Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 17 Juni 2014

Now (Part 4 END)

Now
 part 4 End
Author      : Lilian Nay Clouds
Genre       : Romance
Lenght      : Chaptered
Cast          :
1.      Kim Jong Woon
2.      Cho Nara
3.      Lee HyukJae
4.      Lee Donghae
5.      Cho Kyuhyun
 
 
sebelumnya
 
 karena autor lupa jalan cerita yang udah aku buat, jadi asal asalan nih, jadi langsung tak bikin endingnya.  mianhae jika tidak sesuai harapan :D
 selamat membaca, 
 
 
Lihatlah lebih dalam, kau akan menemukan sesuatu yang kau tidak ketahui sebelumnya sekarang

“kau pengemis?” tanya Yesung.
Nara diam. Apa yang Yesung pikirkan tentangnya? Nara pengemis?
“m..mwo?”
“kau sedang memohon padaku agar pertunangan kita berlanjutkan? Kau pikir itu mudah? Kau tidak merasakan sakit yang aku rasakan Cho Nara”
Deg
Perkataan yesung menusuknya. Nara hanya diam. Apakah ia memang hanya bisa diam? Katakana sesuatu Cho Nara.
“tidak bisa menjawab Cho Nara?”
“ne, Nara memang pengemis oppa, menyedihkan bukan? Nara memang mengemis cinta dari Oppa. Nara memang tidak merasakan sakit yang Oppa rasakan. Tapi oppa boleh memukul Nara, Nara tidak apa. Agar Nara bisa merasakan sakit itu. bahkan jika Oppa akan menembak Nara dengan pistol, menusuk Nara dengan benda tajam, akan Nara terima”
Yesung tersenyum miring melecehkan.
“jinja?” kata Yesung
“n-ne”
“aku bukan orang jahat kan Cho Nara”
“ani, oppa bukan”
“jadi jika aku memukulmu kau tidak akan mengatakan jika aku jahatkan”
“an-aniya”
“jinja?” “kalau begitu,,”
Yesung mengangkat tangannya tinggi. Nara yang melihatnya kini menjadi ketakutan. Debaran jantung Nara semakin meningkat. Yesung akan memukulnya. Tidak, ia tidak boleh takut. Ia harus terima jika yesung memang akan memukulnya. Tangannya menggenggam ujung bajunya kuat. Yesung mengangkat tangannya semakin tinggi dan mengayunkannya capat membuat mata Nara terpejam. Ia siap untuk menerima pukulan tapi………..
CHU
Mata Nara membulat. Badannya bergetar. Ia masih tidak percaya apa yang dilakukan Yesung padanya. Yesung menciumnya? Apa? Bibirnya? Seketika badan Nara lemas. Ia hanya diam dan pasrah. Apakah ini hukuman untuknya? Tapi kenapa dengan menciumnya? Tangan Yesung berada di tengkuknya membuat Nara tak bisa bergerak.
Yesung hanya menempelkan bibirnya pada bibir Nara. manis, sangat manis. Ini kali pertama Yesung mencium Nara. sungguh, rasanya memabukkan. Bibir Yesung perlahan bergerak, menyesap bibir bawah Nara pelan dan lembut. Ia tak mau Nara tersakiti. Nara sangat berharga baginya. Nara tidak boleh terluka. Yesung memejamkan matanya, menikmati bibir Nara yang sangat manis itu. ya Tuhan, ia sepertinya tidak bisa berhenti. Apalagi mendapati Nara yang hanya diam tak membalas atau menolaknya. Nara hanya diam pasrah dan Yesung yang menguasainya.
Yesung melepaskan tautan bibirnya. Melihat Nara yang wajahnya berubah memerah. Sungguh, Nara sangat cantik. Nara  menundukkan kepalanya. Malu. Tangannya menggenggam ujung bajunya. Ini ciuman pertamanya. Ia pikir ia akan mendapatkan ciuman pertamanya setelah ia menikah ddengan cara yang romantis. Tapi apa ini? Ia berciuman dengan Yesung dengan cara menakutkan, di Rumah Sakit, ani, tepatnya di atas RS. Gila, walau tak dipungkiri dalam pikirannya memang hanya Yesung yang boleh menciumnya. Hanya Yesung.
Yesung memegang dagu Nara pelan agar Nara mendongakkan kepalanya. Tatapan mereka bertemu. Nara ingin mengalihkan wajahnya tapi ditahan oleh Yesung. Yesung melihatnya dengan tatapan lembut tidak seperti tadi yang membuat Nara takut. Yesung mengusap lembut pipi Nara yang masih ada sisa air mata disana. Nara menangis karena Yesung. Ya, ia menyadarinya.
“kau ti-tidak jadi memukulku” Nara berkata lirih. Yesung menatapnya semakin dalam. Bahkan menyipitkan matanya. Apakah ada yang salah dengan perkataannya? Apakah Yesung marah lagi?
“mwoya? Siapa itu yang dimaksud kau dan ku, dimana kata Oppa hmmm? Aku lebih suka Nara memanggilku dengan Oppa dan menyebut dirimu sendiri dengan Nara. Itu manis” Setelah mengatakan itu Yesung tersenyum. Senyuman itu sangat teduh dan membuat Nara terpesona. Walau Yesung masih sakit tetap saja ia mempesona.
Nara tak menjawab. Apa yang harus Nara jawab? Ia bahkan tidak tau. Apakah menyebut dirinya dengan Nara terlihat seperti anak kecil? Tapi Nara memang suka menyebut namanya pada ibu dan ayahnya dulu. Dan sekarang pada Yesung? Apakah itu memalukan?
“kau pikir aku akan memukulmu hmm? Aku tak akan melukannya. Yang benar saja Cho Nara. Mulai sekarang dan seterusnya aku adalah pelindungmu. Arraseo!” kata Yesung lagi. Tapi lagi lagi Nara hanya diam.
“arraseo? Kau ingin aku menciummu lagi karena kau tak men..”
“a-arra Oppa, arra”
Yesung tersenyum mendapati Nara terlalu serius dengan perkataannya. Yeoja polos.
“mianhae, mian untuk semua kesalahan yang telah aku lakukan padamu, aku bahkan tak bisa menyebutkannya satu persatu. Salahku padamu sangat banyak dan tak terhitung. Maka dari itu, maafkan aku Nara” kata Yesung kali ini dengan serius.
“animida, ani. Oppa tak pernah bersalah. Tak ada yang perlu dimaafkan” jawab Nara cepat.
Yesung menghela nafas. Ia tau akan seperti ini. Nara yang sangat polos dan baik hati jika di depannya. Yesung juga heran jika dengan yang lain Nara akan menjadi orang yang sangat menyebalkan dan tak ada kata polos. Tapi ia senang. Ia yakin dengan begitu Nara bisa menjaga dirinya sendiri.
“cha turun, disini mulai dingin” ajak Yesung. Ia dengan perlahan berjalan ke kursi rodanya.
“chogi, emm, jadi apakah Oppa juga mencintai Nara?” kata Nara entah kenapa ia jadi memikirkannya. Yesung bahkan juga belum pernah mengatakan cinta padanya. Yesung yang mendengarkannya hanya terkekeh. Dasar Cho Nara. berapa umurnya? Kenapa ia tidak bisa menyadari perasaan Yesung.
Yesung menoleh ke belakang.
“kau ingin aku menciummu -- lagi?” kata Yesung membuat Nara mengantupkan bibirnya dan menggigit bibir bawahnya. Ia salah bicara ya?
Yesung berbalik dan lagi lagi terkekeh. Nara pabo-ya. Entah kenapa hari ini ia sangat gembira. Sangat. Melihat Nara yang terlihat bodoh itu membuatnya terhibur, melupakan rasa sakitnya. Tidak, ia bahkan tidak merasakan sakit lagi jika ada Nara di sisinya. Dan Yesung berjanji, tidak akan membiarkan Nara pergi darinya.

**************************************


Yesung duduk bersandar di kamar rumah sakit itu. Memandang Nara yang sedang asyik dengan ponselnya. Nara sesekali mengetukkan jari telunjuknya ke bibirnya membuat siapa saja yang melihatnya akan gemas.
“ehm.. ehmm” Yesung berdehem berharap Nara akan mengalihkan pandangannya dari ponselnya itu. Tapi sialnya Nara mengacuhkannya. Lebih tepatnya Yesung yang merasa diacuhkan. Tiba tiba Yesung berpikiran buruk. Apakah Nara sedang sms-an dengan namja lain? Apa namja itu Eunhyu? Nara kan dekat dengan si ikan teri itu? Ohh, tidak tidak. Tidak boleh.
Yesung langsung merebut ponsel milik Nara paksa.
“hya oppa, apa yang Oppa lakukan?” tanya Nara. Yesung diam. Ia malah menatap layar ponsel Nara. Yesung membulatkan matanya.
“apa ini? Kau memesan makanan?” tanya Yesung setelah melihat hanya ada banyak menu makanan di ponsel Nara.
“ne, Oppa tidak mau makan masakan rumah sakit. Nara pikir pesan saja. Itu toko bubur milik teman Nara, pasti enak dan baik untuk pencernaan Oppa. Oppa tidak boleh makan yang berat-berat”
Ceklek.
Suara pintu itu mengalihkan perhatian Yesung dan Nara.
“aku datang” seru Eunhyuk dengan senyum di wajahnya seperti biasa. Nara langsung berdiri senang mendekati Eunhyuk. Sedangkan Yesung tampak tak suka dengan kehadiran Eunhyuk yang sepertinya mengacaukan acar berdua dengan Nara.
“ni, pesananmu!”
“ah, gomawo” Nara tersenyum lalu mengambil kantong plastik yang dibawa Eunhyuk lalu membukanya. Terlihat bubur yang sepertinya masih panas. Yesung terus saja menatapnya. Aish, jadi Nara meminta bantuan Eunhyu? Baru saja Yesung kagum dengan Nara yang perhatian dengannya, dan Nara juga yang mengacaukannya.
“kenapa kau murung hm?” tanya Eunhyuk. Yesung menghela nafasnya. Menatap Eunhyuk tak suka.
“ckk, jangan menatapku seperti itu. Masih mending aku mau membelikanmu makanan. Dan jangan menyuruhku pulang” ucap Eunhyuk yang sepertinya tau apa yang ada di pikiran Yesung.
“Hyuk Oppa, ini untukmu” Nara berkata dengan semangat dan memberikan satu untuk Eunhyuk. Eunhyuk lagi lagi tersenyum, ia lapar.
“Dan ini buat Yesung Oppa” berbeda dengan tadi, Nara mengucapkannya lembut pada Yesung. Yesung hanya menatap mangkuk bubur itu dengan rasa tidak suka. Ia tidak menerimanya. Entah kenapa ia tak suka jika Nara sangat dekat dengan Eunhyuk. Bahkan mereka sering bercanda bersama atau bertengkar membuat Yesung iri saja. Apakah ia cemburu?
“ckk, aku tidak mau makan” kata Yesung merajuk. Eunhyuk hanya terkekeh. Sepertinya sifat childish Yesung kembali.
“Oppa jangan seperti anak kecil. Cha makan”
“aku bilang aku tidak mau makan” lagi lagi Yesung merajuk. Nara mencoba bersabar. Ia pun menyendokkan bubur lalu menyuapkannya pada Yesung.
“akan Nara suapi, ayo, Oppa buka mulut”
“biarkan saja dia mati kelaparan” omel Eunhyuk.
“ani, Yesung oppa tidak boleh mati, Yesung oppa penyelamat hidupku, dan jangan sekali-kali kau menghinanya. Arra” Nara tersinggung. Ia mengucapkannya dengan bahasa informal membuat Eunhyuk melongo. Yesung menampakkan seringainya merasa menang.
“cepat suapi aku sebelum aku berubah pikiran” kata Yesung. Nara pun menurutinya. Mereka tidak tau jika Yesung sangat sangat senang perkataan Nara tadi. Ia terang terangan di depan Eunhyuk. Sepertinya ia tidak perlu cemburu pada sahabatnya. Jelas jelas Nara membelanya kan tadi. Ahh senang rasanya. Apalagi saat ini bisa disuapi Nara.
Eunhyuk mendengus melihat Yesung dan Nara, sepertinya ia harus mencari pacar baru.


******************************


Hari ini Yesung sudah boleh pulang. Ada pelayan yang sedang membereskan perlengkapan milik Yesung. Disana sudah ada Eomma dan Appa Yesung. Yesung menatap pintu, berharap yang ditunggunya akan segera datang.
Lagi lagii Yesung menghela nafasnya.
“apakah Yesung harus pulang hari ini?” tanya Yesung. Eomma menyipitkan matanya
“tentu saja sayang, kau sudah sembuh kan? Eomma juga kasian dengan Nara yang setiap hari kesini untuk menjagamu, padahal Nara sedang sibuk” jawab Eomma. Johta, memang itulah yang Yesung harapkan. Sesibuk apakah Nara, pasti ia akan dengan senang hati menjaga Yesung. Ia tidak kenal lelah dan selalu berada di sisi Yesung saat di RS. Tapi apa jadinya jika Yesung sudah sehat dan sudah pulang. Yesung yakin Nara tak mungkin mengunjunginya setiap hari dan menyuapinya seperti saat ia sakitkan?
“memangnya ada apa kau bertanya seperi itu Jongwoon-ah?” tanya Appa.
“ani-ya, hanya saja.. em jadi Nara tidak kemari hari ini?”
“sepertinya tidak, Eomma tadi menyuruhnya istirahat saja. Lagian kau sudah sehat, jadi…”
“aku tidak mau pulang Eomma” potong Yesung membuat Eommanya menatap Yesung heran.
“ckk, sejak kapan kau menyukai rumah sakit” jawab Eommanya.
Yesung diam. Ia tidak punya alasan. Orangtuanya sangat tau jika Yesung benci dengan yang namanya rumah sakit. Ia pasti tidak mau lama lama di sini. Tapi, entah kenapa kali ini ia merasa nyaman berada di sini, tapi apa yang harus Yesung katakana pada orang tuanya,  tidak mungkinkan Yesung bilang agar setipa hari Nara datang menemaninya.
“ternyata rumah sakit tidak seburuk yang Yesung bayangkan” alasan yang mutu. Apakah orangtuanya akan percaya. dasar.
“ne, kau akan tinggal, tapi Appa akan menyuruh Nara berhenti mengunjungimu”
“mwoya? Appa, andwee”
Appa terkekeh, ia tau benar apa keinginan Yesung. Anak muda sekarang memang sulit dimengerti. Hanya untuk bertemu saja rela tinggal di RS.
“dasar, Nara alasannya? Sudah cepat kita pulang. Atau kau ingin appa gendong”
“appa, aku bukan Jongjin, aku bukan anak manja. Arra” tegas Yesung. Yesung langsung berdiri dan berjalan meninggalkan kamar inapnya mendahului orang tuanya.
“ckk, anak nakal ini”


*********************************



Yesung terlihat murung. Wajahnya terlihat sekali jika ia sedang bosan. Ia bukan berada di rumahnya, ia ada di rumah Donghae. Bukan hanya dia, tapi juga ada Eunhyuk dan Kyuhyun. Seperti biasanya mereka selalu bersama. Mereka kini sudah lulus kuliah. Sepertinya S2 sudah cukup. Yesung dan Kyuhyun santai kerena tak usah sibuk mencari pekerjaan lagi karena faktor keluarganya yang mendukung. Eunhyuk juga santai karena ia sudah diterima di perusahaan Kyuhyun. Sedangkan Donghae? Ia yang paling sibuk sekarang. Menjadi calon dokter tidak mudah bukan?
Yesung mengambil ponselnya. Berharap akan ada telpon, sms, chat atau apalah itu dari Nara. tapi sialnya tidak ada satupun. Ia sangat tau jika beberapa hari ini Nara sangat sibuk membantu menyiapkan pernikahan bibinya, Haejin. Menyebalkan, kenapa harus Nara sih.
“waegeure?” tanya kyuhyun yang ada di sebelahnya.
“aku yakin Nara. Ckk, Yesung sekarang benar benar berubah. Sepertinya kehidupanmu sudah diporak-porandakan oleh Nara.” Donghae menimpali tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.
“kau benar, yeoja itu, ckk, benar-benar membuatku seperti ini” Yesung membenarkan.
“jadi kapan kau menikahinya?”
“entahlah, aku sudah membicarakannya pada Appa, tapi aku tidak diijinkan sebelum Nara lulus kuliah. Dan aku belum boleh menikah sebelum aku bisa mengurus perusahaan dengan baik. Bahkan sekarang aku masih karyawan biasa yang tak tau apa-apa”
“Itu salahmu sendiri, dari dulu ayahmu sudah memperingatkanmu kuliah sambil mempersiapkan sebelum kau menjadi pemimpin perusahaan. Tapi Yesung itu bodoh jadi dia harus mulai dari awal. haha”
PUK
Bantal itu melayang ke wajah Eunhyuk. Tentu saja Yesung takk terima jika ia dibilang bodoh. Yang benar saja. Eunhyuk yang tak terima langsung membalasnya. Jadilah mereka bertengkar seperti anak kecil.


*******************************


Nara tersenyum melihat Haejin dan namja yang kini menjadi suaminya yang terlihat sangat bahagia. Nara saat itu seperti merasakan kebahagiaan Haejin. Ia yakin namja itu sangat bertanggung jawab tidak seperti namja brengsek Seongyu. Hari ini adalah hari perayaan pernikahan Haejin dan Yonjae. Banyak tamu yang datang.
Nara mendekati Haejin. Haejin yang melihatnya langsung memeluk Nara sayang.
“selamat Ahjumma, ani, Eonni, aku lebih senang memanggilmu Eonni. Eonni masih sangat muda untukku panggil ahjumma. Selamat atas pernikahan Eonni, dan terimakasih untuk semuanya. Semuanya. Semoga Eonni bahagia” kata Nara masih dipelukan Haejin.
Haejin yang mendengarnya tersenyum. ia bahagia berkat Nara. Mungkin jika tidak ada Nara, ia tidak tau kehidupannya akan bahagia atau tidak. Haejin bahkan rela memberikan rumahnya untuk Nara dan ibunya mengingat ia akan tinggal bersama suaminya. Entah apa yang harus Nara ucapkan lagi. Semuanya terlalu berlebihan, padahal dulu Nara sangat membencinya.
“gomawo Nara”
“ohh, tadi Yesung sudah kesini, ia juga mencarimu” lanjut Haejin.
“ne?”
“sekarang Yesung ada di dalam bersama Eommamu”
“ah ye, aku ke dalam, sekali lagi gomawo-yo Eonni”
Nara berjalan ke dalam. Ia tersenyum. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Yesung setelah pulang dari rumah sakit. Nara menatap ruang tengah. Tidak ada siapapun. Dimana Eommanya dan Yesung?
Nara melihat ponsel berwarna putih bertulis Y pada phonechase. Ia yakin itu milik Yesung. Nara dengan berani mengambilnya. Yesung tak akan marah kan? Yah semoga saja.
Baru saja Nara menyentuh layar, ia langsung terkejut dengan apa yang dilihatnya. Wallpaper ponsel Yesung adalah foto dirinya. Nara menerjabkan matanya beberapa kali. Apakah ia salah lihat? Ani, ia benar benar melihatnya.
Nara menyelidikinya lebih jauh. Lagi lagi ia terkejut dengan isi galeri Yesung yang penuh dengan foto fotonya. Tunggu, tapi kenapa Yesung memilki fotonya saat SMA. Aneh, ia yakin tidak menyadarinya saat ia di foto. Bahkan ada fotonya saat masih kecil. Hey, yang benar saja. Dan nara bahkan tidak tau kapan foto itu diambil. Ia tidak sadar kamera.
 Ia membuka pesan.
Dari Sungmin. Nara masih ingat jika Sungmin adalah sepupu Yesung. Ya sepertinya tidak penting baginya tapi saat melihat sms bertulis namanya di sms Sungmin ia menjadi penasaran.
‘jadi kapan kau pulang’ Yesung
‘segera hyung, bagaiman dengamu. Apakah kau sudah mendapatkan yeoja kecilmu, Nara. Jangan bilang kau menyerah hyung’ Sungmin
‘dia bukan lagi yeoja kecil. Dia sudah tumbuh menjadi yeoja yang cantik. Aku bilang padanya jika kita dijodohkan, padahal tidak, aku yang merencanakan semuanya. Keke, cerdas’
‘waw, kau mengerikan. Hati hati, jika aku kembali aku akan merebutnya hyung’
‘kau akan mati sebelum itu terjadi. Nara adalah hidupku’
Nara menerjabkan matanya. Apa ini? Jadi? Ia tidak pernah dijodohkan?
Di lain sisi Yesung yang sedang mengambil minum sudah akan kembali ke ruang tengah. Ia terkejut saat melihat Nara sedang menggenggam ponsel miliknya. Andwee. Yesung dengan cepat meraih ponsel itu. Nara menoleh kepada pemilik tangan yang merebut ponsel Yesung. Tatapan Nara dan Yesung bertemu.
“Ommo,, Yesung Oppa kau….” Nara menggantungkan kata-katanya saat melihat perubahan wajah Yesung. Yesung tampak mengalihkan pandangannya.
‘sial aku ketahuan’  batin Yesung. Nara kemudian tersenyum penuh kemenangan melihat Yesung tertangkap basah.
“wae?” Yesung berusaha senormal mungkin. Tapi ia tak yakin saat melihat Nara malah tersenyum aneh.
“Nara sudah melihatnya” jawab Nara.
“melihat apa?”
“semuanya, se-mu-a-nya,, Oppa, ternyata kau seorang stalker. Ckk”
“hya”
“wae” tantang Nara berani.
“kau sudah berani padaku Cho Nara”
“jangan mengalihkan pembicaraan Kim Jong Woon, apa kau sedang malu hmm?”
Yesung membelalakkan matanya. Apa ini? Nara bahkan berkata formal padanya. Menyebut namanya dengan sangat tidak sopan. Sulit dipercaya.
“neo,, aish, jinja. Ikut aku” Yesung langsung menarik paksa Nara. Entah ia mau dibawa kemana. Nara bahkan tidak bisa berkutat. Ia kalah dengan namja ini. Selalu.

*************************

Yesung mendudukkan Nara di kursi yang berada di teras belakang rumah Nara. Di sana sepi, setidaknya tidak membuat Yesung malu. Malam yang indah membuat suasana semakin mendukung. Hanya ada mereka berdua. Nara tiba tiba merasakan jantungnya yang berdetak sangat cepat. Tidak, ada apa dengannya. Sial. Kenapa ia jadi ketakutan. Apalagi ia tadi sudah salah besar karena melawan Yesung dan berbicara seenaknya.
Yesung menatap Nara dengan tatapan menakutkan. Membuat Nara menunduk dan menggeser duduknya.
“jangan menghindar” pekik Yesung sambil menarik tangan Nara hingga badannya ikut tertarik dan semakin dekat dengan Yesung. Lagi lagi ia kalah soal kekuatan. Ingat, ia seorang yeoja.
“mi-mianhae”
“for..?”
“membuka hp Oppa tanpa ijin, berkata yang tidak sopan dan…” Nara diam. Apa lagi yang harus ia lakukan. Ia akan mendapatkan hukuman? Ia bahkan melakukannya dengan refleks dan hanya mengikuti hatinya. Lupa jika dihadapannya tadi adalah seorang Kim Jong Woon.
Yesung menghela nafasnya lalu mengelus rambut Nara lembut. Sungguh perlakukan Yesung padanya membuat Nara berdesir. Jantungnya berdetak semakin cepat. Yesung saat itu tidak terlihat seperti Yesung yang biasanya. Nara seperti melihat sosok malaikat di hadapannya. Seorang yang melindunginya dengan setulus hatinya. Benar benar namja itu berbahaya.
“apa saja kau lihat di ponselku, hmm?” tanya Yesung lembut.
“Nara melihat banyak foto, em dan sms dari Sungmin”
“kau sudah mengetahuinya? yah, sepertinya Nara memang harus mengetahuinya”
Nara menatap mata Yesung dalam seakan berkata ‘apakah semuanya benar’. Yesung menanggapinya dengan senyuman.
“ne, semuanya benar. Pertama kali aku bertemu denganmu, kau masih SMA. Saat itu kau menabrakku dan menumpahkan minumanmu di bajuku. Kau tau, saat itu aku sangat-sangat membencimu. Kau anak kecil yang menyebalkan. Kau yang salah tapi kau menyalahkanku. Tanpa minta maaf kau pergi begitu saja. Dan aku tidak terima hingga aku mencari tau tentangmu”
Yesung berhenti dan mendongakkan kepalanya melihat langit gelap yang dipenuhi bintang. Nara? ia masih mengingat-ngingat kejadian itu. emm, ia lupa. Apakah ia dulu sangat keterlaluan.
“bodohnya bukan malah ingin membalas dendamku, aku malah semakin tertarik padamu. Hingga aku selalu diam diam mengikutimu. Aku sadar jika aku menyukai Nara. aku meminta Appa untuk melamarkanmu untukku, dan aku berhasil. Dan aku memohon pada semuanya untuk menyembunyikannya darimu. Aku malu mengakuinya. Bodohnya kau memperlakukanmu dengan sangat tidak baik. Aku selalu memaksamu. Tapi itu aku lakukan karena aku peduli padamu. Kau tau betapa sakitnya saat kau memutuskan pertunangan kita? Kau pikir aku terima begitu saja. Ani, bahkan orang tuaku tidak pernah tau akan hal itu”
“Oppa…”
“dengarkan aku Cho Nara” Yesung memegang kedua tangan Nara lembut. Menatap mata Nara lekat
“Mianhae, aku salah menunjukkan perasaanku dan membuatmu menderita. Tapi kau harus tau, Aku, -aku lebih dulu mencintaimu sebelum kau menyadari perasaanmu. Saranghae Cho Nara. jeongmal Saranghae”
Nara tak menjawab. Hatinya bergetar. Ia senang. Senang mendengarkannya. Bahkan tak terasa saat air matanya mengalir begitu saja. Yesung mengusap air mata Nara yang membasahi pipinya dengan ibu jarinya.
Yesung kemudian melepas satu cincin yang ada di jarinya. Cincin yang dulu sudah dibuang oleh Nara. nara yang melihatnya semakin terisak. Ya Tuhan. Kenapa ia tidak menyadarinya. Dasar Nara paboya. Seharusnya ia tau dari awal. Ia semakin menyesali perbuatan yang telah ia lakukan waktu itu.
Yesung menarik tangan kiri Nara. Memakaikan cincin itu kembali.
“aku tidak tau kapan pernikahan kita akan dilaksanakan. Aku sudah berjanji pada Appa tak akan menikahimu sebelum kau lulus dan aku sudah bisa memimpin perusahaan dengan baik. Tapi aku berjanji, suatu saat aku akan mengikatmu Nara. Jadi sebelum itu terjadi, bolehkah aku bertanya, maukah kau menikah denganku? Setia menungguku?”
Air mata nara semain deras mengalir mendengar perkataan Yesung. Apakah ia pantas mendapatkan semua ini. Ya, ia pantas. Ia tidak mau kehilangan Yesung. Tidak akan.
“Ne, ne, Nara akan menunggu oppa” jawab nnara lirih. Yesung yang mendengarnya langsung tersenyum bahagia.
“Berjanjilah tak akan membuangnya lagi. Berjanjilah cincin ini bukti jika Nara adalah milik Yesung. Berjanjila kau akan setia menungguku Nara”
“Nara janji, Nara janji tidak akan membuang cincin ini, dan akan selalu setia menunggu Oppa” Yesung merasakan hatinya sangat lega setelah semua yang ia ucapkan.
“bolehkah aku memelukmu” ijin Yesung.
Nara mengangguk, detik itu juga Yesung langsung memeluk Nara erat seakan tidak mau melepakannya.
“gomawo, sekarang aku menang. Aku memenangkan hatimu. Saranghae Cho Nara”
“nado, nado saranghae oppa, Yesung oppa”

---
END

 
 
 

0 komentar:

Posting Komentar