Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 09 Desember 2013

The Girl is Mine (Yesung-Nara)

THE GIRL IS MINE

Judul         :       The Girl is Mine
Author      :       Lilian Nay Clouds
Genre        :       Romance, Married life
Length       :       OneShoot
Cast          :       Yesung, Nara, Eunhyuk

Kenapa terlalu sakit,
Melihatmu menjauhiku,
Seperti saat ini,
Apa ini balasan untukku?

---------------------------------------

            Namja itu saat ini tengah memandangi seorang perempuan di depannya. Ini sudah hal yang sangat biasa. Yeoja itu tak sedikitpun menoleh ke arahnya. Beda dengan namja itu, bahkan sedetikpun ia seperti tak mau melepaskan tatapan matanya ke arah yeoja manis itu.
            Seperti biasa, selalu saja ada rasa canggung di antara mereka. Ulang, ini hal yang sangat biasa.
            Sedetik kemudian yeoja itu menarik ujung bibirnya membentuk senyuman yang sangat indah. Tatapan yeoja itu terus memandang ke arah lurus di depannya. Memandang jalan yang sepi. Memang sangat indah dilihat dari teras yang ada di lantai dua rumah itu. Suasananya benar benar menyenangkan. Sejuk tak terlalu ramai, tidak seperti di pusat kota.
            Namja itu, Yesung juga ikut tersenyum. Entah kenapa Yesung sangat suka melihat yeojanya tersenyum. Yeojanya? Ya, yeoja itu hanya akan menjadi miliknya. Tidak untuk yang lain. Yesung  sangat bangga menyebut yeojanya sebagai istrinya.
            “Jadi untuk apa kau kemari lagi Yesung-ssi?” tanya yeoja itu lembut. Ia kini menoleh ke arah Yesung. Entah kenapa, pertanyaan itu membuat Yesung sedikit sesak. Untuk apa dia ke sini? tentu saja menemui istrinya. Kenapa harus ditanyakan lagi? Apalagi dengan panggilan Yesung-ssi membuatnya seperti ada jarak diantara mereka.
            “aku sudah bilang, aku akan terus ke sini sampai kau ingat siapa aku” jawabnya sedikit tersendat karena serak.
“sampai kapan kau akan seperti ini? Walau kau ke sini setiap haripun aku tak akan mengenalmu. Jadi aku mohon Yesung-ssi, mengertilah. Aku hanya ingin bebas”
Jawaban itu. Ia benar benar tak menginginkan jawaban yang membuatnya lagi lagi terpukul. Hatinya seperti tertohok batu besar. Sakit. Kenapa harus seperti ini. Lagi—
Kenapa yeojanya tak mengenali suaminya sendiri? Hampir setiap hari ia bersabar menghadapi kenyataan itu. Kenyataan bahwa istrinya tak mengenalinya. Semenjak kecelakaan itu. Kecelakaan yang membuat istrinya amnesia. Tapi bukan berarti ia tak ingat semuanya. Yeoja itu bahkan ingat dengan jelas keluarganya. Hanya saja ia lupa apa yang terjadi beberapa bulan sebelum kecelakaan iu terjadi. Kenyataan pahit juga menimpanya. Anaknya yang masih di dalam kandungan harus meninggalkannya sebelum ia melihatnya lahir ke dunia ini. Miris. Kenapa Tuhan memberikan beban yang begitu berat untuknya.
Harus di akui jika semua ini terjadi karenanya. Andai saja malam itu Yesung tak membentaknya pasti semua ini tak akan terjadi. Andai saja Yesung menyayanginya dari awal, andai saja dari awal Yesung memperlakukan yeojanya dengan baik. Tapi semuanya itu sudah terlanjur. Ia hanya bisa menyesalinya, dan berkata andai saja....
Dan apa katanya? Ingin bebas. Tidak Nara adalah istrinya. Di tetap akan terpenjara, dan tetap akan menyandang gelar Nyonya Kim. Tidak boleh yang lain.
“Nara-ya”
“aku tau, aku tau jika aku amnesia. Dan sebelumnya aku pernah menikah denganmu Yesung-ssi. Tapi aku benar benar tak mengingatmu. Jadi untuk apa pernikahan ini dilanjutkan?”
DEG
Yesung membulatkan matanya.
Ini lebih parah dari perkataan yang tadi. Untuk apa pernikahan ini dilanjutkan? Apa maksud Nara ia meminta bercerai? Tidak, tidak akan. Itu tidak akan pernah terjadi. Yesung akan membuka mulutnya untuk menjawabnya tapi...
“Oppa” teriak Nara dengan senyum sumringah. Ia terlihat sangat senang ketika melihat seorang namja datang. Nara langsung berlari memeluk namja itu. Yesung hanya melihat miris ke arah Nara dan sahabatnya sendiri. Eunhyuk. Tak heran jika Eunhyuk juga ada di sana mengingat Eunhyuk adalah anak tiri dari Ahjussi Nara.
“Oppa membawakan apa?” tanya Nara antusias. Eunhyuk tersenyum. Ia memperlihatkan 2 batang coklat yang ada di tangannya.
“for you”
Nara langsung tersenyum. Benar benar senyum tulus. Ia langsung merebut coklat itu dari tangan Eunhyuk. Yesung terus melihat kejadian itu. Membuatnya sesak, bahkan Yesung lupa kapan terakhir istrinya tersenyum tulus seperti itu padanya. Eunhyuk menepuk pundak Yesung pelan seperti tau apa yang Yesung pikirkan saat ini. Yesung menghembuskan nafasnya kasar. Kenapa? Kenapa selalu saja seperti ini.
Srttt..
Yesung merebut cokelat itu dari tangan Nara.
Hening
Yesung mengenggam tangan kirinya kuat. Tangan kanannya masih menggenggam cokelat Nara.
“kau,, milikku. Kau istriku. Seharusnya kau harus bisa menerima kenyataan itu. Sampai kapan kau seperti ini HAH?”
Emosi Yesung meledak. Ia tak tahan lagi. Ia sudah sangat menderita. Ia hanya tidak ingin kejadian masa lalu terulang kembali. Matanya terus memandang Nara yang kini hanya diam saja.
“Hyung...” Eunhyuk menenangkan Yesung agar tak berulah.
Lagi Yesung menghembuskan nafasnya yang berat. Nara hanya diam saja. Ia seakan tak pernah peduli dengan apa yang dikatakan Yesung.
“aku hanya ingin kau membuka hatimu untukku kembali Nara-ya sayang. Kau harus tau aku sangat menyangimu. Aku tak bisa hidup tanpamu” kini suara Yesung melemah. Tak peduli dengan Eunhyuk yang dari tadi memperhatikan mereka. Ia menghilangkan rasa malunya. Ia hanya ingin Nara segara ingat, ingat semuanya. tapi.... Tidak. Tidak semua. Kenangan buruk Nara jangan sampai ia ingat.
Yesung memberikan Nara cokelat itu kembali. Tapi Nara masih hanya diam saja. ia tak mau bicara sedikitpun. Sebenarnya ia masih takut tadi saat Yesung marah. Ia sangat takut tapi berusaha menutupinya.
Karena merasa tidak mendapat respon, Yesung mengelus pipi Nara dengan tangan kirinya membuat Nara mengangkat tangannya menepis tangan Yesung. ok, Yesung kembali harus menerima kenyataan nara tak mau disentuh olehnya.
“Mianhae, mianhae” lirih Yesung. ia meletakkan cokelat itu di meja. Setelah itu ia langsung pergi dari ruangan itu. Ruangan yang selalu saja membuatnya merasa nyaman saat melihat yeojanya tapi ia juga merasa sakit karena kenyataannya Nara tak mengenalnya. Tapi ia janji akan berusaha agar membuat Nara kembali ke pelukannya. Nara adalah miliknya.

---------------------------------------

Perasaan ini memang sulit
Kenapa setiap ada di dekatmu aku jadi selemah ini?
Ini semua gara gara dirimu
Kau
Kau selalu mengganggu fikiranku
Dan kenyataannya bahwa aku mencintaimu

Nara masih memandangi punggung Yesung yang perlahan menjauh dan sampai tak terlihat lagi. Ia lemas, seakan tak bisa lagi menahan berat badannya. Perlahan matanya memerah. Setetes air tampak menghiasi mata indahnya.
Tes tes
Akhirnya setelah menahannya dari tadi Nara mengeluarkan air matanya juga. Ia tertunduk dan makin terisak. Ia duduk di sofa ruangan itu.
“hentikan” lirih Eunhyuk yang tadi memang hanya diam melihat Yesung dan Nara.
“tidak, tidak bisa” jawabnya masih bergetar. Eunhyuk mengelus rambut hitam milik Nara dengan sayang. Ia sangat tau perasaan Nara. Nara sudah ia anggap sebagai adik kandungnya sendiri. Eunhyuk sangat tau sebenarnya Nara tidak mau melakukan ini, tapi rasa bencinya lebih besar dengan namja itu, namja yang sudah berstatus sebagai suaminya.
Selalu seperti ini. Berakhir dengan kesedihan Nara akibat ulahnya sendiri. Berpura pura amnesia, berpura pura tidak peduli dengan Yesung. bohong. Itu semua bohong. Ia masih ingat semuanya. Masih ingat semuanya saat Yesung menyakitinya, saat Yesung membentaknya dan berakhir dengan kenyataan yang merenggut anaknya yang bahkan belum ia lihat.
Eunhyuk menekuk lututnya agar sejajar dengan Nara. Seakan meminta Nara untuk menatapnya. Perlahan Nara mendongak. Menatap Eunhyuk dengan mata yang masih sembab.
“dengarkanlah Oppa. Hentikan semua ini. Berpura pura tak mengingatnya malah akan menambah penderitaanmu. Maafkanlah Yesung Hyung. Dia sudah berubah Nara-ya”
Kini tatapan Nara malah menjadi tatapan tak suka ke arah Eunhyuk,
“diam Oppa, kau tak tau apa apa. Kau tau bagaimana perasaanku saat aku kehilangan anakku hah? Saat melihat namja brengsek itu pergi dengan yeoja lain di depan mataku sendiri? Sakit Oppa”
“Nara-ya”
“jika bukan karena Eommonim, aku tak akan bertahan sampai sekarang ini. Yesung. Aku sangat membencinya, tapi aku menyayangi Eommanya seperti Eommaku sendiri. Dia sangat baik terhadapku, Eomma selalu perhatian padaku. Aku melihatnya sebagai sosok Eommaku yang sudah di surga sana. Tapi, tapi aku harus bagaimana Oppa? Aku tak bisa seperti ini. Aku membencinya. Hkss hkss”
Nara memeluk Eunhyuk erat. Ia memang lemah, kenapa ia selalu lemah hanya karena Yesung. Eunhyuk kini hanya diam. Membiarkan Nara tenang dipelukannya. Ia tak peduli air matanya yang dari tadi terus mengalir membasahi pipinya.
“apa yang harus Oppa lakukan untuk membuatmu menghentikan semua ini”
“aku.. aku ingin bercerai dengannya Oppa. Secepatnya.”
Nara tak tau jika dari tadi Yesung mendengar dan melihat semuanya di belakang pintu. Matanya membulat sempurna. Jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Jadi... jadi Nara hanya berpura pura? Selama 2 bulan ini ia dibohongi? Apa ini?
Yesung,
Ia masih seperti di dalam mimpi. Tapi tidak ini kenyataan. Matanya memerah. Kedua tangannya mengepal sangat kuat. Terlihat dengan jelas Yesung sedang menahan emosi dengan rahang yang mengeras. Penglihatan namja itu sedikit kabur. Seperti ada benda yang menghalanginya.
DEG
Yesung semakin terbelalak ketika melihat siapa yang ada di sampingnya. Walaupun pandangannya kabur tapi ia masih bisa melihat dengan jelas siapa yang ada di sampinya. Apalagi setelah air matanya yang menghalangi pandangannya jatuh mengenai pipinya.
Hatinya bergetar. Rasa ketakitan yang besar kini menyerangnya. Ia takut menerma kenyataan ini.
“Eo...Eomma” lirih Yesung.
Yeoja paruh baya yang dipanggil Eomma dari tadi hanya mematung. Ia melihat Yesung dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Kecewa, marah. Entahlah. Eommanya benar benar tak bisa berfikir jernih saat itu.
---------------------------------------

BUG
BUG
Pukulan kedua Yesung sudah tersungur ke lantai. Tapi ia hanya diam pasrah dengan apa yang akan Appanya lakukan padanya. Ia bersalah di sini. Ia merasa sangat pantas menerima semua ini.
BUG
Lagi
Appanya memang sangat terlihat marah saat itu hingga tak menyadari saat ini darah segar mengalir dari sisi mulut Yesung. Appanya sangat marah ketika mendengar apa yang dilakukan oleh anaknya yang sangat ia baggakan ternyata kini mengecewakannya.
“Cukup, cukup Pa” mohon Eommanya yang ksian dengan keadaan Yesung yang sudah kesakitan. Appanya menghembuskan nafasnya untuk menahan emosinya. Appa Yesung kini duduk sambil memijit pelipisnya.
Yesung masih diam. tak berniat bergerak sedikitpun. Membiarkan rasa sakit dirahangnya terus menyerang. Ia tak peduli. Ini mungkin adalah balasan untuknya.
“apa yang kau lakukan hah? Kau mengecewakan Appa, Yesung-ah”
“mi..mianhae Appa” jawab Yesung lirih, tapi ia masih menunduk tak berani melihat Appanya. Baru kali ini Appanya semarah ini padanya bahkan sampai memukulnya. Ia takut. ia merasa bersalah sudah mengecewakan orang tuanya.
“ceraikanlah Nara. Appa tidak mau menantuku menderita karenamu”
DEG
Yesung langsung mendongakkan kepalanya ketika mendengar itu. Bercerai? Tidak. Hatinya seperti disayat. Benar benar sakit. Ia sangat tau jika ia bersalah dalam hal ini. Tapi tak bisakah ia mendapat kesempatan untuk memperbaikinya? Ia sudah terlanjur jatuh hati pada yeoja bernama Nara. apapun akan ia lakukan asal jangan menceraikannya.
“Appa, tidak”
“itu balasan dari ulahmu sendiri anakku. Bertanggung jawablah. Nara selama ini bertahan di sisimu tapi apa yang ia dapatkan? Ia malah menderita kerenamu”
“Appa, Yesung akan melakukan apa saja asalah jangan memisahkannya dari Yesung. Yesung mohon”
Appanya kini hanya diam tak menjawab seakan memang keputusannya tak bisa diganggu gugat. Sedangkan Eommanya hanya diam menatap kasian sekaligus kecewa pada Yesung. eommanya hanya diam menatap Yesung yang kini mulai merangkak dan memohon sambil bersujud di kaki Appanya. Membuat Eommanya menjatuhkan air matanya. Tidak tahan melihat anaknya yang terlihat sangat menderita. Tapi itu akibat ulahnya sendirikan?
“Appa, Yesung mohon” mohon Yesung lagi. ia bertekad tak akan berhenti jika Appanya belum menjawab. Ia tak ingin kehilangan yeoja yang ia cintai. Ia hanya ingin mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki semuanya.
Eommanya mengelus lembut bahu Appa, seakan meminta agar mengasihi Yesung.
“tidak sayang, aku telah lalai, aku tak bisa menepati janjiku pada almarhum sahabatku menjaga anaknya. Aku kecewa malah anakku sendiri yang membuatnya seperti ini” lirih Appa Yesung. Walau lirih Yesung masih tetap bisa mendengarnya. Membuatnya merasakan bersalah lagi.
‘Nara-ya maafkan aku’
---------------------------------------

“eh Eomma sudah lama? Maaf, Nara baru pulang” sapa Nara ramah pada Eomma Yesung yang sudah duduk sambil tersenyum padanya di rumah Ahjussi Nara. Nara pun mendekati Eomma Yesung dan duduk di sebelahnya.
“Eomma mau minum apa? biar Nara buatkan”
“tidak usah. Eomma hanya sebentar”
Nara pun mengangguk. Eomma mengelus rambut Nara lembut sambil tersenyum seakan ia tak tau tentang kebohongan Nara. Nara juga hanya diam saja. Ia hanya membalas senyuman Eomma. Memang ia sudah tebiasa seperti ini. Dan ia sangat sangat suka.
“mianhae” lirih Nyonya Kim.
Nara mengerutkan dahinya. Ia belum ngeh apa yang sedang Nyonya Kim bicarakan.
“Mianhae, jika Yesung selalu menyakitimu. Tapi tidak harus dengan cara seperti ini kau menghindarinya. Kau bisa ceritakan semuanya pada Eomma. Kenapa selama ini kau hanya diam saja sayang”
DEG
Kini Nara hanya diam. Ia kini tau. Eomma pasti sudah tau jika dia tak terkena amnesia. Darahnya berdesir dengan cepat. Ia malu. Sangat malu karena Eomma tau. Nra menutup matanya sebentar. Berfikir apa yang akan ia lakukan setelah ini. Apa yang harus ia katakan pada Eomma? Ia benar benar tak bisa berfikir dengan jernih.
Mata Nara membulat ketika melihat mata Eomma kini mendadak merah di tengah senyumannya. Senyuman yang selalu ditunjukkan padanya. Tidak. Ia menyakiti Eomma. Nara tak tau harus apa lagi. Ia malah memeluk Eomma.
“maaf. Maafkan Nara Eomma”
“tidak sayang. Seharusnya Eomma yang meminta maaf”
Eomma melepaskan pelukannya.
“berbahagialah, Yesung sudah melepasmu nak. Eomma akan membujuknya untuk segera menceraikanmu” kata Eommanya yang terlihat serius.
Nara? seharusnya ia senang. Tapi, tapi kenapa ia malah sedih melihat Eomma yang sepertinya tak rela melepaskannya. Ia sedih bukan karena namja yang selalu saja menyakitinya, tapi karena wanita paru baya yang ada di depannya. Eomma yang selalu menyayanginya dan sangat peduli padanya. Membuat Nara bahagia dan bisa melupakan kesedihannya atas meninggalnya orangtuanya.

---------------------------------------

Tetaplah di sisiku sayang
Apapun akan aku lakukan untuk membuatmu kembali



 Nara memandang langit yang sudah berubah menjadi gelap. Sesekali matanya tertutup merasakan dinginnya angin malam yang bisa saja membuatnya sakit. Tapi apa pedulinya.
Hening
Suasana yang menyebalkan menurutnya. Karena sebenarnya ia lebih menyukai keramian dari pada suasana yang seperti ini. Ia meletakkan anak rambutnya yang berterbangan di belakang telinga agar tidak menganggu. Tapi rasanya malah bertambah dingin.
“Nara-ya. Yesung datang” kata Ahjumma pada Nara. Narapun menoleh menatap Ahjummanya yang tengah memandanginya. Nara heran kenapa Yesung datang? Ia kira Yesung akan sangat marah mengetahui jika ia hanya berpura pura.
“apa dia sudah tau?” tanya Ahjummanya lirih dan sangat terlihat wajah Ahjummanya yang khawatir. Nara tak menjawab ia hanya mengangguk pelan lalu tersenyum. Ia tak mau Ahjumma bersedih karena ulahnya.
Nara pun turun menuju ruang tamu. Dilihatnya Yesung dan Eunhyuk di sana. Yesung sangat menawan malam itu. Yah, tak bisa dielak lagi. Nara tak bisa memungkiri jika suaminya itu sangat tampan dan mempesona tapi... apakah masih bisa dibilang suami? Yesung memakai baju biru dilapisi jacket warna hitam dan memakai celana pendek. Aneh sekali, padahal udara di sini sangat dingin tap tetap saja namja itu memakai celana pendek.
Yesung tersenyum ke arah Nara seakan tak terjadi apa apa. Apa ini? Tadi Eommanya juga bersikap seperti itu. Eunhyuk meninggalkan mereka berdua. Nara menatap Yesung. Ia tak berniat menyapanya dulu. Nara menyipitkan matanya saat melihat wajah Yesung yang merah dan lebam. Apakah dia bertengkar?
 “apa kabar?” tanya Yesung basa basi. Tapi malah membuat Nara semakin sebal.
“sudah malam. Kau mau apa? aku yakin kau sudah tau semuanya” kata Nara to the point. Ia tidak ingin bertele tele saat ini. Ia hanya ingin masalahnya cepat selesai. Yesung menarik nafas panjang sebelum ia bicara. Hatinya harus siap. Apapun yang akan Nara putuskan.
“apa tak ada kesempatan kedua untukku”
Nara menatap tajam Yesung. tatapan emosi. Ia benci, ia sangat tak suka dengan kata kata Yesung.
“Apa kau bilang kesempatan? Setelah apa yang kau lakukan padaku?”
“aku bisa jelaskan se...”
“aku akan memberimu kesempatan jika kau juga bisa mengembalikan anakku”
Diam
Yesung tak bisa apa apa kali ini.
Kenapa rasanya sakit sekali. Seharusnya Nara tau jika ia juga sedih kehilangan anaknya. Bukan hanya Nara. Tapi Yesung lebih memilih diam. ia tak ingin membuat Nara lebih sedih. Yesung memegang tangan Nara. memegangnya lebih erat saat Nara mencoba melepaskan diri.
“aku mengalah. Tapi berjanjilah kau akan hidup bahagia”
“...”
“aku kan menuruti kemauanmu. Tak akan mengganggumu lagi. Aku akan melepaskanmu Nara. Tapi aku punya permintaan terakhirku. Setelah itu aku akan menuruti kemauanmu. Berpisah denganku”
“a.. apa?”
“jadilah istriku seminggu. Lupakan semuanya. Hanya satu minggu. Bersikaplah sebagai istriku dan membuatku bahagia”

---------------------------------------



Malam ini tampak begitu indah. Banyak bintang di langit yang bersinar. Lampu gemerlapan di mana mana. Dinginnya malam seperti tak menjadi penghalang siapa saja yang ingin menikmati indahnya malam ini.
“lagi” kata namja itu lagi dengan nada dibuat buat. Yeoja di depannya malah tersenyum. Hari ini yeoja ini mengetahui sifat sifat yang belum ia ketahui dari seorang namja di depannya, Yesung. Dari tadi siang memang Yesung dan Nara menghabiskan waktu untuk berjalan jalan.
Lihatlah.
Kini mereka berada di sebuah tempat makan di dekat Sungai Han.
“Oppa, jangan seperti anak kecil”
“ckk, sudahlah, aku tinggal menyuapinya. Aa’ ” Yesung membuka mulutnya meminta di suapi lagi. benar benar seperti anak kecil. Nara hanya tersenyum, memang baru kali ini ia mendapati Yesung yang sangat manja. Tidak seperti dulu yang selalu dingin padanya. Ternyata banyak yang ia belum tau tentang sifat yang tersembunyi dari Yesung.
Nara mengambil makanannya dan menyuapkan pada Yesung. Yesung membuka mulutnya lebih lebar. Tapi...
“emmm”
“Yakk.....” teriak Yesung tak terima makanan yang akan di suapkan padanya malah dimakan oleh Nara. Yesung mengercutkan mulutnya. Nara menggeleng. Dimana Yesung yang cuek dan dingin itu?
“dasar kekanak kanakan” gerutu Nara.
“biar saja aku suka”
“ckk, arra arra. Ayo buka mulutmu”
Yesung membuka mulutnya perlahan. Nara dengan senang menyuapinya lagi.
Malam itu mereka benar benar bersikap selayaknya suami istri. Tidak ada beban sama sekali. Mereka seakan melupakan semua masalah. Yesung tersenyum dalam hati. Ia berharap malam ini tak pernah berakhir. Ia tak mau kehilangan Nara. tapi Yesung bersikap biasa dan tak membahas masalah mereka lagi.
Memang tadi Nara sempat marah karena Yesung membolos kerja karena ingin jalan jalan bersamanya. Tapi itu bukan masalah besar karena Nara marah tak berkelanjutan. Tapi Yesung harus sadar. Waktunya hanya 1 minggu dan ia sudah melewatinya 1 hari. Kenapa waktu begitu cepat berlalu di saat ia ingin merasakan kebahagiaan bersama Nara.
Nara terus menyuapi Yesung sampai mulut Yesung penuh dengan makanan. Pipinya menggembung sangat lucu.
“yak Nara-ya. Ini sudah penuh”
“hahahaha. Oppa kau sangat lucu, haha” Nara tertawa sangat tulus. Yesung terus melihat Nyang tertawa lepas. Ia senang. Ia benar benar senang melihat Nara bahagia karenanya.
‘tetaplah tersenyum Nara sayang’

---------------------------------------

Cintaku hanya untukmu selamanya sayang

Nara tersenyum di depan cermin. Ia melihat penampilannya apakah sudah cantik? Entahlah. Tapi Nara hari hari ini memang berubah. Ia terlihat lebih ceria dari hari hari kemarin. Seakan bebannya sudah berkurang begitu banyak.
Ia mengambil tasnya lalu turun ke bawah.
“pagi Oppa pagi Ahjumma” sapa Nara pada Oppanya yang ada di ruang makan. Eunhyuk memang masih ada di rumah karena hari ini hari libur, jadi ia tidak bekerja. Sedangkan Ahjussinya masih belum pulang dari Jepang. Nara duduk di sebelah ahjumma dan ikut makan bersama mereka.
“kau sangat cantik” puji Ahjumma. Nara hanya tersenyum.
“bertemu dengan Yesung hyung lagi?” tanya Eunhyuk penuh selidik. Nara mengangguk. Memang Eunhyuk sudah tau masalahnya. Tapi ia merasakan aneh melihat Nara dengan banyak perubahan. Hari ke enam sukses merubah wajah Nara yang semula terlihat begitu sedih kini terlihat sangat cerah. Tapi bukankah itu bagus? Tapi yang Eunhyuk takutkan jika waktu 1 minggu itu sudah habis. Apakah Nara akan seceria ini?
Nara memang keras kepala menurutnya. Eunhyuk sangat tau jika Nara sebenarnya masih mencintai Yesung. Tapi Nara selalu mengelaknya.
“selesai. Oppa, ahjumma. Nara berangkat dulu”
“Nara-ya, kau terlihat sangat bersemangat. Apakah karena Yesung. Aku suka melihat perubahanmu, memangnya apa yang Yesung hyung lakukan hmm? Aku yakin Yesung hyung tak akan melepaskanmu”
Kata kata Eunhyuk membuat Nara diam. Bahkan ia sendiri tidak tau kenapa dengan perubahannya. Apa yang Yesung lakukan? Tidak, Yesung tidak melakukan apa apa. Hanya saja Nara merasa nyaman bersama Yesung. tunggu. Nyaman,,,, apakah Nara....? tidak. Nara menggelengkan kepalanya agar ia sadar. Ya, seharusnya ia sadar jika ia tak boleh larut dalam kebahagiaan sementara ini.
“ckk, Hyuk Jae-ya. Jangan ganggu adikmu” kata Ahjumma.
“arra arra”
‘Nara-ya. Aku yakin yesung hyung tak akan melepaskanmu begitu saja. aku sangat mengenalnya’ batin Eunhyuk.

---------------------------------------


“kita mau kemana?” tanya Nara heran ketika Yesung membawanya ke sebuah makam. Apa yang Yesung akan tunjukkan padanya. Yesung hanya tersenyum dan menggenggam lebih erat tangan Nara. Membawanya ke subuah makam. Yesung berjongkok memandang gundukan tanah itu dengan senyumannya. Nara masih berdiri. Ia membaca tulisan yang ada di batu. “Im Hakyung”.
DEG
Seketika itu juga Nara merasa sedikit sesak. Im Hakyung. Nara sangat tau dengan nama itu. Hakyung adalah kekasih Yesung. ia masih ingat dengan jelas.
“apa kabar Hakyung-ah?” sapa Yesung tanpa menghilangkan senyumannya. Nara hanya diam melihat apa yang akan dilakukan ole Yesung.
“aku yakin kau bahagiakan di sana? Kau lihat yeoja di sampingku. Dia istriku. Kau tau dia sangat cantik. Maaf tak pernah mengenalkannya padamu sebelumnya”
Setelah mengatakan itu senyum di wajah Yesung menghilang. Ia langsung menunduk. Nara yang melihatnya hanya menggenggam tangannya kuat. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa ia serasa di permainkan oleh Yesung? dan kenapa Hakyung sudah..-meninggal?

SKIP

Setelah pulang dari makam Nara dan Yesung hanya diam. Nara sebenarnya ingin sekali menanyakan apa yang sebnarnya terjadi. Tapi ia tidak mau, seharusnya Yesung yang mengatakannya dulu. Nara benar benar serasa dipermainkan saat ini.
Mereka berdua kini berada di taman. Di sana sangat sepi. Mungkin hanya ada mereka berdua. Sesekali Nara meneguk minuman yang ada di tangannya.
“aku yakin kau tau dia” lirih Yesung. Nara dengan cepat menoleh ke arahnya. Menunggu kalimat yang akan diucapkan Yesung selanjutnya.
“dia adalah kekasihku dulu. Hakyung, yang kau lihat waktu itu. Dia sakit tumor otak dan menyebabkan dia tidak bisa melihat. Eommanya memintaku agar menemaninya agar ia tidak sedih. Agar ia tidak sendirian. Di lain sisi aku harus menikah denganmu. Hingga akhirnya aku memilih keduanya. Bersamanya, karena aku sayang padanya dan kasian melihatnya menderita dan aku juga memilih menikah denganmu”
Hening
Nara masih dengan setia mendengarkan penjelasan Yesung tak berniat memotongnya sedikitpun. Yesung menoleh ke arah Nara. Menggenggam tangannya erat.
“Maafkan aku malam itu. seharusnya kau tak membentakmu hingga kau pergi dan kecelakaan itu menimpamu dan membuat anak kita pergi. Maafkan aku. Aku saat itu sangat takut setelah kau melihatku bersama Hakyung dan aku kecewa saat kau bilang dia wanita jalang. Tidak Nara. Akulah yang bersalah disini. Hakyung tak tau apa apa”
Yesung kembali diam. Ia masih menggenggam erat tangan Nara seakan tak mau Nara berlari meninggalkannya.
“kenapa kau tak pernah bercerita?” kini Nara memberanikan diri untuk bertanya. Tapi Yesung tak menjawabnya. Ia hanya diam saja.
“kenapa kau tak pernah bercerita? Apa kau mempermainkan perasaanku? Kau selalu memaksaku dan meniduriku, bersikap dingin, tak pernah peduli denganku, tapi kau malah berselingkuh dengan wanita lain hah?” Nara menaikkan suaranya. Ia sangat emosi. Ia melepaskan tangannya yang ada di genggaman Yesung.
“Nara-ya, aku...”
“kenapa kau mau menikah denganku? Apa kau juga kasian kepadaku? Karena aku sudah tidak punya orang tua dan kau seenaknya saja memperma....”
“KARENA AKU SUDAH MENCINTAIMU SAAT PERTAMA KALI MELIHATMU” teriakan Yesung membuat Nara diam. Nara masih mencerna apa yang dikatakan Yesung. Mencintainya saat pertama kali melihatnya?
Nara masih menatap Yesung. dilihatnya Yesung yang tengah emosi. Tak dipungkiri saat seperti ini Nara sangat takut. Kini bahkan Nara tak bisa lagi membendung air matanya. Air matanya memaksa keluar hingga membasai pipinya.
“kau harus tau itu Ra-ya. Aku sangat mencintaimu. Hanya kau. Aku sangat takut kehilanganmu. Hingga aku selalu memaksamu dan menidurimu agar kau tak bisa lari dariku. Aku selalu dingin padamu karena aku merasa bersalah, aku sudah menikah tapi aku masih mempunyai kekasih. Tapi sepertinya aku salah. Semua itu malah membuatmu membenciku. Maafkan aku. Maaf maaf”
Mata Yesung memerah dan berkaca kaca. Tapi dengan sekuat tenaga ia menahan air matanya agar tidak jatuh. Nara mengusap air matanya dan mencoba tersenyum. Ada rasa lega setelah mendengar penjelasan Yesung.
“sudahlah Oppa, seharusnya kita tidak boleh seperti ini. 1 minggu ini kita harus bahagia sebelum kita berpisah” kata Nara.
Yesung yang mendengarnya mengerutkan dahinya. Apa yang Nara bilang?
“ber-berpisah? Setelah mendengarkan penjelasanku dan setelah aku mati matian membuatmu mencintaiku lagi kau bilang berpisah?”
Nara memandang Yesung tak percaya. Jadi kata Eunhyuk benar. Yesung tak mungkin melepaskannya. Bodoh. Seharusnya ia tau dari awal jika 1 minggu hanya alasan Yesung saja.
“jadi 1 minggu ini hanya alasanmu agar aku mencintaimu lagi. tidak bisa dipercaya. Ternyata kau sama saja. licik. Bodoh seharusnya aku tak menerimanya. Kau.. kau memang tak pernah berubah”
Nara berdiri dan ingin segera pergi dari sana. Hatinya sakit. Yesunng benar benar menghancurkan semuanya. tapi...
Srtt
Yesung dengan cepat menarik Nara. Menempelkan bibirnya pada bibir Nara. Melumatnya pelan, ia takut menyakiti yeojanya lagi. Nara mencoba berontak tapi tidak bisa tenaga Yesung lebih kuat darinya. Yesung memejamkan matanya. Hingga air matanya kini turun dari mata sipitnya. Ia terus melumat bibir manis Nara. menyalurkan rasa kasih sayangnya pada Nara. Memberitahu jika ia benar benar mencintai Nara dan sangat takut kehilangannya.
Nara mendorong tubuh Yesung hingga ciumannya terlepas. Mengelap bibirnya dengan kasar. Ia terus menangis atas perlakuan Yesung. Ia membencinya sangat membencinya. Nara berlari meninggalkan Yesung sendiri.

---------------------------------------


“sudahlah sayang jangan menangis lagi” kata Ahjumma lembut pada Nara yang tengah menangis dipelukannya. Tapi Nara terus saja menangis. Eunhyuk hanya memandang Nara kasian. Ia mendekati Nara dan mengelus rambut Nara.
“Nara-ya. Menangislah jika itu membuat hatimu tenang. Jangan dengarkan orang lain. Ikuti kata hatimu. Jika kau masih mencintainya katakanlah yang sejujurnya. Oppa tak mau nantinya kau akan menysali semuanya yang telah kau lakukan”
Nara memandang Eunhyuk dengan mata sembabnya. Kata kata Eunhyuk adalah penyemangat untuknya. ya, Eunhyuk benar. Ia hanya perlu mengikuti hatinya.
Nara melepaskan pelukannya dan langsung berlari ke kamar. Entahlah apa yang ia lakukan. Ahjumma memandang Eunhyuk yang tengah tersenyum.
“dari mana kau mendapatkan kata kata itu?” tanya Eomma Eunhyuk. Eunhyuk malah senyum dengan memperlihatkan deretan giginya.
“hehe, hanya meniru kata orang orang. Tapi aku berhasilkan Eomma?”

---------------------------------------

Cinta itu tak selamanya bahagia,
 ada kalanya dimana kita akan merasakan sakit

 Pagi ini sangat menyebalkan bagi Yesung. Ia masih terbayang kejadian kemarin bersama Nara yang meninggalkannya. Akhirnya Nara meninggalkannya. Yesung berjalan pelan menuju ruangannya. Ia tak peduli dengan suara karyawan karyawannya yang menyapanya ramah. Memasang wajah yang lemas. Bahkan untuk berjalan saja rasanya ia malas. Ia benar benar malas melakukan apapun.
“Yesung gwenchana?” tanya Appanya yang baru saja keluar dari ruangannya. Yesung menoleh, tak biasanya Appanya masuk ke rauangannya.
“gwenchana Appa” jawab Yesung masih malas.
“Nara menunggu di ruanganmu”
Nara menunggu di ruangannya? Apa ia tak salah dengar?
“Mwoo.. mwo? Nara? nara ada di ruangan Yesung” tanya Yesung antusias. Appanya hanya mengangguk. Dengan cepat Yesung berlari ke ruangannya tanpa pamit. Ia hanya memastikan apa  benar yang dikatakan Appanya. Sejak kejadian Appanya memukul Yesung memang Appanya mengijinkan Yesung berusaha mendapatkan Nara kembali.
Yesung membuka pintu ruangannya. Dilihatnya Nara yang sedang mengutak atik komputer yang ada di ruangan Yesung. Tapi setelah menyadari keberadaan Yesung, Nara menoleh dan tersenyum pada Yesung.
“Presdir Kim, apa kau sangat mengidolakanku hingga background komputernya terpasang fotoku?” tanya Nara dengan ekspresi biasa. Yesung masih diam. Ia masih menatap Nara tidak percaya. Dengan gampangnya Nara seakan melupakan kejadian kemarin.
Nara berdiri dari duduknya. Ia langsung menggandeng tangan Yesung.
“ayo suamiku, kita jalan jalan”
“n..ne? tapi aku..”
“gwenchana, aku tadi sudah ijin pada Appa”
“mwo?”
“kau lupa, kita ada 1 hari lagi. Aku akan tetap bersikap sebagai istrimu dan membuatmu bahagia. Bukankah itu janjiku? Dan setelah itu kau akan mengabulkan permintaanku”
Tidak
Itu bukan jawaban yang Yesung harapkan.
Yesung tak peduli dengan 1 minggu. yang ia inginkan adalah Nara bukan 1 minggu ini. Yesung menginginkan Nara menjdi istrinya benar benar isrinya bukan hanya sikapnya saja. tapi apa boleh buat. Ia megangguk menuruti kemauan Nara.
Entahlah. Ia kini hanya bisa pasrah.

Mereka berjalan jalan di berbagai tempat yag menyenangkan. Nara sangat senang. Sedangkan Yesung? ia hanya diam saja. Ia tersenyum ketika melihat Nara bahagia. Itu cukup membuatnya senang.

Hari sudah mulai sore.
Tempat terakhir yang dikunjungi Yesung dan Nara adalah Sungai Han sesuai keinginan Nara karena mereka memulainya juga dari tempat ini.
Nara tersenyum melihat beberapa orang yang melakukan atraksi di bawah. Ia kagum dengan mereka. Sesaat kemudian ia menoleh ke arah Yesung yang tengah menatapnya. Yesung terlihat sangat kusut dan lelah.
“Oppa, kenapa denganmu? Apa kau tidak senang? Kenapa kau cemberut seperti itu?” tanya Nara. Yesung menghela nafas. Ia mencoba tersenyum.
“tidak, aku sangat senang jika bersamamu”
‘tapi aku juga sangat sedih mengingat hari ini hari terakhir kita bersama’ batin Yesung sendu.
Nara tersenyum senang dengan jawaban Yesung. ia mebgulurkan tangannya menyentuh kedua pipi Yesung dan menariknya.
“kalau begitu, ayo tersenyum Oppa, kau akan lebih tampan jika kau tersenyum, hhe, lihatlah kau sangat lucu” kata Nara sambil menarik narik pipi Yesung. Yesungpun ikut tersenyum. Tangannya menyentuh tangan Nara yang kini berada di pipinya.
“Nara-ya Sayang.. aku mencintaimu, Kim Jong Woon mencintai Cho Nara”
DEG
Perkataan Yesung sukses membuat Nara membeku. Ia tak tau harus melakukan apa saat ini. Nara melepaskan tangannya dari pipi Yesung. Yesung memandang Nara kecewa.
“Oppa, terimakasih membuatku bahagia 1 minggu ini. Kau tau aku sangat bahagia. Gomawo Oppa, Yesung Oppa” kata Nara malah seperti mengalihkan pembicaraan.
“aku akan membuatmu bahagia setiap hari, bukan hanya 1 minggu ini. Tapi berjanjilah jangan tinggalkan aku. Tak bisakah kau bersamaku kembali? Aku berjanji tidak akan mengulangi kesalahanku Ra-ya. Aku akan melakukan apa saja yang kau mau agar kau mau tetap berada di sisiku”
Diam
Nara menundukkan kepalanya. Entah kenapa jantungnya terus berdetak dengan cepat dari tadi. Ia harus bagaimana? Kini Nara malah berdiri mambuat Yesung juga harus berdiri.
“mianhae Oppa, mianhae aku harus pergi. Terimakasih untuk semuanya” setelah mengatakan itu Nara langsung pergi dari sana. Meninggalkan Yesung sendirian.
Yesung mematung. Ia hanya bisa memandang punggung Nara yang semakin jauh.
Sesak
Ia seakan tidak bisa bernafas dengan benar. Ia memegangi dadanya yang sakit. Kenapa rasanya sangat sakit. Apa yang harus ia lakukan sekarang? ia tidak boleh egois. Nara juga memiliki kehidupan. Ia juga berhak untuk bahagia walau tidak bersama Yesung.
Sekarang untuk apa ia hidup? Haruskah ia juga mengakhiri hidupnya seperti orang orang yang dianggapnya bodoh? Tapi Yesung harus meralat kata katanya itu. Ternyata memang bunuh diri adalah jalan agar tak merasakan sakit di dunia.
Tidak
Ia tidak boleh berfikir pendek seperti itu.
Kini Nara benar benar tidak terlihat lagi. Membuat kakinya lemas hanya untuk menopang berat tubuhnya. Pandangannya kabur karena seperti ada benda yang menghalangi penglihatannya. Setelah ia berkedip air matanya keluar begitu saja. Ia benar benar tidak tahan. Sumber kekuatannya sudah pergi.
Bruggggg.......
Ia terduduk lemas. Ia bahkan tak bisa berfikir lagi saat itu. Tangannya mengepal kuat. Ia belum bisa menerima kenyataan.
“sharanghae, Kim Nara ani Cho Nara”

---------------------------------------

Kim Jong Woon
&
Cho Nara

Malam begitu dingin, tapi Yesung tak merasakannya sedikitpun. Sakit di hatinya lebih mendominasi. Setelah sampai di depan rumahnya ia langsung turun dan menyerahkan kunci mobilnya ke seorang namja yang bekerja di rumahnya untuk memasukkannya ke garasi.
Yesung melangkahkan kakinya berat. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Dan ia baru pulang dengan penampilan yang sangat kacau. Mata yang sembab. Yesung membuka pintunya pelan. Ada seorang yang menyambutnya dan memberikan hormat padanya. Yesung melepaskan jasnya dan langsung diterima oleh pelayannya.
“Yesung-ah,” panggil Eommanya. Yesung menoleh, entah kenapa rasanya ia ingin menangis lagi. Tak peduli jika ia adalah seorang namja. Yesung tak menjawabnya tapi langsung menghampiri Eommanya dan memeluknya.
“ada apa?” tanya Eommanya lembut. tapi Yesung benar benar tak ingin bicara. Ia terus memeluk Eommanya melampiaskan kesedihannya. Setelah ia tenang Yesung melepaskan pelukannya dan duduk di sofa.
“Nara-ya tolong buatkan coklat untuk Yesung” kata eommanya sedikit berteriak.
Yesung meletakkan kepalanya pada sandaran sofa. Memejamkan matanya yang benar benar terasa berat. Hampir dua jam ia berdiam diri di tempat yang tadi ia kunjungi bersama Nara. Nara.. ia tiba tiba merindukannya. Sangat.
“ne Eomma tunggu sebentar”
Lihatlah bahkan suara pelayan mirip dengan Nara. oh iya Yesung lupa jika yang tadi dipanggil Eommanya adalah Nara. tunggu,... Nara?
DEG
Yesung langsung membuka matanya. Nara? Nara?
“Eomma.. Nara Nara?” kata Yesung, tidak ia bahkan tidak tau apa yang akan ia tanyakan pada Eommanya, yesung hanya menunjuk nunjuk dapur. Tapi eommanya tersenyum dan mengangguk mengerti apa yang dimaksud Yesung.
Seketika itu juga Yesung tersenyum langsung berlari menuju dapur. Nara? ia tak percaya Nara ada di sini? Yesung berulang kali mengerjabkan matanya melihat yeoja cantik di depannya yang tengah membuatkan minuman coklat untuknya.
Mengetahui kedatangan Yesung, Nara menoleh ke arahnya sambil tersenyum manis. Bodoh. Kenapa Nara masih bisa tersenyum setelah apa yang ia lakukan pada Yesung? membuat namja itu sangat kacau.
“Oppa, duduklah dulu, sebentar lagi selesa...ehh”
Sebelum Nara menyelesaikan kata katanya Yesung sudah memeluknya. Ia sangat senang. Sangat sangat senang Nara berada di sini. Yesung melepaskan pelukannya pelan.
“kenapa kau meninggalkanku hah?” protes Yesung.
“ck, Oppa, aku hanya mengambil barang barangku di rumah ahjumma. Aku kan juga butuh semua itu jika aku tinggal di sini. Seharusnya aku yang bertanya, dari mana saja Oppa hah? Ini sudah jam 11”
“Bodoh. Kau hampir membuatku mati, kau tau, ku kira kau akan meninggalkanku”
Nara kini yang memeluk Yesung menyandarkan kepalanya pada dada Yesung. Ternyata ini penyebab Yesung kacau seperti saat ini. Yesung tersenyum, ia membalas pelukan Nara.
“siapa yang bodoh, Oppa yang bodoh. Seharusnya Oppa tadi bertanya padaku”
“sudahlah, yang penting kau sudah ada di sini. Aku mengalah hanya padamu sayang. aku memang bodoh”
“mianhae Oppa, aku...”
“ssstt,, kau tak salah, jadi tak usah minta maaf. Tapi berjanjilah padaku jangan pernah tinggalkan aku Kim Nara sayang. Arra!!”
“arra, arra, aku tau Oppa tak bisa hidup tanpa istrimu yang cantik ini kan?” kata Nara percaya diri. Yesung malah terkekeh. Tapi itu kenyataannya. Yesung tak akan bisa hidup tanpa istrinya yang cantik itu. Yesung mencium rambut Nara. Malam ini, iya sangat bahagia. Begitupun Nara. ia sangat bahagia. Ia mengikuti hatinya. Kenyataannya ia sangat mencintai suaminya. Nara mempererat pelukannya.
“Sharanghae Chagi-ya”
“nado sharanghae Oppa, Yesung Oppa”

END

1 komentar: