Only Hope
PART 10
Judul : Only Hope
Author : Lilian Nay Clouds
Genre : Sad Romance
Length : Chaptered
Cast :
Kim Jong Woon (Yesung)
Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
Kim Jong Jin (Jongjin)
Shin Yemi (Yemi)
Cho Nara (Nara)
Lee Donghae (Donghae)
Kim Eun Soo (Euna)
“ayo bertanding”
“ok, apa taruhannya?”
“jika kau kalah jangan menyukai Nara lagi”
“wow wow... jangan bercanda Yesung-ah. Kau
gila”
“aku tidak becanda”
Donghae memasang wajah serius. ia yakin
jika yesung tak bercanda. Tanpa yesung memintanya untuk tak menyukai Nara, ia
akan melakukannya. Ia tau jika Yesung lebih dulu darinya. Tapi apa ini? Membuat
Donghae kecewa dengan sikap Yesung. Ok jika ini kemauan Yesung. Ia akan
menerimanya.
“Geure. Tapi.... jika aku menang”
Donghae berhenti dan menghela nafasnya
sebentar. Yesung diam menunggu apa yang akan Yesung katakan.
“biarkan aku bersama Nara”
Tidak
Tidak boleh....
Yesung menatap Donghae tajam.
PUK PUK
Donghae dan Yesung mengelus kepalanya yang
terkena pukulan Kyuhyun. Benar benar namja itu. Memukul seenaknya. Sejak kapan
Kyuhyun dibelakang mereka?
“Awas saja jika kalian menjadikan adikku
sebagai taruhan. Ckk, tak akan ku biarkan. Dasar” kata Kyuhyun tak terima.
Donghae dan Yesung malah nyengir tak jelas. Jika sudah begitu, perkataan Kyuhyun
tak bisa dianggap remeh. Bisa bisa mereka diicincang habis habisan.
“arraseo” jawab Yesung sedikit tak terima.
Ia cemberut. Tapi memang ia sebenarnya takut jika ia akan termakan dengan taruhannya
sendiri.
Donghae tersenyum. Tangannya terangkat
merangkul pundak Yesung.
“aku mengalah, kau yang lebih dulu” kata
Donghae. Yesung beralih menatap Donghae.
“ohh, tidak, memang aku yang mendapatkannya.
Bukan kau yang mengalah. Arra” jawab Yesung ketus membuat Donghae berdecak
kesal. Ingin sekali ia mencekik leher Yesung. memang dasarnya sifat Yesung yang
tak mau mengalah dengan siapapun.
“arra arra Putra Mahkota Kim Jong Woon”
kata Donghae dengan suara dibuat buat. Yesung tersenyum penuh kemenangan.
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Beberapa hari kemudian......
Pagi yang buruk.
Terasa sangat berat menjalani pagi ini.
Yesung benar benar tak ingin hari ini terjadi. Tak peduli dengan cuaca di luar
sana yang sangat cerah, tak peduli hari ini adalah hari yang special. Berulang
kali ia menghela nafasnya.
Jongjin, Kyuhyun, Eunhyuk, Donghae, Leeteuk,
Yemi, Euna, dan Appa Eunhyuk kini mereka ada dibandara. Mereka kini mengantar
Yesung yang akan berangkat ke London. Satu persatu dari mereka berpamitan
dengan Yesung.
“Oppa, hati hati, cepat kembali” kata Euna
sambil tersenyum. Yesung ikut tersenyum lalu mengangguk pelan.
“huhh, akhirnya Oppa pergi juga, jadii takk
ada yang mengangguku lagi” lanjutnya membuat mata Yesung membulat. Ckk, yeoja
ini sangat senang jika Yesung pergi. Yang benar saja.
“Yak, apa kau bilang?”
“hehe. Aku bercanda Oppa. Aku akan sangat
merindukanmu Oppa”
Eunhyuk menatap mereka berdua. Ia memang
tidak tau jika Euna dan yesung sangat akrab. Sejak kapan? Tapi itu kan tidak
penting. Yesung beralih menatap Eunhyuk.
“jagalah yeoja manja ini Hyukie” kata
Yesung pada Eunhyuk. Tapi Eunhyuk hanya diam tak merespon membuat senyum di
wajah Euna pudar. Euna merasa jika Eunhyuk tidak peduli lagi padanya. Euna dan
Eunhyuk bertemu pandang tapi dengan cepat Eunhyuk mengalihkannya.
Yesung seakan tak merasa ada rasa canggung
disana. Mata Yesung memang dari tadi hanya mengarah ke arah pintu. Ia sangat
gelisah. Ia seperti menunggu sesuatu. ini yang ia takutkan. Ia tidak dapat
bertemu dengannya. Apa mengharapkannya memang hanya harapan semata. Hanya
harapan?
Lagi
Ia menghela nafasnya mengetahui sesorang
yang ia tunggu tak kunjung datang. Sebenarnya ia tak ingin pergi. Tapi ia
harus. Eomanya dari 3 hari yang lalu sudah berada di sana. Ia harus pergi karena
ia ingin segera mengambil alih perusahaan. Mungkin itu salah satu syaratnya. Ia
harus benar benar siap sebelum mendapatkannya.
“Oppa, hati hati ne” kata Yemi mendekati
Yesung.
“tidak, kau yang hati hati. Aku akan tetap
melindungimu dari jauh” jawab Yesung sambil terkekeh. Yemi tersenyum.
Sebenarnya ia sangat sedih jika Yesung pergi. Yemi sangat menyayanginya. Yesung
mendekati Jongjin lalu memeluknya.
Yesung lagi lagi mengarahkan matanya pada
pintu. Pesawat akan berangkat sebentar lagi dan tidak ada tanda tanda yeoja itu
akan datang. Sial. Kenapa ia terlalu berharap.
“dia sedang ada kuliah” kata Kyuhyun
membuyarkan lamunan Yesung. yesung menatap Kyuhyun lekat. Ya, Kyuhyun tau
Yesung menunggu Nara. walaupun hanya mengucapkan selamat tinggal, ia ingin
sekali bertemu dengan Nara.
Yesung mengangguk. Lalu ia tersenyum.
“Aku pergi. Rindukan aku ya” kata Yesung
terkekeh lalu melambaikan tangannya. Mereka sama sama melambaikan tangan.
Perlahan Yesung melangkahkan kakinya menjauh. Ia pergi.
‘sepertinya aku hanya bisa berharap Nara-ya.
Maafkan aku sudah membuatmu kecewa dan membenciku. Jaga dirimu baik baik. Selamat
tinggal Cho Nara’’
Only Hope
Yesung pergi.
Benar benar pergi.
Seorang yeoja tengah duduk dengan lemas. Ia
bersender pada tembok, tak peduli beberapa orang yang melihatnya aneh. Air
matanya terus mengalir. Matanya sesekali terpejam. Tangannya memegang dadanya
yang serasa sesak. Badannya benar benar terasa lemas. Tangan yang satunya
mencengkeram bajunya kuat.
“kau pergi” lirihnya.
---
“Appa
pergi dulu Hyuk-ah, kau antarkan pulang Euna. Ayo semuanya” pamit Appa Eunhyuk.
Eunhyuk mengangguk.
Tidak dengan Yemi. Dari tadi pandangannya
tak beralih pada sebuah tembok yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri.
Ia bahkan tak meyadari jika Euna memanggilnya. Yemi menyipitkan matanya. Ia melangkahkan
kakinya menuju tembok.
“Yemi-ya,,, kau mau kemana?” tanya Eunhyuk.
Tapi tak ada jawaban dari Yemi.
Yemi menatap tajam pada yeoja yang terisak
di balik tembok. Ia sudah menduganya sejak awal. Keadaan yeoja itu sangat
kacau. Matanya terlihat merah dan sembab. Yemi langsung menarik tangan yeoja
itu kasar.
“Nara”
Semua yang ada disana tercengang. Ternyata dari
tadi Nara juga ada di sana. Apalagi Kyuhyun, ia sekarang menyadari, Nara sangat
menyayangi Yesung. Nara masih terisak, kepalanya menunduk. Ia sangat malu. Ia selalu
bicara kasar dengan Yesung, tak peduli dengan Yesung, selalu mencampkannya,
tapi lihatlah kini. Keadaan Nara benar benar menyedihkan.
“kau... bodoh. Bodoh.. kenapa kau hanya
diam saja hah saat Yesung Oppa pergi. Kau tak melihat jika ia sangat sedih kau
tak ada di sini saat ia akan pergi? Kau bodoh Nara-ya. Sangat BODOH” kata Yemi
emosi.
Nara diam. Ia mencengkeram ujung bajunya
kuat.
“Kau...”
“cukup Yemi-ya” kata Kyuhyun menghentikan Yemi.
Kyuhyun sangat tau perasaan adik kesangannya. Kyuhyun menarik Nara kepelukannya
berusaha menenangkan Nara. Nara malah semakin terisak dalam pelukan Kyuhyun.
Yemi kini juga terdiam. Ia juga merasakan
kesedihan sama seperti yang Nara rasakan. Suasana di sana menjadi hening.
“mianhae..” lirih Nara.
“gwenchana, kau tidak salah Chagi-ya”
Donghae ikut tertunduk. Sepertinya memang
ia tidak akan pernah bisa mendapatkan Nara mendapati nara seperti saat ini.
Emmang benar jika di depan semua orang Nara terlihat sangat membenci Yesung.
Tapi kenyataannya????...
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Sudah 3 hari Nara tampak murung. Ia memang
sangat menyesali tak mengucapkan selamat tinggal untuk Yesung. Tapi itu demi
kebaikan Yesung, ia tidak mau mencegah Yesung pergi walau ia sebenarnya sangat
ingin mencegahnya.
Kini, Nara berjalan keluar dari kelasnya.
Ia benar benar tidak mood untuk bermain main seperti biasanya. Nara berjalan dengan
menundukkan kepalanya tak melihat keadaan sekitar. Nara berhenti saat ia
melihat seseorang yang berdiri di depannya. Yemi. Yemi tampak melihatnya dengan
tatapan tak suka.
“ayo kita bicara” kata Yemi.
Mereka pun pergi ke taman belakang kampus. Indah.
Dari sana mereka dapat menikmati indahnya pemandangan kota. Mereka saling diam.
“dia sangat menyayangimu” kini Yemi membuka
pembicaraan. Nara menatap Yemi. Ia tau yang dimaksud adalah Yesung. tapi Nara
tak berniat menjawabnya. Ia hanya ingin mendengarkan apa yang akan Yemi katakan
padanya. Tapi tidak seperti yang diharapkan. Yemi juga diam.
“tapii, dia sangat mencintaimu”
Yemi tersenyum.
“dia tak pernah mencintai. Tidak pernah”
Nara menyipitkan matanya. Tidak mungkin.
Yesung terlihat sangat mencintainya.
“kau tau kenapa aku sangat membencimu saat
pertama kali kita bertemu? Karena aku sangat tau siapa kau. Dari dulu Yesung Oppa
selalu memikirkanmu. Bahkan saat kita berpacaran. Dia masih menyimpan fotomu dan
selalu menyelipkannya di buku yang selalu ia bawa. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan
untuk membuka bukunya. Bahkan aku. Tapi saat ia pergi aku penasaran dan
membukanya. Dan terdapat fotomu”
Yemi menarik nafasnya. Nara semakin tak
mengerti. Apakah yang dikatakan Yemi benar?
“dia menjadikan aku kekasihnya karena saat
itu Yesung membutuhkanku. dia saat itu sangat sedih dan aku selalu ada di saat
itu hingga ia berfikiran dia mencintaiku. Tapi itu salah. Di pikirannya hanya
ada dirimu. Yesung memang jujur jika ia menyukaimu,, tapi aku tidak tahan lagi
dengan sikapnya yang selalu memikirkanmu walau saat ada aku, hingga aku
memutuskannya”
Nara mengepalkan tangannya. Apa itu benar?
Jadi selama ini Yesung? Tapi... kenapa? Nara menundukkan kepalanya. kini rasa
bersalahnya bertambah besar. Ia sudah terlalu sering mengacuhkan yesung. Bahkan
ia pernah membencinya.
“kau tidak bohong kan?”
“untuk apa aku berbohong?”
Yemi memegang pundak Nara.
“aku mengatakan yang sebenarnya. Mianhae
jika selama ini aku jahat padamu. Tapi bisakah kita berteman?”
Deg
Nara tak percaya. Ternyata Yemi tak seburuk
yang ia pikirkan. Nara kini ikut tersenyum. Mereka sama sama tersenyum. Yemipun
memeluk Nara.
“Gomawo”
“tidak, seharusnya aku yang megatakan itu.
aku juga minta maaf selama ini aku juga jahat padamu... Eonni”
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
“Terimakasih
cinta. Kau yang mengajarkan aku segalanya. Mengenalkan arti sebuah pengorbanan”
2 tahun
kemudian....
Hargailah orang yang mencintaimu. Suatu
saat kau akan menyadari betapa berharganya orang itu. Atau nantinya kau akan
menyesal karena telah menyia nyiakannya. Benarkah apa itu yang dirasakannya?
Tidak tidak mungkin.
Tepat 3 bulan Eunhyuk dan Euna menjalani
kehidupan sebagai suami istri.
Bahagia?
Entahlah.
Apakah Euna bisa merasakan bahagia?
Malam ini seperti biasa Euna menunggu
Eunhyuk pulang kerja. berkali kali ia melihat jam. Ini sudah jam 11 malam dan
Eunhyuk belum pulang. Euna menghembuskan nafasnya.
Kenapa selalu seperti ini, Eunhyuk selalu
pulang malam dan berangkat pagi pagi. Kapan ia dan Eunhyuk mempunyai waktu
bersama? tapi Euna tak pernah mengeluh. Ia selalu berusaha menjadi istri yang
baik. Tapi apakah ia bisa bertahan? Ia sangat tau jika Eunhyuk sangat terbebani
olehnya. Eunhyuk tak pernah menginginkan pernikahan ini terjadi.
Euna yang memaksa kedua orang tuanya untuk
segera menikah dengan Eunhyuk agar Eunhyuk bisa lebih dekat dengannya dan bisa
mencintainya. Tapi ia salah. Kini ia dan Eunhyuk malah semakin menjauh. Sia sia
saja ia dan Eunhyuk dekat sejak kecil. Itu malah membuat Eunhyuk bosan dengan
Euna.
Tapi tidak. Euna akan bertahan dan akan
menunggu Eunhyuk mencintainya.
Cklek...
Euna langsung menoleh ke arah pintu.
Eunhyuk sudah pulang. Ia langsung berdiri dan menghampiri suaminya.
“Oppa, kau sudah pulang” sapa Euna dengan
senyum manisnya. Tapi Eunhyuk hanya diam saja dan melangkankan kakinya menuju
kamar mereka. Euna hanya mengikuti Eunhyuk dari belakang.
“Oppa, kau sudah makan?”
“emm,..” jawab Eunhyuk malas. Eunhyuk
melepas jas kerjanya lalu melemparnya entah kemana. Badannya benar benar pegal
duduk seharian di kantor. Eunhyuk merebahkan badannya ke tempat tidur.
Euna menghembuskan nafasnya. Selalu saja
seperti ini. Masakannya harus ia buang lagi. tak bisakah Eunhyuk makan malam di
rumah? Padahal Euna sudah menyiapkannya. Tapi ia tidak boleh egois. Mungkin
Eunhyuk sangat capek hingga tak sempat untuk makan masakannya.
“Ohh, ya sudah jika Oppa sudah makan.
Tidurlah Oppa” kata Euna mencoba tersenyum. Ia mengambil selimut di samping Eunhyuk
lalu menyelimuti Eunhyuk yang sudah memejamkan matanya. Lalu ia melepaskan
sepatu Eunhyuk yang masih dipakainya. Setelah itu Euna mengambil jas Eunhyuk
yang tadi dilempar dan ditempatkan di tempat pakaian kotor.
Euna melihat Eunhyuk sekilas. Lagi lagi ia
tersenyum. Ia pun ikut tertidur di sebelah Eunhyuk tapi mereka saling
membelakangi. Euna memejamkan matanya. Memang ia sebenarnya sangat mengantuk
tapi ia harus menunggu Eunhyuk pulang.
Beberapa saat kemudian Eunhyuk membuka
matanya. Ia menolah ke belakang.
“Bodoh. Kenapa kau sangat bodoh Euna-ya”
lirih Eunhyuk. Eunhyuk menyelimuti Euna dengan selimut yang juga dipakainya.
Bahkan yeoja itu lebih mementingkan Eunhyuk daripada dirinya sendiri. Euna
tidak pernah marah. Ia selalu bersabar dengan sikap Eunhyuk, bahkan Euna masih saja
tersenyum. Euna berusaha menjadi istri yang baik walaupun Eunhyuk tak pernah
meliriknya.
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
“Ckk, kau kesini lagi?” decak Jina sebal.
Bagaimana tidak, hampir setiap hari ada seorang namja yang terus saja menemuinya
saat ia kerja. Sangat menyebalkan dan menganggu. Tapii... tak dipungkiri ia
juga senang.
Namja itu malah nyengir tanpa dosa seperti
biasa yang ia perlihatkan.
“aku kesepian, makanya aku kesini. Lagian
di Rumah Sakit tidak terlalu banyak pasien”
Alasan tidak bermutu. Selalu saja bilang
seperti itu.
“ne ne Dokter Donghae”
“ckk, jangan panggil seperti itu. Bahkan
aku belum tau kapan aku diangkat menjadi dokter” jawab namja itu yang tak lain
adalah Donghae. Jina kini tersenyum. Ia memperhatikan wajah Donghae dengan
seksama. Tak ada pantas pantasnya menjadi dokter. Ckk, Jina yakin jika Donghae
sudah menjadi Dokter, banyak pasien yang akan datang hanya sekedar ingin
melihatnya. Dokter tampan?
Jina menggeleng pelan. Menyebalkan. Kenapa
ia jadi memikirkan hal seperti itu. Jina mencoba mengalihkan perhatian dengan membuka
map di mejanya. Berpura pura ada pekerjaan dan mengabaikan namja di depannya.
Donghae menyenderkan kepalanya di meja.
Melihat gerak gerik Jina. Entah kenapa ia senang melakukan hal ini. Tak sia
siakan ia mendekati Appa Jina. Keke, lagian Appa jina juga meyukainya. Ahh,
akan mempermudah untuk Donghae mendekati Jina. Benarkan?
Jina sendiri juga heran. Bagaimana bisa Appanya
mengijinkan Donghae selalu mengunjunginya. Padahal ia kan harus bekerja. Memang
sih tidak terlalu banyak kerjaan, karena Appanya menempatkannya sebagai
karyawan biasa. Jahat sekalikan? katanya memang harus di mulai dari awal.
Jina sedikit salah tingkah menyadari
Donghae dari tadi memandanginya. Ia mengambil minuman di depannya dan
meneguknya.
“Jadi Jina-ya, kapan kita menikah?”
PBRUUUUUUUUURRRrr
Seketika itu juga Jina menyemprotkan minumannya
karena kaget. Apa yang dikatakan Donghae? Menikah? Apakah Donghae sudah gila?
Donghae memejamkan matanya. Minumannya
mengenai wajah Donghae. Jina yang mengetahuinya langsung mengambil tissu dan
membersihkan wajah Donghae.
“Mianhae. Ckk, salah sendiri kau bicara
yang tidak tidak. Pabo” kata Jina sedikit sebal. Donghae berdecak kesal. Ahh,
seharusnya ia tak mengatakan itu saat Jina minum. Lihatkan apa dampaknya dan
membuat mood Donghae memburuk. Ia tak mau membahas itu. donghae pun hanya diam
saja. Tapi setelah itu ia tersenyum saat melihat wajah Jina yang tampak merasa
bersalah.
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Seorang yeoja berlari dengan cepat menuju sebuah
rumah makan. Beberapa kali ia melihat jam tangan di tangannya. ia sudah
terlambat. Ya, ia tau itu. tapi ia memang ada urusan tadi. Ia masih berlari
sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Ia memakai dress dengan blazer
berwarna abu abu. Ia juga memakai wedges yang tidak terlalu tinggi. Cantik,
sangat cantik. Apalagi dengan rambut panjangnya yang terurai berwarna coklat.
Yeoja itu bernafas lega setelah melihat seseorang
yang ingin ia temui. Yeoja itu lalu tersenyum sebelum menghampiri orang itu.
Dia adalah Nara. Kini, ia sangat berbeda
dengan 2 tahun yang lalu. Bisa dibilang kini ia lebih berpenampilan layaknya
yeoja yeoja kebanyakan. Tidak seperti dulu dengan rambut pendek dan sering
memakai celana jeans. Memang ia masih suka berpenampilan seperti itu, tapi
hanya sekali kali.
“Ehh, kau sudah datang” sapa yeoja paruh
baya yang ingin ditemui Nara.
“ne, mianhamida ne ahjumma. Saya ada tugas
jadi telat” jawab Nara merasa bersalah. Yeoja paruh baya itu adalah Nyonya Kim
Bokyoung. Ahjumma yang pernah Nara tolong saat Ahjumma itu kehujanan dan nara
meminjamkan payung untuknya. Sebenarnya sih hal sepele, tapi Ahjumma ini sangat
berterimakasih pada Nara sehingga mereka sering bertemu hanya untuk mengobrol.
Dan kini mereka saling karab. Nara juga menyukai ahjumma ini karena menurutnya ahjumma
ini sangat baik padanya.
“gwenchana. tidak perlu minta maaf. Ohh ya,
mau makan apa? biar ahjumma traktir” kata Ny Kim. Nara tersenyum.
“ahhh, terimakasih, jadi merepotkan” jawab Nara
tersenyum.
Mereka pun saling bercanda selama ada di
sana. Entah kenapa Nara merasa nyaman dengan Ny Kim. Tak seperti dulu, Nara hanya
memiliki teman Jongjin dan Ryeowook. Kini temannya banyak dan ia memiliki sahabat
dekat bernama Soora. Ia juga kini dekat dengan Yemi.
2 tahun itu juga, Nara tidak pernah bertemu
dengan Yesung.
Tak ada kabarnya sekalipun. Nara sudah berulang kali mencoba agar bisa
berkomunikasi dengan Yesung, lewat twitter, e-mail, ahh, semua jejaring sosial yang
Yesung punya sudah ia hubungi, tapi hasilnya nihil. Mungkin Yesung
menonaktifkan semuanya. Kini Nara hanya bisa diam. Ia sudah lelah. Jongjin juga
tidak pernah memberitahukan apa apa tentang Yesung. Bahkan saat pernikahan
Eunhyuk dan Euna, Yesung tidak pulang. Apakah Yesung akan menetap di sana? Ini
sudah 2 tahun.
“kau cantik Nara-ya. Apa kau mempunyai
namjachingu?”
Nara hanya terkekeh mendengar pertanyaan Ny
Kim. Tentu saja banyak yang menyukai Nara. Apalagi saat Nara merubah
penapilannya. Tapi tidak ada satupun dari mereka menarik perhatian Nara. ini
semua gara gara namja yang tak tau diri itu. namja yang membuatnya menantikannya
hingga saat ini. Siapa lagi kalau bukan Yesung.
“ahh, tidak punya Ahjumma”
Ahjumma tersenyum menanggapinya.
“Ahh apa kau sedang menunggu seseorang?”
Jleb.. tepat. Nara memang sedang menunggu
Yesung pulang. Tapi,, bahkan ia tidak tau bagaimana kabar Yesung. Bisa saja Yesung
sudah mempunyai kekasih di sana. Yang lebih parah kalau sudah menikah. Ah tapi
tidak mungkin.
Nara hanya menaggapi ahjumma dengan
tersenyum. Ia malu jika harus bercerita tentang masalah pribadinya.
“Sebenaranya iya. Nara menunggu seseorang”
Ahjumma mengangguk mengerti.
“jadi siapa namja yang beruntung itu hmm?”
Nara tersenyum lagi. Ia jadi teringat
dengan Yesung. Kapan ia pulang?
“dia teman Oppa Nara. Tapi sekarang dia
kuliah di London, jadinya Nara juga tidak tau perasaannya pada Nara..,,,,,,,,,,,
ah, mianhamnida ahjumma. Nara jadi curhat”
“gwenchana Nara-ya. Ahjumma juga pernah
muda”
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
“anyeong” sapa Eunhyuk pada Yemi. Yemi
tersenyum menaggapinya. Ia sudah terbiasa melihat Eunhyuk di restaurant ini. Yemi
memang sedikit aneh karena Eunhyuk selalu makan siang di tempat ini, padahal
jauh dari kantornya. Bukankah malah membuang buang waktu? Katanya sih gara gara
makanannya enak. Yemi memang selalu makan siang disini karena tempatnya ada di
depan kantornya.
“ahh, oppa” balas Yemi.
“sudah lama?”
“ani, baru saja. Kemana Euna? Kau selalu
sendiri. Apa Euna tidak pernah datang ke kentor?”
Eunhyuk tersenyum. ‘mana mungkin aku
mengajak yeoja itu. aku hanya ingin bersamamu Yemi-ya’ batin Eunhyuk. Sudah
lama ia memendam perasaannya bahkan tak jarang ia menunjukkan pada Yemi tapi
entah kenapa Yemi tak peka.
“aniya. Dia lebih senang di rumah” jawab
Eunhyuk sedikit malas. Yemi mengangguk. Lalu ia meneruskan makannya. Jika sudah
seperti ini ingin sekali Eunhyuk berbicara jujur jika ia menyukai yemi. Tapi tidak
mungkin mengingat Yemi adalah sahabat Euna.
Jika bukan karena orang tuanya, Eunhyuk
akan meninggalkan Euna. Ia benar benar tak menginginkan pernikahan ini.
Seharusnya orang tuanya mengerti jika ia tak mencintai Euna. Ia sudah cukup
bersabar dari dulu hingga ia lelah dan kini ia mulai memberontak. Eunhyuk
bahkan tak peduli dengan perasaan Euna. Euna selalu saja memaksakan
kehendaknya. Eunhyuk tak suka hal itu.
Setelah selesai mereka pun keluar bersama.
mereka tak melihat jika ada seorang yeoja yang dari tadi ada di meja sebelah.
Euna. Ia kini hanya bisa menunduk sambil menahan air matanya.
‘tidak Oppa, aku lebih senang mengikutimu
daripada aku dirumah’ batin
Euna. Memang sudah beberapa hari ini Euna mengikuti Eunhyuk. Ternyata ini
alasannya Eunhyuk selalu bersikap dingin padanya, selalu beralasan pulang makan
dan berangkat pagi pagi. Euna memang sangat penasaran saat Euna pernah
memergoki ponsel Eunhyuk yang berisikan foto Yemi. Bahkan semua sms kebanyakan
dari Yemi.
Euna tak habis pikir. Apakah Yemi tak peka
terhadap perasaan Eunhyuk padanya? Euna menggenggam tangannya kuat. Menahan
sakit di dadanya.
‘apa yang harus aku lakukan lagi untuk
membuatmu mencintaiku Oppa. Aku sudah berusaha Oppa, tapi semuanya sia sia
Oppa’
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
“oppa sudah pulang?” tanya Euna
Ia mencoba bersikap biasa saja berpura pura
tidak tau apa apa. seperti biasa Eunhyuk mengacuhkannya dan berjalan melewati Euna
begitu saja. Euna benar benar tak tahan lagi. Ia langsung berlari mendahului
Eunhyuk membuat langkah Eunhyuk berhenti. Eunhyuk menatap Euna. Ia baru
menyadari jika mata Euna tampak sembab tidak seperti biasa.
“aku lelah Na-ya. Aku....”
“sebenarnya apa kurangnya aku Oppa? Kenapa
kau selalu bersikap seperti ini” kata Euna sambil menahan air matanya yang akan
keluar lagi. Eunhyuk masih diam di tempat. Ada yang salah dengan Euna. Tak biasanya
yeoja itu seperti itu.
“apa makasumu?”
“jangan pura pura tidak tau. Kau selalu
menemui Yemi. KAU mencintainyakan?”
Eunhyuk membulatkan matanya. Euna sudah
tau??
“oh, kau sudah tau” jawab Eunhyuk biasa
saja tidak merasa bersalah sedikitpun. Membuat Euna menatap Eunhyuk tak
percaya. Dengan mudahnya Eunhyuk mengatakan itu?
“katakan apa kekuranganku Oppa? Aku akan
mencoba memperbaikinya Oppa. Katakan? Apa yang kau inginkan? Aku cantik, aku
kaya, bahkan aku sudah berusaha merubah sifat kekanakanku aku punya segalanya. Apa
lagi? aku...........”
“ya, aku tau kau punya segalanya, tapi kau
tak akan bisa mendapatkan hatiku. Aku kira hari ini adalah hari yang tepat
mengatakan semuanya. ya, aku mencintai Yemi. Aku sangat mencintainya. Jadi
jangan berharap padaku. Jika bukan karena orang tuaku, aku tak akan mau menikah
denganmu”
DEG
Seketika itu Euna lemas mendenganya. Serasa
hatinya disayat. Sakit. Sangat sakit mendengarnya. Kini air matanya benar benar
keluar. Apalagi saat Eunhyuk pergi melewatinya. Euna menatap kosong ke depan.
Kemana Eunhyuk yang menyenangkan dan selalu bersikap baik padanya?
“Lihat saja Oppa, aku akan membuatmu jatuh
cinta padaku. Kau akan bertekuk lutut padaku. Kau akan sangat menyesal telah
memperlakukan aku seperti ini” teriak Euna sambil menatap Eunhyuk dengan penuh
emosi.
Eunhyuk menghentikan langkahnya dan
mendengarkan perkataan Euna baik baik. Eunhyuk hanya diam. Yeoja itu benar
benar bodoh. Masih saja bertahan setelah tau apa yang terjadi.
“jangan terlalu berharap. Aku malah akan
membuatmu tak betah berada di sisiku hingga kau menginginkan pergi dari
hidupku”
BACA ANGEL (EUNHYUK EUNA)
TBC