Now
part 4 End
Author : Lilian Nay Clouds
Genre : Romance
Lenght : Chaptered
Cast :
1.
Kim Jong Woon
2.
Cho Nara
3.
Lee HyukJae
4.
Lee Donghae
5.
Cho Kyuhyun
sebelumnya
karena autor lupa jalan cerita yang udah aku buat, jadi asal asalan nih, jadi langsung tak bikin endingnya. mianhae jika tidak sesuai harapan :D
selamat membaca,
Lihatlah lebih dalam, kau akan
menemukan sesuatu yang kau tidak ketahui sebelumnya sekarang
“kau
pengemis?” tanya Yesung.
Nara
diam. Apa yang Yesung pikirkan tentangnya? Nara pengemis?
“m..mwo?”
“kau
sedang memohon padaku agar pertunangan kita berlanjutkan? Kau pikir itu mudah?
Kau tidak merasakan sakit yang aku rasakan Cho Nara”
Deg
Perkataan
yesung menusuknya. Nara hanya diam. Apakah ia memang hanya bisa diam? Katakana
sesuatu Cho Nara.
“tidak
bisa menjawab Cho Nara?”
“ne,
Nara memang pengemis oppa, menyedihkan bukan? Nara memang mengemis cinta dari
Oppa. Nara memang tidak merasakan sakit yang Oppa rasakan. Tapi oppa boleh
memukul Nara, Nara tidak apa. Agar Nara bisa merasakan sakit itu. bahkan jika
Oppa akan menembak Nara dengan pistol, menusuk Nara dengan benda tajam, akan
Nara terima”
Yesung
tersenyum miring melecehkan.
“jinja?”
kata Yesung
“n-ne”
“aku
bukan orang jahat kan Cho Nara”
“ani,
oppa bukan”
“jadi
jika aku memukulmu kau tidak akan mengatakan jika aku jahatkan”
“an-aniya”
“jinja?”
“kalau begitu,,”
Yesung
mengangkat tangannya tinggi. Nara yang melihatnya kini menjadi ketakutan. Debaran
jantung Nara semakin meningkat. Yesung akan memukulnya. Tidak, ia tidak boleh
takut. Ia harus terima jika yesung memang akan memukulnya. Tangannya
menggenggam ujung bajunya kuat. Yesung mengangkat tangannya semakin tinggi dan
mengayunkannya capat membuat mata Nara terpejam. Ia siap untuk menerima pukulan
tapi………..
CHU
Mata
Nara membulat. Badannya bergetar. Ia masih tidak percaya apa yang dilakukan
Yesung padanya. Yesung menciumnya? Apa? Bibirnya? Seketika badan Nara lemas. Ia
hanya diam dan pasrah. Apakah ini hukuman untuknya? Tapi kenapa dengan
menciumnya? Tangan Yesung berada di tengkuknya membuat Nara tak bisa bergerak.
Yesung
hanya menempelkan bibirnya pada bibir Nara. manis, sangat manis. Ini kali
pertama Yesung mencium Nara. sungguh, rasanya memabukkan. Bibir Yesung perlahan
bergerak, menyesap bibir bawah Nara pelan dan lembut. Ia tak mau Nara
tersakiti. Nara sangat berharga baginya. Nara tidak boleh terluka. Yesung memejamkan
matanya, menikmati bibir Nara yang sangat manis itu. ya Tuhan, ia sepertinya
tidak bisa berhenti. Apalagi mendapati Nara yang hanya diam tak membalas atau
menolaknya. Nara hanya diam pasrah dan Yesung yang menguasainya.
Yesung
melepaskan tautan bibirnya. Melihat Nara yang wajahnya berubah memerah.
Sungguh, Nara sangat cantik. Nara
menundukkan kepalanya. Malu. Tangannya menggenggam ujung bajunya. Ini
ciuman pertamanya. Ia pikir ia akan mendapatkan ciuman pertamanya setelah ia
menikah ddengan cara yang romantis. Tapi apa ini? Ia berciuman dengan Yesung
dengan cara menakutkan, di Rumah Sakit, ani, tepatnya di atas RS. Gila, walau
tak dipungkiri dalam pikirannya memang hanya Yesung yang boleh menciumnya.
Hanya Yesung.
Yesung
memegang dagu Nara pelan agar Nara mendongakkan kepalanya. Tatapan mereka
bertemu. Nara ingin mengalihkan wajahnya tapi ditahan oleh Yesung. Yesung melihatnya
dengan tatapan lembut tidak seperti tadi yang membuat Nara takut. Yesung
mengusap lembut pipi Nara yang masih ada sisa air mata disana. Nara menangis
karena Yesung. Ya, ia menyadarinya.
“kau
ti-tidak jadi memukulku” Nara berkata lirih. Yesung menatapnya semakin dalam.
Bahkan menyipitkan matanya. Apakah ada yang salah dengan perkataannya? Apakah
Yesung marah lagi?
“mwoya?
Siapa itu yang dimaksud kau dan ku, dimana kata Oppa hmmm? Aku lebih
suka Nara memanggilku dengan Oppa dan menyebut dirimu sendiri dengan Nara. Itu
manis” Setelah mengatakan itu Yesung tersenyum. Senyuman itu sangat teduh dan
membuat Nara terpesona. Walau Yesung masih sakit tetap saja ia mempesona.
Nara
tak menjawab. Apa yang harus Nara jawab? Ia bahkan tidak tau. Apakah menyebut
dirinya dengan Nara terlihat seperti anak kecil? Tapi Nara memang suka menyebut
namanya pada ibu dan ayahnya dulu. Dan sekarang pada Yesung? Apakah itu
memalukan?
“kau
pikir aku akan memukulmu hmm? Aku tak akan melukannya. Yang benar saja Cho
Nara. Mulai sekarang dan seterusnya aku adalah pelindungmu. Arraseo!” kata
Yesung lagi. Tapi lagi lagi Nara hanya diam.
“arraseo?
Kau ingin aku menciummu lagi karena kau tak men..”
“a-arra
Oppa, arra”
Yesung
tersenyum mendapati Nara terlalu serius dengan perkataannya. Yeoja polos.
“mianhae,
mian untuk semua kesalahan yang telah aku lakukan padamu, aku bahkan tak bisa
menyebutkannya satu persatu. Salahku padamu sangat banyak dan tak terhitung.
Maka dari itu, maafkan aku Nara” kata Yesung kali ini dengan serius.
“animida,
ani. Oppa tak pernah bersalah. Tak ada yang perlu dimaafkan” jawab Nara cepat.
Yesung
menghela nafas. Ia tau akan seperti ini. Nara yang sangat polos dan baik hati
jika di depannya. Yesung juga heran jika dengan yang lain Nara akan menjadi orang
yang sangat menyebalkan dan tak ada kata polos. Tapi ia senang. Ia yakin dengan
begitu Nara bisa menjaga dirinya sendiri.
“cha
turun, disini mulai dingin” ajak Yesung. Ia dengan perlahan berjalan ke kursi
rodanya.
“chogi,
emm, jadi apakah Oppa juga mencintai Nara?” kata Nara entah kenapa ia jadi
memikirkannya. Yesung bahkan juga belum pernah mengatakan cinta padanya. Yesung
yang mendengarkannya hanya terkekeh. Dasar Cho Nara. berapa umurnya? Kenapa ia
tidak bisa menyadari perasaan Yesung.
Yesung
menoleh ke belakang.
“kau
ingin aku menciummu -- lagi?” kata Yesung membuat Nara mengantupkan bibirnya
dan menggigit bibir bawahnya. Ia salah bicara ya?
Yesung
berbalik dan lagi lagi terkekeh. Nara pabo-ya. Entah kenapa hari ini ia sangat
gembira. Sangat. Melihat Nara yang terlihat bodoh itu membuatnya terhibur,
melupakan rasa sakitnya. Tidak, ia bahkan tidak merasakan sakit lagi jika ada
Nara di sisinya. Dan Yesung berjanji, tidak akan membiarkan Nara pergi darinya.
**************************************
Yesung
duduk bersandar di kamar rumah sakit itu. Memandang Nara yang sedang asyik
dengan ponselnya. Nara sesekali mengetukkan jari telunjuknya ke bibirnya
membuat siapa saja yang melihatnya akan gemas.
“ehm..
ehmm” Yesung berdehem berharap Nara akan mengalihkan pandangannya dari
ponselnya itu. Tapi sialnya Nara mengacuhkannya. Lebih tepatnya Yesung yang
merasa diacuhkan. Tiba tiba Yesung berpikiran buruk. Apakah Nara sedang sms-an
dengan namja lain? Apa namja itu Eunhyu? Nara kan dekat dengan si ikan teri itu?
Ohh, tidak tidak. Tidak boleh.
Yesung
langsung merebut ponsel milik Nara paksa.
“hya
oppa, apa yang Oppa lakukan?” tanya Nara. Yesung diam. Ia malah menatap layar
ponsel Nara. Yesung membulatkan matanya.
“apa
ini? Kau memesan makanan?” tanya Yesung setelah melihat hanya ada banyak menu
makanan di ponsel Nara.
“ne, Oppa
tidak mau makan masakan rumah sakit. Nara pikir pesan saja. Itu toko bubur
milik teman Nara, pasti enak dan baik untuk pencernaan Oppa. Oppa tidak boleh
makan yang berat-berat”
Ceklek.
Suara
pintu itu mengalihkan perhatian Yesung dan Nara.
“aku
datang” seru Eunhyuk dengan senyum di wajahnya seperti biasa. Nara langsung
berdiri senang mendekati Eunhyuk. Sedangkan Yesung tampak tak suka dengan
kehadiran Eunhyuk yang sepertinya mengacaukan acar berdua dengan Nara.
“ni,
pesananmu!”
“ah,
gomawo” Nara tersenyum lalu mengambil kantong plastik yang dibawa Eunhyuk lalu
membukanya. Terlihat bubur yang sepertinya masih panas. Yesung terus saja
menatapnya. Aish, jadi Nara meminta bantuan Eunhyu? Baru saja Yesung kagum
dengan Nara yang perhatian dengannya, dan Nara juga yang mengacaukannya.
“kenapa
kau murung hm?” tanya Eunhyuk. Yesung menghela nafasnya. Menatap Eunhyuk tak
suka.
“ckk,
jangan menatapku seperti itu. Masih mending aku mau membelikanmu makanan. Dan
jangan menyuruhku pulang” ucap Eunhyuk yang sepertinya tau apa yang ada di
pikiran Yesung.
“Hyuk Oppa, ini untukmu” Nara berkata dengan semangat dan memberikan
satu untuk Eunhyuk. Eunhyuk lagi lagi tersenyum, ia lapar.
“Dan
ini buat Yesung Oppa” berbeda dengan tadi, Nara mengucapkannya lembut pada
Yesung. Yesung hanya menatap mangkuk bubur itu dengan rasa tidak suka. Ia tidak
menerimanya. Entah kenapa ia tak suka jika Nara sangat dekat dengan Eunhyuk.
Bahkan mereka sering bercanda bersama atau bertengkar membuat Yesung iri saja.
Apakah ia cemburu?
“ckk,
aku tidak mau makan” kata Yesung merajuk. Eunhyuk hanya terkekeh. Sepertinya sifat
childish Yesung kembali.
“Oppa
jangan seperti anak kecil. Cha makan”
“aku
bilang aku tidak mau makan” lagi lagi Yesung merajuk. Nara mencoba bersabar. Ia
pun menyendokkan bubur lalu menyuapkannya pada Yesung.
“akan
Nara suapi, ayo, Oppa buka mulut”
“biarkan
saja dia mati kelaparan” omel Eunhyuk.
“ani,
Yesung oppa tidak boleh mati, Yesung oppa penyelamat hidupku, dan jangan sekali-kali
kau menghinanya. Arra” Nara tersinggung. Ia mengucapkannya dengan bahasa
informal membuat Eunhyuk melongo. Yesung menampakkan seringainya merasa menang.
“cepat
suapi aku sebelum aku berubah pikiran” kata Yesung. Nara pun menurutinya.
Mereka tidak tau jika Yesung sangat sangat senang perkataan Nara tadi. Ia
terang terangan di depan Eunhyuk. Sepertinya ia tidak perlu cemburu pada
sahabatnya. Jelas jelas Nara membelanya kan tadi. Ahh senang rasanya. Apalagi saat
ini bisa disuapi Nara.
Eunhyuk
mendengus melihat Yesung dan Nara, sepertinya ia harus mencari pacar baru.
******************************
Hari
ini Yesung sudah boleh pulang. Ada pelayan yang sedang membereskan perlengkapan
milik Yesung. Disana sudah ada Eomma dan Appa Yesung. Yesung menatap pintu,
berharap yang ditunggunya akan segera datang.
Lagi
lagii Yesung menghela nafasnya.
“apakah
Yesung harus pulang hari ini?” tanya Yesung. Eomma menyipitkan matanya
“tentu
saja sayang, kau sudah sembuh kan? Eomma juga kasian dengan Nara yang setiap
hari kesini untuk menjagamu, padahal Nara sedang sibuk” jawab Eomma. Johta,
memang itulah yang Yesung harapkan. Sesibuk apakah Nara, pasti ia akan dengan
senang hati menjaga Yesung. Ia tidak kenal lelah dan selalu berada di sisi
Yesung saat di RS. Tapi apa jadinya jika Yesung sudah sehat dan sudah pulang.
Yesung yakin Nara tak mungkin mengunjunginya setiap hari dan menyuapinya
seperti saat ia sakitkan?
“memangnya
ada apa kau bertanya seperi itu Jongwoon-ah?” tanya Appa.
“ani-ya,
hanya saja.. em jadi Nara tidak kemari hari ini?”
“sepertinya
tidak, Eomma tadi menyuruhnya istirahat saja. Lagian kau sudah sehat, jadi…”
“aku
tidak mau pulang Eomma” potong Yesung membuat Eommanya menatap Yesung heran.
“ckk,
sejak kapan kau menyukai rumah sakit” jawab Eommanya.
Yesung
diam. Ia tidak punya alasan. Orangtuanya sangat tau jika Yesung benci dengan
yang namanya rumah sakit. Ia pasti tidak mau lama lama di sini. Tapi, entah
kenapa kali ini ia merasa nyaman berada di sini, tapi apa yang harus Yesung
katakana pada orang tuanya, tidak
mungkinkan Yesung bilang agar setipa hari Nara datang menemaninya.
“ternyata
rumah sakit tidak seburuk yang Yesung bayangkan” alasan yang mutu. Apakah orangtuanya
akan percaya. dasar.
“ne,
kau akan tinggal, tapi Appa akan menyuruh Nara berhenti mengunjungimu”
“mwoya?
Appa, andwee”
Appa
terkekeh, ia tau benar apa keinginan Yesung. Anak muda sekarang memang sulit
dimengerti. Hanya untuk bertemu saja rela tinggal di RS.
“dasar,
Nara alasannya? Sudah cepat kita pulang. Atau kau ingin appa gendong”
“appa,
aku bukan Jongjin, aku bukan anak manja. Arra” tegas Yesung. Yesung langsung
berdiri dan berjalan meninggalkan kamar inapnya mendahului orang tuanya.
“ckk,
anak nakal ini”
*********************************
Yesung
terlihat murung. Wajahnya terlihat sekali jika ia sedang bosan. Ia bukan berada
di rumahnya, ia ada di rumah Donghae. Bukan hanya dia, tapi juga ada Eunhyuk
dan Kyuhyun. Seperti biasanya mereka selalu bersama. Mereka kini sudah lulus
kuliah. Sepertinya S2 sudah cukup. Yesung dan Kyuhyun santai kerena tak usah sibuk
mencari pekerjaan lagi karena faktor keluarganya yang mendukung. Eunhyuk juga
santai karena ia sudah diterima di perusahaan Kyuhyun. Sedangkan Donghae? Ia
yang paling sibuk sekarang. Menjadi calon dokter tidak mudah bukan?
Yesung
mengambil ponselnya. Berharap akan ada telpon, sms, chat atau apalah itu dari
Nara. tapi sialnya tidak ada satupun. Ia sangat tau jika beberapa hari ini Nara
sangat sibuk membantu menyiapkan pernikahan bibinya, Haejin. Menyebalkan,
kenapa harus Nara sih.
“waegeure?”
tanya kyuhyun yang ada di sebelahnya.
“aku
yakin Nara. Ckk, Yesung sekarang benar benar berubah. Sepertinya kehidupanmu
sudah diporak-porandakan oleh Nara.” Donghae menimpali tanpa mengalihkan
pandangannya dari layar laptop.
“kau
benar, yeoja itu, ckk, benar-benar membuatku seperti ini” Yesung membenarkan.
“jadi
kapan kau menikahinya?”
“entahlah,
aku sudah membicarakannya pada Appa, tapi aku tidak diijinkan sebelum Nara
lulus kuliah. Dan aku belum boleh menikah sebelum aku bisa mengurus perusahaan
dengan baik. Bahkan sekarang aku masih karyawan biasa yang tak tau apa-apa”
“Itu
salahmu sendiri, dari dulu ayahmu sudah memperingatkanmu kuliah sambil
mempersiapkan sebelum kau menjadi pemimpin perusahaan. Tapi Yesung itu bodoh
jadi dia harus mulai dari awal. haha”
PUK
Bantal
itu melayang ke wajah Eunhyuk. Tentu saja Yesung takk terima jika ia dibilang
bodoh. Yang benar saja. Eunhyuk yang tak terima langsung membalasnya. Jadilah
mereka bertengkar seperti anak kecil.
*******************************
Nara
tersenyum melihat Haejin dan namja yang kini menjadi suaminya yang terlihat
sangat bahagia. Nara saat itu seperti merasakan kebahagiaan Haejin. Ia yakin
namja itu sangat bertanggung jawab tidak seperti namja brengsek Seongyu. Hari
ini adalah hari perayaan pernikahan Haejin dan Yonjae. Banyak tamu yang datang.
Nara
mendekati Haejin. Haejin yang melihatnya langsung memeluk Nara sayang.
“selamat
Ahjumma, ani, Eonni, aku lebih senang memanggilmu Eonni. Eonni masih sangat
muda untukku panggil ahjumma. Selamat atas pernikahan Eonni, dan terimakasih
untuk semuanya. Semuanya. Semoga Eonni bahagia” kata Nara masih dipelukan
Haejin.
Haejin
yang mendengarnya tersenyum. ia bahagia berkat Nara. Mungkin jika tidak ada
Nara, ia tidak tau kehidupannya akan bahagia atau tidak. Haejin bahkan rela
memberikan rumahnya untuk Nara dan ibunya mengingat ia akan tinggal bersama
suaminya. Entah apa yang harus Nara ucapkan lagi. Semuanya terlalu berlebihan,
padahal dulu Nara sangat membencinya.
“gomawo
Nara”
“ohh,
tadi Yesung sudah kesini, ia juga mencarimu” lanjut Haejin.
“ne?”
“sekarang
Yesung ada di dalam bersama Eommamu”
“ah
ye, aku ke dalam, sekali lagi gomawo-yo Eonni”
Nara berjalan
ke dalam. Ia tersenyum. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Yesung setelah
pulang dari rumah sakit. Nara menatap ruang tengah. Tidak ada siapapun. Dimana
Eommanya dan Yesung?
Nara melihat
ponsel berwarna putih bertulis Y pada phonechase. Ia yakin itu milik Yesung. Nara
dengan berani mengambilnya. Yesung tak akan marah kan? Yah semoga saja.
Baru saja
Nara menyentuh layar, ia langsung terkejut dengan apa yang dilihatnya. Wallpaper
ponsel Yesung adalah foto dirinya. Nara menerjabkan matanya beberapa kali. Apakah
ia salah lihat? Ani, ia benar benar melihatnya.
Nara menyelidikinya
lebih jauh. Lagi lagi ia terkejut dengan isi galeri Yesung yang penuh dengan
foto fotonya. Tunggu, tapi kenapa Yesung memilki fotonya saat SMA. Aneh, ia
yakin tidak menyadarinya saat ia di foto. Bahkan ada fotonya saat masih kecil. Hey,
yang benar saja. Dan nara bahkan tidak tau kapan foto itu diambil. Ia tidak
sadar kamera.
Ia membuka pesan.
Dari Sungmin.
Nara masih ingat jika Sungmin adalah sepupu Yesung. Ya sepertinya tidak penting
baginya tapi saat melihat sms bertulis namanya di sms Sungmin ia menjadi
penasaran.
‘jadi
kapan kau pulang’ Yesung
‘segera
hyung, bagaiman dengamu. Apakah kau sudah mendapatkan yeoja kecilmu, Nara. Jangan
bilang kau menyerah hyung’ Sungmin
‘dia
bukan lagi yeoja kecil. Dia sudah tumbuh menjadi yeoja yang cantik. Aku bilang
padanya jika kita dijodohkan, padahal tidak, aku yang merencanakan semuanya. Keke,
cerdas’
‘waw,
kau mengerikan. Hati hati, jika aku kembali aku akan merebutnya hyung’
‘kau
akan mati sebelum itu terjadi. Nara adalah hidupku’
Nara menerjabkan
matanya. Apa ini? Jadi? Ia tidak pernah dijodohkan?
Di lain
sisi Yesung yang sedang mengambil minum sudah akan kembali ke ruang tengah. Ia
terkejut saat melihat Nara sedang menggenggam ponsel miliknya. Andwee. Yesung dengan
cepat meraih ponsel itu. Nara menoleh kepada pemilik tangan yang merebut ponsel
Yesung. Tatapan Nara dan Yesung bertemu.
“Ommo,,
Yesung Oppa kau….” Nara menggantungkan kata-katanya saat melihat perubahan
wajah Yesung. Yesung tampak mengalihkan pandangannya.
‘sial aku ketahuan’ batin Yesung. Nara kemudian tersenyum penuh
kemenangan melihat Yesung tertangkap basah.
“wae?”
Yesung berusaha senormal mungkin. Tapi ia tak yakin saat melihat Nara malah
tersenyum aneh.
“Nara
sudah melihatnya” jawab Nara.
“melihat
apa?”
“semuanya,
se-mu-a-nya,, Oppa, ternyata kau seorang stalker. Ckk”
“hya”
“wae”
tantang Nara berani.
“kau
sudah berani padaku Cho Nara”
“jangan
mengalihkan pembicaraan Kim Jong Woon, apa kau sedang malu hmm?”
Yesung
membelalakkan matanya. Apa ini? Nara bahkan berkata formal padanya. Menyebut namanya
dengan sangat tidak sopan. Sulit dipercaya.
“neo,,
aish, jinja. Ikut aku” Yesung langsung menarik paksa Nara. Entah ia mau dibawa
kemana. Nara bahkan tidak bisa berkutat. Ia kalah dengan namja ini. Selalu.
*************************
Yesung
mendudukkan Nara di kursi yang berada di teras belakang rumah Nara. Di sana
sepi, setidaknya tidak membuat Yesung malu. Malam yang indah membuat suasana
semakin mendukung. Hanya ada mereka berdua. Nara tiba tiba merasakan jantungnya
yang berdetak sangat cepat. Tidak, ada apa dengannya. Sial. Kenapa ia jadi
ketakutan. Apalagi ia tadi sudah salah besar karena melawan Yesung dan
berbicara seenaknya.
Yesung
menatap Nara dengan tatapan menakutkan. Membuat Nara menunduk dan menggeser
duduknya.
“jangan
menghindar” pekik Yesung sambil menarik tangan Nara hingga badannya ikut
tertarik dan semakin dekat dengan Yesung. Lagi lagi ia kalah soal kekuatan. Ingat,
ia seorang yeoja.
“mi-mianhae”
“for..?”
“membuka
hp Oppa tanpa ijin, berkata yang tidak sopan dan…” Nara diam. Apa lagi yang
harus ia lakukan. Ia akan mendapatkan hukuman? Ia bahkan melakukannya dengan refleks
dan hanya mengikuti hatinya. Lupa jika dihadapannya tadi adalah seorang Kim
Jong Woon.
Yesung
menghela nafasnya lalu mengelus rambut Nara lembut. Sungguh perlakukan Yesung
padanya membuat Nara berdesir. Jantungnya berdetak semakin cepat. Yesung saat
itu tidak terlihat seperti Yesung yang biasanya. Nara seperti melihat sosok
malaikat di hadapannya. Seorang yang melindunginya dengan setulus hatinya. Benar
benar namja itu berbahaya.
“apa
saja kau lihat di ponselku, hmm?” tanya Yesung lembut.
“Nara
melihat banyak foto, em dan sms dari Sungmin”
“kau
sudah mengetahuinya? yah, sepertinya Nara memang harus mengetahuinya”
Nara menatap
mata Yesung dalam seakan berkata ‘apakah semuanya benar’. Yesung menanggapinya
dengan senyuman.
“ne,
semuanya benar. Pertama kali aku bertemu denganmu, kau masih SMA. Saat itu kau
menabrakku dan menumpahkan minumanmu di bajuku. Kau tau, saat itu aku
sangat-sangat membencimu. Kau anak kecil yang menyebalkan. Kau yang salah tapi
kau menyalahkanku. Tanpa minta maaf kau pergi begitu saja. Dan aku tidak terima
hingga aku mencari tau tentangmu”
Yesung
berhenti dan mendongakkan kepalanya melihat langit gelap yang dipenuhi bintang.
Nara? ia masih mengingat-ngingat kejadian itu. emm, ia lupa. Apakah ia dulu
sangat keterlaluan.
“bodohnya
bukan malah ingin membalas dendamku, aku malah semakin tertarik padamu. Hingga aku
selalu diam diam mengikutimu. Aku sadar jika aku menyukai Nara. aku meminta
Appa untuk melamarkanmu untukku, dan aku berhasil. Dan aku memohon pada
semuanya untuk menyembunyikannya darimu. Aku malu mengakuinya. Bodohnya kau
memperlakukanmu dengan sangat tidak baik. Aku selalu memaksamu. Tapi itu aku
lakukan karena aku peduli padamu. Kau tau betapa sakitnya saat kau memutuskan
pertunangan kita? Kau pikir aku terima begitu saja. Ani, bahkan orang tuaku
tidak pernah tau akan hal itu”
“Oppa…”
“dengarkan
aku Cho Nara” Yesung memegang kedua tangan Nara lembut. Menatap mata Nara lekat
“Mianhae,
aku salah menunjukkan perasaanku dan membuatmu menderita. Tapi kau harus tau, Aku,
-aku lebih dulu mencintaimu sebelum kau menyadari perasaanmu. Saranghae Cho
Nara. jeongmal Saranghae”
Nara tak
menjawab. Hatinya bergetar. Ia senang. Senang mendengarkannya. Bahkan tak
terasa saat air matanya mengalir begitu saja. Yesung mengusap air mata Nara
yang membasahi pipinya dengan ibu jarinya.
Yesung
kemudian melepas satu cincin yang ada di jarinya. Cincin yang dulu sudah
dibuang oleh Nara. nara yang melihatnya semakin terisak. Ya Tuhan. Kenapa ia
tidak menyadarinya. Dasar Nara paboya. Seharusnya ia tau dari awal. Ia semakin
menyesali perbuatan yang telah ia lakukan waktu itu.
Yesung
menarik tangan kiri Nara. Memakaikan cincin itu kembali.
“aku
tidak tau kapan pernikahan kita akan dilaksanakan. Aku sudah berjanji pada Appa
tak akan menikahimu sebelum kau lulus dan aku sudah bisa memimpin perusahaan
dengan baik. Tapi aku berjanji, suatu saat aku akan mengikatmu Nara. Jadi sebelum
itu terjadi, bolehkah aku bertanya, maukah kau menikah denganku? Setia menungguku?”
Air mata
nara semain deras mengalir mendengar perkataan Yesung. Apakah ia pantas
mendapatkan semua ini. Ya, ia pantas. Ia tidak mau kehilangan Yesung. Tidak akan.
“Ne,
ne, Nara akan menunggu oppa” jawab nnara lirih. Yesung yang mendengarnya
langsung tersenyum bahagia.
“Berjanjilah
tak akan membuangnya lagi. Berjanjilah cincin ini bukti jika Nara adalah milik
Yesung. Berjanjila kau akan setia menungguku Nara”
“Nara
janji, Nara janji tidak akan membuang cincin ini, dan akan selalu setia
menunggu Oppa” Yesung merasakan hatinya sangat lega setelah semua yang ia
ucapkan.
“bolehkah
aku memelukmu” ijin Yesung.
Nara mengangguk,
detik itu juga Yesung langsung memeluk Nara erat seakan tidak mau melepakannya.
“gomawo,
sekarang aku menang. Aku memenangkan
hatimu. Saranghae Cho Nara”
“nado,
nado saranghae oppa, Yesung oppa”
---
END
0 komentar:
Posting Komentar