THE GIRL IS MINE
Judul : The Girl is Mine
Author : Lilian Nay Clouds
Genre : Romance,
Married life
Length : OneShoot
Cast : Yesung,
Nara, Eunhyuk
Kenapa terlalu sakit,
Melihatmu menjauhiku,
Seperti saat ini,
Apa ini balasan
untukku?
---------------------------------------
Namja itu saat ini tengah memandangi
seorang perempuan di depannya. Ini sudah hal yang sangat biasa. Yeoja itu tak
sedikitpun menoleh ke arahnya. Beda dengan namja itu, bahkan sedetikpun ia
seperti tak mau melepaskan tatapan matanya ke arah yeoja manis itu.
Seperti biasa, selalu saja ada rasa
canggung di antara mereka. Ulang, ini hal yang sangat biasa.
Sedetik kemudian yeoja itu menarik
ujung bibirnya membentuk senyuman yang sangat indah. Tatapan yeoja itu terus
memandang ke arah lurus di depannya. Memandang jalan yang sepi. Memang sangat
indah dilihat dari teras yang ada di lantai dua rumah itu. Suasananya benar
benar menyenangkan. Sejuk tak terlalu ramai, tidak seperti di pusat kota.
Namja itu, Yesung juga ikut
tersenyum. Entah kenapa Yesung sangat suka melihat yeojanya tersenyum.
Yeojanya? Ya, yeoja itu hanya akan menjadi miliknya. Tidak untuk yang lain.
Yesung sangat bangga menyebut yeojanya
sebagai istrinya.
“Jadi untuk apa kau kemari lagi
Yesung-ssi?” tanya yeoja itu lembut. Ia kini menoleh ke arah Yesung. Entah
kenapa, pertanyaan itu membuat Yesung sedikit sesak. Untuk apa dia ke sini?
tentu saja menemui istrinya. Kenapa harus ditanyakan lagi? Apalagi dengan
panggilan Yesung-ssi membuatnya seperti ada jarak diantara mereka.
“aku sudah bilang, aku akan terus ke
sini sampai kau ingat siapa aku” jawabnya sedikit tersendat karena serak.
“sampai kapan kau akan seperti
ini? Walau kau ke sini setiap haripun aku tak akan mengenalmu. Jadi aku mohon
Yesung-ssi, mengertilah. Aku hanya ingin bebas”
Jawaban itu. Ia benar benar tak
menginginkan jawaban yang membuatnya lagi lagi terpukul. Hatinya seperti tertohok
batu besar. Sakit. Kenapa harus seperti ini. Lagi—
Kenapa yeojanya tak mengenali
suaminya sendiri? Hampir setiap hari ia bersabar menghadapi kenyataan itu. Kenyataan
bahwa istrinya tak mengenalinya. Semenjak kecelakaan itu. Kecelakaan yang
membuat istrinya amnesia. Tapi bukan berarti ia tak ingat semuanya. Yeoja itu
bahkan ingat dengan jelas keluarganya. Hanya saja ia lupa apa yang terjadi
beberapa bulan sebelum kecelakaan iu terjadi. Kenyataan pahit juga menimpanya.
Anaknya yang masih di dalam kandungan harus meninggalkannya sebelum ia
melihatnya lahir ke dunia ini. Miris. Kenapa Tuhan memberikan beban yang begitu
berat untuknya.
Harus di akui jika semua ini
terjadi karenanya. Andai saja malam itu Yesung tak membentaknya pasti semua ini
tak akan terjadi. Andai saja Yesung menyayanginya dari awal, andai saja dari
awal Yesung memperlakukan yeojanya dengan baik. Tapi semuanya itu sudah
terlanjur. Ia hanya bisa menyesalinya, dan berkata andai saja....
Dan apa katanya? Ingin bebas.
Tidak Nara adalah istrinya. Di tetap akan terpenjara, dan tetap akan menyandang
gelar Nyonya Kim. Tidak boleh yang lain.
“Nara-ya”
“aku tau, aku tau jika aku
amnesia. Dan sebelumnya aku pernah menikah denganmu Yesung-ssi. Tapi aku benar
benar tak mengingatmu. Jadi untuk apa pernikahan ini dilanjutkan?”
DEG
Yesung membulatkan matanya.
Ini lebih parah dari perkataan
yang tadi. Untuk apa pernikahan ini dilanjutkan? Apa maksud Nara ia meminta
bercerai? Tidak, tidak akan. Itu tidak akan pernah terjadi. Yesung akan membuka
mulutnya untuk menjawabnya tapi...
“Oppa” teriak Nara dengan senyum
sumringah. Ia terlihat sangat senang ketika melihat seorang namja datang. Nara
langsung berlari memeluk namja itu. Yesung hanya melihat miris ke arah Nara dan
sahabatnya sendiri. Eunhyuk. Tak heran jika Eunhyuk juga ada di sana mengingat
Eunhyuk adalah anak tiri dari Ahjussi Nara.
“Oppa membawakan apa?” tanya
Nara antusias. Eunhyuk tersenyum. Ia memperlihatkan 2 batang coklat yang ada di
tangannya.
“for you”
Nara langsung tersenyum. Benar
benar senyum tulus. Ia langsung merebut coklat itu dari tangan Eunhyuk. Yesung
terus melihat kejadian itu. Membuatnya sesak, bahkan Yesung lupa kapan terakhir
istrinya tersenyum tulus seperti itu padanya. Eunhyuk menepuk pundak Yesung
pelan seperti tau apa yang Yesung pikirkan saat ini. Yesung menghembuskan
nafasnya kasar. Kenapa? Kenapa selalu saja seperti ini.
Srttt..
Yesung merebut cokelat itu dari
tangan Nara.
Hening
Yesung mengenggam tangan kirinya
kuat. Tangan kanannya masih menggenggam cokelat Nara.
“kau,, milikku. Kau istriku.
Seharusnya kau harus bisa menerima kenyataan itu. Sampai kapan kau seperti ini HAH?”
Emosi Yesung meledak. Ia tak
tahan lagi. Ia sudah sangat menderita. Ia hanya tidak ingin kejadian masa lalu
terulang kembali. Matanya terus memandang Nara yang kini hanya diam saja.
“Hyung...” Eunhyuk menenangkan
Yesung agar tak berulah.
Lagi Yesung menghembuskan
nafasnya yang berat. Nara hanya diam saja. Ia seakan tak pernah peduli dengan apa
yang dikatakan Yesung.
“aku hanya ingin kau membuka
hatimu untukku kembali Nara-ya sayang. Kau harus tau aku sangat menyangimu. Aku
tak bisa hidup tanpamu” kini suara Yesung melemah. Tak peduli dengan Eunhyuk
yang dari tadi memperhatikan mereka. Ia menghilangkan rasa malunya. Ia hanya
ingin Nara segara ingat, ingat semuanya. tapi.... Tidak. Tidak semua. Kenangan
buruk Nara jangan sampai ia ingat.
Yesung memberikan Nara cokelat
itu kembali. Tapi Nara masih hanya diam saja. ia tak mau bicara sedikitpun. Sebenarnya
ia masih takut tadi saat Yesung marah. Ia sangat takut tapi berusaha
menutupinya.
Karena merasa tidak mendapat respon,
Yesung mengelus pipi Nara dengan tangan kirinya membuat Nara mengangkat
tangannya menepis tangan Yesung. ok, Yesung kembali harus menerima kenyataan
nara tak mau disentuh olehnya.
“Mianhae, mianhae” lirih Yesung.
ia meletakkan cokelat itu di meja. Setelah itu ia langsung pergi dari ruangan
itu. Ruangan yang selalu saja membuatnya merasa nyaman saat melihat yeojanya
tapi ia juga merasa sakit karena kenyataannya Nara tak mengenalnya. Tapi ia
janji akan berusaha agar membuat Nara kembali ke pelukannya. Nara adalah
miliknya.
---------------------------------------
Perasaan
ini memang sulit
Kenapa
setiap ada di dekatmu aku jadi selemah ini?
Ini
semua gara gara dirimu
Kau
Kau
selalu mengganggu fikiranku
Dan
kenyataannya bahwa aku mencintaimu
Nara masih memandangi punggung
Yesung yang perlahan menjauh dan sampai tak terlihat lagi. Ia lemas, seakan tak
bisa lagi menahan berat badannya. Perlahan matanya memerah. Setetes air tampak
menghiasi mata indahnya.
Tes tes
Akhirnya setelah menahannya dari
tadi Nara mengeluarkan air matanya juga. Ia tertunduk dan makin terisak. Ia
duduk di sofa ruangan itu.
“hentikan” lirih Eunhyuk yang
tadi memang hanya diam melihat Yesung dan Nara.
“tidak, tidak bisa” jawabnya
masih bergetar. Eunhyuk mengelus rambut hitam milik Nara dengan sayang. Ia
sangat tau perasaan Nara. Nara sudah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri.
Eunhyuk sangat tau sebenarnya Nara tidak mau melakukan ini, tapi rasa bencinya lebih
besar dengan namja itu, namja yang sudah berstatus sebagai suaminya.
Selalu seperti ini. Berakhir
dengan kesedihan Nara akibat ulahnya sendiri. Berpura pura amnesia, berpura
pura tidak peduli dengan Yesung. bohong. Itu semua bohong. Ia masih ingat
semuanya. Masih ingat semuanya saat Yesung menyakitinya, saat Yesung
membentaknya dan berakhir dengan kenyataan yang merenggut anaknya yang bahkan
belum ia lihat.
Eunhyuk menekuk lututnya agar
sejajar dengan Nara. Seakan meminta Nara untuk menatapnya. Perlahan Nara
mendongak. Menatap Eunhyuk dengan mata yang masih sembab.
“dengarkanlah Oppa. Hentikan
semua ini. Berpura pura tak mengingatnya malah akan menambah penderitaanmu.
Maafkanlah Yesung Hyung. Dia sudah berubah Nara-ya”
Kini tatapan Nara malah menjadi
tatapan tak suka ke arah Eunhyuk,
“diam Oppa, kau tak tau apa apa.
Kau tau bagaimana perasaanku saat aku kehilangan anakku hah? Saat melihat namja
brengsek itu pergi dengan yeoja lain di depan mataku sendiri? Sakit Oppa”
“Nara-ya”
“jika bukan karena Eommonim, aku
tak akan bertahan sampai sekarang ini. Yesung. Aku sangat membencinya, tapi aku
menyayangi Eommanya seperti Eommaku sendiri. Dia sangat baik terhadapku, Eomma
selalu perhatian padaku. Aku melihatnya sebagai sosok Eommaku yang sudah di
surga sana. Tapi, tapi aku harus bagaimana Oppa? Aku tak bisa seperti ini. Aku
membencinya. Hkss hkss”
Nara memeluk Eunhyuk erat. Ia
memang lemah, kenapa ia selalu lemah hanya karena Yesung. Eunhyuk kini hanya
diam. Membiarkan Nara tenang dipelukannya. Ia tak peduli air matanya yang dari
tadi terus mengalir membasahi pipinya.
“apa yang harus Oppa lakukan
untuk membuatmu menghentikan semua ini”
“aku.. aku ingin bercerai
dengannya Oppa. Secepatnya.”
Nara tak tau jika dari tadi
Yesung mendengar dan melihat semuanya di belakang pintu. Matanya membulat
sempurna. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Jadi... jadi Nara hanya
berpura pura? Selama 2 bulan ini ia dibohongi? Apa ini?
Yesung,
Ia masih seperti di dalam mimpi.
Tapi tidak ini kenyataan. Matanya memerah. Kedua tangannya mengepal sangat
kuat. Terlihat dengan jelas Yesung sedang menahan emosi dengan rahang yang
mengeras. Penglihatan namja itu sedikit kabur. Seperti ada benda yang
menghalanginya.
DEG
Yesung semakin terbelalak ketika
melihat siapa yang ada di sampingnya. Walaupun pandangannya kabur tapi ia masih
bisa melihat dengan jelas siapa yang ada di sampinya. Apalagi setelah air
matanya yang menghalangi pandangannya jatuh mengenai pipinya.
Hatinya bergetar. Rasa ketakitan
yang besar kini menyerangnya. Ia takut menerma kenyataan ini.
“Eo...Eomma” lirih Yesung.
Yeoja paruh baya yang dipanggil
Eomma dari tadi hanya mematung. Ia melihat Yesung dengan perasaan yang sulit
dijelaskan. Kecewa, marah. Entahlah. Eommanya benar benar tak bisa berfikir
jernih saat itu.
---------------------------------------
BUG
BUG
Pukulan kedua Yesung sudah
tersungur ke lantai. Tapi ia hanya diam pasrah dengan apa yang akan Appanya
lakukan padanya. Ia bersalah di sini. Ia merasa sangat pantas menerima semua
ini.
BUG
Lagi
Appanya memang sangat terlihat
marah saat itu hingga tak menyadari saat ini darah segar mengalir dari sisi
mulut Yesung. Appanya sangat marah ketika mendengar apa yang dilakukan oleh
anaknya yang sangat ia baggakan ternyata kini mengecewakannya.
“Cukup, cukup Pa” mohon Eommanya
yang ksian dengan keadaan Yesung yang sudah kesakitan. Appanya menghembuskan
nafasnya untuk menahan emosinya. Appa Yesung kini duduk sambil memijit
pelipisnya.
Yesung masih diam. tak berniat
bergerak sedikitpun. Membiarkan rasa sakit dirahangnya terus menyerang. Ia tak
peduli. Ini mungkin adalah balasan untuknya.
“apa yang kau lakukan hah? Kau
mengecewakan Appa, Yesung-ah”
“mi..mianhae Appa” jawab Yesung
lirih, tapi ia masih menunduk tak berani melihat Appanya. Baru kali ini Appanya
semarah ini padanya bahkan sampai memukulnya. Ia takut. ia merasa bersalah
sudah mengecewakan orang tuanya.
“ceraikanlah Nara. Appa tidak
mau menantuku menderita karenamu”
DEG
Yesung langsung mendongakkan kepalanya
ketika mendengar itu. Bercerai? Tidak. Hatinya seperti disayat. Benar benar
sakit. Ia sangat tau jika ia bersalah dalam hal ini. Tapi tak bisakah ia
mendapat kesempatan untuk memperbaikinya? Ia sudah terlanjur jatuh hati pada
yeoja bernama Nara. apapun akan ia lakukan asal jangan menceraikannya.
“Appa, tidak”
“itu balasan dari ulahmu sendiri
anakku. Bertanggung jawablah. Nara selama ini bertahan di sisimu tapi apa yang
ia dapatkan? Ia malah menderita kerenamu”
“Appa, Yesung akan melakukan apa
saja asalah jangan memisahkannya dari Yesung. Yesung mohon”
Appanya kini hanya diam tak
menjawab seakan memang keputusannya tak bisa diganggu gugat. Sedangkan Eommanya
hanya diam menatap kasian sekaligus kecewa pada Yesung. eommanya hanya diam
menatap Yesung yang kini mulai merangkak dan memohon sambil bersujud di kaki
Appanya. Membuat Eommanya menjatuhkan air matanya. Tidak tahan melihat anaknya
yang terlihat sangat menderita. Tapi itu akibat ulahnya sendirikan?
“Appa, Yesung mohon” mohon
Yesung lagi. ia bertekad tak akan berhenti jika Appanya belum menjawab. Ia tak
ingin kehilangan yeoja yang ia cintai. Ia hanya ingin mendapatkan kesempatan
untuk memperbaiki semuanya.
Eommanya mengelus lembut bahu Appa,
seakan meminta agar mengasihi Yesung.
“tidak sayang, aku telah lalai,
aku tak bisa menepati janjiku pada almarhum sahabatku menjaga anaknya. Aku
kecewa malah anakku sendiri yang membuatnya seperti ini” lirih Appa Yesung.
Walau lirih Yesung masih tetap bisa mendengarnya. Membuatnya merasakan bersalah
lagi.
‘Nara-ya maafkan aku’
---------------------------------------
“eh Eomma sudah lama? Maaf, Nara
baru pulang” sapa Nara ramah pada Eomma Yesung yang sudah duduk sambil
tersenyum padanya di rumah Ahjussi Nara. Nara pun mendekati Eomma Yesung dan
duduk di sebelahnya.
“Eomma mau minum apa? biar Nara
buatkan”
“tidak usah. Eomma hanya
sebentar”
Nara pun mengangguk. Eomma
mengelus rambut Nara lembut sambil tersenyum seakan ia tak tau tentang
kebohongan Nara. Nara juga hanya diam saja. Ia hanya membalas senyuman Eomma. Memang
ia sudah tebiasa seperti ini. Dan ia sangat sangat suka.
“mianhae” lirih Nyonya Kim.
Nara mengerutkan dahinya. Ia
belum ngeh apa yang sedang Nyonya Kim bicarakan.
“Mianhae, jika Yesung selalu
menyakitimu. Tapi tidak harus dengan cara seperti ini kau menghindarinya. Kau
bisa ceritakan semuanya pada Eomma. Kenapa selama ini kau hanya diam saja
sayang”
DEG
Kini Nara hanya diam. Ia kini
tau. Eomma pasti sudah tau jika dia tak terkena amnesia. Darahnya berdesir
dengan cepat. Ia malu. Sangat malu karena Eomma tau. Nra menutup matanya
sebentar. Berfikir apa yang akan ia lakukan setelah ini. Apa yang harus ia
katakan pada Eomma? Ia benar benar tak bisa berfikir dengan jernih.
Mata Nara membulat ketika
melihat mata Eomma kini mendadak merah di tengah senyumannya. Senyuman yang
selalu ditunjukkan padanya. Tidak. Ia menyakiti Eomma. Nara tak tau harus apa
lagi. Ia malah memeluk Eomma.
“maaf. Maafkan Nara Eomma”
“tidak sayang. Seharusnya Eomma
yang meminta maaf”
Eomma melepaskan pelukannya.
“berbahagialah, Yesung sudah
melepasmu nak. Eomma akan membujuknya untuk segera menceraikanmu” kata Eommanya
yang terlihat serius.
Nara? seharusnya ia senang.
Tapi, tapi kenapa ia malah sedih melihat Eomma yang sepertinya tak rela
melepaskannya. Ia sedih bukan karena namja yang selalu saja menyakitinya, tapi
karena wanita paru baya yang ada di depannya. Eomma yang selalu menyayanginya
dan sangat peduli padanya. Membuat Nara bahagia dan bisa melupakan kesedihannya
atas meninggalnya orangtuanya.
---------------------------------------
Tetaplah
di sisiku sayang
Apapun
akan aku lakukan untuk membuatmu kembali
Nara memandang langit yang sudah berubah
menjadi gelap. Sesekali matanya tertutup merasakan dinginnya angin malam yang
bisa saja membuatnya sakit. Tapi apa pedulinya.
Hening
Suasana yang menyebalkan
menurutnya. Karena sebenarnya ia lebih menyukai keramian dari pada suasana yang
seperti ini. Ia meletakkan anak rambutnya yang berterbangan di belakang telinga
agar tidak menganggu. Tapi rasanya malah bertambah dingin.
“Nara-ya. Yesung datang” kata
Ahjumma pada Nara. Narapun menoleh menatap Ahjummanya yang tengah memandanginya.
Nara heran kenapa Yesung datang? Ia kira Yesung akan sangat marah mengetahui
jika ia hanya berpura pura.
“apa dia sudah tau?” tanya
Ahjummanya lirih dan sangat terlihat wajah Ahjummanya yang khawatir. Nara tak
menjawab ia hanya mengangguk pelan lalu tersenyum. Ia tak mau Ahjumma bersedih
karena ulahnya.
Nara pun turun menuju ruang
tamu. Dilihatnya Yesung dan Eunhyuk di sana. Yesung sangat menawan malam itu.
Yah, tak bisa dielak lagi. Nara tak bisa memungkiri jika suaminya itu sangat
tampan dan mempesona tapi... apakah masih bisa dibilang suami? Yesung memakai
baju biru dilapisi jacket warna hitam dan memakai celana pendek. Aneh sekali,
padahal udara di sini sangat dingin tap tetap saja namja itu memakai celana
pendek.
Yesung tersenyum ke arah Nara
seakan tak terjadi apa apa. Apa ini? Tadi Eommanya juga bersikap seperti itu.
Eunhyuk meninggalkan mereka berdua. Nara menatap Yesung. Ia tak berniat
menyapanya dulu. Nara menyipitkan matanya saat melihat wajah Yesung yang merah
dan lebam. Apakah dia bertengkar?
“apa kabar?” tanya Yesung basa basi. Tapi malah
membuat Nara semakin sebal.
“sudah malam. Kau mau apa? aku
yakin kau sudah tau semuanya” kata Nara to the point. Ia tidak ingin bertele
tele saat ini. Ia hanya ingin masalahnya cepat selesai. Yesung menarik nafas
panjang sebelum ia bicara. Hatinya harus siap. Apapun yang akan Nara putuskan.
“apa tak ada kesempatan kedua
untukku”
Nara menatap tajam Yesung.
tatapan emosi. Ia benci, ia sangat tak suka dengan kata kata Yesung.
“Apa kau bilang kesempatan? Setelah
apa yang kau lakukan padaku?”
“aku bisa jelaskan se...”
“aku akan memberimu kesempatan
jika kau juga bisa mengembalikan anakku”
Diam
Yesung tak bisa apa apa kali
ini.
Kenapa rasanya sakit sekali.
Seharusnya Nara tau jika ia juga sedih kehilangan anaknya. Bukan hanya Nara.
Tapi Yesung lebih memilih diam. ia tak ingin membuat Nara lebih sedih. Yesung
memegang tangan Nara. memegangnya lebih erat saat Nara mencoba melepaskan diri.
“aku mengalah. Tapi berjanjilah
kau akan hidup bahagia”
“...”
“aku kan menuruti kemauanmu. Tak
akan mengganggumu lagi. Aku akan melepaskanmu Nara. Tapi aku punya permintaan
terakhirku. Setelah itu aku akan menuruti kemauanmu. Berpisah denganku”
“a.. apa?”
“jadilah istriku seminggu.
Lupakan semuanya. Hanya satu minggu. Bersikaplah sebagai istriku dan membuatku
bahagia”
---------------------------------------
Malam ini tampak begitu indah. Banyak
bintang di langit yang bersinar. Lampu gemerlapan di mana mana. Dinginnya malam
seperti tak menjadi penghalang siapa saja yang ingin menikmati indahnya malam
ini.
“lagi” kata namja itu lagi
dengan nada dibuat buat. Yeoja di depannya malah tersenyum. Hari ini yeoja ini mengetahui
sifat sifat yang belum ia ketahui dari seorang namja di depannya, Yesung. Dari
tadi siang memang Yesung dan Nara menghabiskan waktu untuk berjalan jalan.
Lihatlah.
Kini mereka berada di sebuah
tempat makan di dekat Sungai Han.
“Oppa, jangan seperti anak
kecil”
“ckk, sudahlah, aku tinggal menyuapinya.
Aa’ ” Yesung membuka mulutnya meminta di suapi lagi. benar benar seperti anak
kecil. Nara hanya tersenyum, memang baru kali ini ia mendapati Yesung yang
sangat manja. Tidak seperti dulu yang selalu dingin padanya. Ternyata banyak
yang ia belum tau tentang sifat yang tersembunyi dari Yesung.
Nara mengambil makanannya dan menyuapkan
pada Yesung. Yesung membuka mulutnya lebih lebar. Tapi...
“emmm”
“Yakk.....” teriak Yesung tak
terima makanan yang akan di suapkan padanya malah dimakan oleh Nara. Yesung
mengercutkan mulutnya. Nara menggeleng. Dimana Yesung yang cuek dan dingin itu?
“dasar kekanak kanakan” gerutu
Nara.
“biar saja aku suka”
“ckk, arra arra. Ayo buka
mulutmu”
Yesung membuka mulutnya
perlahan. Nara dengan senang menyuapinya lagi.
Malam itu mereka benar benar
bersikap selayaknya suami istri. Tidak ada beban sama sekali. Mereka seakan
melupakan semua masalah. Yesung tersenyum dalam hati. Ia berharap malam ini tak
pernah berakhir. Ia tak mau kehilangan Nara. tapi Yesung bersikap biasa dan tak
membahas masalah mereka lagi.
Memang tadi Nara sempat marah
karena Yesung membolos kerja karena ingin jalan jalan bersamanya. Tapi itu
bukan masalah besar karena Nara marah tak berkelanjutan. Tapi Yesung harus
sadar. Waktunya hanya 1 minggu dan ia sudah melewatinya 1 hari. Kenapa waktu
begitu cepat berlalu di saat ia ingin merasakan kebahagiaan bersama Nara.
Nara terus menyuapi Yesung
sampai mulut Yesung penuh dengan makanan. Pipinya menggembung sangat lucu.
“yak Nara-ya. Ini sudah penuh”
“hahahaha. Oppa kau sangat lucu,
haha” Nara tertawa sangat tulus. Yesung terus melihat Nyang tertawa lepas. Ia
senang. Ia benar benar senang melihat Nara bahagia karenanya.
‘tetaplah tersenyum Nara sayang’
---------------------------------------
Cintaku
hanya untukmu selamanya sayang
Nara tersenyum di depan cermin. Ia
melihat penampilannya apakah sudah cantik? Entahlah. Tapi Nara hari hari ini
memang berubah. Ia terlihat lebih ceria dari hari hari kemarin. Seakan bebannya
sudah berkurang begitu banyak.
Ia mengambil tasnya lalu turun ke
bawah.
“pagi Oppa pagi Ahjumma” sapa
Nara pada Oppanya yang ada di ruang makan. Eunhyuk memang masih ada di rumah
karena hari ini hari libur, jadi ia tidak bekerja. Sedangkan Ahjussinya masih
belum pulang dari Jepang. Nara duduk di sebelah ahjumma dan ikut makan bersama
mereka.
“kau sangat cantik” puji
Ahjumma. Nara hanya tersenyum.
“bertemu dengan Yesung hyung
lagi?” tanya Eunhyuk penuh selidik. Nara mengangguk. Memang Eunhyuk sudah tau
masalahnya. Tapi ia merasakan aneh melihat Nara dengan banyak perubahan. Hari ke
enam sukses merubah wajah Nara yang semula terlihat begitu sedih kini terlihat
sangat cerah. Tapi bukankah itu bagus? Tapi yang Eunhyuk takutkan jika waktu 1
minggu itu sudah habis. Apakah Nara akan seceria ini?
Nara memang keras kepala
menurutnya. Eunhyuk sangat tau jika Nara sebenarnya masih mencintai Yesung.
Tapi Nara selalu mengelaknya.
“selesai. Oppa, ahjumma. Nara
berangkat dulu”
“Nara-ya, kau terlihat sangat
bersemangat. Apakah karena Yesung. Aku suka melihat perubahanmu, memangnya apa
yang Yesung hyung lakukan hmm? Aku yakin Yesung hyung tak akan melepaskanmu”
Kata kata Eunhyuk membuat Nara
diam. Bahkan ia sendiri tidak tau kenapa dengan perubahannya. Apa yang Yesung
lakukan? Tidak, Yesung tidak melakukan apa apa. Hanya saja Nara merasa nyaman
bersama Yesung. tunggu. Nyaman,,,, apakah Nara....? tidak. Nara menggelengkan
kepalanya agar ia sadar. Ya, seharusnya ia sadar jika ia tak boleh larut dalam
kebahagiaan sementara ini.
“ckk, Hyuk Jae-ya. Jangan ganggu
adikmu” kata Ahjumma.
“arra arra”
‘Nara-ya. Aku yakin yesung hyung
tak akan melepaskanmu begitu saja. aku sangat mengenalnya’ batin Eunhyuk.
---------------------------------------
“kita mau kemana?” tanya Nara
heran ketika Yesung membawanya ke sebuah makam. Apa yang Yesung akan tunjukkan
padanya. Yesung hanya tersenyum dan menggenggam lebih erat tangan Nara. Membawanya
ke subuah makam. Yesung berjongkok memandang gundukan tanah itu dengan
senyumannya. Nara masih berdiri. Ia membaca tulisan yang ada di batu. “Im
Hakyung”.
DEG
Seketika itu juga Nara merasa
sedikit sesak. Im Hakyung. Nara sangat tau dengan nama itu. Hakyung adalah
kekasih Yesung. ia masih ingat dengan jelas.
“apa kabar Hakyung-ah?” sapa
Yesung tanpa menghilangkan senyumannya. Nara hanya diam melihat apa yang akan
dilakukan ole Yesung.
“aku yakin kau bahagiakan di
sana? Kau lihat yeoja di sampingku. Dia istriku. Kau tau dia sangat cantik. Maaf
tak pernah mengenalkannya padamu sebelumnya”
Setelah mengatakan itu senyum di
wajah Yesung menghilang. Ia langsung menunduk. Nara yang melihatnya hanya
menggenggam tangannya kuat. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa ia serasa di
permainkan oleh Yesung? dan kenapa Hakyung sudah..-meninggal?
SKIP
Setelah pulang dari makam Nara
dan Yesung hanya diam. Nara sebenarnya ingin sekali menanyakan apa yang
sebnarnya terjadi. Tapi ia tidak mau, seharusnya Yesung yang mengatakannya
dulu. Nara benar benar serasa dipermainkan saat ini.
Mereka berdua kini berada di
taman. Di sana sangat sepi. Mungkin hanya ada mereka berdua. Sesekali Nara
meneguk minuman yang ada di tangannya.
“aku yakin kau tau dia” lirih
Yesung. Nara dengan cepat menoleh ke arahnya. Menunggu kalimat yang akan
diucapkan Yesung selanjutnya.
“dia adalah kekasihku dulu. Hakyung,
yang kau lihat waktu itu. Dia sakit tumor otak dan menyebabkan dia tidak bisa
melihat. Eommanya memintaku agar menemaninya agar ia tidak sedih. Agar ia tidak
sendirian. Di lain sisi aku harus menikah denganmu. Hingga akhirnya aku memilih
keduanya. Bersamanya, karena aku sayang padanya dan kasian melihatnya menderita
dan aku juga memilih menikah denganmu”
Hening
Nara masih dengan setia
mendengarkan penjelasan Yesung tak berniat memotongnya sedikitpun. Yesung
menoleh ke arah Nara. Menggenggam tangannya erat.
“Maafkan aku malam itu.
seharusnya kau tak membentakmu hingga kau pergi dan kecelakaan itu menimpamu
dan membuat anak kita pergi. Maafkan aku. Aku saat itu sangat takut setelah kau
melihatku bersama Hakyung dan aku kecewa saat kau bilang dia wanita jalang. Tidak
Nara. Akulah yang bersalah disini. Hakyung tak tau apa apa”
Yesung kembali diam. Ia masih
menggenggam erat tangan Nara seakan tak mau Nara berlari meninggalkannya.
“kenapa kau tak pernah
bercerita?” kini Nara memberanikan diri untuk bertanya. Tapi Yesung tak
menjawabnya. Ia hanya diam saja.
“kenapa kau tak pernah
bercerita? Apa kau mempermainkan perasaanku? Kau selalu memaksaku dan
meniduriku, bersikap dingin, tak pernah peduli denganku, tapi kau malah
berselingkuh dengan wanita lain hah?” Nara menaikkan suaranya. Ia sangat emosi.
Ia melepaskan tangannya yang ada di genggaman Yesung.
“Nara-ya, aku...”
“kenapa kau mau menikah
denganku? Apa kau juga kasian kepadaku? Karena aku sudah tidak punya orang tua
dan kau seenaknya saja memperma....”
“KARENA AKU SUDAH MENCINTAIMU
SAAT PERTAMA KALI MELIHATMU” teriakan Yesung membuat Nara diam. Nara masih
mencerna apa yang dikatakan Yesung. Mencintainya saat pertama kali melihatnya?
Nara masih menatap Yesung.
dilihatnya Yesung yang tengah emosi. Tak dipungkiri saat seperti ini Nara
sangat takut. Kini bahkan Nara tak bisa lagi membendung air matanya. Air
matanya memaksa keluar hingga membasai pipinya.
“kau harus tau itu Ra-ya. Aku
sangat mencintaimu. Hanya kau. Aku sangat takut kehilanganmu. Hingga aku selalu
memaksamu dan menidurimu agar kau tak bisa lari dariku. Aku selalu dingin
padamu karena aku merasa bersalah, aku sudah menikah tapi aku masih mempunyai
kekasih. Tapi sepertinya aku salah. Semua itu malah membuatmu membenciku.
Maafkan aku. Maaf maaf”
Mata Yesung memerah dan berkaca
kaca. Tapi dengan sekuat tenaga ia menahan air matanya agar tidak jatuh. Nara
mengusap air matanya dan mencoba tersenyum. Ada rasa lega setelah mendengar
penjelasan Yesung.
“sudahlah Oppa, seharusnya kita
tidak boleh seperti ini. 1 minggu ini kita harus bahagia sebelum kita berpisah”
kata Nara.
Yesung yang mendengarnya
mengerutkan dahinya. Apa yang Nara bilang?
“ber-berpisah? Setelah
mendengarkan penjelasanku dan setelah aku mati matian membuatmu mencintaiku lagi
kau bilang berpisah?”
Nara memandang Yesung tak
percaya. Jadi kata Eunhyuk benar. Yesung tak mungkin melepaskannya. Bodoh.
Seharusnya ia tau dari awal jika 1 minggu hanya alasan Yesung saja.
“jadi 1 minggu ini hanya
alasanmu agar aku mencintaimu lagi. tidak bisa dipercaya. Ternyata kau sama
saja. licik. Bodoh seharusnya aku tak menerimanya. Kau.. kau memang tak pernah berubah”
Nara berdiri dan ingin segera
pergi dari sana. Hatinya sakit. Yesunng benar benar menghancurkan semuanya.
tapi...
Srtt
Yesung dengan cepat menarik
Nara. Menempelkan bibirnya pada bibir Nara. Melumatnya pelan, ia takut
menyakiti yeojanya lagi. Nara mencoba berontak tapi tidak bisa tenaga Yesung
lebih kuat darinya. Yesung memejamkan matanya. Hingga air matanya kini turun
dari mata sipitnya. Ia terus melumat bibir manis Nara. menyalurkan rasa kasih
sayangnya pada Nara. Memberitahu jika ia benar benar mencintai Nara dan sangat
takut kehilangannya.
Nara mendorong tubuh Yesung
hingga ciumannya terlepas. Mengelap bibirnya dengan kasar. Ia terus menangis
atas perlakuan Yesung. Ia membencinya sangat membencinya. Nara berlari
meninggalkan Yesung sendiri.
---------------------------------------
“sudahlah sayang jangan menangis
lagi” kata Ahjumma lembut pada Nara yang tengah menangis dipelukannya. Tapi
Nara terus saja menangis. Eunhyuk hanya memandang Nara kasian. Ia mendekati
Nara dan mengelus rambut Nara.
“Nara-ya. Menangislah jika itu
membuat hatimu tenang. Jangan dengarkan orang lain. Ikuti kata hatimu. Jika kau
masih mencintainya katakanlah yang sejujurnya. Oppa tak mau nantinya kau akan
menysali semuanya yang telah kau lakukan”
Nara memandang Eunhyuk dengan
mata sembabnya. Kata kata Eunhyuk adalah penyemangat untuknya. ya, Eunhyuk
benar. Ia hanya perlu mengikuti hatinya.
Nara melepaskan pelukannya dan
langsung berlari ke kamar. Entahlah apa yang ia lakukan. Ahjumma memandang
Eunhyuk yang tengah tersenyum.
“dari mana kau mendapatkan kata
kata itu?” tanya Eomma Eunhyuk. Eunhyuk malah senyum dengan memperlihatkan
deretan giginya.
“hehe, hanya meniru kata orang
orang. Tapi aku berhasilkan Eomma?”
---------------------------------------
Cinta itu tak selamanya
bahagia,
ada kalanya dimana kita akan merasakan sakit
Pagi ini sangat menyebalkan bagi Yesung. Ia
masih terbayang kejadian kemarin bersama Nara yang meninggalkannya. Akhirnya
Nara meninggalkannya. Yesung berjalan pelan menuju ruangannya. Ia tak peduli
dengan suara karyawan karyawannya yang menyapanya ramah. Memasang wajah yang lemas.
Bahkan untuk berjalan saja rasanya ia malas. Ia benar benar malas melakukan
apapun.
“Yesung gwenchana?” tanya Appanya
yang baru saja keluar dari ruangannya. Yesung menoleh, tak biasanya Appanya
masuk ke rauangannya.
“gwenchana Appa” jawab Yesung
masih malas.
“Nara menunggu di ruanganmu”
Nara menunggu di ruangannya? Apa
ia tak salah dengar?
“Mwoo.. mwo? Nara? nara ada di
ruangan Yesung” tanya Yesung antusias. Appanya hanya mengangguk. Dengan cepat
Yesung berlari ke ruangannya tanpa pamit. Ia hanya memastikan apa benar yang dikatakan Appanya. Sejak kejadian
Appanya memukul Yesung memang Appanya mengijinkan Yesung berusaha mendapatkan
Nara kembali.
Yesung membuka pintu ruangannya.
Dilihatnya Nara yang sedang mengutak atik komputer yang ada di ruangan Yesung.
Tapi setelah menyadari keberadaan Yesung, Nara menoleh dan tersenyum pada
Yesung.
“Presdir Kim, apa kau sangat mengidolakanku
hingga background komputernya terpasang fotoku?” tanya Nara dengan ekspresi
biasa. Yesung masih diam. Ia masih menatap Nara tidak percaya. Dengan
gampangnya Nara seakan melupakan kejadian kemarin.
Nara berdiri dari duduknya. Ia langsung
menggandeng tangan Yesung.
“ayo suamiku, kita jalan jalan”
“n..ne? tapi aku..”
“gwenchana, aku tadi sudah ijin
pada Appa”
“mwo?”
“kau lupa, kita ada 1 hari lagi.
Aku akan tetap bersikap sebagai istrimu dan membuatmu bahagia. Bukankah itu
janjiku? Dan setelah itu kau akan mengabulkan permintaanku”
Tidak
Itu bukan jawaban yang Yesung
harapkan.
Yesung tak peduli dengan 1
minggu. yang ia inginkan adalah Nara bukan 1 minggu ini. Yesung menginginkan
Nara menjdi istrinya benar benar isrinya bukan hanya sikapnya saja. tapi apa
boleh buat. Ia megangguk menuruti kemauan Nara.
Entahlah. Ia kini hanya bisa
pasrah.
Mereka berjalan jalan di berbagai
tempat yag menyenangkan. Nara sangat senang. Sedangkan Yesung? ia hanya diam
saja. Ia tersenyum ketika melihat Nara bahagia. Itu cukup membuatnya senang.
Hari sudah mulai sore.
Tempat terakhir yang dikunjungi
Yesung dan Nara adalah Sungai Han sesuai keinginan Nara karena mereka
memulainya juga dari tempat ini.
Nara tersenyum melihat beberapa
orang yang melakukan atraksi di bawah. Ia kagum dengan mereka. Sesaat kemudian ia
menoleh ke arah Yesung yang tengah menatapnya. Yesung terlihat sangat kusut dan
lelah.
“Oppa, kenapa denganmu? Apa kau
tidak senang? Kenapa kau cemberut seperti itu?” tanya Nara. Yesung menghela
nafas. Ia mencoba tersenyum.
“tidak, aku sangat senang jika
bersamamu”
‘tapi aku juga sangat sedih
mengingat hari ini hari terakhir kita bersama’ batin Yesung sendu.
Nara tersenyum senang dengan
jawaban Yesung. ia mebgulurkan tangannya menyentuh kedua pipi Yesung dan menariknya.
“kalau begitu, ayo tersenyum
Oppa, kau akan lebih tampan jika kau tersenyum, hhe, lihatlah kau sangat lucu”
kata Nara sambil menarik narik pipi Yesung. Yesungpun ikut tersenyum. Tangannya
menyentuh tangan Nara yang kini berada di pipinya.
“Nara-ya Sayang.. aku
mencintaimu, Kim Jong Woon mencintai Cho Nara”
DEG
Perkataan Yesung sukses membuat
Nara membeku. Ia tak tau harus melakukan apa saat ini. Nara melepaskan
tangannya dari pipi Yesung. Yesung memandang Nara kecewa.
“Oppa, terimakasih membuatku bahagia
1 minggu ini. Kau tau aku sangat bahagia. Gomawo Oppa, Yesung Oppa” kata Nara
malah seperti mengalihkan pembicaraan.
“aku akan membuatmu bahagia
setiap hari, bukan hanya 1 minggu ini. Tapi berjanjilah jangan tinggalkan aku.
Tak bisakah kau bersamaku kembali? Aku berjanji tidak akan mengulangi
kesalahanku Ra-ya. Aku akan melakukan apa saja yang kau mau agar kau mau tetap
berada di sisiku”
Diam
Nara menundukkan kepalanya. Entah
kenapa jantungnya terus berdetak dengan cepat dari tadi. Ia harus bagaimana?
Kini Nara malah berdiri mambuat Yesung juga harus berdiri.
“mianhae Oppa, mianhae aku harus
pergi. Terimakasih untuk semuanya” setelah mengatakan itu Nara langsung pergi
dari sana. Meninggalkan Yesung sendirian.
Yesung mematung. Ia hanya bisa memandang
punggung Nara yang semakin jauh.
Sesak
Ia seakan tidak bisa bernafas
dengan benar. Ia memegangi dadanya yang sakit. Kenapa rasanya sangat sakit. Apa
yang harus ia lakukan sekarang? ia tidak boleh egois. Nara juga memiliki
kehidupan. Ia juga berhak untuk bahagia walau tidak bersama Yesung.
Sekarang untuk apa ia hidup?
Haruskah ia juga mengakhiri hidupnya seperti orang orang yang dianggapnya
bodoh? Tapi Yesung harus meralat kata katanya itu. Ternyata memang bunuh diri
adalah jalan agar tak merasakan sakit di dunia.
Tidak
Ia tidak boleh berfikir pendek
seperti itu.
Kini Nara benar benar tidak
terlihat lagi. Membuat kakinya lemas hanya untuk menopang berat tubuhnya.
Pandangannya kabur karena seperti ada benda yang menghalangi penglihatannya.
Setelah ia berkedip air matanya keluar begitu saja. Ia benar benar tidak tahan.
Sumber kekuatannya sudah pergi.
Bruggggg.......
Ia terduduk lemas. Ia bahkan tak
bisa berfikir lagi saat itu. Tangannya mengepal kuat. Ia belum bisa menerima
kenyataan.
“sharanghae, Kim Nara ani Cho
Nara”
---------------------------------------
Kim Jong Woon
&
Cho Nara
Malam begitu dingin, tapi Yesung
tak merasakannya sedikitpun. Sakit di hatinya lebih mendominasi. Setelah sampai
di depan rumahnya ia langsung turun dan menyerahkan kunci mobilnya ke seorang
namja yang bekerja di rumahnya untuk memasukkannya ke garasi.
Yesung melangkahkan kakinya
berat. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dan ia baru pulang dengan
penampilan yang sangat kacau. Mata yang sembab. Yesung membuka pintunya pelan. Ada
seorang yang menyambutnya dan memberikan hormat padanya. Yesung melepaskan
jasnya dan langsung diterima oleh pelayannya.
“Yesung-ah,” panggil Eommanya. Yesung
menoleh, entah kenapa rasanya ia ingin menangis lagi. Tak peduli jika ia adalah
seorang namja. Yesung tak menjawabnya tapi langsung menghampiri Eommanya dan
memeluknya.
“ada apa?” tanya Eommanya
lembut. tapi Yesung benar benar tak ingin bicara. Ia terus memeluk Eommanya
melampiaskan kesedihannya. Setelah ia tenang Yesung melepaskan pelukannya dan
duduk di sofa.
“Nara-ya tolong buatkan coklat
untuk Yesung” kata eommanya sedikit berteriak.
Yesung meletakkan kepalanya pada
sandaran sofa. Memejamkan matanya yang benar benar terasa berat. Hampir dua jam
ia berdiam diri di tempat yang tadi ia kunjungi bersama Nara. Nara.. ia tiba
tiba merindukannya. Sangat.
“ne Eomma tunggu sebentar”
Lihatlah bahkan suara pelayan
mirip dengan Nara. oh iya Yesung lupa jika yang tadi dipanggil Eommanya adalah
Nara. tunggu,... Nara?
DEG
Yesung langsung membuka matanya.
Nara? Nara?
“Eomma.. Nara Nara?” kata
Yesung, tidak ia bahkan tidak tau apa yang akan ia tanyakan pada Eommanya,
yesung hanya menunjuk nunjuk dapur. Tapi eommanya tersenyum dan mengangguk mengerti
apa yang dimaksud Yesung.
Seketika itu juga Yesung
tersenyum langsung berlari menuju dapur. Nara? ia tak percaya Nara ada di sini?
Yesung berulang kali mengerjabkan matanya melihat yeoja cantik di depannya yang
tengah membuatkan minuman coklat untuknya.
Mengetahui kedatangan Yesung,
Nara menoleh ke arahnya sambil tersenyum manis. Bodoh. Kenapa Nara masih bisa
tersenyum setelah apa yang ia lakukan pada Yesung? membuat namja itu sangat
kacau.
“Oppa, duduklah dulu, sebentar
lagi selesa...ehh”
Sebelum Nara menyelesaikan kata
katanya Yesung sudah memeluknya. Ia sangat senang. Sangat sangat senang Nara
berada di sini. Yesung melepaskan pelukannya pelan.
“kenapa kau meninggalkanku hah?”
protes Yesung.
“ck, Oppa, aku hanya mengambil
barang barangku di rumah ahjumma. Aku kan juga butuh semua itu jika aku tinggal
di sini. Seharusnya aku yang bertanya, dari mana saja Oppa hah? Ini sudah jam
11”
“Bodoh. Kau hampir membuatku
mati, kau tau, ku kira kau akan meninggalkanku”
Nara kini yang memeluk Yesung
menyandarkan kepalanya pada dada Yesung. Ternyata ini penyebab Yesung kacau
seperti saat ini. Yesung tersenyum, ia membalas pelukan Nara.
“siapa yang bodoh, Oppa yang
bodoh. Seharusnya Oppa tadi bertanya padaku”
“sudahlah, yang penting kau
sudah ada di sini. Aku mengalah hanya padamu sayang. aku memang bodoh”
“mianhae Oppa, aku...”
“ssstt,, kau tak salah, jadi tak
usah minta maaf. Tapi berjanjilah padaku jangan pernah tinggalkan aku Kim Nara
sayang. Arra!!”
“arra, arra, aku tau Oppa tak
bisa hidup tanpa istrimu yang cantik ini kan?” kata Nara percaya diri. Yesung malah
terkekeh. Tapi itu kenyataannya. Yesung tak akan bisa hidup tanpa istrinya yang
cantik itu. Yesung mencium rambut Nara. Malam ini, iya sangat bahagia. Begitupun
Nara. ia sangat bahagia. Ia mengikuti hatinya. Kenyataannya ia sangat mencintai
suaminya. Nara mempererat pelukannya.
“Sharanghae Chagi-ya”
“nado sharanghae Oppa, Yesung
Oppa”
END
sedih jg awalnya, ternyata endingnya bahagia, ^^
BalasHapus