Love Is Really Hurt
PART 6
Sica hanya bisa memandangi foto Sungmin
di ponselnya. Tiba tiba terlintas pikiran di otak nya. Ia langsung mencari no
Sungmin di contacperson. Setelah menemukannya ia menelpon Sungmin.
“halo Sica. Ada apa?” tanya Sungmin
seceria mungkin.
“oppa jika kau mencintaiku, bawa aku
pergi Oppa, aku mohon”
“apa yang kau bicarakan Sica. Dengarkan
Oppa, walaupun Oppa sangat mencintaimu, tapi Oppa tak akan melakukan hal bodoh
seperti itu. Dan mulai saat ini jangan lagi menghubungiku. Yesung sudah
menunggumu Sica”
Sungmin tak menunggu jawaban Sica. Ia
langsung memutuskan sambungan teleponnya. Entah kenapa ia tetap akan lebih
memilih Yesung. Yesung adalah sahabat baiknya. Ia tak mungkin mengkhianati
sahabtnya sendiri.
Sica harus kecewa lagi. Ia hanya bisa
menangis meratapi nasibnya yang sangat buruk. Hidup bersama dengan namja yang
sangat ia benci. Bahkan kini namja yang sangat ia sayang harus pergi. Ani,,
memang lebih tepatnya Sica yang dipaksa pergi.
#######
3 hari berlalu. Sica tak mau keluar
kamar. Ia hanya keluar kamar saat ia merasakan lapar dan beberapa kebutuhan
untuk dirinya. Ia hanya memasak untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan Yesung.
Yesung sedikit tersiksa atas sikap Sica. Ia harus memasak sendiri atau beli
makanan jika ia merasa lapar. Yesung juga harus mencuci bajunya sendiri, mencuci
piring sendiri dan apa apa serba sendiri. Sica benar benar menguji kesabaran
Yesung. Padahal Yesung juga harus bekerja. Tapi walaupun seperti itu, Yesung
tak pernah mengeluh. Ia akan berusaha untuk mebuat Sica nyaman dengannya.
4 hari,,,
5 hari,,
1 minggu,,,
Sica tak pernah berubah, ia selalu
seperti itu setiap hari. Membuat Yesung hilang kesabarnnya. Bukankah Yesung
hanya manusia biasa yang juga merasa marah dan juga sakit? Yesung harus memasak
sepulang kerja padahal ia sangat capek. ia juga harus berbohong kepada orang
tuanya jika hubungnnya dengan Sica baik baik saja.
Kini ia harus bohong apa lagi? keadaan
benar benar buruk.
Setelah pulang kerja, Yesung langsung
pergi ke dapur untuk mengambil minuman. Setelah minum, ia menghempaskan diri di
kursi ruang makan.
Huhhhhhhh
Beberapa kali ia harus menghembuskan
nafasnya kasar. Sampai kapan keadaan seperti ini. Memang awalnya Yesung sangat
sangat senang bisa menikah dengan Sica. Yeoja yang selam ini mengisi hatinya.
Tapi apa ini? Bukankah ini sama saja menyiksa dirinya sendiri? Sica benar benar
keterlaluan.
Malam ini sepertinya yesung harus menahan
rasa laparnya. Ia benar benar malas untuk memasak apalagi untuk ke luar rumah.
Badannya sudah capek.
Setelah beberapa lama, terlihat Sica yang
akan pergi menuju kamarnya. Sepertinya ia dari dapur. Kapan? Kenapa Yesung tak
menyadarinya. Apa mungkin karena sibuk dengan fikirannya sendiri?
“Sica, ayo biacara!” kata Yesung yang
membuat Sica mengurungkan niatnya. Sica hanya menatap Yesung tanpa ekspresi. Ia
langsung duduk di depan Yesung. Mungkin baru kali ini Sica menjadi penurut.
“aku tau kau tak suka denganku. Tapi aku
tetap suamimu. Kau tau aku juga sangat tersiksa dengan ini semua. Aku harus
bekerja, tapi aku juga harus membuat makanan sendiri, mencuci sendiri dan
pekerjaan rumah aku juga sendiri yang melakukannya. Aku lelah Sica. Kau juga
kan yang tidak mau ada pelayan di rumah. Aku harus bagaimana? Aku bahkan tak
pintar memasak. Aku lelah dengan sikapmu yang seperti ini Sica. Aku mohon
walaupun kau tak suka denganku, tapi bersikaplah sebagai istri” kata Yesung dan
ia langsung berlalu menuju kamarnya meninggalkan Sica. Ia sangat lelah setelah
bekerja seharian. Ia tak peduli dengan perutnya yang meronta minta makan.
Sica masih mematung. Ia masih memikirkan
perkataan Yesung. Baru kali ini Sica mendengar Yesung banyak bicaranya.
Ternyata yesung juga bisa banyak bicara.
‘huh,,, apa aku keterlaluan’
########
Pukul 6 pagi Yesung baru bangun. Ia
langsung bergegas untuk mandi dan bersiap siap untuk menuju ke kantornya.
Setelah selesai, Yesung langsung membuka
pintu kamarnya. Ia melihat sekitarnya, ada yang berbeda. Rumahnya kini terlihat
lebih rapi dari biasanya. Yesung kemudian menuju ke ruang makan, ia ingin
mengambil roti untuk sarapannya. Tapi tak disangka di meja makan sudah ada
makanan. Ia langsung mendekatinya. Ada nasi, ayam goreng dan sayur sayuran, ada
juga buah buahan di meja.Ia melihat kertas yang ditempel menggunakan magnet di
almari es.
“mianhamida atas sikapku selama ini. Aku
akan mencoba untuk merubahnya. Makanlah, aku sudah memasaknya untukmu. Tapi aku
belanja dengan uangku sendiri. Kini uangku habis. Bolehkah aku meminta uangmu?
Maaf jika merepotkan”
Kini terukir senyum di wajah Yesung
setelah membaca pesan itu. yesung langsung bergegas untuk makan masakan buatan
Sica. Yesung sangat senang saat itu. akhirnya Sica bisa merubah sikap
dinginnya. Setelah selesai makan, ia menaruh salah satu kartu kredit yang ia
punya di atas alamari es. Dan ia membalas pesan dari Sica.
“gomawo untuk masakannya. mashita. Ini
kartu kreditku, kau bisa memakainya dan akan aku kirimkan lewat kartu ini jika
kau mebutuhkan uang. Ini PINnya ******”
Yesung pun pergi dengan hati yang sangat
senag. Sepertinya makanan Sica juga mempengaruhi perasaannya.
#######
Semenjak itu Yesung dan Sica bisa
berkomunikasi walaupun jarang mereka lakukan. Dan Sica kini sudah bisa merubah
sikapnya. Ia kini sudah bisa menghormati Yesung.
Sica kini sedang menghindangkan makanan
yang baru saja ia masak di meja makan. Ia melihat Yesung yang baru saja keluar
dari kamarnya.
“em, Yesung-sso, kajja sarapan dulu” ajak
Sica. Yesung pun langsung melangkahkan kakinya ke ruang makan. Walaupun Yesung
jugamerasa aneh dengan panggilan Yesung-ssi. Apakah harus seperti itu?
Yesung dan Sicapun makan bersama.
“gomawo” kata Yesung lirih. Sica tersenyum.
DEG
Hati Yesung bergetar, darahnya berdesirr
saat melihat senyuman Sica yang jarang ia temui.
“kau manis” kata Yesung tanpa ia sadari.
Membuat wajah Sica berubah jadi merah. Sica hanya bisa menunduk.
“sudahlah, cepat berangkat, nanti kau
terlambat” kata Sica kemudian.
Yesungpun mengikuti perintah Sica.
#########
Malamnya,
Yesung sibuk membuat laporan hasil
penjualan produk RB yang terbaru, sedangkan Sica hanya menonton TV.
Tiba tiba bel rumah Yesung berbunyi,
Yesung melihat ke layar ternyata Eunhyuk yang datang. Yesung langsung bergegas
membukakan pintu. Yesung tau, sepertinya jika Eunhyuk yang datang pasti ia akan
meminta bantuan.
Ckk, sudah bisa ditebak.
Klekkk,....
“hay temanku, malam ini kau terlihat
tampan” teriak Eunhyuk senang. Ia langsung mendekati Yesung yang masih
terbengong.
“yak jangan merayuku, katakan apa maumu?”
kata Yesung mengerti jika sahabatnya itu sedang merajuk pasti ada sesuatu.
“hhehe, kau tau saja. Aku malam ini butuh
tumpangan untuk tidur. Bolehkah aku malam ini tidur di sini?” kata Eunhyuk
datar. Malah ia langsung saja masuk ke rumah Yesung. Dasar tidak sopan. Kapan Yesung
mempersilahkannya masuk.
“yak dasar monyet”
Eunhyuk tak peduli dengan teriakan
Yesung. Eunhyuk tanpa sungkan masuk dan langsung menyapa Sica.
“hay yeoja kelinci” sapa Eunhyuk.
“yak jangan memanggil aku seperti itu
lagi Lee Hyuk Jae” kesal Sica. Eunhyuk hanya tertawa. Sepertinya ia suka
menggoda Sica.
“em, Sica bolehkan aku menginap di sini
malam ini?”mohon Eunhyuk dengan tampang yang dibuat buat agar Sica mau. Apakah mempan?
“hehe, wajahmu itu loh Oppa, ne kau boleh
menginap di sini”
“aish dasar, memangnya kenapa kau mau
menginap di sini?” tanya Yesung.
“ehem, aku malas saja pulang ke rumah.
Lagian aku hanya satu malam kan di sini. jangan khawatir aku tak akan menganggu
malam kalian. Emm, btw, kamarku di mana? Aku boleh milih sendiri kan?” kata
Eunhyuk.
“yak dasar tamu tak sopan” gerutu Yesung.
Eunhyuk hanya cengar cengir. Eunhyuk
malah masuk ke kamar yesung dan meminta Yesung agar Eunhyuk tidur di kamarnya. Yang
benar saja? menyebalkan sekali namja satu ini.
“ayolah Yesung, malam ini saja” mohon
Eunhyuk.
“Yesung, kasian Eunhyuk Oppa, bolehkan
saja” bela Sica. Dengan terpaksa Yesung menerima Eunhyuk. Hyuk malah
menyeringai puas. Sepertinya tampang melasnya memang berhasil.
“ya sudah, aku akan tidur dulu ne, pai
pai” kata Eunhyuk langsung masuk kamar dan menguncinya. Yesung hanya bengong
melihat Eunhyuk yang mengunci pintu kamarnya. Yesung kira Eunhyuk akan berbagi
kamar dengan Yesung. Yang benar saja? sebenarnya siapa pemilik rumahnya?
“haey Monyet, terus aku tidur di mana?”
teriak Yesung dari luar.
“yak dasar pabo, kau kan tidur bersama
istrimu” balas Eunhyuk. Yesung diam mendengar kata Eunhyuk.
Yesung melirik ke arah Sica yang masih
nonton TV sambil tersenyum. Yesung terus menatap Sica, ingin rasanya Yesung
bisa memiliki hati Sica. Sica kemudian mematikan TV dan menuju ke lantai 2 ke kamarnya
meninggalkan Yesung. Yesung hanya diam.
“hey, kau tidur di mana?” tanya Sica yang
sudah berada di lantai 2.
Yesung tak menjawab hanya menatap Sica.
Sica heran dengan Yesung, ia berdecak.
“ya sudah, kau boleh tidur di kamarku,
tapi jangan macam macam”
Sica langsung masuk ke kamarnya.
Yesungpun mengikuti Sica.
Sica berbaring di kasurnya. Yesung ragu
untuk tidur di sana. Dia sangat salting, berharap Sica akan menyuruhnya lagi.
Tapi tak ada satu katapun keluar dari mulut Sica. Yesung pun langsung ikut berbaring
di samping Sica yang membelakanginya. Gugup.
Benar benar gugup....
Deg deg deg
Jantung Yesung terus berdetak kancang.
Perlahan keringat dingin keluar dari badannya. Ia hanya menatap Sica yang
membelakanginya. Ia benar benar tak bisa tidur jika seperti itu terus.
‘ada apa ini, aku benar benar tak bisa
tidur. Yang benar saja. aku tak mau masuk RS gara gara jantungku bermasalah’
‘kenapa jantungku berdetak sangat kecang’
SKIP
2 AM
Sica membuka matanya. Rasanya ia ingin
minum. Perlahan Sica pergi ke dapur untuk mengambil minum. Ia membuka almari
es, dan mengambil air putih dan menutupnya kembali.
“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” Kaget Sica
ketika mendapati Yesung sudah ada di depannya. Sica merasakan bau alkohol yang
sangat menyengat. Ia melihat Yesung yang tersenyum tak jelas sambil membawa
sebotol minuman keras.
“hay cantik. Sicaya-ya kau sangat cantik”
rancau Yesung tak jelas. Sepertinya Yesung benar benar mabuk. Sica
menghembuskan nafasnya. Ia benar benar tak suka dengan keadaan Yesung. Setau
Sica, Yesung tak bisa minum minuman keras, tapi kenapa dengannya malam ini. Bahkan
Yesung masih terlihat tampan walau dengan keadaan berantakan.
Aish,,, kenapa masih memikirkan itu.
“kau mabuk”
Sica lalu meneguk air putihnya dan
menaruhnya di meja. Lalu ia mengambil botol dari tangan Yesung.
“yak jangan diambil, Chagia, aku belum
puas minum” kata Yesung.
Sica tak menanggapi Yesung. Ia tau jika
Yesung sedang mabuk. Walau sedikit ada rasa yang entah apa itu saat Yesung
bilang.
Apa?
CHAGIA?
Ahh, Sica lupa, Yesung tengah mabuk.
“Sica, kau tau aku gila karnamu, aku
sangat mencintaimu Sica. Sangat mencintaimu” kata Yesung mabuk dan tersenyum
kecut. Badan Yesung terasa tak seimbang. Ia bahkan tak kuat menopang badannya
sendiri.
Sica pun membantu Yesung kembali ke
kamar. Ia hanya diam. ia sendiri bingung apa yang harus ia lakukan?
“Sica, aku mencintaimu” Yesung terus
mengucapkan kata itu.
‘ya Tuhan, apakah dia benar benar
mencintaiku, kenapa perasaanku seperti ini’ batin Sica.
“Sica, dengarkan aku” bentak Yesung
mencengkeram bahu Sica. Sica pun harus berhenti memapah Yesung. Ia menatap
Yesung.
“kau mabuk Yesung” jawab Sica.
“aku sadar Sica, aku tak mabuk”
CHU-
Yesung langsung mencium Sica kasar. Sica
yang kaget hanya bisa membulatkan matanya. Ia berontak, tapi tengkuknya ditahan
Yesung. Ia kalah kuat dengan Yesung walaupun Sica mendorong kuat Yesung.
Sica terus berontak. Akhirnya Yesung
melepaskannya.
“kau gila Yesung aku benci denganmu” kata
Sica kesal dan meninggalkan Yesung. Yesung yang saat itu masih mabuk tersenyum
senang.
“aku mencintaimu Sica” kata Yesung. Dan
Yesung langsung pingsan di sofa gara gara efek minuman itu.
FLASBACK
Yesung benar benar tak bisa tidur, ia
memutuskan untuk meninggalkan Sica. Ia pergi ke kamarnya. Dan terus mengetuk
pintu kamar. Eunhyuk yang saat itu sedang tidur sangat kesal. Ia langsung
membukakan pintu.
“yak ada apa Yesung,?”
“aku tak bisa tidur. Lihatlah keringatku
terus bercucuran. Rasanya sangat panas” kata Yesung masuk ke kamarnya. Eunhyuk
saat itu langsung tertawa terbahak bahak melihat Yesung yang seperti mandi
keringat. Bagaimana bisa seorang Yesung yang terkenal dengan playboynya bisa
takut tidur satu ranjang dengan Sica.
“yak jangan tertawa terus” kesal Yesung
karena Hyuk tak bisa berhenti tertawa.
“haha, habisnya kau lucu, aku jadi ragu
jika kau dulunya palyboy, ahhaha” jawab Hyuk masih tertawa.
“yak diam” bentak Yesung. Tapi tak
dihiraukannya.
“ini buatmu” kata Hyuk sambil memberikan
minuman keras.
“aku tak bisa minum” tolak Yesung.
“yak cobalah, ini beda dari yang biasanya.
Ini membantumu mendekati Sica”
Yesung pun terbujuk omongan Eunhyuk. Ia
pun minum. Eunhyuk kembali tertidur. Tak berapa lama kemudian Yesung mendengar
seseorang menuruni tangga. Yesung tau itu Sica, makanya ia langsung keluar dari
kamar dan mendekati Sica.
FLASBACK END
#######
Pagi pagi Sica bangun. Seperti biasa ia
memasak. Ia turun dan masih melihat Yesung yang terlelap di sofa. Sica kembali
lagi ke kamar dan menyelimuti Yesung yang seperti kedinginan. Setelah itu Sica
kembali memasak.
“pagi Sica” sapa Eunhyuk yang sudah
bangun.
“ah kau Oppa. Lihat kelakuanmu, kau
memberikan Yesung minuman kan tadi malam. Kau tau kan Yesung itu tak pernah
minum” bentak Sica kesal.
“hehe, mian, habisnya aku kasian
dengannya” jawab Eunhyuk cengar cengir.
“em, jadi tadi malam terjadi tidak”
lanjut Eunhyuk.
Pletak,
Sebuah pukulan mendarat di kepala
Eunhyuk.
“yak appo”
“salah sendiri, dasar otak yadong”
Eunhyuk hanya cengar cengir lagi.
Di sisi lain,
Yesung terbangun dan memandang sekitarnya
yang ternyata sudah pagi. Ia merasakan pusing di kepalanya. Yesung duduk dan
mengelus kepalanya yang terasa sakit, mungkin akibat mabuk tadi malam. Yesung
melihat jam ternyata sudah jam 7 pagi. Ia ingat jika hari ini ia harus kerja.
yesung pun langsung pergi ke untuk mandi.
“mana Yesung?” kata Sica yang mendapati
sudah tidak ada
Yesung. Sica berniat membangunkan Yesung,
tapi Yesung ternyata sudah bangun.
SKIP
“haey yesung makanlah” kata Eunhyuk
menyambut Yesung dan menyuruhnya bergabung untuk makan. Yesung menatap Sica. Ia
kembali mengingat kejadian tadi malam. Sica yang mengetahui Yesung menatapnya
langsung menunduk. Yesung pun duduk di sebelah Eunhyuk. Sepertinya kejadian
tadi malam membuat suasana pagi ini sangat canggung. Untung saja ada Hyuk yang
bisa mencairkan suasana.
Setlah selesai makan.
“em, aku pergi dulu ne, gomawo ne sudah
memperbolehkan aku untuk menginap di sini” kata Eunhyuk dan langsung pergi.
Kini di ruang makan hanya ada Sica dan
Yesung.
Hening, tak ada pembicaraan antara
mereka. Sica langsung berdiri dan akan meninggalkan Yesung. Tapi Yesung langsung
menarik tangan Sica.
“mianhae tadi malam” kata Yesung lirih.
Sica tak menjawab ia hanya diam.
“aku mencintaimu” lanjut Yesung lagi.
“kau sangat pucat apakah akan tetap
bekerja?” tanya Sica mengalihkan perhatian. Yesung hanya menghembuskan nafasnya
dan melepaskan tangannya yang masih mengenggam tangan Sica. Ia tau Sica ingin
mengalihkan pembicaraan.
“Sica, aku serius, aku sangat
mencintaimu. Aku mencaintaimu” kata Yesung dengan nada tinggi.
“tapi aku tak mencintaimu” kali ini Sica
menjawabnya. Yesung tertunduk. Ia kecewa dengan jawaban Sica.
“kenapa kau tak mencintaiku, apakah kau
masih mencintai Sungmin? Aku ini suamimu Sica.”
“aku hanya mencintai Sungmin”
Yesung langsung beranjak dari duduknya.
“dengarkan aku Sica. Aku mohon Sica belajarlah
untuk menerimaku menjadi suamimu. Belajarlah untuk mencintaiku”
Diam
Tapi tak ada balasan dari sica. Sica
hanya diam menunduk.
“aku berjanji Sica, aku akan mebuatmu
mencintaiku dan bisa melupakan Sungmin” lanjut yesung. Ia langsung pergi meninggalkan
Sica.
“terserah, tapi aku tetap akan mencintai
Sungmin” jawab Sica yang membuat Yesung berhenti melangkah.
“aku tak akan menyerah”
#######
“tuan muda Kim, ada yang mencari anda, katanya
teman Tuan muda, dan dia sudah menunggu di lobi” kata seorang pegawai.
“ne, nugu?” tanya Yesung malas.
“noona Yuri”
Yesung langsung berhenti bekerja dan
menemui Yuri.
Saat sampai di lobi, Yesung melihat Yuri
yang sangat cantik dan sedang tersenyum padanya. Yesung pun membalas senyuman
Yuri.
“apa aku menganggumu Yesung?” tanya Yuri
halus.
“ani. Ada apa Yuri-ya?”
“aku hanya merindukanmu, sudah lama kita
tidak mengobrol bersama. eh iya aku mambawa ini untukmu” kata Yuri sambil
memberikan makanan. Yesung tersnyum manis. Ia langsung duduk di sebelah Yuri
dan memakan makanan yang di bawa Yuri.
“em, mashita, gomawo ne”
‘andai Sica bisa seperti ini kepadaku’
batin Yesung.
“apakah kau mencintainya?” tiba tiba Yuri
bertanya seperti itu. yesung menghentikan makannya. Ia tau jika yang dimaksud
adalah Sica.
“tentu, aku sangat mencintainya” jawab
Yesung dan meneruskan makannya.
“apa kau bahagia?”
Yesung mengacak ngacak rambut Yuri.
“yak nanti rambutku berantakan”
“kenapa kau bertanya seperti itu?”
“aku hanya ingin tau,”
Yesung tak menjawab ia hanya diam. Yuri
tau jika Yesung tak bahagia makanya ia tak menjawab pertanyannya. Dasar. Apakah
mulutnya harus dirobek dulu baru bisa bicara? Tak pernah berubah.
“kau menderita kan hidup dengan Sica? Aku
tau kalian tak pernah akur sejak kecil. Yesung, aku,, aku tak rela jika yeoja
itu membuatmu menderita”
Yesung malah tersnyum.
“yak, apa kau menyukaiku oih? Kenapa kau
peduli sekali padaku Yuri-ya?” canda yesung. Awalnya Yesung hanya berniat untuk
bercanda, tapi sepertinya ia salah.
“ne, aku sangat sangat menyukaimu. Bahkan
aku mencintaimu yesung. Aku menyukaimu dari dulu saat kita masih kecil. Tapi
aku harus kecewa. Aku sakit kau sudah menikah dengan Sica. Kenapa yeoja yang
jadi istrimu bukan aku?” Yuri kini malah menagis. Yesung yang tadinya bercanda
tak tau harus berbuat apa. ia tak tega melihat Yuri yang menangis seperti itu.
“ulljima Yuri, mianhae aku menyakitimu.
Aku tak tau jika kau.....”
“ya kau tak tau kerena kau tak pernah
melihatku Yesung. Kau tak pernah melihatku. Kerjaanmu hanya mempermainkan wanita
di luar sana. Aku kecewa Yesung. Aku kecewa. Dan sangat kecewa hubunganmu
dengan Sica” potong yuri.
“yuri dengarkan aku. Ne, aku salah tak
pernah membuka hatiku untukmu. Mianhae Yuri. Tapi aku tetap menyayangimu Yuri,
kau selalu mendukungku dari dulu. Kau yeoja yang sangat baik. Aku memang selalu
menyakiti yeoja, tapi aku tak mau kau jadi korbanku. Dan aku tak mau itu
terulang lagi Yuri. Aku sudah berubah. Cinta itu memang sangat menyakitkan.”
Jawab yesung.
Hening, hanya terdengar suara tangisan
Yuri. Yesung benar benar tak tahan. Ia tak mau melihat Yuri menangis.
“ulljimma Yuri, kau terlihat jelek jika
menangis” ucap Yesung.
Yuri pun menghapus air matanya dan
mencoba tersenyum.
“apa jika aku tak menangis kau akan
mencintaiku?” tanya Yuri.
“yuri, mianhae, bukan itu maksudku. Lihat
dirimu, kau sangat cantik. Aku yakin banyak namja diluar sana yang menyukaimu.
Tapi bukan aku Yuri. Aku sudah mempunyai istri”
Walaupun Yuri kecewa dengan jawaban
Yesung, ia mencoba untuk tersenyum.
“ne Yesung, aku mengerti. Aku akan
berusaha melupakanmu. Tapi kau tetap harus menyayangiku ne” kata Yuri. Yesung
pun tersenyum.
“ne, tentu saja” jawab Yesung.
“Fighting ne buat mendapatkan Sica. Aku
akan mencari yang lebih tampan darimu Yesung. Kau tau aku kan cantik, bahkan
lebih cantik dari istrimu”
“yak dasar kau, kau tau di dunia ini tak
ada yang lebih tampan dari pada aku,” canda Yesung. Yuri dan Yesung. Mereka pun
tertawa bersama.
########
Sekitar jam 7 malam Yesung baru pulang ke
rumah. Ia melihat Sica yang tertidur di sofa. Yesung pun mendekati Sica.
“sangat cantik” kata Yesung sambil
tersenyum.
“euh” Sica terbangun dari tidurnya.
Mugkin gara gara ia mendengar suara Yesung.
“kau sudah pulang?” tanya Sica masih
setengah sadar. Yesung menjawabnya hanya dengan tersenyum.
“makanlah, pasti kau lapar” perintah
Sica. Yesung pun menuruti kata Sica. Ia makan masakan Sica yang sudah disiapkan
untuknya. yesung melihat Sica yang akan pergi ke kamarnya.
“Sica, bisa kau temani aku makan?” suruh
Yesung. Sica pun mengurungkan niatnya. Ia langsung duduk di sebelah Yesung.
“kau tak makan?” tanya Yesung. Sica hanya
menggeleng. Yesung terus menatap Sica yang sepertinya masih mengantuk.
“aku sudah makan tadi” kata Sica yang tak
mau Yesung menatap dirinya terus menerus.
Yesung pun melanjutkan makannya. Setelah
selesai Sica mencuci piring bekas makan Yesung.
“gomawo” kata Yesung. Sica tak menjawab.
Yesung mengeluarkan coklat kesukaan Sica yang tadi ia beli. Ia memberikannya
pada Sica.
“untukku?” kata Sica tersenyum. Yesung
mengangguk. Sica langsung mengambil coklat itu lalu tersenyum.
“gomawo,..” kata Sica senang.
“kau sudah mencintaiku?” tiba tiba Yesung
bertanya itu. sica hanya menyipitkan matanya.
“kau sungguh ingin membuatku mencintaimu?
Menyerahlah, kau takkan berhasil” jawab Sica.
“kita liat saja nanti” tantang Yesung.
Sica tersenyum mengerti dan mengangguk. Sica yang tadinya mengantuk sekarang
sudah tidak lagi. ia menikmati coklat pemberian Yesung. Yesung tersenyum
melihat Sica makan seperti anak kecil. Merasa diperhatikan Sica jadi tidak
enak.
“yak jangan menatapku seperti itu. Apa
kau mau menciumku lagi? awas jika itu terjadi lagi. akan kubunuh kau” bentak
Sica. Yesung membelalakkan matanya. Kemudian ia tersenyum. Kenapa pikiran yeoja
sangat sensitif. Tapi sepertinya ada ide lain dipikiran Yesung. Menggoda Sica
sepertinya menyenangkan.
“kenapa tak boleh, kau istriku” jawab
Yesung enteng.
“tentu saja tidak boleh”
“rasanya manis” kata yesung asal.
“MWO?”
Sica yang mendengar itu langsung berdiri.
Ia menatap Yesung kesal dan seperti memberi ancaman untuk Yesung.
“namja aneh” teriak Sica lalu beranjak ke
kamarnya. Yesung hanya tersenyum melihat tingkah lucu Sica. Yesung yakin jika
saat ini pipi yeoja itu sangat merah.
########
Yesung tak pernah menyerah, walau ia di
tolak berkali kali oleh Sica, ia tetap
berusaha untuk membuat Sica jatuh cinta padanya. Berbagai cara Yesung lakukan,
seperti membelikan cokelat setiap hari, mengajak Sica jalan jalan, bersikap
romantis, tapi sepertinya semua itu tak mempan. Sica mungkin masih mencintai
Sungmin.
“selamat malam” sapa Yesung ketika
mendapati Sica sedang asyik dengan ponselnya. Sekilas Yesung melihat ponsel
Sica yang berwallpaper Sungmin.
‘ish, kenapa fotonya masih disimpan’
batin Yesung.
Sica hanya menatap Yesung sebentar dan
kembali lagi dengan ponselnya.
“kau sibuk?” tanya Yesung.
“ne” jawab Sica singkat.
“ada waktu untukku?”
“ani”
Yesung yang tidak sabar langsung merebut
ponsel Sica.
“yak kembalikan” teriak Sica.
“akan aku kembalikan jika kau menemaniku
makan”
Sica yang kesal hanya menurut saja dengan
Yesung. Setelah makan Yesung mengembalikan ponsel Sica.
“mwo?” kaget Sica. Sica mendapati
wallpapernya sudah diganti dengan foto pernikahannya dengan Yesung. Saat itu ia
terlihat cantik dengan senyum mengembang dari mulutnya. Yesung juga terlihat
tampan. Mereka terlihat mesra saat foto itu.
“jika kau ganti wallpapernya, awas saja.
jika kau mau selamat” ancam yesung. Sica hanya mendengus kesal. Ia tak
menggantikan foto itu. apa yang Yesung bilang? Tak akan selamat. Ish.. mengerikan
sekali. Dasar.
Sica hanya menatap ponselnya.
Deg deg deg
Entah kenapa jantungnya berdetak lebih
kencang melihat fotonya dengan Yesung.
“sica” lirih Yesung.
“’ne” jawab Sica singkat. Yesung langsung
memberikan setangkai bunga mawar berwarna putih. Sica tersenyum. Ia juga
sebenarnya sangat senang setiap hari Yesung selalu bersikap romantis seperti
itu. sejak kapan Yesung romantis? Sica tersenyum dan mengambil bunga itu.
“kau suka?” tanya Yesung.
“ne, gomawo aku suka, tapi sebenarnya aku
lebih suka mawar merah”
Yesung sedikit menyesal membelikan mawar
putih. Yesung kira Sica suka dengan mawar putih. Oh, apakah karena warna
kesukaan Yesung juga merah? Ah.. pikiran apa itu. tidak mungkin.
“ya sudah kembalikan” kata Yesung menarik
lagi mawarnya.
“yak, mana boleh, ini sudah menjadi
milikku” kata Sica menarik lagi mawarnya. Yesung menariknya lagi. Sica berusaha
mendapatkannya. Tapi tidak jadi karena......
Ssss,,ss,,
Sica membulatkan matanya melihat Yesung
melukai jarinya dengan menggoreskan duri mawar itu. Yesung benar benar sengaja
melukai tangannya? apa namja itu gila? Melukai tangannya yang mungil itu?
“A...apa yang kau lakukan?” kata Sica
khawatir. Apalagi setelah melihat darah Yesung yang bercucuran. Yesung perlahan
mengoleskan darahnya ke mawar putih tersebut. Kini mawar itu berubah menjadi merah.
Mata Sica berkaca kaca menahan tangis. Sepertinya Yesung gila. Dasar Gila.
“ini, sekarang kau suka kan?” kata yesung
memberikan mawar itu lagi. Sica hanya diam. Kini air matanya tak bisa
terbendung lagi. sica mengambil mawar yang kini berwarna merah itu. sica
melihat luka di jari Yesung yang terus mengeluarkan darah. Sepertinya Yesung
menusuk jarinya dengan duri terlalu dalam sampai darahnya sampai sekarang masih
keluar.
‘ya Tuhan, kanapa demi aku, Yesung rela
menyakiti dirinya sendiri’
Senyum Yesung menghilang saat melihat
Sica menitikkan air matanya. Apa dia salah?
“hey, kau menangis? Seharusnya kau
senang, mawar itu sudah menjadi merah” kata Yesung khawatir melihat Sica malah
menangis.
Sica langsung beranjak pergi. Yesung
bingung melihat Sica pergi tanpa pamit. Ia melihat lukanya.
“aish, ternyata sakit. Kenapa baru terasa
sekarang” kata Yesung sambil melihat jarinya yang masih bercucuran darah.
Tes,, tetesan darahnya kini jatuh ke
lantai.
“Sica” kata Yesung melihat Sica kembali
dengan kotak P3K di tangan kirinya dan mawar di tangan kananya. Sica meletakkan
keduanya di meja.
Sica menarik tangan Yesung kasar dan
mengobati lukanya. Sica hanya diam begitu juga Yesung. Yesung tersenyum, ia
sangat senang Sica kini mulai perhatian dengannya. Walau ia tak tega melihat
Sica masih mengeluarkan air mata. Setelah selesai mengobatinya. Sica beranjak.
“dengar ne, kau pikir dengan seperti ini
aku akan mencintaimu hah? Dasar pabo, kau melukai dirimu sendiri, agar aku
kasian padamu begitu? Sampai kapanpun aku tak bisa merubah persaanku. Dan ingat
ne, aku tak suka kau bersikap seperti ini. Bukannya kau merubah ku untuk
mencintaimu tapi kau malah membuatku semakin membencimu” bentak Sica lalu ia
pergi ke kamarnya dengan kotak P3K dan mawarnya.Yesung hanya menunduk. Ia tak
tau jika Sica malah akan tambah membencinya jika Yesung bersikap seperti itu.
ia benar benar meruntuti kebodohannya. Apa lagi sekarang yang harus ia lakukan?
“Sica aku hanya ingin membuatmu bahagia
dan nyaman berada di sampingku” kata yesung sambil mengelus plester di jarinya.
Di lain sisi, Sica masih menagis melihat
mawarnya yang kini masih basah dengan darah Yesung.
‘kenapa kau seperti ini. Kenapa aku
khawatir denganmu. Aku tak tau dengan persaanku sendiri. Aku harus bagaimana?’
batin Sica.
#######
TBC