Angel
part4
Judul : Angel
Author : Lilian Nay Clouds
Genre : Romance,
married life
Lenght : Chaptered
Cast :
1.
Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
2.
Kim Eun Soo (Euna)
3.
Kim Jong Woon
4.
Lee Donghae
Tak ada
orang seperti dirimu, meskipun melihat sekeliling, hanya kau yang seperti itu
Euna
menatap langit yang gelap. Bahkan ada tetesan tetesan air yang turun dari atas
sana. Ia menopang dagunya dengan tangan kanannya. Sepertinya banyak pikiran yang
ada di dalam kepalanya. Ada yang salah dalam rumah tanggannya. Bagaimana jika
anaknya lahir tapi melihat orang tuanya yang seperti itu.
Euna
memejamkan matanya pelan. Merasakan hembusan angin malam yang dingin. Tak sadar
jika Eunhyuk kini melangkah mendekati Euna. Eunhyuk mengelus pelan pundak Euna
membuat Euna membuka matanya.
“masuklah,
disini dingin” kata Eunhyuk sangat lembut. Eunhyuk sedikit menyunggingkan
senyumnya. Apapun yang terjadi, Eunhyuk bersumpah akan melindungi Euna. Wanita
yang sangat ia cintai.
Tanpa
menjawab Euna langsung berdiri dari duduknya dan berjalan masuk ke kamar. Euna
berbaring di tempat tidurnya. Tak diduga ternyata hawa dingin masih menempel
pada tubuhnya. Sangat dingin. Ya, malam itu sangat dingin, apalagi setelah ia masuk
hujan turun semakin deras.
Eunhyuk
menyelimuti tubuh Euna. Lagi. Euna hanya diam. Apa ia keterlaluan. Apa Euna
tidak melihat bagaimana pengorbanan Eunhyuk selama ini. Ya Tuhan, rasa itu
datang lagi. Euna ingin Eunhyuk mengelus perutnya lembut. Akankah ia bilang
padanya? Tidak tidak. Ia menetapkan hati. Ia membenci namja jahat itu.
“tidurlah”
ucap Eunhyuk seperti biasanya lembut. Eunhyuk mengelus rambut Euna tapi Euna
menepisnya. Eunhyuk hanya menghela nafasnya. Ia harus sabar. Ya. Eunhyuk pun
lagi lagi tersenyum. Hyuk membaringkan tubuhnya pada sofa seperti biasa di
kamar itu. Sesekali ia melihat Euna yang menutup matanya.
“Na-ya”
panggil Eunhyuk. Euna tak menyahut. Eunhyuk mulai gusar. Sesekali ia mengusap
tangannya yang terasa sangat dingin. Ia sangat malas mengambil selimut di kamar
sebelah. Bagaimana jika ada apa apa dengan Euna?
“Na-ya”
panggil Eunhyuk lagi. Euna membuka matanya.
“wae?”
“emm,
bolehkan aku tidur di sebelahmu. Ak-aku kedinginan”
Hening
Mereka
saling menatap.
“kau
bisa tidur di kamar lain” akhirnya Euna menjawab.
“shireo,
aku hanya ingin tidur bersamamu”
Euna
berdecak. Tapi akhirnya ia sedikit bergeser member tempat untuk Eunhyuk tidur
di sebelahnya. Jujur, ia tidak tega melihat Eunhyuk yang kedinginan. Ia tau
jika Eunhyuk terbiasa tidur hanya menggunakan kaos. Eunhyuk yang melihatnya
tersenyum, lalu dengan cepat berbaing di sebelah Euna.
“gomawo”
lirih Euna.
Euna
membalikkan tubuhnya membelakangi Eunhyuk. Bodoh. Kenapa Eunhyuk berterimakasih
padanya. Ada rasa bersalah yang menyelimuti Euna. Ini rumah Eunhyuk, tapi
Eunhyuk harus meminta ijin tidur di kamarnya sendiri. Dasar bodoh.
Euna
merasakan sebuah tangan yang melingkar di perutnya yang mulai berisi. Euna
berusaha menepisnya tapi Eunhyuk tak mau melepasknya. Eunhyuk malah semakin
mendekatkan tubuhnyanya memeluk Euna erat.
“aku
kedinginan sayang” lirih Eunhyuk.
Euntah
kenapa suara Eunhyuk membuat mata Euna memanas. Akhirnya Euna tak memberontak
lagi. Ia membiarkan Eunhyuk memeluknya.
“apa
kau masih membenciku?” Tanya Eunhyuk. Tapi tak ada jawaban.
“aku
suami yang gagal Euna-ya, aku tak bisa membahagiakan istriku. Aku malah
membuatnya benci denganku”
Euna mendengarkannya dengan jelas. Bahkan kini
jantungnya berdetak dengan cepat mendengarkannya.
“terimakasih
tetap mau bertahan disisiku. Terimakasih” eunhyuk tersenyum lalu memejamkan matanya
merasakan kehangatan tubuh Euna. Ia senang. Ia sangat senang. Inilah yang
dinantikannya. Ia ingin memeluk istrinya. Ia ingin setiap hari merasakan
kehangatan ini.
“kau
tau kenapa kau masih bertahan?” Euna berucap membuat Eunhyuk membuka lagi
matanya. Kenapa suara Euna terlihat berat dan sesak. Apakah Euna menangis?
“aku
sangat membencimu. Kau membuatku hamil di saat aku ingin pergi darimu. Kau, kau
licik. Ingin sekali berteriak, kenapa Tuhan itu tidak adil padaku. Tapi ketika
kau melihat keluargamu, mereka sangat baik, bahkan aku bisa memiliki Eommamu.
Dia adalah alasanku mengapa aku bahagia ditengah kesedihanku. Aku sangat
menyayanginya”
Eunhyuk
terdiam mendengarkannya. Apakah Euna begitu tersiksa hidup dengannya? Apakah
hanya gara gara Eommanya Euna bertahan?
“kalau
begitu mereka milikmu sayang, Eomma, semua keluargaku adalah milikmu. Aku
pantas mendapatkannya. Kau boleh berbuat apapun padaku.Tapi ijinkanlah aku juga
berusaha membahagiakanmu. Menjagamu dan anak kita. Jangan pernah pergi dariku
Na-ya. Aku akan gila. Aku, sangat sangat mencintamu. Bicaralah, bicaralah apa
yang kau tidak sukai dan kau sukai agar aku mengerti semua keinginanmu.
Percayalah aku tak akan menyakitimu lagi Euna sayang. Percayalah aku
mencintaimu”
Tak
terasa air mata Eunhyuk menetes. Tak peduli lagi jika ia adalah namja. Ia hanya
ingin meluapkan yang Ia rasakan. Euna menegang. Ia bisa merasakan jika Eunhyuk
terisak. Euna terus berusaha menahan tangisnya. Ia mengenggam tangannya erat.
Euna tidak
bisa menahan air matanya saat merasakan tangan eunhyuk mengelus perutnya
lembuat. Ya Tuhan, apa yang harus ia lakukan. Inilah yang ia inginkan. Kini
bahkan air mata Euna semakin deras keluar.
“anakku
sayang, percayalah, Appa akan menjagamu dan Eomma” lirih Eunhyuk.
Mendegarnya
membuat Euna semakin terisak. Rasanya sesak. Hatinya sakit. Apakah ini namja
yang ia benci? Namja yang dibilangnya namja jahat yang menyakitinya? Kini namja
itu tengah membuat Euna nyaman berada disisinya seakan tidak mau jika Eunyuk
pergi meninggalkannya.
Tangan
Eunhyuk masih dengan lembut mengelus perut Euna. Tidak, Euna tidak tahan lagi.
Akhirnya Euna berbalik dan memeluk Eunhyuk. Ia menangis di dada Eunhyuk.
Mencurahkan semua isinya hatinya. Tapi mereka saling diam. Euna yang mendapat
kelakuan itu tak bisa menghilangkan senyum dibibirnya. Eunhyuk membalas pelukan
Euna sayang dan lembut. Menenangkan Euna, membuatnya nyaman berada disisinya.
Menunggu Euna sapai akhirnya Euna terlelap.
‘Terimakasih Ya Tuhan mengabulkan permintaanku’
**********************
Euna
melihat jam berkali kali. Sudah jam 8 malam, tapi Eunhyuk belum juga pulang.
Tak dipungkiri ia merasa khawatir. Mulai merasa bosan dirumah, akhirnya Euna
memutuskan pergi ke rumah Nara. Lagian tidak terlalu jauh kan? Ia juga ingin
jalan jalan malam.
Euna
mengambil jaket tebalnya lalu pergi keluar. Ia sudah bilang ke pembantunya,
awalnya dilarang tapi Euna memaksa dan mengatakan jika Eunhyuk tidak boleh
mengetahuinya. Ia kan juga kasian dengan pembantunya nanti jika kena marah
Eunhyuk.
Euna berjalan
ditrotoar jalan raya. Malam itu ia ingin jalan kaki, jadinya ia tidak
menggunakan kendaraan. Euna berbelok ke jalan kecil agar lebih dekat. Jalanan
itu sepi tidak banyak dijumpai orang. Euna berhenti sebenatr saat merasa dari
tadi ada yang mengikutinya dari belakang. Sesekali ia menoleh untuk memastikan.
Euna mempercepat jalannya. Ia takut.
Euna
terus berjalan cepat sambil menunduk. Tangannya sedikit bergetar. Kenapa sepi
sekali. Jika tau beginii, Ia minta diantar saja.
“berhenti”
DEG
Setelah
mendengar suara menakutkan itu Euna mendongak. Dilihatnya seorang namja
bertubuh besar tengah menghadangnya. Dilihatnya pisau tajam yang ada di tangan kanan namja itu. Euna kini
benar benar takut. Tangannya bergetar. Ia merogoh sakunya berharap menemukan ponselnya.
Sial. Tidak ada. Apakah dia lupa membawanya?
“mau
apa?” Tanya Euna memberanikan diri. Namja itu malah tersenyum dan semakin
mendekat membuat Euna semakin mundur. Orang itu memainkan pisau di tangannya
membuat Euna bergetar hebat. ‘Ya Tuhan
tolonglah aku’
“berikan
uangmu”
“ak..aku
tidak membawanya”
“jinja”
BUG
Tiba
tiba ada seseorang yang memukul penjahat itu hingga tersungkur. Euna memejamkan
matanya takut. Ia tidak bisa melihat wajah namja yang menyelamatkannya karena
pakaiannya hitam tertutup dan ia juga memakai masker.
“kurang
ajar” ucap penjahat itu sambil mencoba berdiri. Namja berpakaian hitam itu mengisyaratkan
pada Euna agar menjauh. Segera mungkin Euna berlari menjauh. Beberapa kali Euna
menoleh ke belakang. Kedua namja itu saling menahan. Euna berhenti saat melihat
tangan namja yang menyelamatkannya terkena pisau. Ia ingin mendekat tapi ia
takut. Penjahat itu juga tengah memandang ke arahnya. Tidak, ia tetap harus
berlari. Tapi bagaimana dengan nasib namja itu? bahkan Euna tak tau siapa dia.
SKIP
Euna
masih berdiam diri di samping gerbang rumahnya. Tangannya masih bergetar. Ia
selamat. Tapi bagaimana dengan namja itu? bagaimana kalau Eunhyuk tau? Ia
takut. Ia masih takut untuk masuk kedalam. Ia dari tadi hanya diam disana.
Euna
mengusap wajahnya dan merapikan rambutnya sebelum masuk rumah. Ia tak ingin
Eunhyuk tau. Semuanya sudah berlalu dan ia selamatkan? Euna menghembuskan
nafasnya agar mimik wajahnya terlihat biasa dan mencoba melupakan kejadian tadi.
Ia tidak akan mengulanginya lagi. Ia akan ijin dan tidak mau berjalan kaki lagi
jika keluar malam. Cukup malam ini.
Euna
berjalan perlahan masuk ke rumah. Jantungnya masih saja berdetak dengan cepat.
Beberapa kali ia menghembuskan nafasnya. saat sudah sampai di dalam Euna
melihat Eunhyuk yang sedang memainkan ponselnya diruang tengah. Euna
melewatinya begitu saja berharap Eunhyuk tidak bertanya yang aneh aneh. Eunhyuk
yang menyadarinya langsung mendekati Euna.
“Euna-ya,
kau dari mana?” Tanya Eunhyuk mengikuti lagkah Euna. Terlihat jelas jika Eunhyuk
tengah menghkhawatirkannya.
“jalan
jalan” jawab Euna singkat.
“kenapa
sendirian?, lihatlah kau terlihat pucat bagaimana jika ada apa apa denganmu?”
Euna
berhenti dan menatap Eunhyuk.
“ckk,
kau berlebihan, lagian aku tak apa kan?” ucap Euna ketus lalu berlalu dari
hadapan Eunhyuk.
Eunhyuk
diam terus menatp Euna. Euna pikir Eunhyuk tidak tau apa yang terjadi?
Salah,
salah besar.
Euna
tidak tau jika dibalik sweater yang dikenakan Eunhyuk terdapat luka terkena
pisau. Ya… Eunhyuk adalah namja itu. Namja yang menyelamatkan Euna. Eunhyuk
sudah berjanjikan, apapun yang terjadi, Eunhyuk akan melindungi Euna. Eunhyuk
mengelus lengan kirinya. Ia mengingit bibir bawahnya menahan sakit.
Setelah
terkena pisau Eunhyuk memang langsung ke rumah Soora dan menelpon Donghae untuk
mengobati lukanya. Soora dan Donghae tentu saja kaget melihat Eunhyuk terluka. Eunhyuk
menjelaskan semuanya pada Soora, suami Soora, dan Donghae. Setelah selesai
mengobati lukanya Eunhyuk langsung pulang agar ia lebih cepat sampai ke rumah
sebelum Euna.
Pembantu
Eunhyuk yang tadi menelpon Eunhyuk mengatakan jika Euna pergi, makanya Eunhyuk
langsung meninggalkan kantor tak peduli jika Yesung akan memarahinya karena pekerjaannya tidak selesai.
****************
Waktu
sudah menujukkan pukul 1 pagi, tapi Euna masih belum bisa memejamkan matanya.
Ada yang kurang malam itu. Biasanya Eunhyuk tidur di sofa menjaganya. Tapi
tidak dengan malam itu. Eunhyuk bahkan dari tadi belum masuk kamarnya. Apakah
Eunhyuk sudah tidak mau tidur di sofa? Bodoh. Tentu saja Eunhyuk sudah capek
setiap hari harus tidur di sofa. Dingin, tidak nyaman. Membuat badan pegal.
Sial.
Euna semakin merasa bersalah. Ia keterlaluan. Ia setiap hari tidur dengan
nyaman di kamar tidur yang empuk. Sedangkan Eunhyuk? Ia harus tidur di sofa?
Seharusnya Euna senang sekarang Eunhyuk mungkin tidur dikamar sebelah yang sama
nyamannya. Tapi kenapa malah Euna yang tidak merasa nyaman? Ia sudah terbiasa
melihat Eunhyuk sebelum tidur.
Malam
ini terasa hampa.
Euna
menyadari satu hal.
Ia
merindukan Eunhyuk malam itu. sangat. Haruskah ia keluar kamar dan meminta
Eunhyuk tidur di dekatnya. Hey, mau ditaruh dimana wajahnya. Tentu saja Euna
malu. Bukankah ia membenci Eunhyuk? Sadarlah, rasa benci dan cinta itu hanya
beda tipis, apa ini? Euna selalu bilang ia membenci namja itu, tapi disaat
Eunhyuk tidak ada, Euna merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya.
********************
Esok
harinya,
Euna
kini ada di ruang makan, ia menatap makanannya dengan malas. Sepertinya ia
tidak lapar, tapi ia harus makan mengingat ia sedang mengandung. Beberapa kali
Euna menghembuskan nafasnya kasar. Ia mengingat kejadian tadi, saat Eunhyuk
pagi pagi sekali masuk ke kamarnya, mencium keningnya dan bilang ia akan
berangkat bekerja. Saat itu memang Eunhyuk mengira jika Euna belum bangun. Tapi
nyatanya Euna sudah bangun saat mendengar suara pintu dibuka.
Ada
apa dengan Eunhyuk? Kenapa ia berangkat pagi sekali. Dia belum makankan?
Bagaimana kalu ia sakit. Tidak tidak. Kenapa Euna jadi berfikiran seperti itu.
“Nyonya,
Noona tuan Eunhyuk datang” kata bibi yang membuat Euna tersadar. Sial. Dia
melamunkan Eunhyuk. Euna tersenyum lalu mengangguk menanggapinya.
Euna
pun beranjak dari duduknya lalu berjalan menemui Soora.
“Eonni”
sapa Euna ramah lalu ia memeluk Soora.
“bagaimana
kabarmu? Kau baik baik saja kan?” Tanya Soora.
“ne,
bagaimana dengan Eonni?”
“seperti
yang kau lihat, aku sangat baik”
“ne, ahh
Eonni, mau minum apa biar aku ambilkan atau…”
“tidak
usah Euna-ya. Sebenarnya aku kesini ingin memberitahumu tentang Eunhyuk” kata
Soora mulai serius.
Euna langsung
diam mendengarkannya. Ia merasakan Soora serius dengan ucapannya membuat ia
menengang. Sepertinya penting. Ya Tuhan. Kenapa ia jadi takut seperti ini. Apa Soora
akan memarahinya karena selama ini ia tidak menjadi istri yang baik untuk
Eunhyuk atau karena…
“berhentilah
membenci Eunhyuk” kata Soora tegas.
Euna
masih terdiam. Telinganya mendengarkan dengan baik apa yang Soora katakan barusan.
Berhenti membenci Eunhyuk? Bahkan Euna sendiri tidak tau apakah rasa bencinya
masih ada atau tidak. Dugaan Euna benar. Pasti Soora akan mengatakan itu. Apakah
Soora mulai tidak suka padanya karena terus membuat Eunhyuk menderita?
“apakah
kamu tidak sadar jika Eunhyuk sangat mencintaimu? Dia bahkan sering berkorban
untukmu, menjagamu, berusaha membuatmu nyaman dan..”
“arra
arraseo. Aku tau Eonni”
“kau
tidak tau apa apa Na-ya”
“Eonnii,
kenapa harus membicarakan ini, aku…”
Perkataan
Euna terhenti saat melihat air mata Soora yang menetes begitu saja. Apakah ia
salah bicara? Sungguh, Euna tidak mau melihat Soora menangis karenanya. Euna sangat
merasa bersalah, apakah ini dampak ia membenci Eunhyuk? Kenapa harus seperti
ini?
Euna mendekati
Soora lalu memegang lembuat tangan Soora. Soora hanya menunduk dan mengusap air
matanya.
“Eonni,
mianhae, aku tidak bermaksud..”
“Eunhyuk
sakit. Tangannya terluka” potong Soora.
“ne?”
Euna membulatkan
matanya. Terluka? Kenapa Euna bisa tidak tau?
“dia
menyelamatkanmu tadi malam. Kau tidak menyadarinyakan? Aku sudah bilangkan,
Eunhyuk tak akan membiarkanmu terluka sedikitpun Euna-ya. Aku hanya tidak ingin
Eunhyuk lebih menderita. Aku tidak menyalahkanmu Euna-ya, sungguh. Bahkan Eunhyuk
tidak mau kau tau tentang ini. Aku yang tidak tahan melihatnya Naya. Aku mohon,
berhentilah membenci Eunhyuk”
Hening.
Euna masih
membisu. Ia tidak percaya apa yang dikatakan Soora. Apakah ini alasan Eunhyuk
seperti menghindarinya tadi malam? Ia tidak ingin Euna mengetahui jika
tangannya terluka? Bodoh. Kenapa Euna tidak menyadarinya.
“Eunhyuk
selalu bercerita semuanya tentangmu, tentang perubahanmu yang mulai peduli
padanya. Tentang caranya diam diam melindungimu. Ia selalu bercerita dengan
senyuman di wajahnya saat bercerita tentangmu. Ia bilang ia sangat senang akan
menjadi seorang ayah. Ia berkali kali bilang padaku jika ia akan melakukan
apapun asalkan kau bahagia. Melindungimu dan calon anaknya walau dengan
nyawanya sediri. Tidak peduli ia akan sakit, asalkan melihat senyumamu, itu
sudah cukup”
Mendengarkan
itu Euna merasakan hatinya seperti teriris. Sakit. Sebesar itukah rasa sayang
Eunhyuk padanya? Ia seperti orang yang paling jahat di dunia ini. Banyak yang
bilang ia adalah yeoja yang sangat baik seperti ‘angel’. Nyatanya? Ia adalah
seorang iblis yang tega membuat suaminya sendiri menderita. Dadanya sesak. Kenapa
sakit sekali mengetahuinya. Matanya berkaca kaca. Apa yang harus ia lakukan? Apakah
ia masih pantas disamping Eunhyuk? Ia tidak bisa lagi menahan air matanya.
Soora
yang melihatnya pun langsung memeluk Soora. Menenangkan Euna. Soora tau jika
Euna menyesal akan perbuatannya. Ia tidak peduli Eunhyuk akan marah padanya
karena mengatakan semua ini pada Euna. Ia hanya ingin Euna dan Eunhyuk bahagia.
****************
“Yak
Hae, kau lama sekali hah” teriak Eunhyuk pada namja yang baru saja memasuki
ruangannya. Donghae tak mempedulikannya, ia langsung duduk di depan Eunhyuk. Tanpa
banyak bicara Donghae langsung mengeluarkan kotak dari dalam tasnya. Didalamnya
ada peralatan medis dan obat untuk Eunhyuk. Jangan lupakan jika Donghae adalah
seorang calon Dokter.
“buka
bajumu. Aku perlu mengobati lukamu” kata Donghae tegas.
Eunhyuk
mendengus kesal. Ia tak membuka bajunya hanya menggulung lengan bajunya ke atas
perlahan terlihat lengannya yang dibalut dengan perban. Sedangkan Donghae sibuk
mengambil obat dan perban yang akan digunakan.
“ckk,
ini sakit sekali Hae”
“sudah
kubilang untuk istirahat kau masih saja nekad bekerja”
“Aku
hanya tidak ingin Euna,,…”
“hanya
ada Euna dipikiranmu, bagaimana dengan kesehatanmu hah?, dasar. Aku bilang
lepas bajumu Hyuk, bukan menggulungnya” potong Donghae.
Eunhyuk
lagi lagi mendengus kesal. Ia tidak ingin Euna dijelek jelekan oleh siapapun
termasuk sahabatnya itu. Eunhyuk hanya menurut. Ia mulai melepas kacing
kemejanya, tapi…
Brakkk
Suara
pintu dibuka kasar.
“Oppa”
Mendengar
suara itu membuat Donghae dan Eunhyuk langsung menoleh ke sumber suara. Betapa kagetnya
mereka saat melihat Euna yang ada di depan pintu. Reflek Eunhyuk menurunkan baju
bagian lengannya agar lukanya bisa tertutupi. Tapi terlambat Euna sudah
melihatnya.
Eunhyuk
langsung merubah mimik wajahnya yang terkejut menjadi tersenyum.
“Na-ya
kau datang”
Euna tak
menjawab. Ia masuk dan duduk disebelah di Donghae. Euna melihat Eunhyuk dengan
tatapan menakutkan.
“hya,
kau bisa mengetuk pintu dulu kan Na-ya. Ckk, bagaimana kalau jantungku copot
gara gara kaget?” Donghae berusaha memperbaiki suasana yang terasa hening. Tatapan
Euna berpindah ke Donghae.
“kau
disini Oppa? Apa yang kau bawa ini?” Tanya Euna saat melihat kotak di meja. Eunhyuk
mendesah lega, ia mengira Euna tidak tau. Tapi salah, Euna hanya berpura pura
tidak tau. Euna mati matian menahan air matanya yang sebenarnya dari tadi ingin
keluar.
Eunhyuk
menatap Donghae mengisyaratkan agar jangan sampai Euna tau.
“kau
lupa? Aku calon Dokter” jawab Donghae.
“arra
Dokter. Aku ingin bicara pada Eunhyuk, bisakah ca-lon dok-ter keluar sebentar?”
“tidak
bisa Na-ya. Aku ada urusan penting dengan suamimu”
“Donghae-ya,
akan kuhubungi lagi, emm bukankah kau ada kelas?” kata Eunhyuk membuat Donghae
melongo. Secara tidak langsung Eunhyuk mengusirnya kan. Ckk, menyebalkan
sekali. Padahal ia sudah membela-belakan ke kantor Eunhyuk, tapi baru beberapa
meint sudah diusir. Malang sekali. Heyy, tentu saja Eunhyuk melakukan itu.
jarang sekali Euna datang ke kantornya apalagi bicara padanya. Ini kesempatan
langka.
“Arra,
menyebalkan. Jangan minta bantuanku lagi, awas saja jika kau merengek Hyukjae
yang terhormat. Ckk,” kata Donghae tidak serius.
Donghae
pun meninggakan ruangan itu. Tinggallah Eunhyuk dan Euna. Kini suasana jadi
hening. Sampai akhirnya Eunhyuk menyadari jika mata Euna sedikit sembab.
“gwenchanayo?
Kau menangis Na-ya?” Tanya Eunhyuk lembut.
“buka
bajumu”
Bukannya
menjawab Euna malah menyuruh Eunhyuk membuka baju. Hey, ada apa?
“n..nde?”
Euna tidak
menjawab lagi. Ia menarik kursinya dan kini ia tepat dihadapan Eunhyuk. Eunhyuk
diam tak mengerti apa yang akan Euna lakukan. Eunhyuk sedikit kaget saat Euna membuka
kacing bajunya. Jujur ia merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat.
“Na..Na-ya.
Ap-apa yang kau lakukan?”
Lagi lagi
Euna hanya diam. Saat Euna akan membuka baju Eunhyuk, Eunhyuk menahan tangan
Euna. Tapi Euna malah memaksa agar Eunhyuk melepaskan tangannya membuat tangan
Euna menyenggol luka Eunhyuk.
“Aww”
rintih Eunhyuk. Sial. Eunhyuk meruntuti dirinya. Kenapa ia bisa mengeluarkan
suara kesakitan seperti itu. lihatlah? Kini Euna menatapnya dengan heran dan
penuh tanya. Kemudian Euna melanjutkan membuka baju Eunhyuk. Kini ia bisa
melihat luka Eunhyuk yang terbungkus perban. Hatinya sakit melihatnya. bukankah
ini semua karenanya?
Eunhyuk
mengalihkan pandangannya agar tak bertatapan dengan Euna. Ia yakin sebelum ini
Euna sudah tau. Soora. Ia sudah bisa menebaknya. Tanpa banyak bicara Euna
dengan lembut membuka perban di lengan kiri Eunhyuk.
Hening
Eunhyuk
dan Euna sama sama diam sibuk dengan pikirannya masing masing. Eunhyuk berusaha
menahan rasa sakitnya. Ia tidak mau Euna merasa khawatir. Jika ia mau jujur,
rasanya sakit sekali saat perbannya dibuka.
“hiks
hiks” Eunhyuk menoleh ketika menyadari Euna tengah menangis. Euna menunduk
sesekali mengusap air matanya.
“Na-ya”
“tidak
bisakah kau tidak membuatku khawatir?” kata Euna dengan gemetar. Melihat luka
Eunhyuk yang ternyata cukup dalam, membuatnya makin bersalah. Ini semua
salahnya. Kenapa ia nekad ingin berjalan jalan pada malam hari. Kenapa bukan ia
saja yang terluka?
“gwenchana,
aku baik baik saja Na-ya. Kau tidak perlu khawatir”
“bodoh,
kau pikir ini baik baik saja hah?”
“Na-ya..”
“diamlah”
Seketika
Eunhyuk terdiam. Ia terus melihat Naya yang mengobati luka di lengannya dengan
lembut. Euna mengambil perban di kotak milik Donghae yang memang sengaja
ditinggal. Euna perlahan membungkus kembali lukanya. Euna masih menangis. Eunhyuk
juga bisa melihatnya.
Eunhyuk
tersenyum. Ia senang, kenapa Euna terlihat sangat cantik saat menangis karena
khawatir padanya. Ia juga senang mengetahui kenyataan jika Euna
mengkhawatirkannya, Euna mengobatinya, Euna mempedulikannya. Jika tau seperti
ini, Eunhyuk rela setiap hari sakit demi mendapatkan perhatian istrinya.
Euna mendongak.
Kini ia bisa melihat wajah Eunhyuk dengan jelas. Eunhyuk pipi Euna yang penuh
air mata.
“uljimma,
kau sudah terlalu banyak mengeluarkan air mata karena aku Na-ya. Mianhae”
Kenapa
Eunhyuk sangat baik padanya padahal Euna selalu menyakitinya? Euna tidak tahan
lagi. Ia langsung memeluk Eunhyuk erat. Erat sekali. Seakan tak mau
melepaskannya. Ia sangat takut jika Eunhyuk akan meninggalkannya. Tidak.
“biarkan
aku menangis dipelukanmu, Oppa. Air mata ini hanya untukmu Oppa, hanya untuk
Oppa. Maafkan aku, aku bukan istri yang baik untuk Oppa. Aku tidak menyadari
Oppa sangat peduli padaku. Selama ini aku banyak salah, aku… aku… hiks”
Eunhyuk
tersenyum mendengarnya. Ia membalas pelukan Euna. Nyaman. Ia akan selalu suka
jika Euna memeluknya seperti ini. Ya Tuhan, ingin sekali ia berteriak dan
berterimakasih. Ia sangat bahagia hari ini.
“ssstttt,
tidak ada yang perlu dimaafkan sayang, aku seharusnya yang meminta maaf karena
selama ini menyakitimu dan membuatmu menderita. Jangan pergi lagi, aku akan
gila Na-ya. Tetaplah bersamaku”
Euna mengangguk
tapi tak melepaskan pelukannya malah semakin mempereratnya. Ia bisa
mendengarkan detak jantung Eunhyuk apalagi Eunhyuk hanya memakai kaos dalam
saja.
“samapi
kapanpun aku tak akan meninggalkan dan melepaskan Oppa, Oppa hanya milikku. Saranghae
Eunhyuk Oppa. Jeongmal Saranghae”
Mendengarkan
itu membuat Eunhyuk melepaskan pelukan mereka. Ia menatap Euna dalam dan
menyadari jika Euna kecewa saat ia melepaskan pelukannya.
“apa?
Aku tak mendengarkannya?” kata Eunhyuk.
“aku
mencintaimu Oppa”
“ne? katakan
lagi”
“Saranghae
Sharanghae Sharanghae Sharanghae….”
Cup
Perkataan
Euna terhenti saat merasakan bibir Eunhyuk menyetuh bibirnya. Eunhyuk mendorongnya
pelan lalu melumatnya menyalurkan rasa sayangnya pada Euna. Eunhyuk menatap
Euna lalu terkekeh saat melihat wajah Euna seperti orang bodoh saat menatap
Eunhyuk dalam diam.
“nado..
nado saranghae Lee Euna”
Euna tersenyum
bahagia.
“tapi
rasa cintaku sepertinya harus dibagi sekarang” kata Eunhyuk. Sedetik kemudian
Euna berhenti tersenyum. wajahnya terlihat sangat kecewa. Apakah ia melakukan
kesalahan? Apakah ia terlambat mengatakan itu hingga rasa cinta Eunhyuk sudah
terbagi dengan orang lain?
“kau
sudah mempunyai orang lain Oppa?”
“ne”
“m..mwo?
nugu?”
“uri
aegy, wae? Kau cemburu eoh?”
Euna bernafas
lega. Ternyata yang dimaksud adalah calon anaknya. Ia memukul dada Eunhyuk
pelan lalu tertawa bersama.
“gomawo
Oppa”
“ne,
sebagai balasannya, popo”
“mwo?”
“cium
aku sayang”
“Oppa,
ini di kantor”
“ya
sudah ayo kita pulang dan kau harus menciumku lama”
“Hyyaaaa,
Oppaaaa”
TBCCC---
Lanjut dong chinguuu , plissssssss :D penasaran banget ini sayanya hahaha :v my bias is hyukjae{}
BalasHapus