Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 29 Januari 2014

Angel (part 1)

Angel

part 1



Judul        : Angel
Author      : Lilian Nay Clouds
Genre       : Sad Romance, married life
Lenght      : Chaptered
Cast          :
1.      Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
2.      Kim Eun Soo (Euna)
3.      Kim Jong Woon
4.      Lee Donghae
5.      Cho Nara
6.      Cho Kyuhyun



Apa sulitnya menerimaku? Apa aku terlalu buruk untukmu? Katakanlah apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu melihatku?



Terlihat seorang yeoja yang tengah sibuk dengan masakannya. Cantik. Rambutnya ia ikat ke atas. Sesekali ia membenarkan letak anak rambutnya yang menurutnya menganggu. Ia harus bisa memasak dengan hasil memuaskan. Semoga saja suaminya akan memujinya seperti bayangannya.

Tapi...

Apakah itu akan terjadi?

Euna sudah menyiapkan masakannya yang sudah matang ke meja makan. Ia tersenyum dengan hasil masakannya yang terlihat menggiurkan. Semoga saja Eunhyuk akan senang.

Saat Euna mendengar suara langkah kaki langsung menoleh ke sumber suara. Lagi- ia tersenyum manis saat melihat Eunhyuk tengah menuruni tangga.

“Oppa, kajja makan” semangat Euna kemudian Euna menghampiri Eunhyuk dan menggandeng tangannya.

Srtt

Eunhyuk menghempaskan tangan Euna sedikit kasar. Euna menatap Eunhyuk dengan kecewa. Eunhyuk tak peduli. Ia melangkahkan kakinya menuju almari es di sebelah meja makan. Mengambil air putih dan meminumnya.

“Oppa, aku mohon makanlah, aku sudah memasakkan untukmu” kata Euna lagi dengan nada lirih. Ia sebenarnya takut mengatakan itu melihat wajah Eunhyuk yang dingin. Selalu saja seperti itu saat bersamanya. Eunhyuk melirik makanannya sekilas.

“aku tidak lapar. Aku pergi” jawab Eunhyuk singkat langsung meninggalkan Euna sendirian. Euna lagi lagi hanya menunduk. Kenapa selalu saja seperti ini. Apa ia harus membuang makannya lagi? Eunhyuk bahkan tak pernah sekalipun menyentuh makanannya. Semenjak kejadian Euna memergoki Eunhyuk tengah mendekati Yemi sahabtanya. Seharusnya ia kan yang marah? Tentu saja ia harus marah karena suaminya bersama dengan yeoja lain. Bahkan yeoja itu sahabat istrinya sendiri. Tapi apa ini? Eunhyuk bahkan selalu dingin pada Euna. Ya Tuhan kuatkan aku.

BACA ONLY HOPE

Sejak awal memang Eunhyuk tak menginginkan perjodohan ini. Eunhyuk dan Euna dijodohkan sudah dari kecil. Eunhyuk memang dulu terima saja dan selalu baik pada Euna. Ia bahkan selalu menutup hatinya agar tak melihat yeoja lain. Ia akan menuruti perintah orang tuanya.

Eunhyuk tak bisa merasakan seperti teman temannya yang selalu berkencan dan menyatakan cintanya pada yeoja. Tapi Eunhyuk? Bahkan ia tak mencintai Euna. Tapi semenjak Eunhyuk merasakan jika ia menyukai Yemi, Eunhyuk tak tahan lagi dan mulai memberontak. Ia selalu menghindari Euna yang sangat menyebalkan dan manja itu. Tapi apa yang Euna lakukan? Bahkan setelah lulus dari kuliahnya selang beberapa bulan Eunhyuk menikah dengan Euna. Ia yakin Euna yang memaksa orangtuanya.

Inilah kenyataan yang membuatnya menderita. Tapi itu membuat Eunhyuk semakin gencar mendekati Yemi. Setiap jam istirahat Eunhyuk sempatkan untuk mendekati Yemi. Dan suatu ketika Eunhyuk kepergok Euna membuat mereka bertengkar. Euna mengatakan ia tak akan menyerah membuat Eunhyuk mencintainya tapi Eunhyuk sebaliknya, ia akan mengatakan jika akan membuat Euna tak betah hidup bersamanya. Setelah kejadian itu Euna benar benar berusaha keras agar Eunhyuk mencintainya.

Euna menatap makananya. Ia duduk di kursi dan menyenderkan kepalanya pada meja. Sempai kapan ia harus seperti ini? Sebenarnya ia sudah lelah. Sangat lelah.

“apa Noona baik baik saja?” tanya bibi Shin yang kini juga tengah menyiapkan buah buahan di meja makan. Ya, hanya bibi Shin yang tau semuanya. Tau tentang retaknya hubungan majikannya itu.

Euna tersenyum menanggapinya. Yeoja itu selalu saja tersenyum walau sebenarnya ia tengah sedih. Pantas saja ia terlihat masih seperti anak kecil.

“Ahh, bibi, ayo makan bersamaku, aku rasa makanan ini tak akan habis jika aku snediri yang makan”

“tapi...”

“ahh ayo” kata Euna lalu mendorong tubuh Bibi Shin dengan lembut lalu mendudukannya. Bibi Shin tersenyum. Inilah kelebihan Euna. Ia sangat baik hati dengan siapapun walau dengan pembantunya sekalipun. Merekapun makan berdua.

“bagaimana kalau Noona membawakan makan siang untuk Tuan?” saran bibi Shin. Euna seketika berhenti makan.

“ahh, bibi benar juga. Jika aku membawakan makan siang pasti Eunhyuk oppa berhenti bertemu dengan Yemi lagi” Euna berbinar. Ok, apa salahnya dicoba.

‘aku pasti bisa mendapatkan hatimu Oppa’



***************



Sepertinya saran bibi Shin berhasil. Euna selalu membawakan makan siang ke kantor tempat Eunhyuk bekerja. Awalnya Eunhyuk memang tidak mau dan tetap mau pergi, tapi dengan segala cara Euna memaksa Eunhyuk untuk memakan masakannya. Euna tak peduli dengan ejekan Eunhyuk pada masakannya. Memang ia baru bisa memasak setelah menikah, ia jadi menyesal kenapa tidak dari dulu ia belajar memasak.

Euna juga berjanji pada dirinya sendiri agar hidup mandiri tidak seperti dulu yang masih bergantung dengan orang tuanya dan bersikap sangat manja, kerjaannya hanya bisa menyuruh orang. Ia akan buktikan kepada Eunhyuk ia adalah istri yang baik.

Seperti siang ini. Euna berjalan dengan senyuman manisnya saat berada di perusahaan milik Yesung. Ya, Eunhyuk memang bekerja di sana. Beberapa karyawan di sana selalu menyambut Euna dengan baik mengingat Euna adalah istri Eunhyuk.

Euna membuka pintu ruangan Eunhyuk.

“Oppa” sapanya ramah.

Eunhyuk hanya bisa menghela nafasnya. Ia kini sudah terbiasa saat Euna mengantarkan makan siang untuknya. Eunhyuk tau jika Euna melakukan itu agar ia tak bisa bertemu dengan Yemi lagi. Ok, memang Euna menang. Mana mungkin ia menolaknya.

“aku bawakan makanan untuk Oppa. Kau pasti lapar” kata Euna sambil membuka bekal yang ia bawa. Eunhyuk pasrah. Ia menutup berkas yang sedang ia kerjakan. Sebelum Euna merajuk seperti kemarin.

“ckk, seharusnya kau tak perlu bawakan aku setiap hari”
Euna mengambilkan makanan dan menyuapi Eunhyuk seakan tak mendengar apa yang dikatakan Eunhyuk.

“aku bisa sendiri” kata Eunhyuk sambil mengambil alih makanan, tapi dicegah Euna.

“andwe. Biar aku saja yang menyuapi Oppa. Itu juga tugas seorang istrikan” jawab Euna sambil tersenyum. Eunhyuk pasrah. Ia pun mau disuapi Euna. Eunhyuk heran bagaimana bisa Euna tetap bisa tersenyum padahal Euna sebenarnya sangat menderita.

Setelah itu pasti Euna dengan setia menunggu Eunhyuk selesai bekerja. Ia memastikan jika Eunhyuk langsung pulang. Hari hari kini dilewati Eunhyuk dengan Euna selalu disisinya. Ia sudah terbiasa akan hal itu. Semenjak hari itu juga Eunhyuk tak pernah bertemu dengan Yemi membuat Euna yakin jika ia akan dengan mudah membuat Eunhyuk jatuh cinta padanya.

Tapi tak dipungkiri kini hubungan persahabtan Euna dan Yemi sedikit merenggang. Euna masih tidak terima jika Eunhyuk mencintai sahabatnya sendiri. Euna tidak membenci Yemi sedikitpun karena memang Yemi tak salah. Hanya saja ia snagat takut jika Eunhyuk akan pergi darinya. Euna sangat mencintai namja itu lebih dari apapaun.

“Hyukjae-ya” teriak namja yang baru saja datang. Tanpa rasa sopan sedikitpun namja itu masuk ke ruangan Eunhyuk tanpa mengetuk pintu. Siapa lagi kalau bukan Donghae. Donghae terdiam saat melihat Euna yang sedang menyuapi Eunhyuk. Tapi setelah itu Donghae tersenyum dan mendekati sahabatnya.

“Ommo, kalian romantis sekali” goda Donghae.

“Oppa, kau tak ke Rumah sakit?” tanya Euna. Ia menghentikan menyuapi Eunhyuk.

“sudah tadi, aku tidak ada jadwal sekarang. Sebenarnya aku mau makan siang tapi...”

Donghae sedikit melirik ke makanan yang di bawa Euna. Sebenarnya hanya modus saja biar Donghae bisa makan. Euna tersenyum mengerti akan tatapan Donghae. Pasti Donghae kini sedang lapar dan ingin makan siang.

“Oppa mau?” tawar Euna sambil menunjukkan makanannya. Eunhyuk mendelik. Yang benar saja. Itukan makan siangnya. Heyy, Eunhyuk juga lapar.

“Ahh, Euna-ya kau sangat ba.... “ Donghae mengulurkan tangan untuk menerimanya tapi belum sempat untuk menggapainya, Eunhyuk malah merebutnya dengan kasar.

“Yak Hyukie...” teriak Donghae. Eunhyuk tak mempedulikan sahabatnya itu. Ia memakan sendiri makanannya. Enak saja main rebut. Euna membawakan makanan untuknya kan? Eunhyuk terus memakan makanannya dengan lahap. Biar saja ia dibilang pelit. Ia hanya tidak ingin Donghae makan makanannya.

“Oppa, bukankah tadi kau menolak makananku. Kenapa sekarang kau malah memakan seperti orang yang kelaparan?”

Perkataan Euna membuat Eunhyuk berhenti. Lalu menatap Euna sekejab tapi langsung meneruskan makannya. Aneh. Apa yang dikatakan Euna benar. Kenapa ia jadi seperti ini? Bukankah ia sangat tak suka jika Euna selalu membawakan makan siang untuknya. Tapi kenapa saat makanannya diberikan Donghae rasanya Eunhyuk sangat tak rela. Apakah dia mulai...? tidak tidak.



***************



Beberapa hari kemudian...

Setelah menyelesaikan tugasnya sebagai istri yang baik, Euna bergegas ke kamar Eunhyuk. Euna membuka pintu kamar Eunhyuk. Eunhyuk memang sudah pergi ke kantor. Euna melihat sekeliling kamar itu. Tentu saja rapi, setelah Eunhyuk pergi Euna selalu membersihkannya. Euna jadi tersenyum. Ia memang banyak berubah setelah menikah. Ia kini rajin dan tidak terlalu manja seperti dulu yang bergantung pada orang lain. Ini semua karena Eunhyuk. Ya, makanya, Euna ingin sekali berterimakasih padanya.

Euna duduk di sebelah ranjang. Ia tersenyum, sepertinya kamar itu sudah rapi. Euna melihat laptop milik Eunhyuk di meja.

“Ehh, Oppa tak membawanya?”

Euna pun mendekat dan membukanya. Ia bahkan tak pernah melihat isi dari laptopnya. Ia jadi penasaran. Euna pun menghidupakan laptop itu dan membuka setiap folder yang ada di dalamnya. Ia senang, ternyata isinya tak ada yang aneh. Banyak sekali foto C5 saat bersama. Euna tersenyum sendiri saat melihat Eunhyuk di foto sangat lucu.

Euna terdiam saat melihat fotonya saat masih kecil bersama Eunhyuk. Mereka tertawa senang. Saat itu Eunhyuk benar benar menjaganya dan menuruti apa yang Euna minta tapi sekarang? Mengingat itu Euna jadi sedikit sesak. Kenyataannya bahwa sekarang Eunhyuk lebih memilih Yemi.

Euna membuka e-mail milik suaminya. Ia penasaran. Tidak ada yang aneh. Hanya terlihat pesan dari Yesung dan Leeteuk. Euna heran, bagaimana bisa Yesung selalu menghubungi Eunhyuk tapi ia tak membalas pesan Nara sedikitpun. Euna jadi merasa kasian pada Nara.

Tapi ada pesan yang memang membuatnya sangat penasaran karena didalamnya terlihat namanya. Euna menyipitkan matanya. Pesan dari Leeteuk? Setaunya, ia tak dekat dengan Leeteuk, mungkin hanya dengan Yesung dan Donghae saja.

Euna membuka pesan itu...

‘tidak Hyukie, seharusnya kau tak seperti itu. Euna adalah istrimu. Belajarlah mencintainya. Aku lihat dia adalah yeoja yang sangat baik’ - Leeteuk

Euna menyipitkan matanya. Apa yang sebenarnya dibicarakan Leeteuk. Euna sangat penasaran dan langsung membuka pesan keluar.

‘Hyung, aku benar benar tidak tahan hidup bersama Euna. Kau tau sendirikan aku sangat mencintai Yemi. Jika seperti ini terus aku bisa gila’

‘aish, apannya yang cantik? Manja iya. Euna selalu memasak untukku. Kau tau Hyung, masakannya bahkan tidak enak. Ya walau aku harus akui semakin hari ia semakin pintar memasak dan merubah rasa masakannya yang hambar itu. Dia sangat keras kepala, aku selalu bilang jika dia tak perlu memasak tapi tetap saja ia memasakkan untukku. Aku tak menyukai masakannya. Dan lagi, Ia banyak tingkah dan selalu saja mengangguku. Tak bisakah ia hanya diam saja?’

‘aku ingin bercerai saja. Aku benar benar gila jika terus menyimpan perasaan pada Yemi. Aku harus bagaimana Hyung?’

‘ya, awalnya aku pasrah dan terima Euna akan menjadi istriku karena aku sudah bersamanya sejak kecil. Aku bahkan selalu menutup hatiku pada yeoja lain karena aku memilikinya. Tapi kini aku sadar, aku juga butuh kebebasan hingga Yemi masuk ke dalam hidupku. Tapi gara gara perjodohan sialan ini aku terperangkap. Aku bahkan benci menyebutnya istriku’

‘ck, arra. Sudah ya Hyung, aku ingin tidur. Ingat, jangan sampai Yesung hyung tau. Aku akan dibunuhnya’ -Eunhyuk


DEG

Mata Euna membulat saat membaca tulisan itu. Perlahan penglihatannya kabur. Air mata sialan ini menutupinya.

Tes tes...

Butiran air dari mata Euna tak bisa lagi ditahannya. Euna mematung melihat tulisan itu. Tulisan Eunhyuk yang dikirim untuk Leeteuk. Hatinya sangat sakit. Ia lemas seketika. Rasanya ingin sekali ia mati saat itu juga karena tidak bisa manahan rasa sakit di hatinya. Kenapa harus seperti ini? Eunhyuk sangat tersiksa dengan pernikahan mereka. Bahkan Eunhyuk benci menyebutnya istri.

Hiks hiks...

Euna menyenderkan kepalanya di meja. Kepalanya terasa berat. Pandanganya kini kabur. Sial. Kenapa air matanya terus mengalir. Apa ia akan bisa bertahan jika seperti ini? Rasanya sangat sulit. Awalnya ia berfikir membuat Eunhyuk mencintainya mudah. Tapi ia salah. Hati Eunhyuk bukan untuknya tapi untuk Yemi. Euna benar benar muak dengan semuanya. Kenapa harus seperti ini.

‘apakah aku bisa bertahan Oppa?’


***************



Euna melihat isi pesan di ponselnya. Dari Yemi. Katanya Yemi akan ke rumahnya kerena ia pulang lebih awal. Euna memejamkan matanya. Kenapa ia jadi benci dengan nama itu. Yemi. Seharusnya tidak boleh begitu. Yemi tidak salah dalam hal ini. Yemi adalah sabatanya.

Tak lama kemudian Yemi datang. Euna dengan senang menyambutnya. Merekapun seperti dulu yang akrab dan bercanda ria.

“ahh, Na-ya, semenjak kau menikah kenapa jarang sekali ke rumahku hmmm? Kau tak ingat denganku?” kata Yemi sedikit memanyunkan mulutnya. Euna tersenyum.

“seharusnya kau saja yang datang kesini. Kau saja yang terlalu sibuk dengan pekerjaanmu”

“ehh, kau menangis Na-ya? Wae?” tanya Yemi saat melihat mata Nara yang berkantung. Tentu saja ia menangis. Bagaimana ia bisa tidak menangis jika suaminya sendiri menyukai sahabatnya.

“ani, gwenchana. ahh, Yemi-ya, boleh aku bertanya?”

“kau yakin baik baik saja”

“yak, aku boleh bertanya tidak, aku bilang aku baik baik saja Yemi”

“ne ne..”

“apa kau masih mencintai Yesung Oppa?”

Hening

Pertanyaan itu membuat Yemi terdiam. Apa yang harus ia jawab? Kenyataannya memang seperti itu. Ia masih sangat mencintai Yesung. Tapi bagaimana dengan Nara? *baca Only Hope

Euna masih saja menatap Yemi meminta jawaban.

“aku tidak tau”

Euna mengangguk lalu meminum air putih di hadapannya.

“kadang memang ada sesuatu yang tidak bisa kita miliki karena sesuatu itu sudah dimiliki orang lain” –termasuk suamiku

Yemi terdiam sebenatr lalu mendingakkan kepalanya.

“arra, aku tau, Yesung sudah dimiliki Nara”

‘bukan bukan Yesung Oppa, tapi suamiku’



***************



Malam ini bulan dan bintang bersinar dengan terang. Malam yang sangat indah. Suara ramai di luar sana membuat suasana menjadi lebih menyenangkan. Kota itu tak pernah sepi. Lampu lampu gemerlapan. Suasana yang sangat mendukung untuk pergi jalan jalan malam harikan?

Eunhyuk sudah membereskan barang barangnya. Ia melihat jam baru menunjukkan pukul 7 malam. Entah kenapa ia ingin segera pulang. Ia sangat lapar. Tadi siang ia belum makan. Ia kira Euna akan mengantarkan makan siang seperti biasanya, tapi entah kenapa siang tadi Euna tak datang. Tapi Eunhyuk terlalu gengsi hanya untuk sekedar menelpon dan menanyakannya.

Aneh. Biasanya ia akan segera makan di tempat biasa. Di dekat kantor Yemi. Tapi kenapa Eunhyuk tadi memilih menunggu Euna?

“kau sudah mau pulang?” tanya Appa saat Eunhyuk keluar dari ruangannya.

“ne Appa”

Appa mengangguk.

“salam buat menantu Appa ne”

Eunhyuk tersenyum lalu mengangguk. Ia pun pergi dari sana.


SKIP


Eunhyuk masuk ke rumahnya. Ia melihat Euna yang tengah keluar dari dapur lalu duduk di ruang tengah.

“Eun....” perkataan Eunhyuk terhenti saat melihat siapa yeoja yang tengah duduk di samping Euna. Mereka beriga sama sama diam. Eunhyuk mengalihkan tatapannya ke arah Euna, emmbuat mata mereka bertemu tapi hanya sekilas karena Euna mengalihkan padangannya.

“ohh, Hyuk Oppa, anyeong” sapa Yemi ramah dengan senyumannya. Eunhyuk ikut tersenyum dan mengangguk.

Euna yang melihatnya entah kenapa rasanya sangat sakit. Bahkan Eunhyuk belum pernah tersenyum seperti itu padanya. Miris.

“Ahh, Euna-ya, sepertinya aku harus pulang. Ini sudah malam”

“mwo? Kenapa pulang sekarang? ini masih jam 7 Yemi-ya? Eunhyuk Oppa baru saja pulang,  ia pasti senang kau ada di sini” jawab Euna sedikit menyindiri Eunhyuk. Entah kenapa Euna merasa ini bukan dirinya. Kenapa ia jadi seperti ini.

Yemi yang mendengarnya hanya mengerutkan dahi tanda tak mengerti, sedangkan Eunhyuk? Ia masih membatu. Ia tau sekali apa maksud dari perkataan Euna. Ya, seharusnya ia senang Yemi berada di rumahnya. Tapi Eunhyuk tidak suka sedikitpun. Bahkan pandangannya tak lepas dari Euna yang tengah menunduk. Terlihjat wajahnya sedikit memerah? Sesekali tangannya mengusap matanya. Eunhyuk tau, Euna berusaha mati matian menahan air matanya.

“ahh, Na-ya, masih ada waktu, ya sudah aku pulang” Yemi menmgambil tasnya dan bersiap untuk pulang.

“Eunhyuk Oppa akan mengantarkanmu, ini sudah malam Yemi-ya” kata Euna berusaha tersenyum. Lagi, Eunhyuk hanya diam. Apa maksud Euna bicara seperti itu? apa Euna gila?

“aniya, pasti Hyuk Oppa lelah”

“tidak, ia pasti akan senang mengantarm....”

“ya, aku sangat lelah Yemi-ya, mianhae, aku tak bisa mengantarmu, kau bisa naik taksi kan?” potong Eunhyuk sebelum Euna melanjutkan perkataannya. Eunhyuk menatap Euna tajam.

“ahh, tentu saja, ya sudah aku pulang dulu”

Yemi meninggalkan mereka berdua. Euna melambaikan tangan sambil tersenyum tanpa peduli dengan Hyuk yang seprtinya tengah menatapnya. Setelah Yemi tidak terlihat, Euna melangkahkan kakinya.

“apa maksudmu?” tanya Hyuk membuat Euna berhenti.

“maksudku apa?”

“kau bilang aku senang Yemi berada di siini dan kau bilang jika aku akan mengan...”

“itu memang benarkan? Aneh, kenapa kau menolak? Seharusnya kau senangkan? Ahh tentu saja, Yemi kan yeoja pujaan hatimu” jawab Euna, setelah mengatakan itu Euna langsung pergi begitu saja.

Eunhyuk masih ditempatnya. Mencerna perkataan Euna. Seharusnya ia senangkan? Ya, tapi kenapa tadi ia menolak. Ini aneh. Sangat aneh. Ia bahkan dari tadi memikirkan perasaan Euna saat Eunhyuk dan Yemi berpapasan.

Eunhyuk menatap punggung Euna yang mulai menjauh. Hari ini entah kenapa Eunhyuk benar benar merasakan perubahan Euna. Euna tak mengantarkan makanan dan juga sikap Euna kepadanya sangat aneh.

Eunhyuk menghempaskan tubuhnya di sofa. Ahh, ia bahkan lupa jika ia lapar. Eunhyuk pun bergegas menuju ke meja makan tapi Eunhyuk berhenti saat melihat Euna akan pergi entah kemana.

“kau mau kemana?” tanya Eunhyuk.

“aku ingin pergi keluar membeli makanan”

“kau tak memasak?Tadi kau juga tak mengantarkan aku makan siang”

Euna mengerutkan dahinya.

“Walau aku memasak, nanti akhirnya dibuang karena tak ada yang memakannya. Ku kira Oppa akan makan siang bersama Yemi” jawab Euna lirih. Tapi tentu saja Eunhyuk mendengarnya.

Eunhyuk terdiam mendengarkan jawaban Euna. Kenapa hatinya ngilu mendengarkannya. Lihatlah. Bahkan Euna kini meninggalkannya. Apakah ia sangat keterlaluan pada Euna. Tapi bukankah seharusnya itu yang ia lakukan agar Euna tak betah berada di sisinya. Tapi kenapa rasanya sakit melihat Euna seperti mengacuhkannya.

Tidak, Eunhyuk sangat keterlaluan. Apa ini alasannya ia melihat makanan yang masih utuh ada di tempat sampah? Gara gara tidak ada yang memakannya? Bodoh. Euna memasakkan untuknya tapi ia menyia nyiakannya. Dan sekarang saat ia membutuhkannya, Euna meninggalkannya. Kenapa jadi seperti ini.

Apa yang harus ia lakukan sekarang? ia sangat lapar. Benar benar lapar.



***************



Eunhyuk kini terburu buru. Ia bangun telat. Ahh, kenapa ini terjadi. Ia tergopoh gopoh memakai baju dan membenarkan dasinya. Euna tak membangunkannya? Ah, sial. Ia akan mewakili Kim Ahjumma untuk pergi menemui client. Ia bisa telat jika seperti ini.

“Eh Oppa. Kau sudah akan pergi?”

Eunhyuk menoleh ke sumber suara. Ternyata Euna ada di belakangnya. Eunhyuk hanya mengangguk. Euna tersenyum lalu pergi dari hadapan Eunhyuk. Ada apa sebenarnya hari ini. Biasanya Euna akan memasangkan dasi untuknya, menyiapkan sarapan untuknya dan mengantarkannya sampai ke depan rumah. Tapi apa ini?

“apa aku sudah gila?” gerutu Eunhyuk. Ia mengacak rambutnya kasar. Sebenarnya ada apa dengan Euna?

Ok, sepertinya ia harus melakukan semua itu sendiri. TANPA Euna. Eunyuk menatap Euna yang berjalan menuju kamarnya. Ia menghembuskan nafasnya kasar. Ia benar benar sudah bergantung dengan yeoja itu
.
Persetan dengan dasi, ia langsung saja pergi.



****************



Beberapa hari kemudian...


Eunhyuk menatap kosong ke depan. Dagunya ditopang dengan tangannya. ia merasakan kepalanya benar benar berat. Sebenarnya ada apa dengan dirinya. Di pikirannya kini hanya ada Euna. Ia terus memikirkan sikap Euna yang berubah padanya. Tak ada lagi Euna yang dulu yang selalu perhatian padanya.

Kini jika ia pulang tak ada yang menyambutnya, tak ada sarapan, makan siang dan makan malam untuknya. Ia kini sangat merasa kualahan dengan sikap Euna yang tak peduli padanya. Bahkan Euna kini jarang tersenyum saat menyambutnya. Tak seperti dulu.

Eunhyuk mengacak kasar rambutnya.

“Argghh,,, Euna-ya, kau membuatku gila”

Ia kini harus mencari makanan untuknya sendiri seperti dulu. Padahal dulu ia baik baik saja. Bahkan ia juga mencuci dan menyertika bajunya sendiri. Kini malah Euna seperti membalas dendam padanya. Ya, dulu Eunhyuk selalu bersikap dingin padanya dan kini giliran Euna yang seperti itu. Sebenarnya ada apa dengan yeoja itu.

Kini Eunhyuk menyadari jika ia sangat membutuhkan Euna di sisinya. Ia menyayanginya Euna, ani, bukan hanya menyayanginya. Ia mencintai istrinya. Sangat. Bodoh. Kenapa ia baru menyadarinya sekarang? apakah ini karma untuknya? benar.. ia sangat menderita sekarang. bodoh. Ia seharusnya menyadarinya dari dulu.

Tok tok tok...

Eunhyuk mengangkat wajahnya menatap pintu di depannya. Ia berdecak sebal. Ia sedang malas sekarang.

“masuk” kata Eunhyuk. Setelah itu ada seorang namja yang masuk ke ruangannya.

“Hyung...” teriak namja itu girang. Tanpa disuruh, namja itu langsung duduk di depan Eunhyuk. Namja itu adalah Seungri. Adik dari suami kakaknya.

“ohh, Hyung, ada apa hmm? Kau terlihat muram” tanya Seungri penasaran.

“tidak ada apa apa. Ada apa kau kemari. Sepertinya penting”

Seungri tersenyum. Lalu ia mengeluarkan sebuah kotak. Lalu Seungri membukanya. Terlihat cincin di dalamnya. Sangat cantik. Eunhyuk mengerutkan dahinya tak mengerti.

“hyung... lihatlah, baguskan?” tanya Seungri. Eunhyuk menatap cincin itu. Eunhyuk pun mengangguk, ya memang cincin itu terlihat sangat bagus.

“ahh, aku tak salah pilihkan. Rencananya besok aku akan melamar yeojachinguku. Kau tau hyung, aku sangat gugup. Makanya aku ke sini untuk minta tolong kau mengajariku untuk melamar yeoja”

“Mwo? Aku?”

Eunhyuk terbelalak. Kenapa harus dia? Heyy, yang benar saja.

“tentu saja. Aku yakin kau sangat hebat. Buktinya Euna noona kini sudah jadi istrimu. Aku diajarin ya, kau kan sudah berpengalaman”

Deg

Kata kata Seungri benar benar menusuk hatinya. Kenapa darahnya seperti berdesir cepat. Melamar? Bahkan ia tidak melamar Euna. Mengucapkan kata kata ia mencintai Euna juga belum pernah ia lakukan. Eunhyuk menggenggam erat tangannya. Hatinya terasa sakit. Ia yakin Euna sebenarnya sangat menginginkannya. Namja macam apa sebenarnya ia.

“Hyung..” panggilan Seungri membuat Eunhyuk sadar dari lamunannya.

“kau maukan?” lanjut Seungri.

“a-aku sedang sibuk. Mendingan kau cari yang lain saja. Ahh, cari saja Hyung. Dia kan juga melamar Soora Noona” jawab Eunhyuk mencari alasan. Yang benar saja. Eunhyuk bahkan tidak berpengalaman sama sekali. Ia malu jika mengatakan yang sebenarnya.

Seungri pun mendesah kecewa. Tapi ia maklum karena Eunhyuk terlihat sibuk. Lalu Seungri pamit pulang. Sepeninggal Seungri, Eunhyuk langsung pergi. Ia benar benar pusing dengan semua pikiran yang berkecamuk di pikirannya. Sial. Kenapa wajah dan suara Euna melayang layang dipikirannya. Ia gila. Ia bisa gila.

Ia terus menjalankan mobilnya sampai di depan bar. Sedikit minuman mungkin dapat menghilangkan segala pikiran yang membuatnya pusing. Di sana memang tidak terlalu ramai. Mungkin karena masih sore. Hyuk melihat sekitar. Sudah lama ia tidak pergi ke sini. Bahkan inilah pertama kali Eunhyuk datang sendiri.

Eunhyuk duduk di sebelah pojok. Ini gila. Ia langsung meminum minuman di depannya. Ia sendiri sebenarnya tidak bisa minum. Setelah minum sedikit kepalanya langsung terasa pening. Sial. Ia benar benar tak suka rasanya. Ia ingin memuntahkannya. Bagaimana bisa Kyuhyun menyukai minuman setan itu. Dadanya benar benar panas. Tapi ia tidak peduli, ia malah terus meminumnya. Ia tersenyum sendiri. Ya, ia kini benar benar seperti orang gila. Ini semua gara gara Euna.

Eunhyuk tidak tau jika ada seorang yeoja yang dari tadi memperhatikannya. Yeoja itu tersenyum licik melihat ternyata salah satu anggota C5 datang sendiri. Dan kini dalam keadaan mabuk.

Yeoja itu melangkahkan kakinya menuju tempat Eunhyuk.


“tampan” kata yeoja itu lirih.




TBC

Selasa, 21 Januari 2014

Only Hope (Part 11) END



Only Hope



PART 11 END



Judul        : Only Hope
Author      : Lilian Nay Clouds
Genre       : Sad Romance
Length      : Chaptered
Cast         : 
Kim Jong Woon (Yesung)
Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
Kim Jong Jin (Jongjin)
Shin Yemi (Yemi)
Cho Nara (Nara)
Lee Donghae (Donghae) 
Kim Eun Soo (Euna)


Link sebelumnya :


TARA... aku kembali... ahh tidak terasa sudah END. sebenarnya mau dibuat lebih panjang tapi gag jadi. hehe, ceritanya jadi gaje gini. yasudah.. selamat membaca..





“Sampai kapan aku harus menunggumu?”



Beberapa bulan kemudian.......

Sore yang indah bukan? Entahlah, indah di mata siapa? Ia sangat pusing memikirkan tugas akhirnya. Tapi untung saja sudah selesai. Kini ia tinggal menunggu wisudanya. Ahh sudah tidak sabar menunggu hari itu.

Sore ini memang Nara masih ada di kampus. Bukan hanya Nara. Banyak juga orang orang yang masih di sana. Inilah kebiasaan mereka. Menghabiskan waktu untuk bermain atau hanya berdiam diri di kampus.

“Kita kemana lagi sekarang?” tanya Hani di sebelah Nara. Nara menatap Hani seklias. Bahkan ia juga tidak tau mau kemana. Ahhh, ia benar benar capek.

“Bagaimana kita duduk dulu?” saran Nara langsung diiyakan oleh Hani. Mereka duduk di sekitar taman. Tapi mereka tidak duduk di taman melihat cuaca yang masih panas.

“ohh ye, aku lupa. Ada titipan buatmu” kata Hani sambil mengambil bingkisan dari tasnya. Dahi Nara berkerut, bingkisan lagi? Dari siapa?

Nara menerimanya dan membuka bingkisan itu. Nara tersenyum ketika melihat coklat di dalamnya. Ahhh... pas sekali. Hani menggelengkan kepalanya melihat kebiasaan temannya itu. dasar maniak coklat. Nara langsung membuka dan memakannya. Tapi ia tak lupa membaginya dengan Hani.

“Nara-ya.. baca suratnya. Kau tak penasaran?” tanya Hani sambil mengambil surat di dalam bingkisan. Nara menggeleng. Ahh itu hal biasa. Mungkin hanya surat cinta. Nara memang tak pernah menanggapi hal semacam itu. memang tak dipungkiri banyak namja yang menyukainya. Tapi Nara tetap saja cuek.

Hani pun membuka surat itu lalu membacanya. Ia tau jika Nara tidak mungkin membaca surat itu. Yeoja itu memang cueknya keterlaluan.


‘Nara-ya... aku menunggumu besok di belakang kampus. Aku mohon datang ya. YoungJae’


“ohh, dari Yongjae lagi. apa aku harus berterima kasih ya?” tanya Nara.

“ckk, kau ini tak punya perasaan. Youngjae kasian tau. Lagian kau tak boleh seperti itu walau kau tak suka dengannya. Apa gara gara kau sangat menggemari pengeranmu yang dingin itu jadi kau tertular. Ommo...”

“yak apa kau bilang? Jika ia dengar kau bisa dicincangnya”

“tapi sayangnya dia tak mungkin dengar Ra-ya”

Nara berdecak kesal. Emmang benar apa kata Hani. Namja itu tak mungkin dengar. Nara menghembuskan nafasnya. Menunggu memang hal yang menyebalkan. Seperti yang ia lakukan sekarang. Menunggu hal yang tidak pasti. Ia lelah. Apa saatnya ia harus ‘move on’. Hey yang benar saja. tapi tidak ada salahnya kan di coba. Bisa saja namja yang ia tunggu sudah punya yeoja. Tau yang paling parah punya istri. Owhh, yang benar saja. Heyy, Nara, jika kau memikirkannya lama lama kau bisa gila.

Nara memakan kasar coklatnya. Ok,,, menerima Youngjae apa salahnya. Lagian namja itu tampan. Baik? boleh juga. Lihat saja. Ia akan buktikan jika ia bisa hidup tanpa namja menyebalkan yang selalu mengganggu pikirannya.

“Hani-ya... sepertinya aku akan menemuinya”



`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Keesokan hari...

Nara berjalan mendekati namja yang bernama Youngjae. Yaoungjae memang belum menyadari jika Nara akan datang. Sudah 3 kali ia menyatakan perasaannya pada Nara tapi tetap saja ia ditolak menah mentah seperti namja yang lain. Jadi hari ini ia juga tidak berharap

“Anyeong” sapa Nara sambil menunjukkan senyum manisnya. Mendengar itu Youngjae langsung menoleh. Ia keget melihat Nara datang. Apa ia tidak sedang bermimpi? Nara benar benar datang?

“sudah lama?” Tanya Nara setelah ia juga ikut duduk di samping Yongjae.

“ani, ohh, Nara-ya kau benar benar datang?”

“ne kau lihat sendirikan?”

Youngjae tersenyum senang. Sangat senang malah. Mereka berbincang bincang sebentar. Entahlah apa yang mereka bicarakan itu tidak penting. Mereka tidak tau jika ada 3 namja yang dari tado memperhatikan mereka.

“Jadi Nara-ya, maukah kau menerimaku? Please” kata Yongjae lembut. Ia berharap dengan sangat jika nara menerimanya. Nara tersenyum sebelum menjawabnya.

“ne” kata Nara mantap. Youngjae lagi lagi kaget dan tidak percaya. Ia bersorak gembira dalam hati. waw. Seorang Nara menerimanya. Bukankah itu menakjubkan?

“Hya.... jangan dengarkan yeoja tengik itu” teriak seorang namja yang tak lain adalah Eunhyuk.

Nara dan Youngjae sontak menoleh. Ada 3 namja yang kini mendekati mereka. Eunhyuk, Donghae, dan Jongjin. Nara mengerutkan dahinya. Eunhyuk dan Donghae kenapa ada di sini? dan apa yang Eunhyuk bilang? Yeoja tengik? Hey, yang benar saja.

Youngjae sedikit membungkukkan kepalanya menyapa Donghae dan Eunhyuk yang notabenya adalah Sunbaenya dulu. Sedangkan Nara? ia masih terlihat kesal.

“hey kau jangan dekati Nara lagi. Dia itu yeojachinguku. Arra??” kata Donghae yang sukses membuat Nara membelalakkan matanya. Youngjae? Ahh, ia tak mungkin percaya begitu saja.

“Iyakan Chagi?” kata Donghae sambil merangkul Nara. Nara berusaha memberontak tapi tak bisa.

“Sunbae. Kau tadi dengar bukankah Nara...”

“pergi sebelum terjadi apa apa padamu” ancam Eunhyuk. Nara tak bisa apa apa karena kini mulutnya dibungkam oleh Donghae. Ckkk, menyebalkan sekali siiihh. Kan kasian Youngjae -_-

“Sunbae...”

“Youngjae-ya.. kusarankan kau pergi saja. Kau tau? Donghae dan Eunhyuk hyung sangat galak. Mereka bisa saja mencakarmu. Mereka itu keturunan srigala” kata Jongjin santai sambil duduk di sebelah Youngje.

“Mwo?” teriak Eunhae bersamaan.

Nara kini hanya bisa pasrah. Dasar pemaksa sekali. Kenapa bisa Kyuhyun, Oppanya juga terlibat dalam kelompok c5. Mengerikan. Sebenarnya Donghae dan Eunhyuk malas mengurusinya, tapi mengingat nyawa mereka tidak akan selamat lagi jika membiarkan Nara menjadi milik orang lain. Siapa lagi yang mengancam kalau bukan si alien itu (Yesung). walau jauh bukan berarti Nara lepas darinya bukan?

Youngjae masih melawan. Tapi lama kelamaan Youngjae akhirnya menyerah dan memilih meninggalkan mereka. Donghae pun melepaskan Nara. Nara, bisa ditebak kini ia marah marah dengan mereka. Akhirnya mereka menarik Nara untuk ikut pulang bersama.

Donghae, Eunhyuk dan Nara kini sedang berada di perjalanan pulang. Jongjin tidak ikut karena ada latihan band untuk acara wisuda. Di mobil Nara masih saja diam tak mau bicara. Ia masih kesal dengan keuda ikan itu. Seenaknya saja mengusir Youngjae.

“ommo, Nara-ya. Jangan marah begitu. Kau terlihat jelek” goda Eunhyuk.

“aku tak peduli. Aku sedang kesal”

“ckk, Nara-ya. Kau itu tak boleh berpacaran dulu. Kau itu masih kecil. Arra” Donghae ikut menimpali.

“diam kau Oppa” marah Nara.

Donghae yang mendapatkan omelan itu malah terkekeh. Donghae mengeluarkan ponselnya. Lagian ia bisa santai karena Eunhyuk yang menyetir di depan. Sedangkan ia menemani Nara di belakang. Mata Donghae membulat saat melihat sebuah MMS masuk dengan foto Eunhyuk dengan seorang yeoja. Oh tidak, ia yakin ini adalah masalah yang sangat besar.

“Hyukie, berhenti dulu” perintah Donghae. Eunhyukpun menurutinya. Donghae memperlihatkan foto itu. Eunhyuk kaget bukan main. Tidak itu tidak benar.

“kau...”

“tidak hae, aku dijebak. Sial.” Potong Hyuk. Nara hanya diam tak mengerti. Kenapa Hae dan Hyuk terlihat sangat serius. Yang paling ia tidak mengerti saat Donghae meminta Nara turun bersamanya dan Eunhyuk pulang sendiri. Sebenarnya ada apa? Nara yakin Eunhyuk pasti sedang ada masalah dengan Euna.

(BACA ANGEL -Eunhyuk Euna-)

Akhirnya Nara pulang dengan Donghae menggunakan taksi.


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````

Nara memandang bintang bintang yang ada di langit. Indah. Sangat indah. Andai saja Nara bisa mangambil salah satunya. Tapi itu tidak mungkin. Nara tersenyum sendiri memikirkannya. Tiba tiba ia merasakan hampa di malam itu. darahnya berdesir cepat. Apa yang sebanrnya ia rasakan saat ini. Ia merasakan rindu. Sangat rindu. Ia merindukan Ahra. Eonninya. Ia merindukan Yesung merindukan semuanya. Kenangan masa lalu yang menyenangkan.

Tak terasa kini ia sudah berumur 22 tahun. Ia sudah dewasa. Tapi ia masih merasakan jika ia masih seperti anak kecil. Entah kenapa matanya terasa hangat. Air matanya tiba tiba keluar begitu saja.

Ia merasakan seseorang yang mengacak rambutnya lembut. Sebelum ia menoleh ia menghapus air matanya. Ia adalah Nara. Ia tidak boleh menangis.

“apa yang sedang kau pikirkan?” suara berat itu membuat Nara menolehh. Kyuhyun kini disampingnya. Terlihat raut khawatir pada wajah Oppanya itu. Bukannya berhenti Nara malah semakin terisak. Kyuhyun memeluk Nara, agar Nara lebih tenang.

“Nara merindukan Eonni, Nara merindukan semuanya Oppa, Nara juga merindukanmu Oppa” kata Nara di pelukan Kyuhyun. Setidaknya saat Kyuhyun di sampingnya, ia merasakan lebih tenang. Kyuhyun mendongakkan kepalanya menatap bintang di langit sana.

“nado. Aku juga merindukannya” lirih Kyuhyun. Kemudian ia menatap Nara. Kyuhyun tersenyum.

“Heyy, apakah ini benar dongsaengku hm? Kenapa cengeng sekali sekarang” goda Kyuhyun. Membuat Nara memukul bahu Kyuhyun lalu melepaskan pelukannya.

“dengarkan oppa, kau masih punya Oppa, kita masih punya Eomma dan Appa. Oppa janji akan selalu menjagamu sayang. sudah, jangan menagis lagi. ayo tersenyumlah” Kyuhyun menarik pipi Nara pelan. Nara pun tersenyum.

“gomawo sudah menjadi Oppaku”

“tentu saja Nara-ya. Dan terimakasih kau sudah menjadi adikku. Sekarang kau masuk lalu tidur. Ini sudah malam. Mengerti”

“ckk, Oppa, Nara bukan anak kecil”

“aku tau, bahkan kau juga sudah mulai mengerti cinta. Ck,, bagaimana bisa kau bisa tergila gila dengan Kim Jong Woon yang...”

“Yak Oppa.... DIAM”


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Hari sabtu ini, Jongjin dan Nara wisuda. Di kampus kini sudah banyak sekali orang. Acara memang sudah dimulai dari tadi. Bahkan sudah hampir selesai. Tapi tetap saja masih sangat ramai.

“Nara-ya ambilkan sepatuku di ruang ICC ne, ahhh jangan lupa sekalian minumnya” kata Jongjin pada Nara.

“ok, aku pergi dulu Jongjin-ah” pamit Nara.

Narapun pergi ke ruang ICC untuk mengambil sepatu milik Jongjin. Ahh, dasar jongjin, ia memang ceroboh. Bagaiamana sepatunya bisa tertinggal di sana. Untung saja Nara sekarang sedang baik hati, ia melaksanakan tugasnya dengan baik. Inikan hari special. Tentu saja ia sangat senang bisa lulus tahun ini.

“Nara-ya” panggil seseorang di belakang Nara. Narapun menoleh.

“Oh ahjumma” sahut Nara senang karena melihat Im Ahjumma di kampusnya. Ahjumma itu tersenyum.

“anak ahjumma juga wisuda?” tanya Nara.

“ne, oh, jadi kau juga lulus tahun ini juga?”

Nara mengangguk.

“ahh, maaf ya Nara. ahjumma benar benar terburu buru. Ada urusan sebentar”

“’ohh, ne,,, hati hati ahjumma”

Setelah melakukan tugasnya Nara beristirahat. Ia duduk di bawah pohon besar. Membuatnya nyaman dan sejuk. Ia sudah sangat lelah. Lagian acara sudah selesai. Mungkin jika akan pulang orangtuanya atau Kyuhyun akan menghubunginya kan? Untung saja taman itu tak seramai di depan. Jadi ia lebih nyaman di sana.

Happ

Tiba tiba ada sebuah tangan yang menutupi matanya. Membuat ia tidak bisa melihat. Iya sangat tau mungkin ini kerjaan Oppanya atau Jongjin? Ckk, menyebalkan sekali.

“yakk, lepas” teriaknya. Tapi tetap saja tangan itu tak mau menyingkir dari matanya. Ok, sepertinya akan ada pembalasan. Nara menggigit tangan itu dengan kuat.

“AWWWWW” teriak pemilik tangan itu. ok, Nara bisa berteriak senang bisa membalasnya. Tapi apa yang ia lakukan? Ia hanya diam saja menatap depan. Kosong.

Tidak. Itu bukan suara Kyuhyun atau Jongjin... tapi....

Nara menoleh ke belakang.

DEG

Matanya membulat sempura. Jantungnya berdetak lebih cepat. Darahnya juga berdesir cepat. Ini seperti mimpi. Ia mlihat namja yang selama ini ia nantikan. Yesung? Apa ini kenyataan?

Yesung malah sibuk mengelus tangannya yang sakit karena gigitan Nara. apakah terlalu keras? Nara malu sendiri. Ia kira pemilik tangan itu Oppanya. Ohh tidak. Ia tidak seperti yang ia bayangkan, ia akan berteriak senang karena berhasil membuat pemilik tangan itu sakit. Ia malah... malu???

Yesung kini menatap Nara lalu tersenyum.

“anyeonng” sapa Yesung.

Nara masih terpaku. Ia masih diam. Namja itu sangat manis dengan senyumannya. Belum lagi penampilannya yang seharusnya formal malah menggunakan kemeja dan celana pendek di bawahh lutut denagn sepatu putih. Tapi malah membuatnya sangat tampan apalagi dengan rambut coklatnya. Ohh, sadarlah Nara. Dia benar benar Yesung. Yesung? kenapa ia malah lebih tampan setelah kembali.

Yesung mengibaskan tangannya pelan di depan Nara membuat Nara tersadar.

“Ye.. yesung?” kata Nara lirih. Lagi- yesung menampakkan senyuman manisnya.

“haey, Yesung-ah” teriak Kyuhyun dan mendekati Yesung.

“kajja, kau malah disini” lanjut Kyuhyun. kyuhyun langsung merangkul Yesung dan mengajaknya pergi. Kyuhyun menatap Nara sebentar.

“Hey, adikku, kau masuk saja” kata Kyuhyun lagi. Nara masih diam. Kenapa bisa seperti ini? Ia seakan membeku. Tidak bisa berfikir dengan jernih. Gara gara terus memikirkan Yesung.

“sudahlah, Nara mungkin sedang lelah. Kajja. Bye Ra-ya” kata Yesung lalu ia melambaikan tangannya. Kyuhyun dan Yesung berlalu begitu saja. Nara menggelengkan kepalanya. Apa dia sudah gila.

Ia masih melihat punggung Yesung dan Kyuhyun yang semakin menjauh. Yesung menoleh ke arahnya diikuti Kyuhyun

“Nara-ya cukkae” teriak Yesung lalu ia berbaik lagi.

Apa ini? Setelah lama meninggalkan Nara, Yesung pulang hanya bertemu sebentar dan paling parah hanya mengucapkan “anyeong” ”cukkae”. Tapi bagaimana bisa seperti Yesung melumpuhkan otakknya.

Ya ampuun... namja itu telah kembali benar benar telah kembali.
‘namja itu berbahaya’


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````



Pukul 4 sore. Nara berbaring di sofa ruang tengah. Sekali kali ia menggerutu sebal. Heyy. Seharusnya ia senangkan? Hari ini ia sudah lulus dan yang paling membuatnya senang adalah Yesung sudah kembali. Tapi kenyataannya ia malah sangat sebal.

Eommanya hanya menatap Nara bingung karena dari tadi Nara berlaku aneh.

“ada apa sayang?” tanya Eomma membuat Nara sadar.

“ahh, ani Eomma” jawabnya singkat. Ia kembali duduk. Oppanya belum juga pulang. Ya, pasti Oppanya kini sedang bersama teman temannya yang menyebalkan itu.

“aku pulang” kata Kyuhyun yang baru saja datang. Nah benarkan? Baru saja Nara memikirkan Kyuhyun. Namja itu kini sudah pulang. Tapi Nara tak peduli. Ia malah sibuk melihat Tv yang ada di depannya.

“ah, Kyuhyun-ah.. kau pulang” sambut Eomma.

“anyeong ahjumma” sapa namja di belakang Kyuhyun. Mendengar suara itu sontak Nara menoleh.

Yesung?

“Ah, Yesung, kajja kemari. Duduklah” kata Eomma. Yesung tersenyum lalu ia duduk di sebelah Kyuhyun yang memang tadi datang langsung duduk. Nara masih memperhatikan Yesung dalam diamnya. Yesung kini tengah berbincang bincang dengan Eommanya. Ahh ia lupa jika Yesung tadi di kampus sudah bertemu dengan Eommanya.

“kau makin tampan saja setelah pulang” puji Eomma.

“aniya. Ahh, ahjumma bisa saja”

‘tampan apanya? Cih’ gerutu Nara saat mendengar pembicaraan mereka. Nara kini hanya menunduk tak mau lagi melihat Yesung. Entah kenapa ia merasa sakit saat Yesung mengabaikannya. Bahkan Yesung belum sempat menyapanya. Apakah benar sekarang Yesung tak peduli padanya lagi? atau... ah, sebenarnya siapa kau Nara. kau bukan siapa siapa Yesung. kenapa kau jadi marah seperti itu.

Kini malah Nara berniat akan mengabaikan Yesung jika Yesung mengajaknya bicara atau apalah. Pokoknya ia sedang marah dengan namja itu. Ia benci sangat benci. Walau tak dipungkiri jika ia senang Yesung telah kembali.

Nara yang mulai bosan karena tak diajak bicara, ia berdiri dan akan beranjak untuk masuk ke dalam kamarnya.

“ahjumma, bolehkah saja mengajak Nara jalan jalan?” tanya Yesung membuat Nara berhenti. Apa yang yesung katakan? Mengajaknya pergi? Ya Tuhan... Yesung meminta ijin pada ibunya? Apa ia tidak salah dengar?

“ah,, tentu saja” jawab Eommanya.

“ckk, mau apa kau hah?” celetuk Kyuhyun.

“ahjumma bilang boleh” jawab Yesung dengan wajah biasa.

“ckk, Eomma, lihatlah...”

“Ahjumma, saya janji akan menjaga Nara” potong Yesung sebelum ahjumma termakan omongan Kyu. Kyu berdecak kesal. Jadi sekarang Yesung ingin merebut hati Eommanya? Nara masih diam. ahh, kenapa dari tadi ia hanya diam saja. Seharusnya ia ikut proteskan?

“arraseo, jangan pulang terlalu malam ne” nasehat ahjumma.

“nanti di rumah saya ada pesta kecil. Nara juga akan ke sana. Jadi Nara bisa bersama Kyu kok ahjumma. Ah kalau ahjumma mau, ahjumma bisa ikut” tawar Yesung.

Tapi ahjumma menolaknya dengan halus karena ingin di rumah saja. kyuhyun kini juga membiarkan Yesung membawa pergi Nara. ahh, ani. Membawa paksa Nara. karena tadi Naa menolaknya tapi malah di tarik oleh Yesung sehingga mau tidak mau Nara ikut.

Sebenarnya bukannya Nara tidak mau ikut, tapi kan dia belum persiapan. Bahkan ia masih menggunakan baju biasa. Dalam lubuk hati yang paling dalam, ia sebenarnya ingin tampil special di hadapan Yesung. tapi.. ah sudahlah. Semoga ia masih terlihat cantik. Ckk, tentu saja. Walau hanya berpenampilan bisa Nara tetap terlihat sangat cantik.

“kajja masuk” suruh Yesung membuka pintu mobilnya. Nara menerjabkan matanya. Tunggu. Mobil? Apakah Yesung kini sudah bisa menyetir? Ia mendongakkan kepalanya memandang Yesung. Yesung membalasanya dengan mengangguk.

Dengan takut, Nara duduk di depan. Yesung perlahan menjalankan mobilnya. Jantung Nara berdetak lebih kencang. Ia sangat takut.

“kau takut?” tanya Yesung lirih. Nara menoleh sebentar. Lalu memalingkan wajahnya. ‘ya. Aku takut’ tapi Nara tak bisa mengatakan itu. Nara menggeleng pelan. Ya, tapi ia berusaha menghilangkan ketakutan itu karena Yesung kini terlihat lincah menyetir.

Sepanjang perjalanan mereka saling diam. Canggung. 2 tahun lebih mereka tidak bertemu. Dan awal pertemuan bahkan tidak ada yang menarik. Nara melihat kaca spion. Dari sana ia bisa melihat Yesung yang dengan santainya menyetir mobil. Yesung sangat tampan. Bahkan lebih tampan dibanding terakhir Nara melihat Yesung. Bahkan dalam 2 tahun ini Yesung tak sedikitpun menampakkan perubahan wajahnya yang kini masih terlihat sangat muda. Yesung sangat mempesona.

Nara menunduk saat Yesung juga memandangnya dari arah spion. Apa ia ketahuan mencuri curi pandang. Ahh, jangan sampai.

“Yesung menepati janji untuk Nara” lirih Yesung tapi masih bisa di dengar oleh Nara. Nara mendongakkan kepalanya agar bisa melihat Yesung. Tapi Yesung masih memandang ke depan.

“Yesung akan mengajak Nara berjalan jalan dengan mobil. Aku menepatinya. Walau sangat sulit menghilangkan trauma itu” kata Yesung lagi. Kata kata itu membuat Nara bergetar. Jadi Yesung masih ingat dengan janjinya? Yesung berlatih menyetir demi memenuhi janjinya?

“Yesung-ah.. kau...”

“sudah sampai. Ayo turun” potong Yesung.

Nara menghela nafasnya. Lalu ia turun dari mobil Yesung. Nara kaget saat yesung mengandeng tangannya. Tapi lagi lagi Nara hanya menurut. Yesung dan Nara melangkahkan kakinya melewati jalan dengan pohon pohon besar di kanan kiri jalan itu. terlihat matahari yang sudah berwarna jingga. Menandakan akan segera tenggelam.

Sepanjang perjalan Nara hanya menunduk ia mendongak saat tiba tiba Yesung berhenti. Nara melihat ke depan. Mulutnya menganga. Benar benar indah. Sangat indah malah. Tempat itu seperti bukit yang tidak terlalu tinggi. Dan di sana ia bisa melihat matahari yang akan segera tenggelam. Nara bahkan belum pernah datang ke sana. Sepertinya tempat itu memag tak banyak dikunjungi orang mengingat sekarang di sana hanya mereka berdua. Ah, tidak, sebenarnya ada orang tapi jaraknya jauh dari mereka.

“Nara suka?” tanya Yesung lembut tapi ia masih melihat ke arah depan. Tak ada jawaban dari Nara. Yesung memandang Nara sekilas. Nara ternyata masih sibuk melihat matahari yang ada di depannya. Yesung memandang ke depan lagi.

“apakah Nara merindukanku?”

Bukannya menjawab Nara malah menundukkan kepalanya. Yesung mengerutkan dahinya, aneh. Terlihat bahu Nara yang bergetar. Menyadarkan Yesung bahwa Nara kini tengah menangis.

Yesung memegang dagu Nara dan mendongakkan kepala Nara agar menatapnya. Dilihatnya air mata Nara yang membasahi pipinya. Perlahan Yesung menghapus air mata itu. Yesung ikut bergetar. Ia sakit melihat Nara menangis. Apa ia keterlaluan? Apa salahnya?

Srtttt.....

Nara tidak tahan lagi. Ia langsung memeluk Yesung erat. Inilah yang ia ingin dari tadi. Ia ingin sekali memeluk Yesung. Melampiaskan kerinduannya. Yesung membalas pelukan Nara.

“Nara sangat merindukan Yesung, sangat” kata Nara dengan terisak. Ok, Nara harus membuang jauh jauh rasa malunya saat mengatakan itu. Yesung tersenyum melihatnya.

“aku tau” jawab Yesung.

“Yesung jahat.. hiks... Yesung jahat. Yesung bodoh. Kau bodoh, idiot, aku membencimu” Nara memukul mukul bahu Yesung meluapkan emosinya. Ia tidak tahan lagi menahannya. Selama ini ada yang mengganjal di hatinya. Ia ingin melepaskannya. Mungkin dengan begini Nara akan serasa lebih baik.

Nara terus saja mengatai Yesung tapi Yesung hanya diam menerima perlakuan Nara. Ia terima semua yang Nara katakan padanya. Ia memang pantas menerima semua itu. Ia sudah menyakiti Nara. Apapun Yesung terima asalkan Nara mau memaafkannya.

“Nara-ya..”

“Aku membencimu... hiks, kau bodoh, kau..”

“ne, aku sangat bodoh. Sangat bodoh. Aku jahat Nara-ya. Mianhae” kata Yesung sambil memeluk Nara.

“menangislah sepuasnya jika Nara ingin menangis, katakan semua yang Nara ingin katakan, tapi setelah ini Nara harus mendengarkan Yesung”

Nara melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya. Yesung sedikit merapikan rambut Nara yang berantakan. Ia memandang tepat pada manik mata Nara membuat jantung Nara berdetak lebih cepat dan darahnya berdesir. Tatapan Yesung mampu membuatnya tenang. Yesung tersenyum.

“kenapa Nara sekarang menjadi cengeng hmm? Lihatlah, Nara kini sudah dewasa. Nara sudah berubah. Nara tau, 2 tahun ini Yesung sangat merindukan Nara. sangat”

“bohong,, kau pembohong”

“Ani”



SKIP


Yesung dan Nara sudah sampai di depan rumah Yesung. Di dalam terlihat sudah banyak orang yang berkumpul. Jongjin, Donghae, Leeteuk, Kyuhyun, Eunhyuk, Jina, Euna, Ryeowook. Yesung menarik tangan Nara dan membawanya masuk.

“Hya... kenapa baru datang hah?” teriak Donghae kesal.

“itu bukan urusanmu Dokter Lee” balas Yesung. Donghae meninju pundak Yesung pelan.

“Yesung-ah, aku akan menghabiskan semuanya” canda Leeteuk sambil tertawa.

“Oppa, bongoshipo” sambut Euna lalu memeluk Yesung. Yesung tersenyum lalu membalas pelukan Euna. Nara yang melihatnya menyadari satu hal, Yesung sedikit berubah. Kini ia lebih banyak tersenyum tidak seperti dulu yang sangat dingin.

“nado. Aku juga sangat merindukan sepupuku yang sangat cerewet ini”

Euna mengercutkan mulutnya sebal dengan perkataan Yesung. Lalu ia menarik hidung Yesung keras hingga Yesung kesakitan. Yesung mengelus hidungnya yang sakit. Tapi ia senang melihat Euna tertawa. Yesung memang tau apa yang terjadi dengan Eunhyuk dan Euna. Bahkan saat Yesung pulang kemarin malam langsung memarahi Eunhyuk. Eunhyuk memang keterlaluan.

Yesung melihat Eunhyuk yang juga sedang melihatnya. Yesung seolah mengatakan ‘yeoja ini yan telah Eunhyuk sakiti. Yeoja manis yang terlalu polos. Kau sangat bodoh Hyukie’. Dan tatapan Hyuk juga sakan menjawab ‘ya, aku bodoh Hyung. Aku sangat menyesal’

“Ommo, Nara-ya kau datang bersama Yesung Oppa?” tanya Euna mendekati Nara.

“ne, ahh, Eonni juga di sini”

Nara dan Euna saling tersenyum. Tak lama setelah iitu pandangan Nara jatuh pada seorang yeoja paruh baya yang tengah membawa makanan dan meletakkannya di meja. Im Ahjumma? Kenapa bisa ada di rumah Yesung?

“ohh, ahjumma” sapa Nara sambil mendekati Im Ahjumma.

“ahh, Nara-ya, aku sudah datang” jawab ahjumma.

“kenapa Ahjumma disini”

“heyy, yeoja setan. Tentu saja Eommaku berada di sini” jawab Jongjin.

Ckk, Nara berdecak kesal saat Jongjin mengatainya yeoja setan. Selalu saja namja itu menjelek jelekkannya. Tapi... ada yang lebih aneh dari kata kata Jongjin...

DEG

“MWO? Eomma?”

Nara membulatkan matanya. Apa? jongjin mengatakan apa? jika Im Ahjumma adalah Eommanya. Jadi Im Ahjumma juga Eomma dari... Y-e-s-u-n-g?

Mampus. Ohh, kini pipi Nara berubah jadi merah. Sial. Ia sangat malu. Jadi selama ini Nara curhat jika ia menunggu seseorang dari London itu adalah Eomma Yesung. ya Tuhan. Jika ia bisa sulap, ia akan menghilangkan dirinya saat itu juga. Ahh, ini memalukan.

“ne, Nara-ya, ahh, ahjumma lupa bilang padamu” Eomma Yesung melirik Yesung sebentar. Yesung dan tengah menahan tawanya melihat wajah Nara yang berubah memerah. Sedangkan Jongjin? Anak itu sudah tertawa terbahak bahak. Ahjumma menggeleng pelan melihat kelakuan nakal anaknya. ‘nappeun’

“lihat hyung, Nara seperti udang rebus. Hahah” ejek Jongjin.

Nara menutup wajahnya. Sial. Awas saja Jongjin. Akan Nara cekik lehernya. Ahh, tapi ini bukan waktu yang tepat.

“ommo, kau malu Nara-ya? Apa jangan jangan namja yang Nara tunggu itu Yesung?”

BLUS

Perkataan Ahjumma sukses membuat Nara bertambah malu. Nara menutup matanya. Sial. Kenapa ia tidak menyadari sebelumnya jika Im Ahjumma adalah ibunya Yesung?

“Nara menunggu Yesung? ohh, manis sekali” timpal Yesung.

‘Eomma. Appa, Nara maluuuu’

Ahjumma menyenggol bahu Yesung agar Yesung berhenti menggoda Nara.

“ahh, jangan hiraukan anak nakal itu. kajja Nara-ya makan, kau pasti lapar” akhirnya Nara dan Ahjumma meninggalkan Yesung dan Jongjin.

Pletak,,, 
jitakan itu sukses membuat Jongjin berhenti tertawa.

“yak appo hyung” protes Jongjin saat Yesung menjitak kepala Jongjin. Ia mengelus kepalanya sebelum akhirnya benjol. Jahat sekali. Sebenarnya Yesung adalah hyungnya bukan sih.

“jangan menggodanya, Arra”

“ckk, Hyung, apa perlu aku ambilkan kaca hah? Kau tadi juga menggodanya”

“jinja?”

“pabo...”

“mwo? Apa yang kau katakan?” teriak yesung tapi sebelum ada apa apa dengan kepalanya, Jongjin segera melarikan diri.

“Yakk, Jongjin-ah,, awas kau”


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````



2 minggu ini Yesung sudah mulai bekerja di kantor. Ia kini sudah resmi menjadi CEO di sana. Ah, senangnya, walaupun pekerjaannya membuatnya sangat pusing. Kini Eommanya tak perlu bekerja lagi. Yesung kini adalah tulang punggung keluarga. Ia tak akan lagi membiarkan Eommanya sibuk dengan urusan kantor. Cukup dulu saja Eommanya bekerja keras.

Jam kini sudah menunjukkan pukul 5 sore. Yesung menghela nafasnya saat ia sudah menyelesaikan tugasnya. Ia menyenderkan kepalanya pada kursi. Ah nyaman sekali. Perlahan matanya tertutup. Istirahat sejenak tidak salahkan?

Cklek...

Suara pintu yang dibuka keras membuat Yesung membuka matanya. Menyebalkan sekali jika ada seseorang yang masuk tidak mengetuk pintu. Pasti kerjaan teman temannya atau Jongjin?

“yak, Yesung-ah, kenapa kau belum pulang hah?” Yesung menerjabkan matanya saat mengetahui Eommanya yang masuk. Tunggu, eommanya tidak sendirian. Ia bersama Nara. Yesung sebenarnya ingin bersorak melihat Nara. tapi ia tidak mungkin melakukannya. Ia pun hanya bersikap biasa saja. Dilihatnya Nara hanya diam dan mengikuti Eommanya untuk masuk.

“ckk, kau seharusnya pulang. Bahkan Eomma sudah mengajak Nara ke rumah. Tapi malah kau sendiri belum pulang” protes Eommanya.

“Eomma, Yesung kan...”

“ahh, sudahlah jangan beralasan. Ahh Nara-ya lihatlah kelakuan Yesung. dia bahkan sering sekali membangkang Eommanya. Kau jangan menirunya. Arra?”

Nara terkekeh mendengarnya. Sedangkan Yesung. Ia sebenarnya kesal. Bagaimana bisa Eommanya malah menjelekkannya di depan Nara. Ommo. Kasian sekali nasibnya.

“Eomma,” protes Yesung. Yesung menoleh ke arah Nara.

“kenapa mengajak yeoja jelek itu Eomma?” tanya Yesung. Nara mendelik. Apa? yeoja jelek? Apakah ia yang dimaksud.

“lihatlah ahjumma, Yesung Oppa mengejekku” manja Nara pada Eommanya. Yesung melongo. Mwo? Kenapa Nara kini bersikap seolah ia adalah anak Eommanya. Dan bagaimana bisa Nara bersikap seperti itu pada Eommanya. Memang Yesung awalnya senang karena kedekatan Nara dan Eommanya. Tapi sialnya malah keterlaluan dekat dan bahkan ia sendiri yang diacuhkan Eommanya dan Eommanya hanya perhatian pada Nara. Sebenarnya siapa anaknya?

Dan apa yang Nara bilang? Oppa? cihh, sok manis. Padahal didepannya ia tak pernah memanggilnya dengan sebutan itu.

“Jangan dengarkan dia Nara-ya. Mungkin dia iri dengan kecantikanmu” jawab Eommanya. Yesung semakin melongo. Lihatlah. Eommanya lebih membela Nara? ya Tuhan.. ok memang diakui jika Nara memang cantik. Sangat cantik malah. Tapi itu membuat Yesung membencinya, pesona Nara membuat banyak namja yang suka padanya.

Jika kalian tanya apa hubungan Nara dan Yesung? entahlah. Mereka sendiri tidak tau. Sampai sekarang Yesung belum juga menyatakan perasaanya pada Nara. Padahal dalam hati Nara ingin sekali Yesung cepat mengatakannya. Apa ini? Menggantung tak jelas.

“huh, Eomma sebenarnya siapa anak Eomma hah? Kenapa malah yeoja itu yang dibela. Menyebalkan. Jadi kenapa Eomma kemari? Yesung kan sudah bilang jika Eomma di rumah saja”

“Eomma ingin jalan jalan saja. bosan dirumah terus. Sebenarnya tadi ingin mengantar Nara pulang. Tapi mampir dulu ke sini”

Yesung berdiri dari duduknya. Lalu menyambar jas yang tersampir di kursi.

“ahh, biar Yesung saja yang mengantarnya. Kajja. Eomma pulang dulu. Anyeong” kata Yesung sambil menarik Nara tanpa menunggu Eommanya menjawab. Eommanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya.



SKIP


Yesung dan Nara kini berada di sebuah restoran di dekat sungai Han. Mereka menikamati makanan masing masing. Yesung dan Nara memang jarang sekali bertemu. Untung saja tadi pekerjaan Yesung sudah selesai jadi ia bisa mengajak Nara jalan.

Yesung sesekali melirik ke arah Nara. Yesung melepaskan jasnya lalu memberikannya pada Nara. Nara mengerutkan dahinya tidak mengerti.

“pakailah, lihatlah, bahumu sedikit terbuka, lagian ini sudah hampir malam. Kau tak ingin sakitkan?”

Nara mendengus kesal lalu meyambar jas Yesung kesar.

“apa ini, seharusnya dia memakaikan untukku. Dasar namja dingin” gerutu Nara.

“aku mendengarnya Noona Cho. Ahh dan satu lagi, jika kau berpergian jangan menggunakan baju seperti itu apalagi mengikat rambutmu”

“ckk, memang kau siapa? Aku suka memakainya. Mungkin aku terlihat lebih cantik. Mungkin saja nanti ada namja yang melirikku dan aku akan segera punya namjachingu”

“MWO?” teriak Yesung tidak terima membuat Nara berhenti makan dan melihat Yesung yang sepertinya emosi. Biar saja. lagian Nara juga asal bicara.

“ckk, sekali lagi kau mengatakan itu habis kau Cho Nara. Kau calon istriku dan 3 minggu lagi kita menikah. Jadi jangan macam macam. Arra?”

“mwo?”
Perkataan Yesung sukses membuat Nara kaget. Hey? 3 minggu? menikah? Apakah namja di depannya gila?

“ne, jadi persiapkan dirimu Sayang, kau harus menikah denganku”

Bulu kuduk Nara bergidik ngeri mendengarnya. Apa namja ini baru saja melamarnya? Ah tidak lebih tepatnya memaksanya. Apalagi dengan memanggil Nara dengan sebutan sayang? cihh.

“Shireo. Aku tidak mau menikah denganmu” tolak Nara.

“tidak, kau harus mau”

“ckk, apa apaan. Ini. Seharusnya ia melamarku dengan memberikan cincin dan bunga. Tapi apa ini. Namja itu benar benar tidak romantis” gumam Nara lirih. Yesung masih bisa mendengarnya. Yesung tersenyum sinis.

“aku tak peduli. Kau harus menikah denganku”

“Shireo”

“ok, sepertinya aku akan kembali menciummu disini seperti dulu di kampus. Ahh, aku ingin tau bagaimana rasa bibirmu sekarang apakah...”

“Yakkkk, Kim Jong Woon”

“mau atau tidak?”

“yak ini pemaksaan”

“aku tidak peduli”

“dasar namja aneh. Kau bahkan belum bilang pada orang tuaku”

“siapa bilang? bahkan aku sudah melamarku sebelum aku berangkat ke London. Dan orang tuamu merestuinya” jelas Yesung.

Tunggu? Apa ini? Namja itu benar benar gila? ternyata ia sudah dilamar 2 tahun yang lalu? Dan ia tidak tau? Orangtuanya bersekongkol dengan namja gila ini. Ya Tuhan. Ia bisa ikut gila jika terus bersama namja ini.

Yesung kembali menarik tangan Nara.

“diam berarti setuju. Cha, kita pulang calon istriku. Aku tidak mau dimarahi calon mertuaku jika kau pulang terlmbat” Yesung tersenyum.

“dasar namja pemaksa. Aku bilang aku tidak ma.. mmmpfttttttttt”
Sebelum ditolak lagi dengan cepat Yesung membungkam bibir Nara.

“Dengarkan aku. Aku memang bukan namja yang romantis, tapi percayalah Yesung sangat mencintai Nara. Sangat. Sharanghae Cho Nara. Jeongmal Saranghae”

‘tapi apapun yang Yesung Oppa lakukan, tetap saja manis menurut Nara. Nado Sharanghae Yesung, Yesung Oppa.’ 






END