Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 22 Mei 2014

Now (part 3)

Now
 part 3
Author      : Lilian Nay Clouds
Genre       : Romance
Lenght      : Chaptered
Cast          :
1.      Kim Jong Woon
2.      Cho Nara
3.      Lee HyukJae
4.      Lee Donghae
5.      Cho Kyuhyun

sebelumnya



“hae.. sakit”
“aku bilang diam” teriak Donghae tidak tahan lagi. Matanya sudah memerah dan sedikit lagi air matanya akan jatuh. Beberapa orang sudah mlai mengangkat Yesung untuk di bawa ke Rs.
Yesung menerjabkan matanya perlahan. Sungguh rasanya sakit. Penglihatannya sudah kabur. Tapi ada rasa senang di hatinya. Tidak terjadi apa apa dengan Nara. Ia menyelamatkan yeoja yang sangat dicintainya. Nara.
‘Nara… sharanghae…’
 
part 3 
 
Malam ini entah kenapa terasa sangat dingin. Angin berhembus sedikit kencang dari biasanya. Malam itu di mobil Hyukjae hanya ada keheningan. Entah kenapa Nara dan Eunhyuk dari tadi hanya diam saja. Tidak seperti biasanya, jika mereka berdua bersama akan terjadi keributan.
Eunhyuk melajukan mobilnya dengan kencang. Sedangkan Nara? ia hanya diam saja. Ia sudah lelah bertanya. Dari tadi Eunhyuk hanya bilang tidak apa apa saat Nara bertanya kenapa ia dipaksa pulang. Ada yang tidak beres. Nara tau itu.
Beberapa kali Eunhyuk menghela nafasnya membuat Nara menoleh ke arahnya.
“Sunbae, aku ingin menemui Yesung Oppa, bisakah kita kembali?” tanya Nara lembut. Ini bukan saat yang tepat untuk mengajak Hyuk adu mulut.
“shireo. Ibumu sangat khawatir. Kau harus pulang”
Nara menghela nafas. Ia sudah bosan mendengar alasan itu dari mulut Eunhyuk. Ia tau ada yang tidak beres. Yesung. Apa yang terjadi padanya? Kenapa Eunhyuk menutupinya? Eunhyuk menepikan mobilnya saat sampai rumah Nara.
“sudah sampai”
“gomawo” Nara melangkahkan kakinya turun tapi diurungkannya dan menatap Eunhyuk sebentar.
“katakan, sebenarnya ada apa?”
“kau bicara apa Ra-ya, cepat masuklah”
“kau tidak terlihat baik”
“kau lebih tidak terlihat baik. Aku hanya shock saja, kau bisa diculik”
Nara diam. Lagi, ia menghela nafas.
“gomwo sunbae, dan aku minta maaf. Selama ini aku bersikap kurang ajar padamu. Khamsahamnida jeongmal, telah membantuku. Kau sudah ku anggap sebagai oppaku sendiri, Eunhyuk Oppa” Nara membungkukkan badannya sedikit. Eunhyuk hanya melihat itu dalam diam. Nara beranjak, ia melangkahkan kakinya pelan.
“Ra-ya” panggil Eunhyuk.
Nara membalikkan badannya.
“kau juga sudah ku anggap sebagai adikku sendiri. jaga dirimu baik baik. Apapun yang terjadi kau harus kuat, Cho Nara. aku pergi” Eunhyuk tersenyum lalu melambaikan tangannya dibalas Nara. lalu Eunhyuk berlalu dengan mobilnya yang Nara yakin dengan kecepatan yang tinggi.
‘kenapa perasaanku tidak enak. Ya Tuhan jangan biarkan hal yang buruk terjadi’



************************



2 hari kemudian….
Nara dan teman temannya kini duduk di taman kampus. Nara dari tadi hanya melihat ponselnya. Entah apa dengannya. Ia hanya ingin seseorang mengirimnya pesan atau menelponnya. Siapa lagi kalau bukan Yesung. Setelah kejadian penculikan itu, Nara sudah menghubungi Yesung beberapa kali tanpa ada jawaban. Jujur saja ia khawatir. Ia ingin menemui di rumahnya, tapi tidak mungkin. Ia malu.
Setelah kejadian itu, teman teman Nara sangat mengkhawatirkannya. Apalagi sejak kemarin Nara selalu berdiam diri. Seongyu memang sudah tertangkap. Kejadian tersebut membuat Nara tau jika selama ini ia salah menilai ahjummanya, Haejin. Yang membuat ia sangat merasa bersalah adalah Nara ingin merebut perusahaan yang milik haejin, selama ini ia mengira jika perusahaan itu resmi milik Appanya, tapi ia salah. Appanya hanya menjalankan sebagai direktur dan perusahaan itu diwariskan untuk Haejin bukan Appa Nara. Sungguh, ia malu.
Tapi setelah kejadian itu, ia dan Haejin semakin lebih dekat. Bahkan Haejin sangat baik padanya. Inilah yang disesalkan olehnya. Ia salah sangka selama ini. Andai saja ia menuruti apa yang dikatakan Yesung selama ini, mungkin semuanya akan baik baik saja. Ia kini tau, jika Yesung bersikap berlebihan padanya karena untuk kebaikan Nara juga. Ya Tuhan, kenapa Nara tidak menyadarinya dari dulu. Kini hanya penyesalanlah yang ia dapat. Bodoh. Dasar Nara bodoh.
“aku akan ke rumah sakit jam 7 malam, aku ada acara sebentar. Nanti aku bersama Hyeri”
Nara samar samar mendengar Donghae yang ternyata ada di belakangnya yang juga sedang duduk. Mereka saling membelakangi. Walau jaraknya tidak terlalu dekat, tapi Nara masih bisa mendengar apa yang Donghae katakan.
“Arra, aku akan ke sana bersama kyuhyun” jawab eunhyuk.
Nara semakin penasaran. Rumah Sakit? Siapa yang sakit? Dan… kenapa Yesung tak bersama mereka. Biasanya mereka berempat selalu bersama. Dan lagi, nara belum melihat Yesung setelah kejadian itu. apakah…
“ne… kajja ke sana sekarang, mungkin sekarang Yesung sedang uring uringan karena bosan” Kyuhyun.
Naa langsung menoleh keget. Yesung? Di Rumah Sakit? Ia tidak salah lagi sekarang. Dengan cepat Nara berdiri dan menghampiri ketiga namja itu. wajahnya memerah. Ia marah. Ia yakin ada yang disembunyikan dari Nara. Dan ini tentang Yesung.
“na.. Nara”
Donghae sedikit kaget mengetahui kehadiran Nara yang tiba tiba. Membuat Eunhyuk dan Kyuhyun menoleh ke arah Nara juga. Nara masih menatap tajam ketiga namja itu.
“ada apa dengan Yesung Oppa?” tanya Nara tegas dan sedikit bergetar. Tak ada jawaban. Membuat Nara semakin emosi.
“jawab aku sunbae. ADA APA DENGAN YESUNG OPPA!!!” teriak Nara membuat beberapa orang menoleh ke arahnya. Ya tuhan,., Nara sangat mengerikan.
Kyuhyun berdiri. Menatap mata Nara lekat.
“kau bisa diam hah!, apakah jika kau berteriak akan menyelesaikan masalah. Kau tau kau penyebab Yesung terluka dan…”
“Kyu-.. cukup” Eunhyuk menghentikan Kyuhyun. Mereka diam. Nara menunduk. Seharusnya ia tau dari awal. Seharusnya ia menyadari jika Yesung memang terluka saat menyelamatkannya. Dan apa yang terjadi pada Yesung sekarang? Ia tidak bisa memaafkannya jika terjadi apa-apa. Tangannya mengepal erat menahan air mata yang akan jatuh. Dadanya sesak. Ia tidak bisa bernafas dengan sempurna. Hatinya sakit. Yesung terluka karenanya. Ya, karenanya.
Nara menghapus air mata yang akan keluar. Ia mendongak dan melangkah maju ke hadapan Kyuhyun yang melihatnya dengan kemarahan.
“bolehkah aku ikut, aku mohon Kyuhyun sunbae, jebal”



*************************


Terlihat namja yang tertidur dengan damai. Tampan. Tapi wajahnya terlihat masih pucat. Warna putih mendominasi ruangan itu. Di sebelah kiri terlihat selang yang diketahui itu adalah infus. Namja yang biasanya terlihat sehat kini harus terbaring lemas di kamar mengerikan itu. kamar yang paling tidak disukai oleh namja itu. ia dari dulu memang tidak suka dengan Rumah sakit.
Matanya perlahan terbuka. Ia sudah mulai sadar dari tidurnya. Seperti biasanya. ia akan merasakan pusing. Kemarin ia harus kehilangan banyak darah membuat namja itu belum sehat sepenuhnya. Namja tampan itu adalah Yesung.
“kau sudah sadar sayang” Yesung samar samar mendengar Eommanya bicara padanya. Yesung membuka matanya sempurna. Ia sedikit tersenyum melihat eommanya yang tak mengenal lelah selalu menjaganya dari kemarin.
Yesung menghilangkan senyuman itu saat melihat Eunhyuk, Kyuhyun dan.. Nara? Nara ada di sini? Bagaimana bisa?
Nara sangat senang melihat Yesung bangun. Terlihat mimik wajahnya mencerminkan bagaimana khawatirnya ia.
“Ohh, Jongwoon-ah, Nara ingin menjengukmu” kata Eommanya menyadari tatapan tak suka pada Nara.
“an-anyeong Ye….”
“kenapa kau disini?” tanya Yesung memotong perkataan Nara. Tatapan Yesung benar benar tajam membuat nyali Nara menciut. Ia takut. Apa yang harus ia katakan? Apakah Yesung kini membencinya? Ia yang menyebabkan yeusng terluka. Membuat Yesung merasakan sakit demi Nara. Nara menunduk. Lagi, ia tidak berani menatap Yesung.
“kalian mengajaknya?” selidik Yesung pada Eunhyuk dan Kyuhyun.
“heyy, yesung-ah, kau…”
“aku tak suka dia ada disini” lagi lagi Yesung memotong. Ia tidak peduli akan menyakiti perasaan Nara sekalipun. Ia tak suka Nara melihatnya dalam keadaan lemah seperti ini.
Mendengar itu membuat Nara merasa tidak enak. Sepertinya ia hanya menganggu di sana. Apa yang harus ia lakukan. Rasanya sakit mendengar Yesung secara tidak langsung mengusirnya. Tidak, Ia harus pergi. Ia teringat perkataan kyuhyun.

‘kau tau, Yesung tertembak saat menyelamatkanmu. Kau tidak menyadarinya hah?’
Nara menunduk. Ia tidak bisa menjawab.
‘kau boleh ikut tapi jangan membuat masalah apalagi jika keadaan Yesung akan memburuk setelah melihatmu’
‘kyu, kau terlalu berlebihan. Sudah diam kalian’ Eunhyuk sepertinya tidak mau jika Kyuhyun terus menyelahkan Nara.

Teringat hal itu membuat Nara berdiri. Ia harus pergi. Ia tidak boleh menganggu Yesung apalagi membuat keadaan Yesung semakin memburuk.
“mianhae mengganggu, aku akan menunggu di luar” ucap Nara lembut sambil membungkuk lalu pergi dari kamar inap itu.
Eomma Yesung mendesah kecewa melihat kelakuan Yesung. Bahkan Yesung tega melakukan itu pada Nara.
“kenapa kau lakukan itu? apa salah Nara?” tanya Eomma Yesung. Yesung diam, dalam hatinya Yesung berkata jika nara tidak salah. Hanya saja ia tidak ingin Nara mengetahui jika Yesung terluka. Ia tidak mau Nara menyalahkan dirinya sendiri. Ia tidak mau melihat Nara bersedih.
Eomma Yesung berdiri lalu menemani Nara diluar.
“kau keterlaluan Yesung-ah” kata Eunhyuk.



**********************



Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Nara masih saja duduk di depan kamar inap Yesung. Nara benar benar keras kepala. Ia sudah disuruh untuk pulang dan beristirahat, tapi ia tidak mau. Hatinya ngilu, rasa bersalahnya sangat besar. Yesung sakit karenanya, karena menyelamatkannya dan bahkan ia tidak tau jika Yesung dari kemarin di rawat di Rumah Sakit ini.
Sesekali Nara menengok pintu kamar. Matanya lagi lagi memerah. Sudah berapa banyak air mata yang ia keluarkan hari ini. Yesung tidak mau bertemu dengannya. Kenyataan yang sangat memilukan.
Eomma Yesung hanya bisa pasrah tidak bisa berbuat banyak. Ia juga tak mungkin menolak keinginan Yesung yang tidak mau jika Nara menemuinya.
“astaga Nara, kau masih di sini?” kata Donghae yang baru saja datang bersama Hyeri. Nara mendongak. Donghae benar benar kaget melihat Nara yang masih saja berada di luar dengan keadaan berantakan. Wajahnya memerah, matanya sembab dan rambutnya yang tidak rapi.
“Nara-ya” lirih Hyeri kasihan melihat sahabatnya yang seperti itu. Hyeri langsung mendekati Nara dan memeluknya. Donghae hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Yesung benar benar keterlaluan. Ia memang sudah tau masalahnya karena Eunhyuk tadi sudah bercerita padanya.
“Eommonim,” Donghae malah hampir melupakan Eomma Yesung yang masih duduk di sebelah Nara. ia menyapanya dan sedikit membungkuk tanda hormat.
“masuklah Donghae-ya, mungkin kau bisa membujuknya” kata Eomma dan dijawab anggukan oleh Donghae. Donghae pun langsung masuk.
“hya, neo…”
Yesung dan Kyuhyun sontak menoleh dan mendapati Donghae yang terlihat marah.
“wae?” tanya Kyuhyun yang memang tak tau apa apa.
Donghae menghembuskan nafasnya kesal.
“hyya, Jongwoon-ah, kau tak kasian melihat Nara yang dari tadi ada di depan hah? Bagaimana jika sebenarnya ia lelah dan lapar, atau…”
“dia masih di luar?” tanya Yesung bingung. Yesung memang tak tau jika Nara masih berada di luar. ia tidak menyangka jika Nara akan seperti itu. ya, Donghae benar. Bagaimana jika Nara kelaparan dan kelelahan. Mungkin saja ia akan sakit. Itu tidak boleh terjadi. Tidak.
Yesung yang tadi tiduran langsung menegakkan tubuhnya menjadi bersandar dibantu Kyuhyun. Ingat, ia masih belum sembuh benar. Bahkan wajahnya masih terlihat sangat pucat.
“ada apa denganmu?” tanya donghae lembut. Ia tau sebenarnya yang ada di pikiran Yesung. Yesung memang sahabatnya yang paling bodoh. Bagaimana bisa bersikap seperti itu.
“hyung…”
Yesung mendongak. Melihat Jongjin dan Nara ada dibelakangnya. Mereka saling menatap dalam diam. Yesung kini yang merasa bersalah melihat wajah Nara yang terlihat kacau. Matanya seperti mata panda. Nara sempat tersenyum kepada Yesung, berharap Yesung akan membalasnya. Walau ia tau itu tak mungkin terjadi.
“aku akan mengantarkan Nara pulang” kata Jongjin lalu menatap Nara.
“a.. a-a-ku akan kembali” lirih Nara.
Jongjin berhasil memaksa Nara untuk pulang karena ia menjanjikan Nara boleh menemui Yesung besok. Jongjin sebenarnya juga bingung dengan mereka berdua. Kenapa hubungan mereka dipersulit. Kenapa tidak saling jujur malah saling tertutup dan membuat keduanya canggung.
Yesung diam tak menjawab. Lagi, Nara merasa kecewa.
“jika kau seperti ini terus aku pastikan Appa tak mungkin menurutimu hyung” ancam Jongjin membuat Yesung membulatkan matanya. Ia tau benar apa yang dimaksud Jongjin.
“mwo?” protes Yesung tapi terlambat, Jongjin sudah menarik tangan Nara untuk pergi. Jika bukan adiknya mungkin Yesung akan memukulnya. Ingat Yesung, kau sedang sakit. Huh, jika saja ia sehat pasti ia tak segan segan menjewer adik laki lakinya itu.



*********************



Aku akan bertahan. Akan berusaha mendapatkanmu lagi. Tak akan mengulangi kesalahan yang dulu. Kini aku menyadari, kau lah yang terbaik untukku.


Pagi yang indah bukan.
Di tempat itu, kini sudah ramai orang orang yang beraktivitas. Matahari pagi menyinari Seoul dengan apiknya. Membuat orang orang bersemangat. Hari itu Nara tidak ada kelas. Tapi ia terlihat buru buru naik bis. Ia akan pergi ke Rumah Sakit, menjenguk Yesung.
Entah kenapa ia sangat bersemangat hari itu. ia akan bertemu dengan Yesung. ia sudah pikirkan matang matang. Ia akan meminta maaf atas semua kesalahannya. Ia baru menyadari jika selama ini ia sangat bodoh telah menyia-nyiakan Yesung. Membuat hubungannya dengan Yesung putus. Bodoh bukan? Padahal jelas jelas semua yeoja akan sangat senang jika memiliki calon suami yang tampan dan mapan seperti Yesung. Bahkan banyak yeoja diluar sana tergila-gila karena pesona Yesung. Hanya Nara yang bodoh, ia memutuskan hubungan mereka.
Kali ini ia akan berusaha dan tidak boleh menyerah. Ia ingin meminta maaf pada Yesung. Ia menyesal atas semua yang ia lakukan. Bahkan ia rela melakukan apa saja jika Yesung mau menerimanya kembali. Apapun ia akan terima, bahkan jika Yesung akan mengatainya sebagai yeoja yang tak tau malu. Nara sudah menetapkan hatinya. Hatinya hanya untuk Yesung. Hanya Yesung.
Setelah sampai Nara berjalan cepat melewati lorong rumah sakit. Di tengah jalan ia bertemu dengan Eomma Yesung.
“ohh, Nara-ya, kau sudah di sini” tanya Eomma Yesung senang.
“ne, Nara tidak ada kelas eommonim. Eommonim mau kemana?”
“ahh, mau pulang sebentar, kebetulan sekali ada kamu nak, sana temani Yesung, ia sendiri sekarang”
Nara tersenyum. ini kesempatan bagus kan untuk berbicara pada Yesung. Nara kemudian mengangguk senang. Eomma juga tersenyum.
“tapi jika Yesung…”
“gwenchana Eommonim, Nara gwenchana” jawab Nara cepat karena tau yang akan dibicarakan Eomma Yesung. Semoga saja Yesung hari ini tidak bersikap dingin seperti kemarin. Eomma mengangguk lalu pamit pulang.
Nara melanjutkan perjalannya. Saat sudah sampai di depan kamar Yesung, Nara menarik nafas. Ia harus menyiapkan mental. Ia tidak boleh terlihat lemah. Ia adalah yeoja yang kuat bukan?
Pintu kamar terbuka sehingga Nara bisa melihat ke dalam. Dilihatnya Yesung tengah bersama dengan suster. Ia senang melihat keadaan Yesung lebih baik dari kemarin. Kini Yesung lebih terlihat sehat. Tetap saja mempesona walau memakai baju pasien rumah sakit.
“Hya, lambat sekali. Bisa cepat tidak hah? Aku bosan” teriak yesung.
Nara mengerutkan dahinya. Benar benar Yesung. Selalu saja seenaknya saja seperti itu. suster itu langsung mengambil kursi roda dengan cepat dan di letakkan di samping ranjang.
“aku mau ke atap” kata Yesung ketus.
“tapi Tuan…”
“kau tidak dengar, aku bilang..”
“biar aku saja suster” tiba tiba Nara masuk dan memberanikan diri memotong perkataan Yesung. Yesung seketika itu langsung diam melihat kehadiran Nara. Beda dengan suster yang sepertinya sangat senang dengan kehadiran Nara. Setidaknya ia tidak perlu melayani pasien yang menyebalkan seperti Yesungkan?
“ne nona, khamsahamnida” suster itu membungkuk lalu pergi.
“hya” panggil Yesung tidak terima, tapi suster itu sudah berlalu.
Nara pun mendekati Yesung, menyiapkan kursi roda supaya Yesung duduk dengan nyaman.
“Oppa, duduklah” Nara semakin mendekat berniat untuk membantu Yesung menaiki kursi roda tapi Yesung menepis tangan Nara.
“aku tidak mau memakai kursi roda”
Yesung mulai beranjak dari duduknya dan mulai berjalan beberapa langkah tapi…
“akhh..h..h” ringisnya kesakitan. Sial. Ia tidak tau jika berjalan sebentar menyebabkan ia merasakan nyeri di perutnya. Nara dengan cepat membantu Yesung dan sedikit memaksa Yesung agar mau duduk walau sebenarnya ia takut. Bertemu Yesung saja sudah membuat jantungnya berdetak di atas normal apalagi ia dan Yesung sedekat ini.


SKIP

Yesung dan Nara masih saling diam. Yesung terus menatap pemandangan yang bisa dilihatnya dari atap rumah sakit. Sungguh sangat menakjubkan. Ia bisa melihat di bawah sana sangat ramai. Yesung berdiri dari duduknya agar bisa melihat lebih jelas dan bisa merasakan angin segar tidak seperti di kamarnya yang membuatnya mual karena bau obat.
Nara yang ada di sampingnya menggingit bibir bawahnya. Tangannya mencengkeram ujung bajunya. Ia gugup. Ia harus bicara pada Yesung tapi bibirnya kelu. Oh, ia takut. Bagaimana ini?
“Op—oppa” lirih Nara. Yesung menoleh ke samping. Ia menatap Nara. Menikmati indahnya pemandangan yang lebih indah dari sebelumnya. Sungguh, Nara sangat cantik.
“apa kau masih marah padaku?” Nara memberanikan diri.
“hm?”
Nara yang tadinya menunduk langsung mendongak dan mengarahkan tubuhnya untuk menghadap Yesung. Sedikit maju agar lebih dekat.
“ak-aku minta maaf, selama ini aku salah Oppa, aku tidak mematuhimu, ak-aku membuatmu jadi seperti ini. Aku salah Oppa, seandainya saja aku mengikuti perintahmu, mungkin tidak akan seperti ini. Aku membuatmu sakit. Mian-mianhae”
Mata Nara mulai memerah. Lihatlah, jika berhadapan dengan Yesung semua yang sudah dirancangnya dalam otak hilang seketika. Ia tidak akan cengeng dan terlihat lemah, nyatanya kini ia sangat rapuh.
Hening.
Nara menunduk dan mengusap matanya agar air matanya tidak keluar. Ia kembali mendongak. Mendapati Yesung yang tengah manatapnya dengan datar.
“aku menyesal Oppa, jika saja aku bisa menggantikanmu aku akan melakukannya. Biar saja aku yang sakit, bukan Oppa, aku tidak tau lagi harus bilang apa, aku sangat sangat berterimakasih pada Oppa, jika saja…hkss” Nara berhenti dan mengusap air matanya. Sial, menangis membuatnya sulit bicara.
“Oppa, Nara,, Nara…”
Sungguh, ia sangat berat mengatakannya. Dadanya sesak. Ya tuhan, kuatkanlah Nara.
“Nara, nara mencintai Yesung oppa, sungguh Nara mencintai Oppa, Nara bodoh karena membatalkan pertunangan kita. Jebal, maafkan Nara. apapun Nara lakukan agar Oppa menerima Nara kembali. Nara membutuhkan oppa di sisi Nara. Saranghae Oppa, jeongmal saranghae. Lakukan apa yang Oppa mau, bahkan Nara rela memohon agar Oppa menerima Nara”
Setelah mengatakan itu rasanya Nara benar benar tidak ada beban lagi. Tidak ada yang ditahan. Walau ia menangis, tapi ia sangat senang. Ia senang bisa mengatakan itu.
..
“kau pengemis?” tanya Yesung.
Nara diam. Apa yang Yesung pikirkan tentangnya? Nara pengemis?
“m..mwo?”
“kau sedang memohon padaku agar pertunangan kita berlanjutkan? Kau pikir itu mudah? Kau tidak merasakan sakit yang aku rasakan Cho Nara”
Deg
Perkataan yesung menusuknya. Nara hanya diam. Apakah ia memang hanya bisa diam? Katakana sesuatu Cho Nara.
“tidak bisa menjawab Cho Nara?”
“ne, Nara memang pengemis oppa, menyedihkan bukan? Nara memang mengemis cinta dari Oppa. Nara memang tidak merasakan sakit yang Oppa rasakan. Tapi oppa boleh memukul Nara, Nara tidak apa. Agar Nara bisa merasakan sakit itu. bahkan jika Oppa akan menembak Nara dengan pistol, menusuk Nara dengan benda tajam, akan Nara terima”
Yesung tersenyum miring melecehkan.
“jinja?” kata Yesung
“n-ne”
“aku bukan orang jahat kan Cho Nara”
“ani, oppa bukan”
“jadi jika aku memukulmu kau tidak akan mengatakan jika aku jahatkan”
“an-aniya”
“jinja?” “kalau begitu,,”
Yesung mengangkat tangannya tinggi. Nara yang melihatnya kini menjadi ketakutan. Debaran jantung Nara semakin meningkat. Yesung akan memukulnya. Tidak, ia tidak boleh takut. Ia harus terima jika yesung memang akan memukulnya. Tangannya menggenggam ujung bajunya kuat. Yesung mengangkat tangannya semakin tinggi dan mengayunkannya capat membuat mata Nara terpejam. Ia siap untuk menerima pukulan tapi………..



TBC :p



next.. cuplikan... 
 

 ‘ckk, aku tidak mau makan’
‘oppa, jangan seperti anak kecil’
----
‘aku tidak mau pulang Eomma’
‘ckk, sejak kapan kau menyukai rumah sakit’
----
‘omoo, Yesung oppa kau…’
‘sial, aku ketahuan’