sendiri tidak tau apakah rasa bencinya masih ada atau tidak. Dugaan Euna benar. Pasti Soora akan mengatakan itu. Apakah Soora mulai tidak suka padanya karena terus membuat Eunhyuk menderita?
“apakah kamu tidak sadar jika Eunhyuk sangat mencintaimu? Dia bahkan sering berkorban untukmu, menjagamu, berusaha membuatmu nyaman dan..”
“arra arraseo. Aku tau Eonni”
“kau tidak tau apa apa Na-ya”
“Eonnii, kenapa harus membicarakan ini, aku…”
Perkataan Euna terhenti saat melihat air mata Soora yang menetes begitu saja. Apakah ia salah bicara? Sungguh, Euna tidak mau melihat Soora menangis karenanya. Euna sangat merasa bersalah, apakah ini dampak ia membenci Eunhyuk? Kenapa harus seperti ini?
Euna mendekati Soora lalu memegang lembuat tangan Soora. Soora hanya menunduk dan mengusap air matanya.
“Eonni, mianhae, aku tidak bermaksud..”
“Eunhyuk sakit. Tangannya terluka” potong Soora.
“ne?”
Euna membulatkan matanya. Terluka? Kenapa Euna bisa tidak tau?
“dia menyelamatkanmu tadi malam. Kau tidak menyadarinyakan? Aku sudah bilangkan, Eunhyuk tak akan membiarkanmu terluka sedikitpun Euna-ya. Aku hanya tidak ingin Eunhyuk lebih menderita. Aku tidak menyalahkanmu Euna-ya, sungguh. Bahkan Eunhyuk tidak mau kau tau tentang ini. Aku yang tidak tahan melihatnya Naya. Aku mohon, berhentilah membenci Eunhyuk”
Hening.
Euna masih membisu. Ia tidak percaya apa yang dikatakan Soora. Apakah ini alasan Eunhyuk seperti menghindarinya tadi malam? Ia tidak ingin Euna mengetahui jika tangannya terluka? Bodoh. Kenapa Euna tidak menyadarinya.
“Eunhyuk selalu bercerita semuanya tentangmu, tentang perubahanmu yang mulai peduli padanya. Tentang caranya diam diam melindungimu. Ia selalu bercerita dengan senyuman di wajahnya saat bercerita tentangmu. Ia bilang ia sangat senang akan menjadi seorang ayah. Ia berkali kali bilang padaku jika ia akan melakukan apapun asalkan kau bahagia. Melindungimu dan calon anaknya walau dengan nyawanya sediri. Tidak peduli ia akan sakit, asalkan melihat senyumamu, itu sudah cukup”
Mendengarkan itu Euna merasakan hatinya seperti teriris. Sakit. Sebesar itukah rasa sayang Eunhyuk padanya? Ia seperti orang yang paling jahat di dunia ini. Banyak yang bilang ia adalah yeoja yang sangat baik seperti ‘angel’. Nyatanya? Ia adalah seorang iblis yang tega membuat suaminya sendiri menderita. Dadanya sesak. Kenapa sakit sekali mengetahuinya. Matanya berkaca kaca. Apa yang harus ia lakukan? Apakah ia masih pantas disamping Eunhyuk? Ia tidak bisa lagi menahan air matanya.
Soora yang melihatnya pun langsung memeluk Soora. Menenangkan Euna. Soora tau jika Euna menyesal akan perbuatannya. Ia tidak peduli Eunhyuk akan marah padanya karena mengatakan semua ini pada Euna. Ia hanya ingin Euna dan Eunhyuk bahagia.


****************



“Yak Hae, kau lama sekali hah” teriak Eunhyuk pada namja yang baru saja memasuki ruangannya. Donghae tak mempedulikannya, ia langsung duduk di depan Eunhyuk. Tanpa banyak bicara Donghae langsung mengeluarkan kotak dari dalam tasnya. Didalamnya ada peralatan medis dan obat untuk Eunhyuk. Jangan lupakan jika Donghae adalah seorang calon Dokter.
“buka bajumu. Aku perlu mengobati lukamu” kata Donghae tegas.
Eunhyuk mendengus kesal. Ia tak membuka bajunya hanya menggulung lengan bajunya ke atas perlahan terlihat lengannya yang dibalut dengan perban. Sedangkan Donghae sibuk mengambil obat dan perban yang akan digunakan.
“ckk, ini sakit sekali Hae”
“sudah kubilang untuk istirahat kau masih saja nekad bekerja”
“Aku hanya tidak ingin Euna,,…”
“hanya ada Euna dipikiranmu, bagaimana dengan kesehatanmu hah?, dasar. Aku bilang lepas bajumu Hyuk, bukan menggulungnya” potong Donghae.
Eunhyuk lagi lagi mendengus kesal. Ia tidak ingin Euna dijelek jelekan oleh siapapun termasuk sahabatnya itu. Eunhyuk hanya menurut. Ia mulai melepas kacing kemejanya, tapi…
Brakkk
Suara pintu dibuka kasar.
“Oppa”
Mendengar suara itu membuat Donghae dan Eunhyuk langsung menoleh ke sumber suara. Betapa kagetnya mereka saat melihat Euna yang ada di depan pintu. Reflek Eunhyuk menurunkan baju bagian lengannya agar lukanya bisa tertutupi. Tapi terlambat Euna sudah melihatnya.
Eunhyuk langsung merubah mimik wajahnya yang terkejut menjadi tersenyum.
“Na-ya kau datang”
Euna tak menjawab. Ia masuk dan duduk disebelah di Donghae. Euna melihat Eunhyuk dengan tatapan menakutkan.
“hya, kau bisa mengetuk pintu dulu kan Na-ya. Ckk, bagaimana kalau jantungku copot gara gara kaget?” Donghae berusaha memperbaiki suasana yang terasa hening. Tatapan Euna berpindah ke Donghae.
“kau disini Oppa? Apa yang kau bawa ini?” Tanya Euna saat melihat kotak di meja. Eunhyuk mendesah lega, ia mengira Euna tidak tau. Tapi salah, Euna hanya berpura pura tidak tau. Euna mati matian menahan air matanya yang sebenarnya dari tadi ingin keluar.
Eunhyuk menatap Donghae mengisyaratkan agar jangan sampai Euna tau.
“kau lupa? Aku calon Dokter” jawab Donghae.
“arra Dokter. Aku ingin bicara pada Eunhyuk, bisakah ca-lon dok-ter keluar sebentar?”
“tidak bisa Na-ya. Aku ada urusan penting dengan suamimu”
“Donghae-ya, akan kuhubungi lagi, emm bukankah kau ada kelas?” kata Eunhyuk membuat Donghae melongo. Secara tidak langsung Eunhyuk mengusirnya kan. Ckk, menyebalkan sekali. Padahal ia sudah membela-belakan ke kantor Eunhyuk, tapi baru beberapa meint sudah diusir. Malang sekali. Heyy, tentu saja Eunhyuk melakukan itu. jarang sekali Euna datang ke kantornya apalagi bicara padanya. Ini kesempatan langka.
“Arra, menyebalkan. Jangan minta bantuanku lagi, awas saja jika kau merengek Hyukjae yang terhormat. Ckk,” kata Donghae tidak serius.
Donghae pun meninggakan ruangan itu. Tinggallah Eunhyuk dan Euna. Kini suasana jadi hening. Sampai akhirnya Eunhyuk menyadari jika mata Euna sedikit sembab.
“gwenchanayo? Kau menangis Na-ya?” Tanya Eunhyuk lembut.
“buka bajumu”
Bukannya menjawab Euna malah menyuruh Eunhyuk membuka baju. Hey, ada apa?
“n..nde?”
Euna tidak menjawab lagi. Ia menarik kursinya dan kini ia tepat dihadapan Eunhyuk. Eunhyuk diam tak mengerti apa yang akan Euna lakukan. Eunhyuk sedikit kaget saat Euna membuka kacing bajunya. Jujur ia merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat.
“Na..Na-ya. Ap-apa yang kau lakukan?”
Lagi lagi Euna hanya diam. Saat Euna akan membuka baju Eunhyuk, Eunhyuk menahan tangan Euna. Tapi Euna malah memaksa agar Eunhyuk melepaskan tangannya membuat tangan Euna menyenggol luka Eunhyuk.
“Aww” rintih Eunhyuk. Sial. Eunhyuk meruntuti dirinya. Kenapa ia bisa mengeluarkan suara kesakitan seperti itu. lihatlah? Kini Euna menatapnya dengan heran dan penuh tanya. Kemudian Euna melanjutkan membuka baju Eunhyuk. Kini ia bisa melihat luka Eunhyuk yang terbungkus perban. Hatinya sakit melihatnya. bukankah ini semua karenanya?
Eunhyuk mengalihkan pandangannya agar tak bertatapan dengan Euna. Ia yakin sebelum ini Euna sudah tau. Soora. Ia sudah bisa menebaknya. Tanpa banyak bicara Euna dengan lembut membuka perban di lengan kiri Eunhyuk.
Hening
Eunhyuk dan Euna sama sama diam sibuk dengan pikirannya masing masing. Eunhyuk berusaha menahan rasa sakitnya. Ia tidak mau Euna merasa khawatir. Jika ia mau jujur, rasanya sakit sekali saat perbannya dibuka.
“hiks hiks” Eunhyuk menoleh ketika menyadari Euna tengah menangis. Euna menunduk sesekali mengusap air matanya.
“Na-ya”
“tidak bisakah kau tidak membuatku khawatir?” kata Euna dengan gemetar. Melihat luka Eunhyuk yang ternyata cukup dalam, membuatnya makin bersalah. Ini semua salahnya. Kenapa ia nekad ingin berjalan jalan pada malam hari. Kenapa bukan ia saja yang terluka?
“gwenchana, aku baik baik saja Na-ya. Kau tidak perlu khawatir”
“bodoh, kau pikir ini baik baik saja hah?”
“Na-ya..”
“diamlah”
Seketika Eunhyuk terdiam. Ia terus melihat Naya yang mengobati luka di lengannya dengan lembut. Euna mengambil perban di kotak milik Donghae yang memang sengaja ditinggal. Euna perlahan membungkus kembali lukanya. Euna masih menangis. Eunhyuk juga bisa melihatnya.
Eunhyuk tersenyum. Ia senang, kenapa Euna terlihat sangat cantik saat menangis karena khawatir padanya. Ia juga senang mengetahui kenyataan jika Euna mengkhawatirkannya, Euna mengobatinya, Euna mempedulikannya. Jika tau seperti ini, Eunhyuk rela setiap hari sakit demi mendapatkan perhatian istrinya.
Euna mendongak. Kini ia bisa melihat wajah Eunhyuk dengan jelas. Eunhyuk pipi Euna yang penuh air mata.
“uljimma, kau sudah terlalu banyak mengeluarkan air mata karena aku Na-ya. Mianhae”
Kenapa Eunhyuk sangat baik padanya padahal Euna selalu menyakitinya? Euna tidak tahan lagi. Ia langsung memeluk Eunhyuk erat. Erat sekali. Seakan tak mau melepaskannya. Ia sangat takut jika Eunhyuk akan meninggalkannya. Tidak.
“biarkan aku menangis dipelukanmu, Oppa. Air mata ini hanya untukmu Oppa, hanya untuk Oppa. Maafkan aku, aku bukan istri yang baik untuk Oppa. Aku tidak menyadari Oppa sangat peduli padaku. Selama ini aku banyak salah, aku… aku… hiks”
Eunhyuk tersenyum mendengarnya. Ia membalas pelukan Euna. Nyaman. Ia akan selalu suka jika Euna memeluknya seperti ini. Ya Tuhan, ingin sekali ia berteriak dan berterimakasih. Ia sangat bahagia hari ini.
“ssstttt, tidak ada yang perlu dimaafkan sayang, aku seharusnya yang meminta maaf karena selama ini menyakitimu dan membuatmu menderita. Jangan pergi lagi, aku akan gila Na-ya. Tetaplah bersamaku”
Euna mengangguk tapi tak melepaskan pelukannya malah semakin mempereratnya. Ia bisa mendengarkan detak jantung Eunhyuk apalagi Eunhyuk hanya memakai kaos dalam saja.
“samapi kapanpun aku tak akan meninggalkan dan melepaskan Oppa, Oppa hanya milikku. Saranghae Eunhyuk Oppa. Jeongmal Saranghae”
Mendengarkan itu membuat Eunhyuk melepaskan pelukan mereka. Ia menatap Euna dalam dan menyadari jika Euna kecewa saat ia melepaskan pelukannya.
“apa? Aku tak mendengarkannya?” kata Eunhyuk.
“aku mencintaimu Oppa”
“ne? katakan lagi”
“Saranghae Sharanghae Sharanghae Sharanghae….”
Cup
Perkataan Euna terhenti saat merasakan bibir Eunhyuk menyetuh bibirnya. Eunhyuk mendorongnya pelan lalu melumatnya menyalurkan rasa sayangnya pada Euna. Eunhyuk menatap Euna lalu terkekeh saat melihat wajah Euna seperti orang bodoh saat menatap Eunhyuk dalam diam.
“nado.. nado saranghae Lee Euna”
Euna tersenyum bahagia.
“tapi rasa cintaku sepertinya harus dibagi sekarang” kata Eunhyuk. Sedetik kemudian Euna berhenti tersenyum. wajahnya terlihat sangat kecewa. Apakah ia melakukan kesalahan? Apakah ia terlambat mengatakan itu hingga rasa cinta Eunhyuk sudah terbagi dengan orang lain?
“kau sudah mempunyai orang lain Oppa?”
“ne”
“m..mwo? nugu?”
“uri aegy, wae? Kau cemburu eoh?”
Euna bernafas lega. Ternyata yang dimaksud adalah calon anaknya. Ia memukul dada Eunhyuk pelan lalu tertawa bersama.
“gomawo Oppa”
“ne, sebagai balasannya, popo”
“mwo?”
“cium aku sayang”
“Oppa, ini di kantor”
“ya sudah ayo kita pulang dan kau harus menciumku lama”
“Hyyaaaa, Oppaaaa”


TBCCC---

Jumat, 04 April 2014

NOW (part 1) Yesung-Nara


Now

part 1
Author      : Lilian Nay Clouds
Genre       : Romance
Lenght      : Chaptered
Cast          :
1.      Kim Jong Woon
2.      Cho Nara
3.      Lee HyukJae
4.      Lee Donghae
5.      Cho Kyuhyun




Lihatlah lebih dalam, kau akan menemukan sesuatu yang kau tidak ketahui sebelumnya.


Daun itu mulai menguning, tanpa ada seorangpun yang mengetahuinya. Perlahan daun itu mulai rapuh dan meninggalkan tangkainya. Pohonnya yang kokoh dan dengan gagahnya tertanam di sana bahkan tak bisa mencegah daun itu agar tetap tumbuh.
Daun malang
Ia terbang diterpa angin. Pelan, daun itu jatuh.
Yesung
Namja itu cepat menangkap daun itu. Ditatapnya daun kuning tersebut. Yesung menatapnya. Memutar mutar daun itu. Entah apa yang ia lakukan. Mulai bosan, ia membuang daun yang malang itu. Yesung menyenderkan kepalanya pada bahu kursi yang berada di taman kampus itu.
“Hya,, lihatlah, itu yeoja yang aku maksud. Cantikkan?” namja yang ada disebelahnya menunjuk seorang wanita cantik yang sedang terburu buru entah mau kemana. Ia terlihat beberapa kali melihat jam. Yesung menatap kemana arah telunjuk Donghae. Tapi ia hanya diam tak menanggapi. Tapi tetap saja matanya terus mengikuti yeoja itu sampai akhirnya hilang karena pintu ruangan yang menghalangi pandangannya.
“woaa.., kau benar Hae. Aku sepertinya pernah melihatnya” jawab Eunhyuk yang duduk di bawah.
“namanya Nara, 1 tingkat dibawah kita, tapi katanya dia adalah yeoja yang sedikit kejam” Donghae menyahut.
Yesung berdecak tidak suka dengan pembicaraan Donghae dan Eunhyuk. Eunhyuk dan Donghae menatap Yesung aneh. Beda lagi dengan Kyuhyun yang tampak tidak peduli. Ia malah sibuk dengan ponselnya.
“berhentilah bermain dengan yeoja” tanggapan singkat Yesung membuat Donghae mengerutkan dahinya. Biasanya Yesung juga tidak pedulikan? Yesung tak menanggapi lagi setelah itu. Ia malah menyumpalkan benda kecil yang telinganya, headset.
“dasar si aneh ini” gumam Eunhyuk sambil meneguk minumannya.


***********************


Di lain sisi terlihat Nara yang menggerakkan kepalanya. Pegal rasanya. Oh, untung saja tadi ia tidak telat tadi.
“huh” Nara menghembuskan nafasnya kasar. Menyebalkan sekali hari ini. Jadwalnya padat, belum lagi ia harus pergi ke rumah temannya nanti malam. Ia ingin tidur dengan nyenyak tanpa diganggu sebenarnya. Ia mengetukkan jarinya beberapa kali menatap hp nya yang ada di depannya. Huh. Lagi ia menghembuskan nafas sampai yeoja di depannya menatapnya aneh.
“Wae? Menatapku?” Tanya Nara sadis pada yeoja di depannya. Yeoja itu tak membalas. Ia malah mengambil tasnya dan cepat pergi dari sana. Ok, Nara seharusnya tak menanggapi yeoja itu. Ia mengambil ponselnya dan mengetik sebuah pesan.
-bolehkah aku pergi nanti malam?- send
Nara mengetukkan jarinya berharap pesannya cepat dibalas.

Drrttt drrttt
Nara menerjabkan matanya saat melihat nomor yang tadi ia kirim pesan menelponnya. Apakah ia harus mengangkatnya? Dengan ragu Nara menekan tombol hijau.
“y-yeoboseyo” katanya lirih
“pergi kemana?” suara berat itu sedikit membuat Nara takut. Bahkan namja itu langsung bicara to the point.
“ke rumah Yekyung, ia ulang tahun hari ini, aku tidak enak jika..”
“dengan siapa?”
Ya tuhan, bahkan Nara belum sempat menyelesaikan kalimatnya.
“dengan Hyeri”
Hening
Nara masih menunggu jawaban. Semoga saja boleh. Jika tidak ia tidak tau harus beralasan apa pada Yekyung. Yang benar saja ia tidak datang saat hari special sahabatnya.
“jangan pulang terlalu malam” jawab namja diseberang sana membuat Nara tersenyum.
“ne, terimakasih”
Nara menatap ponselnya. Lagi ia tersenyum. Meminta ijin pada namja itu memang wajib ia lakukan. Jika tidak, entahlah apa yang akan terjadi. Ia sangat mencintai namja itu, awalnya memang ia terpaksa bertunangan dengan namja itu. Tapi entahlah, lama lama ia sangat menyayangi namja itu bahkan selalu menuruti semua perkataannya walau hubungan mereka tidak seperti pasangan biasanya. Mereka jarang bertemu dan berkomunikasi, mungkin jika hanya ada perlu saja. Nara sadar, hanya ia yang mencintai namja itu, tidak sebaliknya. Tapi itu tak masalah baginya. Ia percaya suatu saat ia akan mendapatkan cintanya.
Nara. Gadis cantik berkulit putih berambut hitam panjang. Ia kuliah di Seoul National University. Hal itu membuatnya harus tinggal di apartemen di Seoul sendiri. Ibunya ada di Chonan sedangkan ayahnya sudah meninggal 2 tahun yang lalu.
Dulu Nara berasal dari keluarga kaya dan membuatnya sangat manja. Bahkan ia terkenal suka menjelekkan orang lain sehingga banyak yang tidak suka dengannya. Tapi setelah ayahnya meninggal, kehidupan Nara jauh berbeda, perusahaan ayahnya jatuh ke tangan bibinya yang rakus. Bahkan semua harta miliknya dirampas oleh bibinya.
Ia kini hidup sederhana, bahkan semua biaya kuliahnya ditanggung oleh teman ayahnya yang sangat baik hati termasuk apartemen yang ia tempati. Awalnya ia sangat menderita dan sangat sulit menyesuaikan dengan kehidupan yang sederhana, tapi ia sadar, ia harus berubah dan membuat orang tuanya bangga dan sedikit demi sedikit sifatnya berubah menjadi lebih baik. Ia bertekad akan mengambil haknya atas perusahaan Appanya.


**********************

Nara, Yekyung, dan Hyeri tengah berada di belakang kampus. Seperti biasa, mereka berlama lama disana hanya untuk mengobrol. Tak lama kemudian terlihat Eunhyuk dan Donghae mendekati mereka.
“hai” sapa Eunhyuk ramah.
Mereka bertiga saling menatap. Sepertinya ada yang salah dengan Eunhyuk dan Donghae.
“ne Sunbae. Ada apa?” Tanya Hyeri. Tak bisanya Donghae dan Eunhyuk mendekati mereka. Nara yang melihatnya malah bergumam kecil. Ia sebenarnya tidak suka dengan orang yang sok akrab seperti Eunhyuk. Sifatnya memang belum semuanya berubah.
“Boleh bergabung?” Tanya Donghae.
“ne” jawab Yekyung dan Nara antusias. Yah, secara Donghae itu tampan, baik hati, tentu saja Nara suka. Donghae dan Eunhyuk pun duduk bersama mereka.
“yah, siapa yang bilang Eunhyuk Sunbae boleh bergabung” kata Nara lantang membuat semua yang ada di sana heran. Bahkan Hyeri sempat menyenggol lengan Nara.
“m-mwo?” Eunhyuk tidak percaya. Baru kali ini ada yeoja yang berani bilang tidak sopan seperti itu dengannya. Donghae malah terkekeh melihatnya. Sebenarnya sebelum mereka bergabung, Donghae dan Eunhyuk membuat perjanjian siapa yang berhasil mendekati Nara ia menang dan yang kalah harus mentraktir pemenang selama 1 minggu. Tentu saja melihat itu Donghae senang. Kemungkinannya ia kan yang menang melihat Nara yang tidak terlalu suka dengan Eunhyuk.
“apa aku harus mengulanginya?” balas Nara.
“hya Ra-ya” bisik Hyeri lagi. Temannya itu benar benar. Ckk
“neo.. aish, jinja?” Eunhyuk sedikit frustasi. Benar kata Donghae sebelumnya, Nara akan berterus terang menampakkan rasa tidak sukanya jika ia tidak suka dengan seseorang. Apakah itu artinya Nara tidak suka dengannya? Hey yang benar saja. Bahkan Eunhyuk termasuk namja yang popular dan diminati banyak yeoja.
Tiba tiba..
“kau! ikut aku” suara itu membuat semua orang menoleh kesana. Orang itu Yesung. Ya, Tiba tiba Yesung datang dan langsung menarik tangan Nara untuk menjauh. Nara dengan patuh mengikuti Yesung. Sedangkan teman teman Nara termasuk Eunhae hanya melongo. Sejak kapan Yesung kenal dengan Nara?


**********************


Hening
Nara dan Yesung sama sama diam. Kini mereka ada di dalam mobil Yesung. Nara terlihat sangat gugup. Ia menggigit bibir bawahnya mengurangi ketakutan yang kini ia rasakan. Setiap kali berdekatan dengan Yesung, ia memang selalu gugup. Kini ia bahkan bisa merasakan detak jantungnya tidak teratur lagi.
Yesung menghembuskan nafas kasarnya lalu menatap Nara dengan tatapannya yang sangat dingin. Nara yang memang tadi sempat memandang Yesung kini menunduk. Sungguh, ia semakin takut melihat Yesung yang terlihat marah. Apakah ia melakukan kesalahan? Yesung mendekatkan wajahnya.
“Kau… kau adalah tunanganku. Apa kau lupa?” Tanya Yesung dingin.
“ti-tidak, aku tidak lupa” balas Nara lirih. Ya Tuhan, kenapa bibirnya saja kelu. Bagaimana dia bisa bersikap jika seperti ini? Yesung tersenyum miring.
“kau sedang menggoda mereka? Kau pikir kau cantik?”
DEG
Kenapa? Kenapa namja ini selalu seenaknya saja jika bicara. Apa dia bilang? Menggoda? Yang benar saja. Jika saja yang bicara di depannya bukan Yesung ia akan berteriak dan memakinya. Bahkan ia akan mengiyakan jika memang dirinya cantik. Tapi apa daya. Yesung berbeda dengan yang lain. Entah kenapa Yesung bisa membuat Nara takut padanya dan tak bisa membantah.
Yesung yang melihat Nara hanya diam saja menbuang nafasnya kasar. Ia tau akan begini jadinya. Perlahan Yesung menjalankan mobilnya.
“jika aku melihat kau bersama teman temanku lagi, awas saja. Ingatlah statusmu Cho Nara” kata Yesung tegas.
Ya, Nara sangat tau statusnya. Ia adalah tunangan dari pemuda tampan yang ada di sebelahnnya. Cinta? Entahlah, mungkin hanya Nara saja yang mempunyai rasa itu. Yesung bahkan tidak pernah sekalipun bersikap baik padanya. Nada bicaranya selalu saja datar. Apapun yang ia lakukan selalu harus mendapat persetujuan dari namja itu. Tak ada yang tau memang tentang hubungan mereka kecuali keluarga masing masing.
Mengingat semua itu kini mata Nara memanas. Sial. Ia akan menangis. Tidak tidak. Ia adalah yeoja yang kuat. Tidak boleh seperti ini hanya karena namja sialan itu yang mengambil seluruh hatinya. Ia hanya meremas ujung bajunya. Melampiaskan seluruh kekesalannya.
Ia tak tau jika dari tadi Yesung diam diam memperhatikannya. Apakah Yesung keterlaluan?


**********************

Keesokan harinya
Yesung keluar dari parkiran. Seperti biasa ia berjalan dengan sedikit cepat. Matanya lurus kedepan seakan tidak mau tau apa yang terjadi di sekitarnya. Tapi yang membuat pagi itu berbeda adalah banyak orang yang melihatnya aneh. Ya jika melihat saja memang biasa, tapi ini benar benar beda dari hari sebelumnya. Masa bodoh, Yesung tidak peduli. Ia terus berjalan.
Yesung melihat Eunhyuk, Hae dan Kyu yang tengah duduk di depan. Yesung pun mendekati dan ikut duduk.
“kau datang?” sapa Donghae.
“ne”
“lihat ini” Donghae menyerahkan ponselnya yang tadi ia pegang pada Yesung. Yesung melihat apa isinya.
DEG
Matanya membulat
`Kim Jong Woon dan Cho Nara dari tingkat 3 tersenyata sudah bertunangan’
Judul yang menarik. Yesung masih terus menatap layar ponsel. Sial. Ok, trending topik menyangkut dirinya. Tentu saja mungkin semua siswa sudah mengetahui berita itu. Kyuhyun, Donghae, dan Eunhyuk menatap Yesung seakan meminta penjelasan. Apakah berita itu benar? Apakah Yesung sahabat mereka? Kenapa ia tidak pernah bercerita sama sekali.
“apakah berita itu benar Yesung-ah?” Tanya Kyuhyun. Yesung menatap Kyuhyun sekilas. Ia menghembuskan nafasnya sebelum menjawab.
“ne”
“Sudah kuduga, kau hebat Yesung-ah merasahasian hal sebesar itu pada kami” timpal Eunhyuk. Yesung diam. Ya memang benar ia merasahasiakan semua itu bahkan dengan sahabat sahabatnya juga. Tapi, bukan itu yang harus ia pikirkan dulu, bagaimana dengan Nara? Apakah ia sudah tau? Bagaimana reaksinya mengetahui semua ini?
Yesung dengan cepat berdiri dan berjalan meninggalkan teman temannya yang menatapnya heran. Yesung mengeluarkan ponselnya. Mencoba menelpon Nara. Ohhh, sial. Tidak diangkat. Yesung menuju ke ruang kelas Nara. Yesung menghembuskan nafasnya lega saat melihat Nara yang dengan tenangnya duduk di temani Hyeri. Saat menyadari kehadiran Yesung wajah Nara berubah menjadi pucat. Jujur, ia sangat takut. Takut kalau Yesung akan memarahinya. Ia tau Yesung tak mau jika pertunangan mereka diketahui banyak orang.
“Yesung sunbae” sapa Hyeri sopan sambil menundukkan kepalanya pelan tapi ia tak mendapatkan respon dari Yesung. Dari tadi mata Yesung terus menatap Nara penuh selidik. Nara menundukkan kepalanya. Kebiasaan anak itu jika berhadapan dengan Yesung.
“ikut aku” ucap Yesung langsung meninggalkan tempat itu diikuti Nara. Sungguh, Nara takut. Sangat. Hyeri tersenyum mencoba menyemangati Nara sebelum akhirnya Nara meninggalkannya.
Mereka kini berada di belakang kampus.
Sepi, mungkin hanya ada mereka berdua di sana.
“kau sudah melihatnya?” lirih Nara.
“ne”
“bukan aku, aku tidak..”
Perkataan Nara terpotong saat Yesung menoleh kepalanya ke arahnya. Menatapnya dengan tatapannya yang menakutkan.
“arra, aku tau. Aku hanya ingin bertanya, apakah kau bahagia akan menjadi istriku?”
Hening
Apa yang harus Nara katakan? Tentu saja ia sangat senang. Tapi di lain sisi ia juga benci dengan kelakuan Yesung yang selalu bersikap dingin padanya, semua yang ia lakukan harus mendapatkan ijinnya. Dia hanya tunangan Nara, bagaimana jika mereka sudah menikah? Akankah Yesung tetap seperti itu? Kapan Yesung tersenyum padanya? Kapan? Bahkan Nara belum pernah melihat senyum tulus Yesung yang diberikan untuknya.
“ak..aaku……”
Yesung menunggu jawaban Nara. Berharap Nara mengucapkan yang ia harapkan. Tapi melihat nara yang kebingungan membuat Yesung tidak yakin jika Nara menjawabnya dengan jujur.
“sebenarnya…”
“tidak usah dijawab, walaupun kau tidak suka, walau mereka kini tau, kau akan tetap jadi istriku kelak. Apapun yang terjadi. Jadi bersiaplah Cho Nara”
Nara mendongak. Apakah telinganya bisa mendengar dengan baik? Ia tidak salah dengarkan? Yesung bahkan tidak marah walau nada bicaranya seperti mengancam. Nara sedikit tersenyum menanggapinya.
‘aku bahagia Yesung oppa, aku bahagia akan menjadi pendampingmu kelak’



*********************


Beberapa minggu kemudian…
Tidak ada yang berbeda, hanya saja kini Nara lebih dekat dengan Kyuhyun, Donghae dan Eunhyuk. Entah apa yang membuatnya seperti itu. Mungkin karena ketiga namja itu yang sering menggoda Nara dengan Yesung.
Satu lagi, namja yang mengincar Nara kini berkurang. Mereka tak mau mengambil resiko. Nara sudah bertunangan. Apalagi dengan namja yang bisa dibilang termasuk namja yang paling dihormati di kampus itu. Kini Yesung sudah menyelesaikan skripsinya tinggal menunggu wisuda kelulusan. Makanya ia kini disibukkan dengan pekerjaannya di perusahaan Ayahnya.
Siang itu Nara menemani Yekyung dan Hyeri latihan dance. Nara kagum melihat Eunhyuk dengan lincahnya mengajari para anggota dancer. Ia jadi ingin ikut. Memang sebenarnya dari dulu ia ingin menari.
“Ok, kita lanjutkan besok” kata Eunhyuk.
“yeay” semua orang yang ada di sana berteriak. Nara pun bertepuk tangan.
Eunhyuk menatap Nara lalu menghampirinya.
“Kau hanya menonton?” Tanya Eunhyuk.
“ne, sebenarnya aku ingin ikut sunbae”
“haha, kau bisa menari eoh penguin? Aku tidak yakin”
“yak aku bukan penguin dasar monyet”
“yak apa kau bilang?” teriak Eunhyuk tak terima. Ckk, selalu seperti ini. Nara dengan beraninya selalu mengejeknya. Bahkan tanpa rasa takut sedikitpun. Hoobae kurang ajar. Itulah mereka. Selalu bertengkar mempermasalahkan hal kecil.
Yekyung dan Hyeri bergabung. Merekapun berbincang bincang dan bercanda bersama. Hyeri dan Yekyung membujuk Nara agar mau ikut menari besok. Tentu saja Nara ingin, tapi yang ia takutkan jika Yesung tidak member ijin.
“tenang saja, Yesung pasti mengijinkan” ucap Eunhyuk membuat Nara semakin bersemangat untuk ikut anggota tari. Sepertinya menyenangkan.


*****************


Langit berwarna jingga terlihat mempesona di atas sana. Jalan raya terlihat ramai. Mungkin banyak orang yang ingin pulang setelah seharian ada di sekolah ataupun bekerja. Di sebuah jalan terlihat mobil putih mewah. Entah kenapa mobil itu berjalan dengan pelan. Tidak seperti biasanya. Jujur, pemilik mobil ingin berlama lama di jalan.
Yesung mengantarkan Nara pulang. Sore itu Nara disuruh Eomma Yesung untuk berkunjung ke rumahnya. Mereka saling diam, hingga akhirnya Nara memulai pembicaraan.
“kau tau jika Eunhyuk sunbae melatih dance?” Tanya Nara mencoba memperbaiki suasana yang canggung.
“ne”
“Hyeri dan Yekyung juga ikut menjadi anggotanya. Mereka sangat bagus dalam menari” Nara berusaha berbasa basi. Tapi malah tak ada jawaban dari Yesung membuat Nara memajukan bibirnya. Menyebalkan.
“yesung-ssi, kau tau aku juga ingin ikut da…”
“tidak” dengan cepat Yesung menjawab bahkan sebelum Nara menyelesaikan perkataannya. Nara memandang Yesung heran.
“tapi aku ingin sekali ikut, mereka menakjupkan”
“aniy, kau tidak boleh”
Nara menghembuskan nafasnya. Lama lama ia jenuh jika seperti ini. Ia seperti robot yang selalu patuh pada tuannya. Ia juga ingin bebas. Tak bisakah Yesung mengerti?
“aku mohon Yesung-ssi, menari adalah hal yang..”
Ucapan Nara terpotong saat melihat Yesung yang menatapnya. Ia menunduk takut. Kenapa selalu saja seperti ini? Kenapa ia tidak bisa melawannya?
“jika aku bilang tidak, berarti tidak Cho Nara”
Ya, Nara kalah lagi.

******************


Keesokan harinya Nara bertekad tetap akan mengikuti dance apapun yang terjadi. Ia mencoba tidak mempedulikan Yesung. Ia sudah bosan selalu saja diatur oleh namja itu. Nara terlihat sangat senang mengikuti latihan dance saat itu walau tak bisa dipungkiri ada rasa takut jika Yesung mengetahuinya.
“1.. 2..3..”
Eunhyuk memandu mereka dengan sabar. Kini ia tidak sendiri. Ia ditemani Donghae. Donghae mencontohkan di depan sedangkan Eunhyuk memperhatikan mereka dan sesekali memperbaiki gerakan yang salah.
“cukup hari, kalian luar biasa” teriak Donghae diikuti tepuk tangan dari anggota. Nara sedikit merenggangkan otot lehernya. Ternyata sangat melelahkan.
“Nara aku pulang dulu” kata Soora.
“ne” jawab Nara. Nara membungkuk mengikat tali sepatunya yang lepas. Nara mendongak
DEG
Matanya terbelalak. Yesung ada di depannya. ia takut, tidak, ia tidak boleh takut. Kini ia harus melawan. Ia tidak mau seterusnya seperti robot yang selalu menuruti Yesung. Yesung menatap Nara sekilas lalu beralih menatap Eunhyuk.
“Yesung-ah kau datang?” sapa Eunhyuk ramah.
“kenapa kau membiarkan Nara masuk?” Tanya Yesung mendekati Eunhyuk. Yesung terlihat marah. Oh tidak, jangan. Nara mulai berdiri dan mengikuti di belakang Yesung.
“ne?”
“aku sudah bilangkan padamu Hyuk-ah, aku tak mau Nara ikut menari” nada bicara Yesung meninggi.
“wae?”
“hey hey, Yesung-ah, Nara kan ingin menari seperti yang lain, apa salahnya?” kini Donghae ikut menengahi.
“Yesung-ssi, jangan salahkan Eunhyuk sunbae aku yang menginginkannya” bela Nara.
“diam kau” bentak Yesung membuat orang yang masih ada di sana menatap Yesung. Untung saja hanya ada beberapa orang saja yang masih tinggal.
“Yesung-ssi, mianhae, bukannya aku ingin membantahmu tapi aku hanya ingin menari. Aku sangat ingin”
“neo… sudah berapa kali aku bilang jika kau tidak boleh ikut. APA KAU TULI HAH? KAU INGIN MENGGODA NAMJA HAH”
“Hyaa” Donghae dan Eunhyuk seakan tidak terima jika Yesung mengatakan itu. Apakah Yesung tidak tau apa yang sedang ia katakan?
Nara? Entahlah. Ia hanya diam mendengarkan ucapan Yesung yang menyakitkan itu. Memandang Yesung dengan tatapan tidak percaya. Mata Nara mulai panas. Sembab. Ia tidak bisa menahannya lagi. Air matanya kini keluar begitu saja. Melihat itu Donghae langsung mendekati Nara dan menarik Nara menjauh tapi Nara melepaskan tangan Donghae.
Nara melangkah ke depan.
“Ne, aku tuli. Sekarang aku akan tuli dengan semua kemauanmu Yesung-ssi. Aku lelah, aku bosan menurutimu, dan aku menari bukan untuk menggoda namja” ucap Nara sedikit bergetar. Yesung membulatkan matanya. Baru kali ini Nara berani bicara dengannya seperti itu. Ia sedikit merasa bersalah ketika melihat air mata Nara yang turun. Semua yang ada di sana hanya bisa melihat kejadian itu.
“wae? Wae? Kau tidak terima hah?” lagi. Nara menaikkan nada suaranya.
“kau seharusnya tidak seperti ini Nara”
“selama ini aku sudah menuruti semua kemauanmu. Aku hanya ingin menari. Hanya itu, tapi kenapa kau selalu melarangku? Aku juga ingin bahagia”
“aku adalah tunaganmu Cho Nara” jawab Yesung.
“kau bilang tunangan. Jadi itu alasanmu? Baiklah kita batalkan saja pertunangan kita” dengan lantang Nara melepas cincin yang ada di jari manisnya lalu dibunag di depan Yesung. Eunhyuk akan maju tapi ditahan oleh Donghae. Mereka pun membiarkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Cincin itu terus berputar dan akhirnya jatuh terkena ujung sepatu Yesung.
Yesung mematung. Ia menggengam tangannya erat. Sungguh, bukan itu yang ia inginkan. Rahangnya mengeras. Ia manatap miris cincin pertunangannya yang telah Nara buang. Dadanya sesak. Hatinya sakit.
Jujur, dari awal ia sangat mencintai Nara. Sangat. Tapi ia tidak bisa bersikap. Ia tidak tau bagaimana caranya. Semua perjodohan itu adalah bohong besar. Sebenarnya Yesung yang menginginkannya. Ia ingin mengikat Nara agar menjadi pendamping hidupnya selamanya. Tapi apa yang ia dapatkan kini? Ia menyakiti Nara. Ya Tuhan. Apa yang harus ia lakukan?
Apakah sikapnya pada Nara selama ini keterlaluan? Ia hanya ingin Nara mengatakan setiap kegiatan yang ia lakukan agar Yesung bisa manjaganya. Ia tidak mau Nara kenapa-napa. Menari? Ia melarangnya karena tidak ingin banyak orang yang makin terpesona dengan Nara. Yesung memang egois. Ia hanya ingin Nara menjadi miliknya. Ia sangat yakin jika banyak namja yang menginginkan Nara mengingat Nara sangat cantik apalagi jika mereka melihat Nara menari. Tidak boleh. Itulah yang menjadi alasan Yesung selama ini.
Ia sangat mencintai Nara bahkan sebelum Nara mengenalnya. Tapi ia tidak sadar jika ia malah menyakiti Nara. Ia membuat Nara tidak bahagia. Jika saja Yesung boleh memilih, Yesung akan memilih ia dipukul sampai babak belur dari pada Nara meninggalkannya.
“gomawo Yesung-ssi. Keluargamu sangat baik padaku, gomawo untuk semuanya. Aku- aku pergi” Nara melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu diikuti Hyeri dan Yekyung yang memang dari tadi ada di sana.
‘andwe…andwee, jangan tinggalkan aku Nara-ya, andwe’
Yesung terus berteriak dalam hati. Ia ingin sekali berteriak memohon agar Nara tidak pergi. Tapi bibirnya sialan, kenapa rasanya kelu untuk mengucapkan sepatah katapun. Dadanya makin sesak melihat Nara yang semakin menjauh. Andwee. Andwee. Bahkan matanya semakin buram gara gara air mata brengsek yang menutupi matanya. Tangannya semakin menggenggam kuat. Ya Tuhan. Kenapa rasanya sakit sekali.
Tubuh Yesung lemas. Ia kini terduduk di ruangan itu. Yesung mengambil cincin Nara dan mengenggamnya. Nara sudah benar benar hilang dari pandangannya. Andai waktu bisa diputar. Ia tak akan melakukan hal bodoh lagi. Donghae dan Eunhyuk mendekati Yesung. Entah apa yang dikatakan Donghae, Yesung tidak peduli. Eunhyuk yang menepuk pundaknya bahkan tidak bisa lagi menjadi penyemangatnya. Apakah sudah berakhir?
‘aku mohon Ra-ya. Kembalilah. Aku mohon’

TBC--