Now
part 3
Author : Lilian Nay Clouds
Genre : Romance
Lenght : Chaptered
Cast :
1.
Kim Jong Woon
2.
Cho Nara
3.
Lee HyukJae
4.
Lee Donghae
5.
Cho Kyuhyun
sebelumnya
“hae.. sakit”
“aku bilang diam” teriak Donghae tidak tahan
lagi. Matanya sudah memerah dan sedikit lagi air matanya akan jatuh. Beberapa
orang sudah mlai mengangkat Yesung untuk di bawa ke Rs.
Yesung menerjabkan matanya perlahan. Sungguh
rasanya sakit. Penglihatannya sudah kabur. Tapi ada rasa senang di hatinya.
Tidak terjadi apa apa dengan Nara. Ia menyelamatkan yeoja yang sangat
dicintainya. Nara.
‘Nara… sharanghae…’
part 3
Malam ini
entah kenapa terasa sangat dingin. Angin berhembus sedikit kencang dari
biasanya. Malam itu di mobil Hyukjae hanya ada keheningan. Entah kenapa Nara dan
Eunhyuk dari tadi hanya diam saja. Tidak seperti biasanya, jika mereka berdua
bersama akan terjadi keributan.
Eunhyuk
melajukan mobilnya dengan kencang. Sedangkan Nara? ia hanya diam saja. Ia sudah
lelah bertanya. Dari tadi Eunhyuk hanya bilang tidak apa apa saat Nara bertanya
kenapa ia dipaksa pulang. Ada yang tidak beres. Nara tau itu.
Beberapa
kali Eunhyuk menghela nafasnya membuat Nara menoleh ke arahnya.
“Sunbae,
aku ingin menemui Yesung Oppa, bisakah kita kembali?” tanya Nara lembut. Ini
bukan saat yang tepat untuk mengajak Hyuk adu mulut.
“shireo.
Ibumu sangat khawatir. Kau harus pulang”
Nara
menghela nafas. Ia sudah bosan mendengar alasan itu dari mulut Eunhyuk. Ia tau
ada yang tidak beres. Yesung. Apa yang terjadi padanya? Kenapa Eunhyuk menutupinya?
Eunhyuk menepikan mobilnya saat sampai rumah Nara.
“sudah
sampai”
“gomawo” Nara
melangkahkan kakinya turun tapi diurungkannya dan menatap Eunhyuk sebentar.
“katakan,
sebenarnya ada apa?”
“kau
bicara apa Ra-ya, cepat masuklah”
“kau
tidak terlihat baik”
“kau
lebih tidak terlihat baik. Aku hanya shock saja, kau bisa diculik”
Nara
diam. Lagi, ia menghela nafas.
“gomwo
sunbae, dan aku minta maaf. Selama ini aku bersikap kurang ajar padamu.
Khamsahamnida jeongmal, telah membantuku. Kau sudah ku anggap sebagai oppaku
sendiri, Eunhyuk Oppa” Nara membungkukkan badannya sedikit. Eunhyuk hanya
melihat itu dalam diam. Nara beranjak, ia melangkahkan kakinya pelan.
“Ra-ya”
panggil Eunhyuk.
Nara
membalikkan badannya.
“kau juga
sudah ku anggap sebagai adikku sendiri. jaga dirimu baik baik. Apapun yang
terjadi kau harus kuat, Cho Nara. aku pergi” Eunhyuk tersenyum lalu melambaikan
tangannya dibalas Nara. lalu Eunhyuk berlalu dengan mobilnya yang Nara yakin
dengan kecepatan yang tinggi.
‘kenapa perasaanku tidak enak. Ya Tuhan jangan biarkan hal
yang buruk terjadi’
************************
2 hari
kemudian….
Nara dan
teman temannya kini duduk di taman kampus. Nara dari tadi hanya melihat
ponselnya. Entah apa dengannya. Ia hanya ingin seseorang mengirimnya pesan atau
menelponnya. Siapa lagi kalau bukan Yesung. Setelah kejadian penculikan itu,
Nara sudah menghubungi Yesung beberapa kali tanpa ada jawaban. Jujur saja ia
khawatir. Ia ingin menemui di rumahnya, tapi tidak mungkin. Ia malu.
Setelah
kejadian itu, teman teman Nara sangat mengkhawatirkannya. Apalagi sejak kemarin
Nara selalu berdiam diri. Seongyu memang sudah tertangkap. Kejadian tersebut
membuat Nara tau jika selama ini ia salah menilai ahjummanya, Haejin. Yang
membuat ia sangat merasa bersalah adalah Nara ingin merebut perusahaan yang
milik haejin, selama ini ia mengira jika perusahaan itu resmi milik Appanya,
tapi ia salah. Appanya hanya menjalankan sebagai direktur dan perusahaan itu
diwariskan untuk Haejin bukan Appa Nara. Sungguh, ia malu.
Tapi
setelah kejadian itu, ia dan Haejin semakin lebih dekat. Bahkan Haejin sangat
baik padanya. Inilah yang disesalkan olehnya. Ia salah sangka selama ini. Andai
saja ia menuruti apa yang dikatakan Yesung selama ini, mungkin semuanya akan
baik baik saja. Ia kini tau, jika Yesung bersikap berlebihan padanya karena
untuk kebaikan Nara juga. Ya Tuhan, kenapa Nara tidak menyadarinya dari dulu.
Kini hanya penyesalanlah yang ia dapat. Bodoh. Dasar Nara bodoh.
“aku akan
ke rumah sakit jam 7 malam, aku ada acara sebentar. Nanti aku bersama Hyeri”
Nara
samar samar mendengar Donghae yang ternyata ada di belakangnya yang juga sedang
duduk. Mereka saling membelakangi. Walau jaraknya tidak terlalu dekat, tapi
Nara masih bisa mendengar apa yang Donghae katakan.
“Arra,
aku akan ke sana bersama kyuhyun” jawab eunhyuk.
Nara
semakin penasaran. Rumah Sakit? Siapa yang sakit? Dan… kenapa Yesung tak
bersama mereka. Biasanya mereka berempat selalu bersama. Dan lagi, nara belum
melihat Yesung setelah kejadian itu. apakah…
“ne… kajja
ke sana sekarang, mungkin sekarang Yesung sedang uring uringan karena bosan”
Kyuhyun.
Naa
langsung menoleh keget. Yesung? Di Rumah Sakit? Ia tidak salah lagi sekarang.
Dengan cepat Nara berdiri dan menghampiri ketiga namja itu. wajahnya memerah.
Ia marah. Ia yakin ada yang disembunyikan dari Nara. Dan ini tentang Yesung.
“na..
Nara”
Donghae
sedikit kaget mengetahui kehadiran Nara yang tiba tiba. Membuat Eunhyuk dan
Kyuhyun menoleh ke arah Nara juga. Nara masih menatap tajam ketiga namja itu.
“ada apa
dengan Yesung Oppa?” tanya Nara tegas dan sedikit bergetar. Tak ada jawaban.
Membuat Nara semakin emosi.
“jawab
aku sunbae. ADA APA DENGAN YESUNG OPPA!!!” teriak Nara membuat beberapa orang
menoleh ke arahnya. Ya tuhan,., Nara sangat mengerikan.
Kyuhyun
berdiri. Menatap mata Nara lekat.
“kau bisa
diam hah!, apakah jika kau berteriak akan menyelesaikan masalah. Kau tau kau
penyebab Yesung terluka dan…”
“Kyu-..
cukup” Eunhyuk menghentikan Kyuhyun. Mereka diam. Nara menunduk. Seharusnya ia
tau dari awal. Seharusnya ia menyadari jika Yesung memang terluka saat
menyelamatkannya. Dan apa yang terjadi pada Yesung sekarang? Ia tidak bisa
memaafkannya jika terjadi apa-apa. Tangannya mengepal erat menahan air mata
yang akan jatuh. Dadanya sesak. Ia tidak bisa bernafas dengan sempurna. Hatinya
sakit. Yesung terluka karenanya. Ya, karenanya.
Nara
menghapus air mata yang akan keluar. Ia mendongak dan melangkah maju ke hadapan
Kyuhyun yang melihatnya dengan kemarahan.
“bolehkah
aku ikut, aku mohon Kyuhyun sunbae, jebal”
*************************
Terlihat
namja yang tertidur dengan damai. Tampan. Tapi wajahnya terlihat masih pucat.
Warna putih mendominasi ruangan itu. Di sebelah kiri terlihat selang yang
diketahui itu adalah infus. Namja yang biasanya terlihat sehat kini harus
terbaring lemas di kamar mengerikan itu. kamar yang paling tidak disukai oleh
namja itu. ia dari dulu memang tidak suka dengan Rumah sakit.
Matanya
perlahan terbuka. Ia sudah mulai sadar dari tidurnya. Seperti biasanya. ia akan
merasakan pusing. Kemarin ia harus kehilangan banyak darah membuat namja itu
belum sehat sepenuhnya. Namja tampan itu adalah Yesung.
“kau
sudah sadar sayang” Yesung samar samar mendengar Eommanya bicara padanya.
Yesung membuka matanya sempurna. Ia sedikit tersenyum melihat eommanya yang tak
mengenal lelah selalu menjaganya dari kemarin.
Yesung
menghilangkan senyuman itu saat melihat Eunhyuk, Kyuhyun dan.. Nara? Nara ada
di sini? Bagaimana bisa?
Nara
sangat senang melihat Yesung bangun. Terlihat mimik wajahnya mencerminkan
bagaimana khawatirnya ia.
“Ohh,
Jongwoon-ah, Nara ingin menjengukmu” kata Eommanya menyadari tatapan tak suka
pada Nara.
“an-anyeong
Ye….”
“kenapa
kau disini?” tanya Yesung memotong perkataan Nara. Tatapan Yesung benar benar
tajam membuat nyali Nara menciut. Ia takut. Apa yang harus ia katakan? Apakah
Yesung kini membencinya? Ia yang menyebabkan yeusng terluka. Membuat Yesung
merasakan sakit demi Nara. Nara menunduk. Lagi, ia tidak berani menatap Yesung.
“kalian
mengajaknya?” selidik Yesung pada Eunhyuk dan Kyuhyun.
“heyy,
yesung-ah, kau…”
“aku tak
suka dia ada disini” lagi lagi Yesung memotong. Ia tidak peduli akan menyakiti
perasaan Nara sekalipun. Ia tak suka Nara melihatnya dalam keadaan lemah
seperti ini.
Mendengar
itu membuat Nara merasa tidak enak. Sepertinya ia hanya menganggu di sana. Apa
yang harus ia lakukan. Rasanya sakit mendengar Yesung secara tidak langsung
mengusirnya. Tidak, Ia harus pergi. Ia teringat perkataan kyuhyun.
‘kau tau, Yesung tertembak saat menyelamatkanmu. Kau tidak
menyadarinya hah?’
Nara menunduk. Ia tidak bisa menjawab.
‘kau boleh ikut tapi jangan membuat masalah apalagi jika
keadaan Yesung akan memburuk setelah melihatmu’
‘kyu, kau terlalu berlebihan. Sudah diam kalian’ Eunhyuk
sepertinya tidak mau jika Kyuhyun terus menyelahkan Nara.
Teringat
hal itu membuat Nara berdiri. Ia harus pergi. Ia tidak boleh menganggu Yesung
apalagi membuat keadaan Yesung semakin memburuk.
“mianhae mengganggu,
aku akan menunggu di luar” ucap Nara lembut sambil membungkuk lalu pergi dari
kamar inap itu.
Eomma
Yesung mendesah kecewa melihat kelakuan Yesung. Bahkan Yesung tega melakukan
itu pada Nara.
“kenapa
kau lakukan itu? apa salah Nara?” tanya Eomma Yesung. Yesung diam, dalam
hatinya Yesung berkata jika nara tidak salah. Hanya saja ia tidak ingin Nara mengetahui
jika Yesung terluka. Ia tidak mau Nara menyalahkan dirinya sendiri. Ia tidak
mau melihat Nara bersedih.
Eomma
Yesung berdiri lalu menemani Nara diluar.
“kau
keterlaluan Yesung-ah” kata Eunhyuk.
**********************
Jam sudah
menunjukkan pukul 7 malam. Nara masih saja duduk di depan kamar inap Yesung.
Nara benar benar keras kepala. Ia sudah disuruh untuk pulang dan beristirahat,
tapi ia tidak mau. Hatinya ngilu, rasa bersalahnya sangat besar. Yesung sakit
karenanya, karena menyelamatkannya dan bahkan ia tidak tau jika Yesung dari
kemarin di rawat di Rumah Sakit ini.
Sesekali
Nara menengok pintu kamar. Matanya lagi lagi memerah. Sudah berapa banyak air
mata yang ia keluarkan hari ini. Yesung tidak mau bertemu dengannya. Kenyataan yang
sangat memilukan.
Eomma
Yesung hanya bisa pasrah tidak bisa berbuat banyak. Ia juga tak mungkin menolak
keinginan Yesung yang tidak mau jika Nara menemuinya.
“astaga
Nara, kau masih di sini?” kata Donghae yang baru saja datang bersama Hyeri. Nara
mendongak. Donghae benar benar kaget melihat Nara yang masih saja berada di
luar dengan keadaan berantakan. Wajahnya memerah, matanya sembab dan rambutnya
yang tidak rapi.
“Nara-ya”
lirih Hyeri kasihan melihat sahabatnya yang seperti itu. Hyeri langsung mendekati
Nara dan memeluknya. Donghae hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Yesung
benar benar keterlaluan. Ia memang sudah tau masalahnya karena Eunhyuk tadi
sudah bercerita padanya.
“Eommonim,”
Donghae malah hampir melupakan Eomma Yesung yang masih duduk di sebelah Nara.
ia menyapanya dan sedikit membungkuk tanda hormat.
“masuklah
Donghae-ya, mungkin kau bisa membujuknya” kata Eomma dan dijawab anggukan oleh
Donghae. Donghae pun langsung masuk.
“hya,
neo…”
Yesung
dan Kyuhyun sontak menoleh dan mendapati Donghae yang terlihat marah.
“wae?”
tanya Kyuhyun yang memang tak tau apa apa.
Donghae menghembuskan
nafasnya kesal.
“hyya,
Jongwoon-ah, kau tak kasian melihat Nara yang dari tadi ada di depan hah? Bagaimana
jika sebenarnya ia lelah dan lapar, atau…”
“dia
masih di luar?” tanya Yesung bingung. Yesung memang tak tau jika Nara masih
berada di luar. ia tidak menyangka jika Nara akan seperti itu. ya, Donghae
benar. Bagaimana jika Nara kelaparan dan kelelahan. Mungkin saja ia akan sakit.
Itu tidak boleh terjadi. Tidak.
Yesung yang
tadi tiduran langsung menegakkan tubuhnya menjadi bersandar dibantu Kyuhyun. Ingat,
ia masih belum sembuh benar. Bahkan wajahnya masih terlihat sangat pucat.
“ada apa
denganmu?” tanya donghae lembut. Ia tau sebenarnya yang ada di pikiran Yesung. Yesung
memang sahabatnya yang paling bodoh. Bagaimana bisa bersikap seperti itu.
“hyung…”
Yesung mendongak.
Melihat Jongjin dan Nara ada dibelakangnya. Mereka saling menatap dalam diam. Yesung
kini yang merasa bersalah melihat wajah Nara yang terlihat kacau. Matanya seperti
mata panda. Nara sempat tersenyum kepada Yesung, berharap Yesung akan
membalasnya. Walau ia tau itu tak mungkin terjadi.
“aku akan
mengantarkan Nara pulang” kata Jongjin lalu menatap Nara.
“a.. a-a-ku
akan kembali” lirih Nara.
Jongjin berhasil
memaksa Nara untuk pulang karena ia menjanjikan Nara boleh menemui Yesung
besok. Jongjin sebenarnya juga bingung dengan mereka berdua. Kenapa hubungan
mereka dipersulit. Kenapa tidak saling jujur malah saling tertutup dan membuat keduanya
canggung.
Yesung diam
tak menjawab. Lagi, Nara merasa kecewa.
“jika kau
seperti ini terus aku pastikan Appa tak mungkin menurutimu hyung” ancam Jongjin
membuat Yesung membulatkan matanya. Ia tau benar apa yang dimaksud Jongjin.
“mwo?”
protes Yesung tapi terlambat, Jongjin sudah menarik tangan Nara untuk pergi. Jika
bukan adiknya mungkin Yesung akan memukulnya. Ingat Yesung, kau sedang sakit. Huh,
jika saja ia sehat pasti ia tak segan segan menjewer adik laki lakinya itu.
*********************
Aku akan bertahan. Akan
berusaha mendapatkanmu lagi. Tak akan mengulangi kesalahan yang dulu. Kini aku
menyadari, kau lah yang terbaik untukku.
Pagi yang
indah bukan.
Di tempat
itu, kini sudah ramai orang orang yang beraktivitas. Matahari pagi menyinari Seoul
dengan apiknya. Membuat orang orang bersemangat. Hari itu Nara tidak ada kelas.
Tapi ia terlihat buru buru naik bis. Ia akan pergi ke Rumah Sakit, menjenguk
Yesung.
Entah kenapa
ia sangat bersemangat hari itu. ia akan bertemu dengan Yesung. ia sudah
pikirkan matang matang. Ia akan meminta maaf atas semua kesalahannya. Ia baru
menyadari jika selama ini ia sangat bodoh telah menyia-nyiakan Yesung. Membuat hubungannya
dengan Yesung putus. Bodoh bukan? Padahal jelas jelas semua yeoja akan sangat
senang jika memiliki calon suami yang tampan dan mapan seperti Yesung. Bahkan banyak
yeoja diluar sana tergila-gila karena pesona Yesung. Hanya Nara yang bodoh, ia
memutuskan hubungan mereka.
Kali ini
ia akan berusaha dan tidak boleh menyerah. Ia ingin meminta maaf pada Yesung. Ia
menyesal atas semua yang ia lakukan. Bahkan ia rela melakukan apa saja jika
Yesung mau menerimanya kembali. Apapun ia akan terima, bahkan jika Yesung akan
mengatainya sebagai yeoja yang tak tau malu. Nara sudah menetapkan hatinya. Hatinya
hanya untuk Yesung. Hanya Yesung.
Setelah sampai
Nara berjalan cepat melewati lorong rumah sakit. Di tengah jalan ia bertemu
dengan Eomma Yesung.
“ohh,
Nara-ya, kau sudah di sini” tanya Eomma Yesung senang.
“ne, Nara
tidak ada kelas eommonim. Eommonim mau kemana?”
“ahh, mau
pulang sebentar, kebetulan sekali ada kamu nak, sana temani Yesung, ia sendiri
sekarang”
Nara tersenyum.
ini kesempatan bagus kan untuk berbicara pada Yesung. Nara kemudian mengangguk
senang. Eomma juga tersenyum.
“tapi
jika Yesung…”
“gwenchana
Eommonim, Nara gwenchana” jawab Nara cepat karena tau yang akan dibicarakan
Eomma Yesung. Semoga saja Yesung hari ini tidak bersikap dingin seperti
kemarin. Eomma mengangguk lalu pamit pulang.
Nara melanjutkan
perjalannya. Saat sudah sampai di depan kamar Yesung, Nara menarik nafas. Ia harus
menyiapkan mental. Ia tidak boleh terlihat lemah. Ia adalah yeoja yang kuat
bukan?
Pintu kamar
terbuka sehingga Nara bisa melihat ke dalam. Dilihatnya Yesung tengah bersama
dengan suster. Ia senang melihat keadaan Yesung lebih baik dari kemarin. Kini Yesung
lebih terlihat sehat. Tetap saja mempesona walau memakai baju pasien rumah
sakit.
“Hya,
lambat sekali. Bisa cepat tidak hah? Aku bosan” teriak yesung.
Nara mengerutkan
dahinya. Benar benar Yesung. Selalu saja seenaknya saja seperti itu. suster itu
langsung mengambil kursi roda dengan cepat dan di letakkan di samping ranjang.
“aku mau ke
atap” kata Yesung ketus.
“tapi
Tuan…”
“kau
tidak dengar, aku bilang..”
“biar aku
saja suster” tiba tiba Nara masuk dan memberanikan diri memotong perkataan
Yesung. Yesung seketika itu langsung diam melihat kehadiran Nara. Beda dengan
suster yang sepertinya sangat senang dengan kehadiran Nara. Setidaknya ia tidak
perlu melayani pasien yang menyebalkan seperti Yesungkan?
“ne nona,
khamsahamnida” suster itu membungkuk lalu pergi.
“hya”
panggil Yesung tidak terima, tapi suster itu sudah berlalu.
Nara pun
mendekati Yesung, menyiapkan kursi roda supaya Yesung duduk dengan nyaman.
“Oppa,
duduklah” Nara semakin mendekat berniat untuk membantu Yesung menaiki kursi
roda tapi Yesung menepis tangan Nara.
“aku
tidak mau memakai kursi roda”
Yesung mulai
beranjak dari duduknya dan mulai berjalan beberapa langkah tapi…
“akhh..h..h”
ringisnya kesakitan. Sial. Ia tidak tau jika berjalan sebentar menyebabkan ia
merasakan nyeri di perutnya. Nara dengan cepat membantu Yesung dan sedikit
memaksa Yesung agar mau duduk walau sebenarnya ia takut. Bertemu Yesung saja
sudah membuat jantungnya berdetak di atas normal apalagi ia dan Yesung sedekat
ini.
SKIP
Yesung dan
Nara masih saling diam. Yesung terus menatap pemandangan yang bisa dilihatnya
dari atap rumah sakit. Sungguh sangat menakjubkan. Ia bisa melihat di bawah
sana sangat ramai. Yesung berdiri dari duduknya agar bisa melihat lebih jelas
dan bisa merasakan angin segar tidak seperti di kamarnya yang membuatnya mual
karena bau obat.
Nara yang
ada di sampingnya menggingit bibir bawahnya. Tangannya mencengkeram ujung
bajunya. Ia gugup. Ia harus bicara pada Yesung tapi bibirnya kelu. Oh, ia
takut. Bagaimana ini?
“Op—oppa”
lirih Nara. Yesung menoleh ke samping. Ia menatap Nara. Menikmati indahnya pemandangan
yang lebih indah dari sebelumnya. Sungguh, Nara sangat cantik.
“apa kau
masih marah padaku?” Nara memberanikan diri.
“hm?”
Nara yang
tadinya menunduk langsung mendongak dan mengarahkan tubuhnya untuk menghadap
Yesung. Sedikit maju agar lebih dekat.
“ak-aku
minta maaf, selama ini aku salah Oppa, aku tidak mematuhimu, ak-aku membuatmu
jadi seperti ini. Aku salah Oppa, seandainya saja aku mengikuti perintahmu,
mungkin tidak akan seperti ini. Aku membuatmu sakit. Mian-mianhae”
Mata Nara
mulai memerah. Lihatlah, jika berhadapan dengan Yesung semua yang sudah
dirancangnya dalam otak hilang seketika. Ia tidak akan cengeng dan terlihat
lemah, nyatanya kini ia sangat rapuh.
Hening.
Nara
menunduk dan mengusap matanya agar air matanya tidak keluar. Ia kembali
mendongak. Mendapati Yesung yang tengah manatapnya dengan datar.
“aku
menyesal Oppa, jika saja aku bisa menggantikanmu aku akan melakukannya. Biar saja
aku yang sakit, bukan Oppa, aku tidak tau lagi harus bilang apa, aku sangat
sangat berterimakasih pada Oppa, jika saja…hkss” Nara berhenti dan mengusap air
matanya. Sial, menangis membuatnya sulit bicara.
“Oppa,
Nara,, Nara…”
Sungguh,
ia sangat berat mengatakannya. Dadanya sesak. Ya tuhan, kuatkanlah Nara.
“Nara,
nara mencintai Yesung oppa, sungguh Nara mencintai Oppa, Nara bodoh karena membatalkan
pertunangan kita. Jebal, maafkan Nara. apapun Nara lakukan agar Oppa menerima
Nara kembali. Nara membutuhkan oppa di sisi Nara. Saranghae Oppa, jeongmal
saranghae. Lakukan apa yang Oppa mau, bahkan Nara rela memohon agar Oppa
menerima Nara”
Setelah mengatakan
itu rasanya Nara benar benar tidak ada beban lagi. Tidak ada yang ditahan. Walau
ia menangis, tapi ia sangat senang. Ia senang bisa mengatakan itu.
..
“kau pengemis?”
tanya Yesung.
Nara diam.
Apa yang Yesung pikirkan tentangnya? Nara pengemis?
“m..mwo?”
“kau
sedang memohon padaku agar pertunangan kita berlanjutkan? Kau pikir itu mudah? Kau
tidak merasakan sakit yang aku rasakan Cho Nara”
Deg
Perkataan
yesung menusuknya. Nara hanya diam. Apakah ia memang hanya bisa diam? Katakana sesuatu
Cho Nara.
“tidak
bisa menjawab Cho Nara?”
“ne, Nara
memang pengemis oppa, menyedihkan bukan? Nara memang mengemis cinta dari Oppa. Nara
memang tidak merasakan sakit yang Oppa rasakan. Tapi oppa boleh memukul Nara, Nara
tidak apa. Agar Nara bisa merasakan sakit itu. bahkan jika Oppa akan menembak
Nara dengan pistol, menusuk Nara dengan benda tajam, akan Nara terima”
Yesung tersenyum
miring melecehkan.
“jinja?”
kata Yesung
“n-ne”
“aku
bukan orang jahat kan Cho Nara”
“ani,
oppa bukan”
“jadi
jika aku memukulmu kau tidak akan mengatakan jika aku jahatkan”
“an-aniya”
“jinja?” “kalau
begitu,,”
Yesung mengangkat
tangannya tinggi. Nara yang melihatnya kini menjadi ketakutan. Debaran jantung
Nara semakin meningkat. Yesung akan memukulnya. Tidak, ia tidak boleh takut. Ia
harus terima jika yesung memang akan memukulnya. Tangannya menggenggam ujung
bajunya kuat. Yesung mengangkat tangannya semakin tinggi dan mengayunkannya
capat membuat mata Nara terpejam. Ia siap untuk menerima pukulan tapi………..
TBC :p
next.. cuplikan...
‘ckk, aku tidak mau
makan’
‘oppa, jangan seperti anak kecil’
----
‘aku tidak mau pulang Eomma’
‘ckk, sejak kapan kau menyukai rumah sakit’
----
‘omoo, Yesung oppa kau…’
‘sial, aku ketahuan’