Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 13 Desember 2013

Only Hope (Part 9)



Only Hope



PART 9



Judul        : Only Hope
Author      : Lilian Nay Clouds
Genre       : Sad Romance
Length      : Chaptered
Cast         : 
Kim Jong Woon (Yesung)
Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
Kim Jong Jin (Jongjin)
Shin Yemi (Yemi)
Cho Nara (Nara)
Lee Donghae (Donghae) 
Kim Eun Soo (Euna)





Semenjak kejadian itu kehidupan Yesung berubah. Ia merasakan bahagia. Eommanya telah berubah, ia tidak canggung lagi dengan Jongjin, dan C5 kini kembali seperti dulu.

Yesung menatap monitor di depannya. Ia tersenyum.

Baru kali ini ia mendapati berita yang membuatnya sangat senang. C5 telah kembali. Tentu saja. Berita yang sangat menarik untuknya. tapi ada yang aneh. Ia masih diberitakan dengan Yemi. Berita itu ternyata masih belum hilang.

“Yesung-ah”

Yesung menoleh ketika mendengar suara yang sangat ia kenal. Kyuhyun mendekatinya. Kyu tidak sendirian, di sampinya ada yeoja yang tak lain adalah Nara. Adik Kyuhyun. Pandangan Yesung bukan ke arah Kyuhyun tapi ke arah yeoja cantik itu. Yeoja cantik berambut pendek. Sebenarnya Yesung lebih suka Nara berambut panjang seperti dulu. Makanya saat melihat Nara waktu pertama kali rambutnya pendek rasanya aneh. Tapi tak dipungkiri jika Nara tetap cantik dengan rambutnya kini. Ia akan tetap manis.

Ia lupa jika ia belum minta maaf padanya. Bahkan Yesung selalu mengganggunya. Ia masih ingat saat Yemi dan Nara bertengkar, Yesung malah membela Yemi dan membuat Nara dihukum. Yesung menumpahkan minuman membuat perkerjaan Nara makin berat. Ahh, mengingat itu semua Yesung jadi merasa malu.

Samar samar Yesung mendengar Nara yang pamit ke kelasnya pada Kyuhyun. Heyy, jadi Nara tidak ikut Kyuhyun menghampiri dirinya. Menyebalkan.

“Nara tidak ikut?” tanya Yesung saat Kyuhyun sudah ada di depannya.
Kyuhyun malah menatap Yesung tak suka.

“Jangan mendekatinya. Kau bahkan sudah menciumnya di depan umum. Ckk memalukan”

Yesung menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal. Ia hampir lupa akan hal itu. Ia jadi tersenyum sendiri mengingat saat ia mencium Nara hingga mendapat pukulan dari Kyuhyun. Tapi saat mengingat Nara yang menangis saat itu membuat Yesung merasa bersalah.

“ahh, Kyu, aku kan..”

“Tidak tidak,, jangan adikku. Arra”
Yesung menghela nafasnya. Ditolak sebelum meminta. Ahh, menyedihkan sekali nasibnya. Bahkan Yesung belum selesai bicara. Yesung malah diam saja. Melihat Kyuhyun yang berjalan mendahuluinya.

“Yak, ayoo” teriak Kyuhyun geram karena Yesung malah haya diam saja.

Yesung mencibir tidak jelas. Ia masih kesal atas penolakan Kyuhyun. Ahh, bahkan seharusnya Kyuhyun tidak tau apa yang ia akan katakan. Kyuhyun malah tersenyum dan merangkul Yesung.

“ckk, jangan seperti itu Yesung-ah. Kau itu jelek, jangan ditambah kejelekanmu dengan bersikap seperti itu”

“yak, berhenti mengejekku”

Kyuhyun terkekeh.

“em, jadi aku diijinkan dengan Na---“

“ANDWEE” teriak Kyuhyun. yesung bahkan belum menyelesaikannya. Mulutnya masih menganga. Sial. Kyuhyun ternyata masih sangat menyebalkan.


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


“Hyaaa... berhenti” kata Donghae sedikit berteriak saat melihat Jina yang akan pergi. Sepertinya Jina ingin menghindar dari Donghae. Dengan terpaksa Jina berhenti tanpa berbalik. Donghae mendekati Jina.

“Ohh, Donghae-ssi. Anyeong” basa basi Jina. Jina menampakkan deretan giginya yang rapi.

“ckk, kenapa sih, kau seperti menghindariku. Kau masih malu?” tanya Donghae to the point. Seketika Jina berhenti tersenyum. Jina hanya bilang jika ia butuh uang lebih karena ingin membeli mobil dengan unagnya sendiri sehingga terpaksa bekerja di rumah Donghae. Untung saja Donghae percaya itu. bagi seorang Jina, mobil atau apapun itu tinggal meminta saja bukan?

“ani. Aku tidakk..”
“Oppa” sapa Nara ramah ketika melihat Donghae. Donghae melambaikan tangannya menampakkan senyum manisnya. Membuat Jina berhenti bicara karena merasa terabaikan. Jina juga mengalihkan pandangannya pada yeoja yang menyapa Donghae tadi. Bahkan sampai saat ini Donghae masih menatap Nara. Jina memang tau yeoja itu adalah Nara yang selama ini diceritakan Donghae. Pantas saja jika banyak orang yang menyukai Nara. Nara sangat cantik. Jina yakin banyak namja saat melihat Nara akan langsung suka dengannya.

Jina yang merasa terabaikan kini bersiap melangkahkan kakinya.

“Hya... aku belum selesai bicara Jina-ya”
“aku tak peduli” jawab Nara dingin membuat Donghae mngerutkan keningnya ada yang aneh dengan Jina. Tak biasanya yeoja itu bersikap seperti itu.


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````

..
Pagi yang indah... matahari bersinar tidak terlalu panas. Minggu yang sangat nyaman. Banyak orang yang rela keluar rumah hanya untuk mendapatkan udara segar di pagi itu. Tapi tidak dengan namja yang masih terlelap di kamar mewahnya. Ia sepertinya tidak rela meninggalkan acara tidurnya yang sangat nyaman tanpa mau dinganggu siapapun. Tapi ia salah, dari tadi ada beberapa pelayan membangunkannya dengan alasan Jongjin yang menyuruhnya. Membuat Yesung terganggu dan mengancam jika ada yang mengganggu tidurnya lagi akan Yesung pecat.

Dasar namja itu ternyata masih menyebalkan. Membuat Jongjin terpaksa naik ke lantai 2 hanya untuk membangunkan Yesung. Jongjin ingin bersepeda pagi ini, tentu ia tak mau sendirian.

“Hyung,, bangun, kajja bersepeda. Lihatlah, pagi ini sangat cerah”
Tidak ada jawaban. Membuat Jongjin semakin kesal.
“HYAAA.... HYUNG” teriak Jongjin.

Puuk

Bukan malah bangun, Yesung malah melayangkan bantalnya hingga mengenai Jongjin. Ok,, Jongjin sudah hilang kesabaran. Jongjin membuka dompetnya. Ia tersenyum miring. Sepertinya kali ini akan berhasil membangunkan yesung.

“Hyung, jika kau tak mau bangun, aku yakin besok foto ini akan tersebar” ancam Jongjin.

Samar samar Yesung mendengar yang Jongjin katakan. Foto? Foto apa yang dimaksud? Ah, tapi Yesung tak ambil pusing. Ia masih mengantuk. Lagian hari ini hari minggu. bisakah adiknya itu tak mengganggunya?

“ohhh hyung, kau imut sekali apalagi yeoja yang disebelahmu. Kalian terlihat sangat serasi”

Mendengar itu Yesung menerjabkan matanya beberapa kali. Mencerna kata kata Jongjin. Tunggu. Fotonya bersama yeoja? Nu-nugu? Tunggu, ia ingat fotonya hilang apakah?

Yesung langsung bangun menatap foto yang dibawa Jongjin.

“Hyaa, Jongjin, kembalikan,,”

“anniya”

“hya, kau mencurinya hah? Kau tau aku mencarinya dengan susah payah ternyata kau yang mengambilnya. Hyaa kembalikan”

Jongjin malah lari entah kemana. Tentu saja Yesung tak tinggal diam. ia langsung mengejar Jongjin.
“kembalikan”

“tidak mau”
Merekapun akhirnya malah berlari lari seperti anak kecil saja. Hanya merebutkan sebuah foto? Foto yang ditunjukkan Jongjin memang foto Yesung bersama Nara yang Jongjin ambil dulu.

SKIP


Dengan terpaksa Yesung menuruti kata Jongjin. Mereka kini membuka gerbang belakang rumah untuk bersepada di pagi hari ini.

Yesung dengan malas mengayuhkan sepedanya. Andai saja bukan karena foto itu, Yesung pasti tidak mau, ia akan memilih melanjutkan tidur indahnya. Yesung memakai sweater biru dan celana pendek. Ia tak peduli dengan pakaiannya walaupun sedang bersepeda, memang pagi itu udaranya masih dingin. Ia memakai kaca mata hitam agar nantinya tidak silau. Begitu pula Jongin, bedanya Jongjin tidak memakai sweater seperti hyungnya.

Yesung dan Jongjin berhenti ketika melihat yeoja yang mengendap endap di gerbang rumahnya. Yeoja itu dari tadi hanya berjinjit jinjit seperti akan mengincar sesuatu. Yesung menyiptkan matanya yang sebenarnya tidak terlihat karena kaca mata hitamnya.

Ia melihat dengan jelas yeoja itu. Yeoja itu memakai topi hangat, ransel dan sepatu. Tidak terlihat seperti orang jahat. Yesung tersenyum sebelum mengayuhkan sepedanya untuk mendekati yeoja itu. jongjin hanya mengikuti Yesung di belakang.

“sedang apa?”
“Kyaa” yeoja itu kaget melihat kedatangan Yesung dan Jongjin. Ia mengerjabkan matanya dan menggelengkan kepalanya. sial. Ia tertangkap.

“kenapa kalian di sini hah?” tanya yeoja itu.
“seharusnya aku yang bertanya seperti itu. apa kau memata matai rumahku Goyangi?” tanya Yesung.  ya yeoja itu adalah Nara.

“mwo? An.. ani” nara menggigit bibir bawahnya. Ahh, ia sangat malu. Malu sekali. Ia memang ingin bertemu dengan namja yang kini ada di depannya.

“kau ingin bertemu denganku Nara-ya?” tanya Jongjin.

“aku hanya sedang berjalan jalan” elak Nara. benar benar tidak pandai membuat alasan.
“jalan jalan sambil mengintai rumahku. Apakah kau mau mencuri?” tanya yesung membuat Nara membulatkan matanya. Ahh, benar benar menyebalkan sekali. Kenapa harus seperti ini.

“mwo? Kau mau mencuri Nara-ya?” tambah Jongjin. Lengkap sudah. jongjin dan Yesung sebenarnya hanya ingin menggoda Nara saja. tentu saja Nara tak mungkin melakukan hal itu.
“tapi dia bukan pencuri Jjin-ah”
“tapi dia seperti seperti pencuri Hyung”
“benarkah? Tapi mencuri apa?”
“tentu saja mencuri hati”
Nara hanya diam saja mendengar Jongjin dan Yesung berdebat. Dan apa katanya? Mencuri? Mencuri hati?
“HYAAA,,, Aku Bukan Pencuri” kini Nara sedikit berteriak. Jongjin dan Yesungpun terdiam.
“ak...aku hanya ingin meminta maaf” lanjut Nara tertunduk. Ia yakin kini pipinya merah. Ia malu. Sangat malu.

Yesung dan Jongjin menahan tawanya mendengar penjelasan Nara. Jadi Nara hanya ingin meminta maaf? Dengan cara mengendap endap? Yang benar saja.

Yesung akhirmya berdehem dan mengatur mimik mukanya agar normal kembali.

“Ehm.. for?”
“for... for...” Nara menarik narik tali topinya. Gugup. Ia bahkan tak tau harus berkata apa. Ia sebenarnya ingin minta maaf karena ia sudah menuduh Yesung yang mencelakai Kyuhyun dan mengatai Yesung dengan kasar. Ahh, tapi ia benar benar malu. Apalagi di sana ada Jongjin. Ia yakin nanti Jongjin akan meledeknya habis habisan.
“cepat naik” suruh Yesung.

“Eh?” Nara mengerutkan dahinya. Naik? Naik ke mana?
Yesung bedecak. Ahh, benar benar yeoja ini. Yesung menarik tangan Nara agar mendekatinya. Yesung kemudian menepuk nepuk boncengan sepedanya di belakang.

“kajja, Nara-ya. Kau sangat lama” protes Jongjin yang memang tak sabar. Nara menggeleng tidak mau.

“kau mau kumaafkan tidak. Kajja naik” ajak Yesung. Narapun mendesah pasrah. Ia menaiki sepeda Yesung. Yesung tersenyum penuh kemenangan. Entah kenapa ia senang sekali melihat Nara yang menurutinya. Sepertinya baru kali ini.

Jongjin, Yesung dan Nara bersepeda mengitari taman di dekat rumahnya. Nara kini merasa bahagia. Jongjin yang berada di belakang terus mengambil foto mereka berdua. Nara terus menutupi wajahnya. Malu. Yesung malah tersenyum dan mengarahkan wajahnya ke kamera.

Setelah lelah mereka bertiga duduk di bawah pohon yang lumayan besar. Sejuk. Kini perlahan udara tidak sedingin tadi. Di taman itu memang tidak terlalu ramai. Membuat mereka lebih nyaman. Jongjin pergi membeli minuman, tinggallah Yesung dan Nara sendiri.
“jadi, apa alasannya?” tanya Yesung.
“alasan?”
“ne. Alasanmu minta maaf”
“emm, aku... aku minta maaf karena telah berkata kasar padamu dan menuduhmu...”

Yesung lagi lagi tersenyum.

Sial. Senyuman itu sangat manis membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan terpesona. Sudah lama sekali Nara tak melihat senyuman tulus dari Yesung. Nara mengalihkan pandangannya, ia tidak mau terlalu terjerat dengan pesonanya. Tidak, itu tidak boleh. Memang Nara mengira Yesung masih berpacaran dengan Yemi. Padahal berita itu tidak benar.

“kau sangat lucu. Kenapa wajahmu memerah hm?”
Yesung semakin mendekatkan wajahnya. Membuat jantung Nara semakin berdetak dengan cepat. Ah. Benar benar ia sangat malu. Nara perlahan membuka topinya untuk mengalihkan perhatian. Ia merapikan rambutnya yang berantakan. Ia benar benar tidak tau harus berkata apa.
“Na..”
“Jongjin-ah” panggil Nara

Sebelum Yesung meneruskan kata katanya Jongjin datang. Nara sedikit bernafas lega. Ia benar benar tidak tau apa yang akan terjadi pada jantungnya jika ia hanya berdua saja dengan Yesung.
“ini” kata Jongjin menyerahkan soft drink pada Nara dan Jongjin.
“omoo, kau baik sekali” puji Nara.
“bukan apa apa” kata jongjin sombong.
“aish dasar” balas Nara sambil mendorong bahu jongjin.

Yesung berdecak kesal. Menyebalkan sekali. Ia jadi iri dengan keakraban Jongjin dan Nara. Baik sekali katanya. Yang benar saja. Bahkan Jongjin menggunakan uangnya. Jongjin dan Nara bercanda, dan Yesung merasa terabaikan. Ahh, malang sekali nasibnya.

“Oppa” Yesung langsung menoleh ke sumber suara saat ada yeoja yang tengah memanggilnya. Nara dan Jongjin juga menoleh. Dilihanya Yemi dan Jina yang ada di sana. Yesung sedikit aneh. Sejak kapan Jina dan Yemi akrab.
“anyeong” sapa mereka hampir bersamaan.
“hai”
“kalian ada di sini?”
“ne, hanya berjalan jalan saja” jawab Jina dengan tersenyum.
“ohh, kau ada di sini juga” kata Yemi. Nara tau jika kata itu untuknya.
“ne, kau juga ada di sini” balas Nara ketus malah lebih parah dari Yemi. Yesung mengelus tengkuknya. Kenapa ada rasa tidak enak di sini. Nara dan Yemi saling menatap tak suka.
“ahh, kau Nara kan? Donghae sering menceritakanmu” kata Jina mencairkan suasana.
“ne? Donghae Oppa?”
“e..eem. kau tau Donghae sangat menyukaimu”

Perkataan Jina membuat semua orang yang ada di sana kaget. Jadi selama ini kabar tentang Donghae menyukainya memang benar. Yesung malah mengerutkan dahinya. Ia benar benar tak suka dengan suasana seperti ini. Menyebalkan sangat menyebalkan.

“ohh, kau Jina Eonni kan? Donghae Oppa juga sering menceritakanmu” balas Nara mencoba tersenyum. Jina kini yang terdiam. Aneh sekali. Apa yang Nara bilang itu benar? Tapi tidak mungkin kan? Donghae. Namja itu membuat Jina penuh harap. Ia menatap Yemi yang kini duduk di sebelah Jongjin dan berusaha tidak menghiraukan apa yang terjadi dengan mengajak Jongjin bicara. Ada satu kesamaan Jina dan Yemi. Namja yang mereka suka malah suka dengan Nara. baik Donghae maupun Yesung.

“memangnya Donghae sering bilang apa saja padamu? Apa dia selalu mendekatimu?” kini Yesung angkat bicara. Yesung bicara pada Nara. Yesung sedang cemburu. Jina saja tau ekspresi wajah yang Yesung berikan seolah tidak rela jika Nara berdekatan dengan Donghae.

“apa salah? Lagian Donghae Oppa baik” jawab Nara biasa saja.
“Hya, menurutmu aku tidak baik HAH?” teriak Yesung membuat semua orang menatap ke arahnya. Nara terdiam. Yesung? Apakah dia baru saja membentaknya?
“kapan kau bersikap baik?” jawab Nara asal.

Jleb

Perkataan Nara seolah membuat Yesung mati kutu. Ahh, benar saja. Kapan ia bersikap baik. Nara tersenyum miring melihat ekspresi Yesung. Senyuman itu benar benar seperti Kyuhyun. Ahh, kenapa Nara menuruni Kyuhyun.

“kenapa? Diam?” tanya Nara lagi dengan senyum kemenangannya.

Sial. Yesung benar benar tak tau harus menjawab apa. Dia benar benar kalah jika berdebat dengan yeoja ini. Yesung berdiri dari duduknya. Ia menarik tangan Nara dan mengajaknya pergi dari sana meninggalkan Jina, Yemi dan Jongjin. Nara berusaha melepas genggaman Yesung tapi tidak bisa.

“aish,,, hyung menyebalkan sekali” gerutu Jongjin sebal. Yang benar saja ia ditinggal. Sepeda Yesung bahkan masih di sana. Membuat Jongjin menambah pekerjaan saja. Jongjin menatap Jina dan Yemi yang sedang melihat ke arah Yesung.

“Noona aku juga tak kalah tampankan dengan Yesung Hyung?” kata Jongjin membuat Jina dan Yemi menoleh ke arahnya.
“Ne???”


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Yesung dari tadi mengenggam erat tangan Nara. Nara kini hanya pasrah saja. Is sudah capek memberontak. Malah akan membuat tangannya sakit karena Yesung tak akan melepaskannya.

Mereka kini ada di jalan yang sangat sepi. Bukan jalan raya. Yesung sendiri tidak tau harus mengajak Nara kemana. Ia hanya asal jalan saja. Nara memandang ke sebelah kanannya. Ia sedikit tersenyum. Ia belum pernah ke sana sebelumnya. Suasana di sana sangat menyenangkan. Apaagi pohon pohon besar berada di sepanjang jalan. Ada beberapa daun kuning yang berguguran.

“Goyangi” panggil Yesung lembut membuat Nara menoleh ke arahnya.
“ckk, jangan memanggilku seperti itu lagi”

Nara memajukan mulutnya pertanda ia sebal. Melihatnya, Yesung malah tersenyum. Nara sangat menggemaskan. Apa jadinya jika Yesung tak melihatnya lagi. Apakah ia bisa. Selama ini, Yesung mencoba bertahan tanpanya tapi tak dipungkiri itu sangat sulit. Yesung sangat menyukai yeoja ini, ani sangat sangat mencintainya. Sudah dari dulu. Saat mereka selalu bersama. Tapi, Yemi?

Tidak

Yesung memang menyayanginya. Tapi, rasa citanya pada Nara lebih besar. Yesung hanya membutuhkan Yemi saat itu. Membuatnya merasa bersalah karena ia membuat Yemi tersakiti. Makanya Yesung berjanji akan membuat Yemi bahagia.

“mianhae” kata Yesung sambil tersenyum. Nara juga membalas senyumannya. Rasanya aneh sekali jika Yesung meminta maaf mengingat selam ini ia merasa benar sendiri tanpa ada kata kata maaf yang ia ucapkan walau ia salah sekalipun.

“lucu sekali jika mendengar kata itu dari mulutmu”
“kau mengejekku hmm?”
“bisa dibilang seperti itu”
“bukan hanya kata maaf, apapun akan aku lakukan untukmu, Nara-ya”

Nara terdiam.

Jantungnya kembali berdetak kencang. Ada apa dengannya? Nara seniri bingung dengan sikap Yesung. Ia mengira jika Yemi dan Yesung masih bersama tapi jika melihat Yesung menariknya di depan yemi membuat Nara bingung.

Yesung menghentikan langkahnya membuat Nara juga berhenti. Yesung membalikkan badannya dan kini menghadap Nara. Yesung menatap mata Nara yang menurutnya sangat indah. Mata coklat yang membuatnya terpesona.

Nara dari tadi memang tak berani menatap Yesung. Entahlah. Ia malu jika bertatapan dengan Yesung.

“aku akan meneruskan S2 di London” kata Yesung pelan. Seketika itu juga Nara mendongak agar bisa menatap Yesung. Kini jarak mereka sangat dekat. Yesung juga sedikit menundukkan kepalanya agar bisa menatap Nara.

Nara tak menjawab. Mereka malah saling diam untuk beberapa saat.

“aku akan pergi, aku sudah diterima disana” kata Yesung lagi. Membuat Nara yakin jika Yesung tak main main. Nara menghela nafasnya. Ia kini mencoba tersenyum menanggapinya.

“cukkae” ucapan selamat Nara. Yesung malah hanya diam.

“hanya itu?”

“o...oh..n..ne hati hati. Ahh, pasti kau sangat bahagia, jadi apa lagi?”

“aku—ba-hagia?”

Nara dan Yesung kini saling menatap. Yesung merasa kecewa. Sangat kecewa dengan sikap Nara padanya. Kenapa Nara hanya mengucapkan kata ‘selamat’ ‘hati hati’?. Tak bisakah Nara bicara jika ia sedih arena tidak akan bertemu dengan Yesung lagi.

“aku tidak tau kapan akan kembali”
Nara kini diam. Apa yang harus ia katakan? Ia kini malah menunduk lagi. Kenapa matanya kini terasa sangat berat.

“tak bisakah kau mencegahku agar tetap di sisimu?”
Yesung menarik dagu Nara agar Nara melihatnya. Tidak. Nara tidak bisa menatap mata sayu Yesung. Nara berusaha agar tidak jatuh lemas di hadapan namja ini. Yesung tiba tiba menarik tangan Nara hingga Nara jatuh ke pelukannya. Nara kini hanya diam terima dengan perlakuan Yesung padanya. Ia sangat merasa nyaman. Sangat nyaman.

“aku akan sangat merindukanmu Nara-ya. Sangat.”

Nara memejamkan matanya. Tidak. Ia tidak boleh seperti ini. Yesung. Seharusnya ia membencinya setelah apa yang ia lakukan terhadapnya. Selalu menyakitinya. Yesung bahkan pernah mempermalukannya dengan menciumnya di depan umum.

Saat tersadar Nara berusaha memberontak tapi Yesung tetap menahannya. Nara mendorong dada Yesung hingga pelukannya terlepas.

“kau.. kau bodoh. Kau tau aku masih sangat membencimu hah? Lupakan aku pernah minta maaf padamu”

Yesung menatap Nara tak percaya. Nara tak peduli. Ia langsung saja berlari meninggalkan Yesung. Sebenarnya apa yang Nara katakan? Kenapa ia bertindak bodoh. Ia.. ia hanya meluapkan kesedihannya. Bukan, ia tidak membenci Yesung lagi. Nara sadar jika ia hanya kecewa dan sedih dengan apa yang Yesung katakan tadi.

“Ra-ya. Cegah aku aku mohon” teriak Yesung. Tapi Yesung tak berniat mengejarnya. Ia hanya akan pasrah. Ia tak mungkin memaksa Nara.

Nara sangat mendengar kata kata Yesung. Tapi ia terus saja pergi meninggalkan Yesung.
‘mianhae. Aku tidak bisa aku tidak bisa’

`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Yesung dan Kyuhyun berjalan beriringan. Mereka berjalan pelan menuju lapangan basket. Siapa sangka kini mereka kembali akrab seperti dulu. Membuat siapa saja iri terhadap mereka. Bahkan sangat terpesona. Tentu saja. Siapa yang tidak suka melihat 2 namja tampan kini berjalan dengan wajah kerennnya, sudah kaya, pintar. Apa lagi? hanya saja.... emm.. mereka terlihat sangat angkuh.

“pagi Sunbae” sapa beberapa anak tapi tak dipedulikan mereka.
“tak bisakah kalian senyum hah?” kata yeoja yang kini menghampiri mereka membuat langkah kyuhyun dan Yesung berhenti. Yesung menutkan alisnya. Ahh, bertemu yeoja ini lagi.

“Oppa... aku bilang senyum” kata yeoja itu sambil mencubit pipi Yesung setelah itu Kyuhyun.

“yak yak... Euna-ya berhenti”

“ishh, dasar yeoja menyebalkan”

Kata Yesung dan Kyuhyun sebal. Bukannya senyum mereka malah cemberut. Nara malah tertawa. Ahh, senangnya bisa menggoda kedua orang es isi.

“mau kemana? Aku ikut ne? Pasti akan menghampiri Eunhyuk oppakan?”

Yesung berdecak. Pantas saja Eunhyuk tak menyukai yeoja ini. Cantik sih, tapi benar benar seperti anak kecil.

“cha..” ajak Yesung tanpa mempedulikan Euna. Kyuhyun dan Yesung pun pergi. Euna berdecak kesal. Tapi tetap saja ia tersenyum lalu mengikuti mereka. Euna berjalan di sisi Kyuhyun.

Di lapangan basket terlihat Donghae Eunhyuk dan Leeteuk yang sedang meminkan bola basket. Kecuali Donghae yang hanya duduk di tepi sambil melihat Eunhyuk dan Leeteuk. Euna langsung menghampiri Eunhyuk. Kyuhyun juga ikut bergabung dengan mereka. Yesung berjalan ke arah Donghae dengan kedua tangannya berada di saku. Ia duduk di sebelah Donghae.

Kampus itu memang belum ramai. Mungkin mereka sedang ada kelas. Beda dengan ke lima namja itu karena sekarang tak ada jadwal. Mereka sudah menempuh ujian. Yesung menatap ke gerbang yang memang terlihat dari sana. Ia menarik bibirnya saat melihat Nara yang baru berangkat dengan sangat buru buru. Ia bahkan berlari sambil merapikan rambutnya. Pasti ia terlambat. Ah yeoja itu.

Yesung menoleh ke arah Donghae yang ternyata juga melihat Nara.

“ayo bertanding” ajak Yesung membuat Donghae menoleh. Donghae menatap Yesung aneh. Tak biasanya Yesung menantanganya. Yang ia tau Yesung jarang bermain basket. Ia hanya bermain jika ia ingin.

“ok, apa taruhannya?”

“jika kau kalah jangan menyukai Nara lagi” jawab Yesung mantap.

Donghae mengerutkan dahinya. Yang benar saja? apa Yesung gila? Donghae memang menyukai Nara. Tapi Nara bukan barang yang bisa jadi taruhan. Dan... donghae yakin jika Yesung kalah. Donghae adalah pemain basket sedangkan Yesung? ya, memang bisa bermain basket tapi tidak sebaik Donghae.

“wow wow... jangan bercanda Yesung-ah. Kau gila”

“aku tidak becanda”

Donghae memasang wajah serius. ia yakin jika yesung tak bercanda. Tanpa yesung memintanya untuk tak menyuaki Nara, ia akan melakukannya. Ia tau jika Yesung lebih dulu darinya. Tapi apa ini? Membuat Donghae kecewa dengan sikap Yesung. Ok jika ini kemauan Yesung. Ia akan menerimanya.

“Geure. Tapi.... jika aku menang”

Donghae berhenti dan menghela nafasnya sebentar. Yesung diam menunggu apa yang akan Yesung katakan.

            "biarkan aku bersama Nara"




TBCCCC-----------------

0 komentar:

Posting Komentar