Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 31 Agustus 2013

Love Is Really Hurt (Part 6)





Love Is Really Hurt







PART 6







Sica hanya bisa memandangi foto Sungmin di ponselnya. Tiba tiba terlintas pikiran di otak nya. Ia langsung mencari no Sungmin di contacperson. Setelah menemukannya ia menelpon Sungmin.
“halo Sica. Ada apa?” tanya Sungmin seceria mungkin.
“oppa jika kau mencintaiku, bawa aku pergi Oppa, aku mohon”
“apa yang kau bicarakan Sica. Dengarkan Oppa, walaupun Oppa sangat mencintaimu, tapi Oppa tak akan melakukan hal bodoh seperti itu. Dan mulai saat ini jangan lagi menghubungiku. Yesung sudah menunggumu Sica”
Sungmin tak menunggu jawaban Sica. Ia langsung memutuskan sambungan teleponnya. Entah kenapa ia tetap akan lebih memilih Yesung. Yesung adalah sahabat baiknya. Ia tak mungkin mengkhianati sahabtnya sendiri.
Sica harus kecewa lagi. Ia hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang sangat buruk. Hidup bersama dengan namja yang sangat ia benci. Bahkan kini namja yang sangat ia sayang harus pergi. Ani,, memang lebih tepatnya Sica yang dipaksa pergi.

 

#######


3 hari berlalu. Sica tak mau keluar kamar. Ia hanya keluar kamar saat ia merasakan lapar dan beberapa kebutuhan untuk dirinya. Ia hanya memasak untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan Yesung. Yesung sedikit tersiksa atas sikap Sica. Ia harus memasak sendiri atau beli makanan jika ia merasa lapar. Yesung juga harus mencuci bajunya sendiri, mencuci piring sendiri dan apa apa serba sendiri. Sica benar benar menguji kesabaran Yesung. Padahal Yesung juga harus bekerja. Tapi walaupun seperti itu, Yesung tak pernah mengeluh. Ia akan berusaha untuk mebuat Sica nyaman dengannya.
4 hari,,,
5 hari,,
1 minggu,,,
Sica tak pernah berubah, ia selalu seperti itu setiap hari. Membuat Yesung hilang kesabarnnya. Bukankah Yesung hanya manusia biasa yang juga merasa marah dan juga sakit? Yesung harus memasak sepulang kerja padahal ia sangat capek. ia juga harus berbohong kepada orang tuanya jika hubungnnya dengan Sica baik baik saja.
Kini ia harus bohong apa lagi? keadaan benar benar buruk.
Setelah pulang kerja, Yesung langsung pergi ke dapur untuk mengambil minuman. Setelah minum, ia menghempaskan diri di kursi ruang makan.
Huhhhhhhh
Beberapa kali ia harus menghembuskan nafasnya kasar. Sampai kapan keadaan seperti ini. Memang awalnya Yesung sangat sangat senang bisa menikah dengan Sica. Yeoja yang selam ini mengisi hatinya. Tapi apa ini? Bukankah ini sama saja menyiksa dirinya sendiri? Sica benar benar keterlaluan.
Malam ini sepertinya yesung harus menahan rasa laparnya. Ia benar benar malas untuk memasak apalagi untuk ke luar rumah. Badannya sudah capek.
Setelah beberapa lama, terlihat Sica yang akan pergi menuju kamarnya. Sepertinya ia dari dapur. Kapan? Kenapa Yesung tak menyadarinya. Apa mungkin karena sibuk dengan fikirannya sendiri?
“Sica, ayo biacara!” kata Yesung yang membuat Sica mengurungkan niatnya. Sica hanya menatap Yesung tanpa ekspresi. Ia langsung duduk di depan Yesung. Mungkin baru kali ini Sica menjadi penurut.
“aku tau kau tak suka denganku. Tapi aku tetap suamimu. Kau tau aku juga sangat tersiksa dengan ini semua. Aku harus bekerja, tapi aku juga harus membuat makanan sendiri, mencuci sendiri dan pekerjaan rumah aku juga sendiri yang melakukannya. Aku lelah Sica. Kau juga kan yang tidak mau ada pelayan di rumah. Aku harus bagaimana? Aku bahkan tak pintar memasak. Aku lelah dengan sikapmu yang seperti ini Sica. Aku mohon walaupun kau tak suka denganku, tapi bersikaplah sebagai istri” kata Yesung dan ia langsung berlalu menuju kamarnya meninggalkan Sica. Ia sangat lelah setelah bekerja seharian. Ia tak peduli dengan perutnya yang meronta minta makan.
Sica masih mematung. Ia masih memikirkan perkataan Yesung. Baru kali ini Sica mendengar Yesung banyak bicaranya. Ternyata yesung juga bisa banyak bicara.
‘huh,,, apa aku keterlaluan’
########


Pukul 6 pagi Yesung baru bangun. Ia langsung bergegas untuk mandi dan bersiap siap untuk menuju ke kantornya.
Setelah selesai, Yesung langsung membuka pintu kamarnya. Ia melihat sekitarnya, ada yang berbeda. Rumahnya kini terlihat lebih rapi dari biasanya. Yesung kemudian menuju ke ruang makan, ia ingin mengambil roti untuk sarapannya. Tapi tak disangka di meja makan sudah ada makanan. Ia langsung mendekatinya. Ada nasi, ayam goreng dan sayur sayuran, ada juga buah buahan di meja.Ia melihat kertas yang ditempel menggunakan magnet di almari es.
“mianhamida atas sikapku selama ini. Aku akan mencoba untuk merubahnya. Makanlah, aku sudah memasaknya untukmu. Tapi aku belanja dengan uangku sendiri. Kini uangku habis. Bolehkah aku meminta uangmu? Maaf jika merepotkan”
Kini terukir senyum di wajah Yesung setelah membaca pesan itu. yesung langsung bergegas untuk makan masakan buatan Sica. Yesung sangat senang saat itu. akhirnya Sica bisa merubah sikap dinginnya. Setelah selesai makan, ia menaruh salah satu kartu kredit yang ia punya di atas alamari es. Dan ia membalas pesan dari Sica.
“gomawo untuk masakannya. mashita. Ini kartu kreditku, kau bisa memakainya dan akan aku kirimkan lewat kartu ini jika kau mebutuhkan uang. Ini PINnya ******”
Yesung pun pergi dengan hati yang sangat senag. Sepertinya makanan Sica juga mempengaruhi perasaannya.

#######




Semenjak itu Yesung dan Sica bisa berkomunikasi walaupun jarang mereka lakukan. Dan Sica kini sudah bisa merubah sikapnya. Ia kini sudah bisa menghormati Yesung.
Sica kini sedang menghindangkan makanan yang baru saja ia masak di meja makan. Ia melihat Yesung yang baru saja keluar dari kamarnya.
“em, Yesung-sso, kajja sarapan dulu” ajak Sica. Yesung pun langsung melangkahkan kakinya ke ruang makan. Walaupun Yesung jugamerasa aneh dengan panggilan Yesung-ssi. Apakah harus seperti itu?
 Yesung dan Sicapun makan bersama.
“gomawo” kata Yesung lirih. Sica tersenyum.
DEG
Hati Yesung bergetar, darahnya berdesirr saat melihat senyuman Sica yang jarang ia temui.
“kau manis” kata Yesung tanpa ia sadari. Membuat wajah Sica berubah jadi merah. Sica hanya bisa menunduk.
“sudahlah, cepat berangkat, nanti kau terlambat” kata Sica kemudian.
Yesungpun mengikuti perintah Sica.

#########


Malamnya,
Yesung sibuk membuat laporan hasil penjualan produk RB yang terbaru, sedangkan Sica hanya menonton TV.
Tiba tiba bel rumah Yesung berbunyi, Yesung melihat ke layar ternyata Eunhyuk yang datang. Yesung langsung bergegas membukakan pintu. Yesung tau, sepertinya jika Eunhyuk yang datang pasti ia akan meminta bantuan.
Ckk, sudah bisa ditebak.
Klekkk,....
“hay temanku, malam ini kau terlihat tampan” teriak Eunhyuk senang. Ia langsung mendekati Yesung yang masih terbengong.
“yak jangan merayuku, katakan apa maumu?” kata Yesung mengerti jika sahabatnya itu sedang merajuk pasti ada sesuatu.
“hhehe, kau tau saja. Aku malam ini butuh tumpangan untuk tidur. Bolehkah aku malam ini tidur di sini?” kata Eunhyuk datar. Malah ia langsung saja masuk ke rumah Yesung. Dasar tidak sopan. Kapan Yesung mempersilahkannya masuk.
“yak dasar monyet”
Eunhyuk tak peduli dengan teriakan Yesung. Eunhyuk tanpa sungkan masuk dan langsung menyapa Sica.
“hay yeoja kelinci” sapa Eunhyuk.
“yak jangan memanggil aku seperti itu lagi Lee Hyuk Jae” kesal Sica. Eunhyuk hanya tertawa. Sepertinya ia suka menggoda Sica.
“em, Sica bolehkan aku menginap di sini malam ini?”mohon Eunhyuk dengan tampang yang dibuat buat agar Sica mau. Apakah mempan?
“hehe, wajahmu itu loh Oppa, ne kau boleh menginap di sini”
“aish dasar, memangnya kenapa kau mau menginap di sini?” tanya Yesung.
“ehem, aku malas saja pulang ke rumah. Lagian aku hanya satu malam kan di sini. jangan khawatir aku tak akan menganggu malam kalian. Emm, btw, kamarku di mana? Aku boleh milih sendiri kan?” kata Eunhyuk.
“yak dasar tamu tak sopan” gerutu Yesung.
Eunhyuk hanya cengar cengir. Eunhyuk malah masuk ke kamar yesung dan meminta Yesung agar Eunhyuk tidur di kamarnya. Yang benar saja? menyebalkan sekali namja satu ini.
“ayolah Yesung, malam ini saja” mohon Eunhyuk.
“Yesung, kasian Eunhyuk Oppa, bolehkan saja” bela Sica. Dengan terpaksa Yesung menerima Eunhyuk. Hyuk malah menyeringai puas. Sepertinya tampang melasnya memang berhasil.
“ya sudah, aku akan tidur dulu ne, pai pai” kata Eunhyuk langsung masuk kamar dan menguncinya. Yesung hanya bengong melihat Eunhyuk yang mengunci pintu kamarnya. Yesung kira Eunhyuk akan berbagi kamar dengan Yesung. Yang benar saja? sebenarnya siapa pemilik rumahnya?
“haey Monyet, terus aku tidur di mana?” teriak Yesung dari luar.
“yak dasar pabo, kau kan tidur bersama istrimu” balas Eunhyuk. Yesung diam mendengar kata Eunhyuk.
Yesung melirik ke arah Sica yang masih nonton TV sambil tersenyum. Yesung terus menatap Sica, ingin rasanya Yesung bisa memiliki hati Sica. Sica kemudian mematikan TV dan menuju ke lantai 2 ke kamarnya meninggalkan Yesung. Yesung hanya diam.
“hey, kau tidur di mana?” tanya Sica yang sudah berada di lantai 2.
Yesung tak menjawab hanya menatap Sica. Sica heran dengan Yesung, ia berdecak.
“ya sudah, kau boleh tidur di kamarku, tapi jangan macam macam”
Sica langsung masuk ke kamarnya. Yesungpun mengikuti Sica.
Sica berbaring di kasurnya. Yesung ragu untuk tidur di sana. Dia sangat salting, berharap Sica akan menyuruhnya lagi. Tapi tak ada satu katapun keluar dari mulut Sica. Yesung pun langsung ikut berbaring di samping Sica yang membelakanginya. Gugup.
Benar benar gugup....

Deg deg deg
Jantung Yesung terus berdetak kancang. Perlahan keringat dingin keluar dari badannya. Ia hanya menatap Sica yang membelakanginya. Ia benar benar tak bisa tidur jika seperti itu terus.
‘ada apa ini, aku benar benar tak bisa tidur. Yang benar saja. aku tak mau masuk RS gara gara jantungku bermasalah’
‘kenapa jantungku berdetak sangat kecang’


SKIP

2 AM
Sica membuka matanya. Rasanya ia ingin minum. Perlahan Sica pergi ke dapur untuk mengambil minum. Ia membuka almari es, dan mengambil air putih dan menutupnya kembali.
“KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” Kaget Sica ketika mendapati Yesung sudah ada di depannya. Sica merasakan bau alkohol yang sangat menyengat. Ia melihat Yesung yang tersenyum tak jelas sambil membawa sebotol minuman keras.
“hay cantik. Sicaya-ya kau sangat cantik” rancau Yesung tak jelas. Sepertinya Yesung benar benar mabuk. Sica menghembuskan nafasnya. Ia benar benar tak suka dengan keadaan Yesung. Setau Sica, Yesung tak bisa minum minuman keras, tapi kenapa dengannya malam ini. Bahkan Yesung masih terlihat tampan walau dengan keadaan berantakan.
Aish,,, kenapa masih memikirkan itu.
“kau mabuk”
Sica lalu meneguk air putihnya dan menaruhnya di meja. Lalu ia mengambil botol dari tangan Yesung.
“yak jangan diambil, Chagia, aku belum puas minum” kata Yesung.
Sica tak menanggapi Yesung. Ia tau jika Yesung sedang mabuk. Walau sedikit ada rasa yang entah apa itu saat Yesung bilang.
Apa?
CHAGIA?
Ahh, Sica lupa, Yesung tengah mabuk.
“Sica, kau tau aku gila karnamu, aku sangat mencintaimu Sica. Sangat mencintaimu” kata Yesung mabuk dan tersenyum kecut. Badan Yesung terasa tak seimbang. Ia bahkan tak kuat menopang badannya sendiri.
Sica pun membantu Yesung kembali ke kamar. Ia hanya diam. ia sendiri bingung apa yang harus ia lakukan?
“Sica, aku mencintaimu” Yesung terus mengucapkan kata itu.
‘ya Tuhan, apakah dia benar benar mencintaiku, kenapa perasaanku seperti ini’ batin Sica.
“Sica, dengarkan aku” bentak Yesung mencengkeram bahu Sica. Sica pun harus berhenti memapah Yesung. Ia menatap Yesung.
“kau mabuk Yesung” jawab Sica.
“aku sadar Sica, aku tak mabuk”

CHU-
Yesung langsung mencium Sica kasar. Sica yang kaget hanya bisa membulatkan matanya. Ia berontak, tapi tengkuknya ditahan Yesung. Ia kalah kuat dengan Yesung walaupun Sica mendorong kuat Yesung.
Sica terus berontak. Akhirnya Yesung melepaskannya.
“kau gila Yesung aku benci denganmu” kata Sica kesal dan meninggalkan Yesung. Yesung yang saat itu masih mabuk tersenyum senang.
“aku mencintaimu Sica” kata Yesung. Dan Yesung langsung pingsan di sofa gara gara efek minuman itu.


FLASBACK
Yesung benar benar tak bisa tidur, ia memutuskan untuk meninggalkan Sica. Ia pergi ke kamarnya. Dan terus mengetuk pintu kamar. Eunhyuk yang saat itu sedang tidur sangat kesal. Ia langsung membukakan pintu.
“yak ada apa Yesung,?”
“aku tak bisa tidur. Lihatlah keringatku terus bercucuran. Rasanya sangat panas” kata Yesung masuk ke kamarnya. Eunhyuk saat itu langsung tertawa terbahak bahak melihat Yesung yang seperti mandi keringat. Bagaimana bisa seorang Yesung yang terkenal dengan playboynya bisa takut tidur satu ranjang dengan Sica.
“yak jangan tertawa terus” kesal Yesung karena Hyuk tak bisa berhenti tertawa.
“haha, habisnya kau lucu, aku jadi ragu jika kau dulunya palyboy, ahhaha” jawab Hyuk masih tertawa.
“yak diam” bentak Yesung. Tapi tak dihiraukannya.
“ini buatmu” kata Hyuk sambil memberikan minuman keras.
“aku tak bisa minum” tolak Yesung.
“yak cobalah, ini beda dari yang biasanya. Ini membantumu mendekati Sica”
Yesung pun terbujuk omongan Eunhyuk. Ia pun minum. Eunhyuk kembali tertidur. Tak berapa lama kemudian Yesung mendengar seseorang menuruni tangga. Yesung tau itu Sica, makanya ia langsung keluar dari kamar dan mendekati Sica.
FLASBACK END


#######


Pagi pagi Sica bangun. Seperti biasa ia memasak. Ia turun dan masih melihat Yesung yang terlelap di sofa. Sica kembali lagi ke kamar dan menyelimuti Yesung yang seperti kedinginan. Setelah itu Sica kembali memasak.
“pagi Sica” sapa Eunhyuk yang sudah bangun.
“ah kau Oppa. Lihat kelakuanmu, kau memberikan Yesung minuman kan tadi malam. Kau tau kan Yesung itu tak pernah minum” bentak Sica kesal.
“hehe, mian, habisnya aku kasian dengannya” jawab Eunhyuk cengar cengir.
“em, jadi tadi malam terjadi tidak” lanjut Eunhyuk.
Pletak,
Sebuah pukulan mendarat di kepala Eunhyuk.
“yak appo”
“salah sendiri, dasar otak yadong”
Eunhyuk hanya cengar cengir lagi.


Di sisi lain,
Yesung terbangun dan memandang sekitarnya yang ternyata sudah pagi. Ia merasakan pusing di kepalanya. Yesung duduk dan mengelus kepalanya yang terasa sakit, mungkin akibat mabuk tadi malam. Yesung melihat jam ternyata sudah jam 7 pagi. Ia ingat jika hari ini ia harus kerja. yesung pun langsung pergi ke untuk mandi.
“mana Yesung?” kata Sica yang mendapati sudah tidak ada
Yesung. Sica berniat membangunkan Yesung, tapi Yesung ternyata sudah bangun.
SKIP

“haey yesung makanlah” kata Eunhyuk menyambut Yesung dan menyuruhnya bergabung untuk makan. Yesung menatap Sica. Ia kembali mengingat kejadian tadi malam. Sica yang mengetahui Yesung menatapnya langsung menunduk. Yesung pun duduk di sebelah Eunhyuk. Sepertinya kejadian tadi malam membuat suasana pagi ini sangat canggung. Untung saja ada Hyuk yang bisa mencairkan suasana.
Setlah selesai makan.

“em, aku pergi dulu ne, gomawo ne sudah memperbolehkan aku untuk menginap di sini” kata Eunhyuk dan langsung pergi.

Kini di ruang makan hanya ada Sica dan Yesung.
Hening, tak ada pembicaraan antara mereka. Sica langsung berdiri dan akan meninggalkan Yesung. Tapi Yesung langsung menarik tangan Sica.
“mianhae tadi malam” kata Yesung lirih. Sica tak menjawab ia hanya diam.
“aku mencintaimu” lanjut Yesung lagi.
“kau sangat pucat apakah akan tetap bekerja?” tanya Sica mengalihkan perhatian. Yesung hanya menghembuskan nafasnya dan melepaskan tangannya yang masih mengenggam tangan Sica. Ia tau Sica ingin mengalihkan pembicaraan.
“Sica, aku serius, aku sangat mencintaimu. Aku mencaintaimu” kata Yesung dengan nada tinggi.
“tapi aku tak mencintaimu” kali ini Sica menjawabnya. Yesung tertunduk. Ia kecewa dengan jawaban Sica.
“kenapa kau tak mencintaiku, apakah kau masih mencintai Sungmin? Aku ini suamimu Sica.”
“aku hanya mencintai Sungmin”
Yesung langsung beranjak dari duduknya.
“dengarkan aku Sica. Aku mohon Sica belajarlah untuk menerimaku menjadi suamimu. Belajarlah untuk mencintaiku”
Diam
Tapi tak ada balasan dari sica. Sica hanya diam menunduk.
“aku berjanji Sica, aku akan mebuatmu mencintaiku dan bisa melupakan Sungmin” lanjut yesung. Ia langsung pergi meninggalkan Sica.
“terserah, tapi aku tetap akan mencintai Sungmin” jawab Sica yang membuat Yesung berhenti melangkah.
“aku tak akan menyerah”

#######


“tuan muda Kim, ada yang mencari anda, katanya teman Tuan muda, dan dia sudah menunggu di lobi” kata seorang pegawai.
“ne, nugu?” tanya Yesung malas.
“noona Yuri”
Yesung langsung berhenti bekerja dan menemui Yuri.
Saat sampai di lobi, Yesung melihat Yuri yang sangat cantik dan sedang tersenyum padanya. Yesung pun membalas senyuman Yuri.
“apa aku menganggumu Yesung?” tanya Yuri halus.
“ani. Ada apa Yuri-ya?”
“aku hanya merindukanmu, sudah lama kita tidak mengobrol bersama. eh iya aku mambawa ini untukmu” kata Yuri sambil memberikan makanan. Yesung tersnyum manis. Ia langsung duduk di sebelah Yuri dan memakan makanan yang di bawa Yuri.
“em, mashita, gomawo ne”
‘andai Sica bisa seperti ini kepadaku’ batin Yesung.
“apakah kau mencintainya?” tiba tiba Yuri bertanya seperti itu. yesung menghentikan makannya. Ia tau jika yang dimaksud adalah Sica.
“tentu, aku sangat mencintainya” jawab Yesung dan meneruskan makannya.
“apa kau bahagia?”
Yesung mengacak ngacak rambut Yuri.
“yak nanti rambutku berantakan”
“kenapa kau bertanya seperti itu?”
“aku hanya ingin tau,”
Yesung tak menjawab ia hanya diam. Yuri tau jika Yesung tak bahagia makanya ia tak menjawab pertanyannya. Dasar. Apakah mulutnya harus dirobek dulu baru bisa bicara? Tak pernah berubah.
“kau menderita kan hidup dengan Sica? Aku tau kalian tak pernah akur sejak kecil. Yesung, aku,, aku tak rela jika yeoja itu membuatmu menderita”
Yesung malah tersnyum.
“yak, apa kau menyukaiku oih? Kenapa kau peduli sekali padaku Yuri-ya?” canda yesung. Awalnya Yesung hanya berniat untuk bercanda, tapi sepertinya ia salah.
“ne, aku sangat sangat menyukaimu. Bahkan aku mencintaimu yesung. Aku menyukaimu dari dulu saat kita masih kecil. Tapi aku harus kecewa. Aku sakit kau sudah menikah dengan Sica. Kenapa yeoja yang jadi istrimu bukan aku?” Yuri kini malah menagis. Yesung yang tadinya bercanda tak tau harus berbuat apa. ia tak tega melihat Yuri yang menangis seperti itu.
“ulljima Yuri, mianhae aku menyakitimu. Aku tak tau jika kau.....”
“ya kau tak tau kerena kau tak pernah melihatku Yesung. Kau tak pernah melihatku. Kerjaanmu hanya mempermainkan wanita di luar sana. Aku kecewa Yesung. Aku kecewa. Dan sangat kecewa hubunganmu dengan Sica” potong yuri.
“yuri dengarkan aku. Ne, aku salah tak pernah membuka hatiku untukmu. Mianhae Yuri. Tapi aku tetap menyayangimu Yuri, kau selalu mendukungku dari dulu. Kau yeoja yang sangat baik. Aku memang selalu menyakiti yeoja, tapi aku tak mau kau jadi korbanku. Dan aku tak mau itu terulang lagi Yuri. Aku sudah berubah. Cinta itu memang sangat menyakitkan.” Jawab yesung.
Hening, hanya terdengar suara tangisan Yuri. Yesung benar benar tak tahan. Ia tak mau melihat Yuri menangis.
“ulljimma Yuri, kau terlihat jelek jika menangis” ucap Yesung.
Yuri pun menghapus air matanya dan mencoba tersenyum.
“apa jika aku tak menangis kau akan mencintaiku?” tanya Yuri.
“yuri, mianhae, bukan itu maksudku. Lihat dirimu, kau sangat cantik. Aku yakin banyak namja diluar sana yang menyukaimu. Tapi bukan aku Yuri. Aku sudah mempunyai istri”
Walaupun Yuri kecewa dengan jawaban Yesung, ia mencoba untuk tersenyum.
“ne Yesung, aku mengerti. Aku akan berusaha melupakanmu. Tapi kau tetap harus menyayangiku ne” kata Yuri. Yesung pun tersenyum.
“ne, tentu saja” jawab Yesung.
“Fighting ne buat mendapatkan Sica. Aku akan mencari yang lebih tampan darimu Yesung. Kau tau aku kan cantik, bahkan lebih cantik dari istrimu”
“yak dasar kau, kau tau di dunia ini tak ada yang lebih tampan dari pada aku,” canda Yesung. Yuri dan Yesung. Mereka pun tertawa bersama.

########


Sekitar jam 7 malam Yesung baru pulang ke rumah. Ia melihat Sica yang tertidur di sofa. Yesung pun mendekati Sica.
“sangat cantik” kata Yesung sambil tersenyum.
“euh” Sica terbangun dari tidurnya. Mugkin gara gara ia mendengar suara Yesung.
“kau sudah pulang?” tanya Sica masih setengah sadar. Yesung menjawabnya hanya dengan tersenyum.
“makanlah, pasti kau lapar” perintah Sica. Yesung pun menuruti kata Sica. Ia makan masakan Sica yang sudah disiapkan untuknya. yesung melihat Sica yang akan pergi ke kamarnya.
“Sica, bisa kau temani aku makan?” suruh Yesung. Sica pun mengurungkan niatnya. Ia langsung duduk di sebelah Yesung.
“kau tak makan?” tanya Yesung. Sica hanya menggeleng. Yesung terus menatap Sica yang sepertinya masih mengantuk.
“aku sudah makan tadi” kata Sica yang tak mau Yesung menatap dirinya terus menerus.
Yesung pun melanjutkan makannya. Setelah selesai Sica mencuci piring bekas makan Yesung.
“gomawo” kata Yesung. Sica tak menjawab. Yesung mengeluarkan coklat kesukaan Sica yang tadi ia beli. Ia memberikannya pada Sica.
“untukku?” kata Sica tersenyum. Yesung mengangguk. Sica langsung mengambil coklat itu lalu tersenyum.
“gomawo,..” kata Sica senang.
“kau sudah mencintaiku?” tiba tiba Yesung bertanya itu. sica hanya menyipitkan matanya.
“kau sungguh ingin membuatku mencintaimu? Menyerahlah, kau takkan berhasil” jawab Sica.
“kita liat saja nanti” tantang Yesung. Sica tersenyum mengerti dan mengangguk. Sica yang tadinya mengantuk sekarang sudah tidak lagi. ia menikmati coklat pemberian Yesung. Yesung tersenyum melihat Sica makan seperti anak kecil. Merasa diperhatikan Sica jadi tidak enak.
“yak jangan menatapku seperti itu. Apa kau mau menciumku lagi? awas jika itu terjadi lagi. akan kubunuh kau” bentak Sica. Yesung membelalakkan matanya. Kemudian ia tersenyum. Kenapa pikiran yeoja sangat sensitif. Tapi sepertinya ada ide lain dipikiran Yesung. Menggoda Sica sepertinya menyenangkan.
“kenapa tak boleh, kau istriku” jawab Yesung enteng.
“tentu saja tidak boleh”
“rasanya manis” kata yesung asal.
“MWO?”
Sica yang mendengar itu langsung berdiri. Ia menatap Yesung kesal dan seperti memberi ancaman untuk Yesung.
“namja aneh” teriak Sica lalu beranjak ke kamarnya. Yesung hanya tersenyum melihat tingkah lucu Sica. Yesung yakin jika saat ini pipi yeoja itu sangat merah.

########

Yesung tak pernah menyerah, walau ia di tolak berkali kali  oleh Sica, ia tetap berusaha untuk membuat Sica jatuh cinta padanya. Berbagai cara Yesung lakukan, seperti membelikan cokelat setiap hari, mengajak Sica jalan jalan, bersikap romantis, tapi sepertinya semua itu tak mempan. Sica mungkin masih mencintai Sungmin.
“selamat malam” sapa Yesung ketika mendapati Sica sedang asyik dengan ponselnya. Sekilas Yesung melihat ponsel Sica yang berwallpaper Sungmin.
‘ish, kenapa fotonya masih disimpan’ batin Yesung.
Sica hanya menatap Yesung sebentar dan kembali lagi dengan ponselnya.
“kau sibuk?” tanya Yesung.
“ne” jawab Sica singkat.
“ada waktu untukku?”
“ani”
Yesung yang tidak sabar langsung merebut ponsel Sica.
“yak kembalikan” teriak Sica.
“akan aku kembalikan jika kau menemaniku makan”
Sica yang kesal hanya menurut saja dengan Yesung. Setelah makan Yesung mengembalikan ponsel Sica.
“mwo?” kaget Sica. Sica mendapati wallpapernya sudah diganti dengan foto pernikahannya dengan Yesung. Saat itu ia terlihat cantik dengan senyum mengembang dari mulutnya. Yesung juga terlihat tampan. Mereka terlihat mesra saat foto itu.
“jika kau ganti wallpapernya, awas saja. jika kau mau selamat” ancam yesung. Sica hanya mendengus kesal. Ia tak menggantikan foto itu. apa yang Yesung bilang? Tak akan selamat. Ish.. mengerikan sekali. Dasar.
Sica hanya menatap ponselnya.
Deg deg deg

Entah kenapa jantungnya berdetak lebih kencang melihat fotonya dengan Yesung.
“sica” lirih Yesung.
“’ne” jawab Sica singkat. Yesung langsung memberikan setangkai bunga mawar berwarna putih. Sica tersenyum. Ia juga sebenarnya sangat senang setiap hari Yesung selalu bersikap romantis seperti itu. sejak kapan Yesung romantis? Sica tersenyum dan mengambil bunga itu.
“kau suka?” tanya Yesung.
“ne, gomawo aku suka, tapi sebenarnya aku lebih suka mawar merah”
Yesung sedikit menyesal membelikan mawar putih. Yesung kira Sica suka dengan mawar putih. Oh, apakah karena warna kesukaan Yesung juga merah? Ah.. pikiran apa itu. tidak mungkin.
“ya sudah kembalikan” kata Yesung menarik lagi mawarnya.
“yak, mana boleh, ini sudah menjadi milikku” kata Sica menarik lagi mawarnya. Yesung menariknya lagi. Sica berusaha mendapatkannya. Tapi tidak jadi karena......
Ssss,,ss,,
Sica membulatkan matanya melihat Yesung melukai jarinya dengan menggoreskan duri mawar itu. Yesung benar benar sengaja melukai tangannya? apa namja itu gila? Melukai tangannya yang mungil itu?
“A...apa yang kau lakukan?” kata Sica khawatir. Apalagi setelah melihat darah Yesung yang bercucuran. Yesung perlahan mengoleskan darahnya ke mawar putih tersebut. Kini mawar itu berubah menjadi merah. Mata Sica berkaca kaca menahan tangis. Sepertinya Yesung gila. Dasar Gila.
“ini, sekarang kau suka kan?” kata yesung memberikan mawar itu lagi. Sica hanya diam. Kini air matanya tak bisa terbendung lagi. sica mengambil mawar yang kini berwarna merah itu. sica melihat luka di jari Yesung yang terus mengeluarkan darah. Sepertinya Yesung menusuk jarinya dengan duri terlalu dalam sampai darahnya sampai sekarang masih keluar.
‘ya Tuhan, kanapa demi aku, Yesung rela menyakiti dirinya sendiri’

Senyum Yesung menghilang saat melihat Sica menitikkan air matanya. Apa dia salah?
“hey, kau menangis? Seharusnya kau senang, mawar itu sudah menjadi merah” kata Yesung khawatir melihat Sica malah menangis.
Sica langsung beranjak pergi. Yesung bingung melihat Sica pergi tanpa pamit. Ia melihat lukanya.
“aish, ternyata sakit. Kenapa baru terasa sekarang” kata Yesung sambil melihat jarinya yang masih bercucuran darah.
Tes,, tetesan darahnya kini jatuh ke lantai.
“Sica” kata Yesung melihat Sica kembali dengan kotak P3K di tangan kirinya dan mawar di tangan kananya. Sica meletakkan keduanya di meja.
Sica menarik tangan Yesung kasar dan mengobati lukanya. Sica hanya diam begitu juga Yesung. Yesung tersenyum, ia sangat senang Sica kini mulai perhatian dengannya. Walau ia tak tega melihat Sica masih mengeluarkan air mata. Setelah selesai mengobatinya. Sica beranjak.
“dengar ne, kau pikir dengan seperti ini aku akan mencintaimu hah? Dasar pabo, kau melukai dirimu sendiri, agar aku kasian padamu begitu? Sampai kapanpun aku tak bisa merubah persaanku. Dan ingat ne, aku tak suka kau bersikap seperti ini. Bukannya kau merubah ku untuk mencintaimu tapi kau malah membuatku semakin membencimu” bentak Sica lalu ia pergi ke kamarnya dengan kotak P3K dan mawarnya.Yesung hanya menunduk. Ia tak tau jika Sica malah akan tambah membencinya jika Yesung bersikap seperti itu. ia benar benar meruntuti kebodohannya. Apa lagi sekarang yang harus ia lakukan?
“Sica aku hanya ingin membuatmu bahagia dan nyaman berada di sampingku” kata yesung sambil mengelus plester di jarinya.
Di lain sisi, Sica masih menagis melihat mawarnya yang kini masih basah dengan darah Yesung.
‘kenapa kau seperti ini. Kenapa aku khawatir denganmu. Aku tak tau dengan persaanku sendiri. Aku harus bagaimana?’ batin Sica.

#######







TBC