Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 31 Desember 2013

Only Hope (Part 10)

Only Hope



PART 10



Judul        : Only Hope
Author      : Lilian Nay Clouds
Genre       : Sad Romance
Length      : Chaptered
Cast         : 
Kim Jong Woon (Yesung)
Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
Kim Jong Jin (Jongjin)
Shin Yemi (Yemi)
Cho Nara (Nara)
Lee Donghae (Donghae) 
Kim Eun Soo (Euna)











“ayo bertanding”

“ok, apa taruhannya?”

“jika kau kalah jangan menyukai Nara lagi”

“wow wow... jangan bercanda Yesung-ah. Kau gila”

“aku tidak becanda”

Donghae memasang wajah serius. ia yakin jika yesung tak bercanda. Tanpa yesung memintanya untuk tak menyukai Nara, ia akan melakukannya. Ia tau jika Yesung lebih dulu darinya. Tapi apa ini? Membuat Donghae kecewa dengan sikap Yesung. Ok jika ini kemauan Yesung. Ia akan menerimanya.

“Geure. Tapi.... jika aku menang”

Donghae berhenti dan menghela nafasnya sebentar. Yesung diam menunggu apa yang akan Yesung katakan.

“biarkan aku bersama Nara”

Tidak

Tidak boleh....

Yesung menatap Donghae tajam.


PUK PUK

Donghae dan Yesung mengelus kepalanya yang terkena pukulan Kyuhyun. Benar benar namja itu. Memukul seenaknya. Sejak kapan Kyuhyun dibelakang mereka?

“Awas saja jika kalian menjadikan adikku sebagai taruhan. Ckk, tak akan ku biarkan. Dasar” kata Kyuhyun tak terima. Donghae dan Yesung malah nyengir tak jelas. Jika sudah begitu, perkataan Kyuhyun tak bisa dianggap remeh. Bisa bisa mereka diicincang habis habisan.

“arraseo” jawab Yesung sedikit tak terima. Ia cemberut. Tapi memang ia sebenarnya takut jika ia akan termakan dengan taruhannya sendiri.

Donghae tersenyum. Tangannya terangkat merangkul pundak Yesung.

“aku mengalah, kau yang lebih dulu” kata Donghae. Yesung beralih menatap Donghae.

“ohh, tidak, memang aku yang mendapatkannya. Bukan kau yang mengalah. Arra” jawab Yesung ketus membuat Donghae berdecak kesal. Ingin sekali ia mencekik leher Yesung. memang dasarnya sifat Yesung yang tak mau mengalah dengan siapapun.

“arra arra Putra Mahkota Kim Jong Woon” kata Donghae dengan suara dibuat buat. Yesung tersenyum penuh kemenangan.


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Beberapa hari kemudian......


Pagi yang buruk.

Terasa sangat berat menjalani pagi ini. Yesung benar benar tak ingin hari ini terjadi. Tak peduli dengan cuaca di luar sana yang sangat cerah, tak peduli hari ini adalah hari yang special. Berulang kali ia menghela nafasnya.

Jongjin, Kyuhyun, Eunhyuk, Donghae, Leeteuk, Yemi, Euna, dan Appa Eunhyuk kini mereka ada dibandara. Mereka kini mengantar Yesung yang akan berangkat ke London. Satu persatu dari mereka berpamitan dengan Yesung.

“Oppa, hati hati, cepat kembali” kata Euna sambil tersenyum. Yesung ikut tersenyum lalu mengangguk pelan.

“huhh, akhirnya Oppa pergi juga, jadii takk ada yang mengangguku lagi” lanjutnya membuat mata Yesung membulat. Ckk, yeoja ini sangat senang jika Yesung pergi. Yang benar saja.

“Yak, apa kau bilang?”

“hehe. Aku bercanda Oppa. Aku akan sangat merindukanmu Oppa”

Eunhyuk menatap mereka berdua. Ia memang tidak tau jika Euna dan yesung sangat akrab. Sejak kapan? Tapi itu kan tidak penting. Yesung beralih menatap Eunhyuk.

“jagalah yeoja manja ini Hyukie” kata Yesung pada Eunhyuk. Tapi Eunhyuk hanya diam tak merespon membuat senyum di wajah Euna pudar. Euna merasa jika Eunhyuk tidak peduli lagi padanya. Euna dan Eunhyuk bertemu pandang tapi dengan cepat Eunhyuk mengalihkannya.

Yesung seakan tak merasa ada rasa canggung disana. Mata Yesung memang dari tadi hanya mengarah ke arah pintu. Ia sangat gelisah. Ia seperti menunggu sesuatu. ini yang ia takutkan. Ia tidak dapat bertemu dengannya. Apa mengharapkannya memang hanya harapan semata. Hanya harapan?

Lagi

Ia menghela nafasnya mengetahui sesorang yang ia tunggu tak kunjung datang. Sebenarnya ia tak ingin pergi. Tapi ia harus. Eomanya dari 3 hari yang lalu sudah berada di sana. Ia harus pergi karena ia ingin segera mengambil alih perusahaan. Mungkin itu salah satu syaratnya. Ia harus benar benar siap sebelum mendapatkannya.

“Oppa, hati hati ne” kata Yemi mendekati Yesung.

“tidak, kau yang hati hati. Aku akan tetap melindungimu dari jauh” jawab Yesung sambil terkekeh. Yemi tersenyum. Sebenarnya ia sangat sedih jika Yesung pergi. Yemi sangat menyayanginya. Yesung mendekati Jongjin lalu memeluknya.

Yesung lagi lagi mengarahkan matanya pada pintu. Pesawat akan berangkat sebentar lagi dan tidak ada tanda tanda yeoja itu akan datang. Sial. Kenapa ia terlalu berharap.

“dia sedang ada kuliah” kata Kyuhyun membuyarkan lamunan Yesung. yesung menatap Kyuhyun lekat. Ya, Kyuhyun tau Yesung menunggu Nara. walaupun hanya mengucapkan selamat tinggal, ia ingin sekali bertemu dengan Nara.

Yesung mengangguk. Lalu ia tersenyum.

“Aku pergi. Rindukan aku ya” kata Yesung terkekeh lalu melambaikan tangannya. Mereka sama sama melambaikan tangan. Perlahan Yesung melangkahkan kakinya menjauh. Ia pergi.

‘sepertinya aku hanya bisa berharap Nara-ya. Maafkan aku sudah membuatmu kecewa dan membenciku. Jaga dirimu baik baik. Selamat tinggal Cho Nara’


Only Hope



Yesung pergi.

Benar benar pergi.

Seorang yeoja tengah duduk dengan lemas. Ia bersender pada tembok, tak peduli beberapa orang yang melihatnya aneh. Air matanya terus mengalir. Matanya sesekali terpejam. Tangannya memegang dadanya yang serasa sesak. Badannya benar benar terasa lemas. Tangan yang satunya mencengkeram bajunya kuat.

“kau pergi” lirihnya.

---

 “Appa pergi dulu Hyuk-ah, kau antarkan pulang Euna. Ayo semuanya” pamit Appa Eunhyuk. Eunhyuk mengangguk.

Tidak dengan Yemi. Dari tadi pandangannya tak beralih pada sebuah tembok yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri. Ia bahkan tak meyadari jika Euna memanggilnya. Yemi menyipitkan matanya. Ia melangkahkan kakinya menuju tembok.

“Yemi-ya,,, kau mau kemana?” tanya Eunhyuk. Tapi tak ada jawaban dari Yemi.

Yemi menatap tajam pada yeoja yang terisak di balik tembok. Ia sudah menduganya sejak awal. Keadaan yeoja itu sangat kacau. Matanya terlihat merah dan sembab. Yemi langsung menarik tangan yeoja itu kasar.

“Nara”

Semua yang ada disana tercengang. Ternyata dari tadi Nara juga ada di sana. Apalagi Kyuhyun, ia sekarang menyadari, Nara sangat menyayangi Yesung. Nara masih terisak, kepalanya menunduk. Ia sangat malu. Ia selalu bicara kasar dengan Yesung, tak peduli dengan Yesung, selalu mencampkannya, tapi lihatlah kini. Keadaan Nara benar benar menyedihkan.

“kau... bodoh. Bodoh.. kenapa kau hanya diam saja hah saat Yesung Oppa pergi. Kau tak melihat jika ia sangat sedih kau tak ada di sini saat ia akan pergi? Kau bodoh Nara-ya. Sangat BODOH” kata Yemi emosi.

Nara diam. Ia mencengkeram ujung bajunya kuat.

“Kau...”

“cukup Yemi-ya” kata Kyuhyun menghentikan Yemi. Kyuhyun sangat tau perasaan adik kesangannya. Kyuhyun menarik Nara kepelukannya berusaha menenangkan Nara. Nara malah semakin terisak dalam pelukan Kyuhyun.

Yemi kini juga terdiam. Ia juga merasakan kesedihan sama seperti yang Nara rasakan. Suasana di sana menjadi hening.

“mianhae..” lirih Nara.

“gwenchana, kau tidak salah Chagi-ya”

Donghae ikut tertunduk. Sepertinya memang ia tidak akan pernah bisa mendapatkan Nara mendapati nara seperti saat ini. Emmang benar jika di depan semua orang Nara terlihat sangat membenci Yesung. Tapi kenyataannya????...


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Sudah 3 hari Nara tampak murung. Ia memang sangat menyesali tak mengucapkan selamat tinggal untuk Yesung. Tapi itu demi kebaikan Yesung, ia tidak mau mencegah Yesung pergi walau ia sebenarnya sangat ingin mencegahnya.

Kini, Nara berjalan keluar dari kelasnya. Ia benar benar tidak mood untuk bermain main seperti biasanya. Nara berjalan dengan menundukkan kepalanya tak melihat keadaan sekitar. Nara berhenti saat ia melihat seseorang yang berdiri di depannya. Yemi. Yemi tampak melihatnya dengan tatapan tak suka.

“ayo kita bicara” kata Yemi.

Mereka pun pergi ke taman belakang kampus. Indah. Dari sana mereka dapat menikmati indahnya pemandangan kota. Mereka saling diam.

“dia sangat menyayangimu” kini Yemi membuka pembicaraan. Nara menatap Yemi. Ia tau yang dimaksud adalah Yesung. tapi Nara tak berniat menjawabnya. Ia hanya ingin mendengarkan apa yang akan Yemi katakan padanya. Tapi tidak seperti yang diharapkan. Yemi juga diam.

“tapii, dia sangat mencintaimu”

Yemi tersenyum.

“dia tak pernah mencintai. Tidak pernah”

Nara menyipitkan matanya. Tidak mungkin. Yesung terlihat sangat mencintainya.

“kau tau kenapa aku sangat membencimu saat pertama kali kita bertemu? Karena aku sangat tau siapa kau. Dari dulu Yesung Oppa selalu memikirkanmu. Bahkan saat kita berpacaran. Dia masih menyimpan fotomu dan selalu menyelipkannya di buku yang selalu ia bawa. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan untuk membuka bukunya. Bahkan aku. Tapi saat ia pergi aku penasaran dan membukanya. Dan terdapat fotomu”

Yemi menarik nafasnya. Nara semakin tak mengerti. Apakah yang dikatakan Yemi benar?

“dia menjadikan aku kekasihnya karena saat itu Yesung membutuhkanku. dia saat itu sangat sedih dan aku selalu ada di saat itu hingga ia berfikiran dia mencintaiku. Tapi itu salah. Di pikirannya hanya ada dirimu. Yesung memang jujur jika ia menyukaimu,, tapi aku tidak tahan lagi dengan sikapnya yang selalu memikirkanmu walau saat ada aku, hingga aku memutuskannya”

Nara mengepalkan tangannya. Apa itu benar? Jadi selama ini Yesung? Tapi... kenapa? Nara menundukkan kepalanya. kini rasa bersalahnya bertambah besar. Ia sudah terlalu sering mengacuhkan yesung. Bahkan ia pernah membencinya.

“kau tidak bohong kan?”

“untuk apa aku berbohong?”

Yemi memegang pundak Nara.

“aku mengatakan yang sebenarnya. Mianhae jika selama ini aku jahat padamu. Tapi bisakah kita berteman?”

Deg

Nara tak percaya. Ternyata Yemi tak seburuk yang ia pikirkan. Nara kini ikut tersenyum. Mereka sama sama tersenyum. Yemipun memeluk Nara.

“Gomawo”

“tidak, seharusnya aku yang megatakan itu. aku juga minta maaf selama ini aku juga jahat padamu... Eonni”



`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````




“Terimakasih cinta. Kau yang mengajarkan aku segalanya. Mengenalkan arti sebuah pengorbanan”


2 tahun kemudian....

Hargailah orang yang mencintaimu. Suatu saat kau akan menyadari betapa berharganya orang itu. Atau nantinya kau akan menyesal karena telah menyia nyiakannya. Benarkah apa itu yang dirasakannya? Tidak tidak mungkin.

Tepat 3 bulan Eunhyuk dan Euna menjalani kehidupan sebagai suami istri.

Bahagia?

Entahlah.

Apakah Euna bisa merasakan bahagia?

Malam ini seperti biasa Euna menunggu Eunhyuk pulang kerja. berkali kali ia melihat jam. Ini sudah jam 11 malam dan Eunhyuk belum pulang. Euna menghembuskan nafasnya.

Kenapa selalu seperti ini, Eunhyuk selalu pulang malam dan berangkat pagi pagi. Kapan ia dan Eunhyuk mempunyai waktu bersama? tapi Euna tak pernah mengeluh. Ia selalu berusaha menjadi istri yang baik. Tapi apakah ia bisa bertahan? Ia sangat tau jika Eunhyuk sangat terbebani olehnya. Eunhyuk tak pernah menginginkan pernikahan ini terjadi.

Euna yang memaksa kedua orang tuanya untuk segera menikah dengan Eunhyuk agar Eunhyuk bisa lebih dekat dengannya dan bisa mencintainya. Tapi ia salah. Kini ia dan Eunhyuk malah semakin menjauh. Sia sia saja ia dan Eunhyuk dekat sejak kecil. Itu malah membuat Eunhyuk bosan dengan Euna.

Tapi tidak. Euna akan bertahan dan akan menunggu Eunhyuk mencintainya.

Cklek...

Euna langsung menoleh ke arah pintu. Eunhyuk sudah pulang. Ia langsung berdiri dan menghampiri suaminya.

“Oppa, kau sudah pulang” sapa Euna dengan senyum manisnya. Tapi Eunhyuk hanya diam saja dan melangkankan kakinya menuju kamar mereka. Euna hanya mengikuti Eunhyuk dari belakang.

“Oppa, kau sudah makan?”

“emm,..” jawab Eunhyuk malas. Eunhyuk melepas jas kerjanya lalu melemparnya entah kemana. Badannya benar benar pegal duduk seharian di kantor. Eunhyuk merebahkan badannya ke tempat tidur.

Euna menghembuskan nafasnya. Selalu saja seperti ini. Masakannya harus ia buang lagi. tak bisakah Eunhyuk makan malam di rumah? Padahal Euna sudah menyiapkannya. Tapi ia tidak boleh egois. Mungkin Eunhyuk sangat capek hingga tak sempat untuk makan masakannya.

“Ohh, ya sudah jika Oppa sudah makan. Tidurlah Oppa” kata Euna mencoba tersenyum. Ia mengambil selimut di samping Eunhyuk lalu menyelimuti Eunhyuk yang sudah memejamkan matanya. Lalu ia melepaskan sepatu Eunhyuk yang masih dipakainya. Setelah itu Euna mengambil jas Eunhyuk yang tadi dilempar dan ditempatkan di tempat pakaian kotor.

Euna melihat Eunhyuk sekilas. Lagi lagi ia tersenyum. Ia pun ikut tertidur di sebelah Eunhyuk tapi mereka saling membelakangi. Euna memejamkan matanya. Memang ia sebenarnya sangat mengantuk tapi ia harus menunggu Eunhyuk pulang.

Beberapa saat kemudian Eunhyuk membuka matanya. Ia menolah ke belakang.

“Bodoh. Kenapa kau sangat bodoh Euna-ya” lirih Eunhyuk. Eunhyuk menyelimuti Euna dengan selimut yang juga dipakainya. Bahkan yeoja itu lebih mementingkan Eunhyuk daripada dirinya sendiri. Euna tidak pernah marah. Ia selalu bersabar dengan sikap Eunhyuk, bahkan Euna masih saja tersenyum. Euna berusaha menjadi istri yang baik walaupun Eunhyuk tak pernah meliriknya.

 `````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


“Ckk, kau kesini lagi?” decak Jina sebal. Bagaimana tidak, hampir setiap hari ada seorang namja yang terus saja menemuinya saat ia kerja. Sangat menyebalkan dan menganggu. Tapii... tak dipungkiri ia juga senang.

Namja itu malah nyengir tanpa dosa seperti biasa yang ia perlihatkan.

“aku kesepian, makanya aku kesini. Lagian di Rumah Sakit tidak terlalu banyak pasien”

Alasan tidak bermutu. Selalu saja bilang seperti itu.

“ne ne Dokter Donghae”

“ckk, jangan panggil seperti itu. Bahkan aku belum tau kapan aku diangkat menjadi dokter” jawab namja itu yang tak lain adalah Donghae. Jina kini tersenyum. Ia memperhatikan wajah Donghae dengan seksama. Tak ada pantas pantasnya menjadi dokter. Ckk, Jina yakin jika Donghae sudah menjadi Dokter, banyak pasien yang akan datang hanya sekedar ingin melihatnya. Dokter tampan?

Jina menggeleng pelan. Menyebalkan. Kenapa ia jadi memikirkan hal seperti itu. Jina mencoba mengalihkan perhatian dengan membuka map di mejanya. Berpura pura ada pekerjaan dan mengabaikan namja di depannya.

Donghae menyenderkan kepalanya di meja. Melihat gerak gerik Jina. Entah kenapa ia senang melakukan hal ini. Tak sia siakan ia mendekati Appa Jina. Keke, lagian Appa jina juga meyukainya. Ahh, akan mempermudah untuk Donghae mendekati Jina. Benarkan?

Jina sendiri juga heran. Bagaimana bisa Appanya mengijinkan Donghae selalu mengunjunginya. Padahal ia kan harus bekerja. Memang sih tidak terlalu banyak kerjaan, karena Appanya menempatkannya sebagai karyawan biasa. Jahat sekalikan? katanya memang harus di mulai dari awal.

Jina sedikit salah tingkah menyadari Donghae dari tadi memandanginya. Ia mengambil minuman di depannya dan meneguknya.

“Jadi Jina-ya, kapan kita menikah?”

PBRUUUUUUUUURRRrr

Seketika itu juga Jina menyemprotkan minumannya karena kaget. Apa yang dikatakan Donghae? Menikah? Apakah Donghae sudah gila?

Donghae memejamkan matanya. Minumannya mengenai wajah Donghae. Jina yang mengetahuinya langsung mengambil tissu dan membersihkan wajah Donghae.

“Mianhae. Ckk, salah sendiri kau bicara yang tidak tidak. Pabo” kata Jina sedikit sebal. Donghae berdecak kesal. Ahh, seharusnya ia tak mengatakan itu saat Jina minum. Lihatkan apa dampaknya dan membuat mood Donghae memburuk. Ia tak mau membahas itu. donghae pun hanya diam saja. Tapi setelah itu ia tersenyum saat melihat wajah Jina yang tampak merasa bersalah.


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Seorang yeoja berlari dengan cepat menuju sebuah rumah makan. Beberapa kali ia melihat jam tangan di tangannya. ia sudah terlambat. Ya, ia tau itu. tapi ia memang ada urusan tadi. Ia masih berlari sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Ia memakai dress dengan blazer berwarna abu abu. Ia juga memakai wedges yang tidak terlalu tinggi. Cantik, sangat cantik. Apalagi dengan rambut panjangnya yang terurai berwarna coklat.

Yeoja itu bernafas lega setelah melihat seseorang yang ingin ia temui. Yeoja itu lalu tersenyum sebelum menghampiri orang itu.

Dia adalah Nara. Kini, ia sangat berbeda dengan 2 tahun yang lalu. Bisa dibilang kini ia lebih berpenampilan layaknya yeoja yeoja kebanyakan. Tidak seperti dulu dengan rambut pendek dan sering memakai celana jeans. Memang ia masih suka berpenampilan seperti itu, tapi hanya sekali kali.

“Ehh, kau sudah datang” sapa yeoja paruh baya yang ingin ditemui Nara.

“ne, mianhamida ne ahjumma. Saya ada tugas jadi telat” jawab Nara merasa bersalah. Yeoja paruh baya itu adalah Nyonya Kim Bokyoung. Ahjumma yang pernah Nara tolong saat Ahjumma itu kehujanan dan nara meminjamkan payung untuknya. Sebenarnya sih hal sepele, tapi Ahjumma ini sangat berterimakasih pada Nara sehingga mereka sering bertemu hanya untuk mengobrol. Dan kini mereka saling karab. Nara juga menyukai ahjumma ini karena menurutnya ahjumma ini sangat baik padanya.

“gwenchana. tidak perlu minta maaf. Ohh ya, mau makan apa? biar ahjumma traktir” kata Ny Kim. Nara tersenyum.

“ahhh, terimakasih, jadi merepotkan” jawab Nara tersenyum.

Mereka pun saling bercanda selama ada di sana. Entah kenapa Nara merasa nyaman dengan Ny Kim. Tak seperti dulu, Nara hanya memiliki teman Jongjin dan Ryeowook. Kini temannya banyak dan ia memiliki sahabat dekat bernama Soora. Ia juga kini dekat dengan Yemi.

2 tahun itu juga, Nara tidak pernah bertemu dengan Yesung.

Tak ada kabarnya sekalipun.  Nara sudah berulang kali mencoba agar bisa berkomunikasi dengan Yesung, lewat twitter, e-mail, ahh, semua jejaring sosial yang Yesung punya sudah ia hubungi, tapi hasilnya nihil. Mungkin Yesung menonaktifkan semuanya. Kini Nara hanya bisa diam. Ia sudah lelah. Jongjin juga tidak pernah memberitahukan apa apa tentang Yesung. Bahkan saat pernikahan Eunhyuk dan Euna, Yesung tidak pulang. Apakah Yesung akan menetap di sana? Ini sudah 2 tahun.

“kau cantik Nara-ya. Apa kau mempunyai namjachingu?”

Nara hanya terkekeh mendengar pertanyaan Ny Kim. Tentu saja banyak yang menyukai Nara. Apalagi saat Nara merubah penapilannya. Tapi tidak ada satupun dari mereka menarik perhatian Nara. ini semua gara gara namja yang tak tau diri itu. namja yang membuatnya menantikannya hingga saat ini. Siapa lagi kalau bukan Yesung.

“ahh, tidak punya Ahjumma”

Ahjumma tersenyum menanggapinya.

“Ahh apa kau sedang menunggu seseorang?”

Jleb.. tepat. Nara memang sedang menunggu Yesung pulang. Tapi,, bahkan ia tidak tau bagaimana kabar Yesung. Bisa saja Yesung sudah mempunyai kekasih di sana. Yang lebih parah kalau sudah menikah. Ah tapi tidak mungkin.

Nara hanya menaggapi ahjumma dengan tersenyum. Ia malu jika harus bercerita tentang masalah pribadinya.

“Sebenaranya iya. Nara menunggu seseorang”

Ahjumma mengangguk mengerti.

“jadi siapa namja yang beruntung itu hmm?”

Nara tersenyum lagi. Ia jadi teringat dengan Yesung. Kapan ia pulang?

“dia teman Oppa Nara. Tapi sekarang dia kuliah di London, jadinya Nara juga tidak tau perasaannya pada Nara..,,,,,,,,,,, ah, mianhamnida ahjumma. Nara jadi curhat”

“gwenchana Nara-ya. Ahjumma juga pernah muda”


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


“anyeong” sapa Eunhyuk pada Yemi. Yemi tersenyum menaggapinya. Ia sudah terbiasa melihat Eunhyuk di restaurant ini. Yemi memang sedikit aneh karena Eunhyuk selalu makan siang di tempat ini, padahal jauh dari kantornya. Bukankah malah membuang buang waktu? Katanya sih gara gara makanannya enak. Yemi memang selalu makan siang disini karena tempatnya ada di depan kantornya.

“ahh, oppa” balas Yemi.

“sudah lama?”

“ani, baru saja. Kemana Euna? Kau selalu sendiri. Apa Euna tidak pernah datang ke kentor?”

Eunhyuk tersenyum. ‘mana mungkin aku mengajak yeoja itu. aku hanya ingin bersamamu Yemi-ya’ batin Eunhyuk. Sudah lama ia memendam perasaannya bahkan tak jarang ia menunjukkan pada Yemi tapi entah kenapa Yemi tak peka.

“aniya. Dia lebih senang di rumah” jawab Eunhyuk sedikit malas. Yemi mengangguk. Lalu ia meneruskan makannya. Jika sudah seperti ini ingin sekali Eunhyuk berbicara jujur jika ia menyukai yemi. Tapi tidak mungkin mengingat Yemi adalah sahabat Euna.

Jika bukan karena orang tuanya, Eunhyuk akan meninggalkan Euna. Ia benar benar tak menginginkan pernikahan ini. Seharusnya orang tuanya mengerti jika ia tak mencintai Euna. Ia sudah cukup bersabar dari dulu hingga ia lelah dan kini ia mulai memberontak. Eunhyuk bahkan tak peduli dengan perasaan Euna. Euna selalu saja memaksakan kehendaknya. Eunhyuk tak suka hal itu.

Setelah selesai mereka pun keluar bersama. mereka tak melihat jika ada seorang yeoja yang dari tadi ada di meja sebelah. Euna. Ia kini hanya bisa menunduk sambil menahan air matanya.

‘tidak Oppa, aku lebih senang mengikutimu daripada aku dirumah’ batin Euna. Memang sudah beberapa hari ini Euna mengikuti Eunhyuk. Ternyata ini alasannya Eunhyuk selalu bersikap dingin padanya, selalu beralasan pulang makan dan berangkat pagi pagi. Euna memang sangat penasaran saat Euna pernah memergoki ponsel Eunhyuk yang berisikan foto Yemi. Bahkan semua sms kebanyakan dari Yemi.

Euna tak habis pikir. Apakah Yemi tak peka terhadap perasaan Eunhyuk padanya? Euna menggenggam tangannya kuat. Menahan sakit di dadanya.

‘apa yang harus aku lakukan lagi untuk membuatmu mencintaiku Oppa. Aku sudah berusaha Oppa, tapi semuanya sia sia Oppa’


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


“oppa sudah pulang?” tanya Euna

Ia mencoba bersikap biasa saja berpura pura tidak tau apa apa. seperti biasa Eunhyuk mengacuhkannya dan berjalan melewati Euna begitu saja. Euna benar benar tak tahan lagi. Ia langsung berlari mendahului Eunhyuk membuat langkah Eunhyuk berhenti. Eunhyuk menatap Euna. Ia baru menyadari jika mata Euna tampak sembab tidak seperti biasa.

“aku lelah Na-ya. Aku....”

“sebenarnya apa kurangnya aku Oppa? Kenapa kau selalu bersikap seperti ini” kata Euna sambil menahan air matanya yang akan keluar lagi. Eunhyuk masih diam di tempat. Ada yang salah dengan Euna. Tak biasanya yeoja itu seperti itu.

“apa makasumu?”

“jangan pura pura tidak tau. Kau selalu menemui Yemi. KAU mencintainyakan?”

Eunhyuk membulatkan matanya. Euna sudah tau??

“oh, kau sudah tau” jawab Eunhyuk biasa saja tidak merasa bersalah sedikitpun. Membuat Euna menatap Eunhyuk tak percaya. Dengan mudahnya Eunhyuk mengatakan itu?

“katakan apa kekuranganku Oppa? Aku akan mencoba memperbaikinya Oppa. Katakan? Apa yang kau inginkan? Aku cantik, aku kaya, bahkan aku sudah berusaha merubah sifat kekanakanku aku punya segalanya. Apa lagi? aku...........”

“ya, aku tau kau punya segalanya, tapi kau tak akan bisa mendapatkan hatiku. Aku kira hari ini adalah hari yang tepat mengatakan semuanya. ya, aku mencintai Yemi. Aku sangat mencintainya. Jadi jangan berharap padaku. Jika bukan karena orang tuaku, aku tak akan mau menikah denganmu”

DEG

Seketika itu Euna lemas mendenganya. Serasa hatinya disayat. Sakit. Sangat sakit mendengarnya. Kini air matanya benar benar keluar. Apalagi saat Eunhyuk pergi melewatinya. Euna menatap kosong ke depan. Kemana Eunhyuk yang menyenangkan dan selalu bersikap baik padanya?

“Lihat saja Oppa, aku akan membuatmu jatuh cinta padaku. Kau akan bertekuk lutut padaku. Kau akan sangat menyesal telah memperlakukan aku seperti ini” teriak Euna sambil menatap Eunhyuk dengan penuh emosi.

Eunhyuk menghentikan langkahnya dan mendengarkan perkataan Euna baik baik. Eunhyuk hanya diam. Yeoja itu benar benar bodoh. Masih saja bertahan setelah tau apa yang terjadi.

“jangan terlalu berharap. Aku malah akan membuatmu tak betah berada di sisiku hingga kau menginginkan pergi dari hidupku”


BACA ANGEL (EUNHYUK EUNA)



TBC