Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 01 Juli 2014

Loving You (Part 1)



Loving You
Title         : Loving You
Author      : Lilian Nay Clouds
Lenght      : Ficlet
Cast          : Nara
                  Yesung
                  Eunhyuk
                  Hyuna
                  Leeteuk
                 
                                      
                           
Aku tak ingin bangun dari mimpi indahku meskipun itu hanya sebentar
Aku hanya bisa menghela napas mentertawakan diriku yang seperti orang bodoh
Aku tau, sangat tahu aku bukan orang yang terbaik
Tapi aku tidak tahu, apakah aku cukup baik untukmu?
Super junior K.R.Y - Just You
  
09.00 pm
Hujan lebat malam ini turun di Seoul. Cuaca malam itu begitu menakutkan, petir mengglegar di sana sini. Sepertinya sampai nanti hujan tak akan berhenti melihat hujan yang begitu lebat. Membuat banyak orang lebih memilih tidur di rumah dengan selimut tebal untuk menghangatkan tubuh mereka dari dingin yang mencengkam.
Tapi tidak untuk yeoja yang bernama Park Nara. Yeoja itu kini tengah membersihkan cafe kecil di piggir jalan milik majikannya. Kelihatannya cafe itu sudah tutup melihat hanya ada yeoja itu saja di sana.
Park Nara sesekali membenahi rambutnya yang kini sudah berantakan. Ia tak peduli lagi dengan rambutnya mengingat pekerjaannya belum selesai. Ia terus mengayunkan tangannya untuk mencuci banyak piring di wastafel.
“huft, akhirnya selesai juga” katanya tersenyum senang sambil menghembuskan nafas beratnya. Ia melepaskan ikatan rambutnya dan membenahinya agar terlihat rapi lagi tak seperti tadi.
Nara langsung keluar dari tempat itu dan menguncinya dari luar. Ia melihat hujan yang sangat lebat. Ia sebenarnya takut untuk pulang mengingat hari itu sudah malam tapi mau bagaimana lagi, ia tetap harus pulang kerena pasti Eomma yang disayanginya sudah menunggunya.
Nara langsung berlari untuk menuju rumah besar tak jauh dari kafe tempat ia bekerja. Nara terus berlari cepat karena memang hujan terus turun dengan lebatnya. Sesampai di rumah itu Nara langsung memencet bel.
Ting tong
Nara menunggu pemilik rumah itu keluar sambil mengelus tangannya sendiri. Ia sangat kedinginan kerena ia tak membawa payung ataupun mantel.
“Anyeong Ahjumma” sapa Nara saat melihat seorang Ahjumma membukakan pintu.
“Nara, apakah kau hujan hujanan? Kajja masuk dulu” suruh pemilik rumah itu yang bernama Jung Ahjumma. Ia memang pemilik kafe tempat Nara bekerja. Tadi Jung Ahjumma menyuruh Nara membersihkan kafe, tentu saja gaji Nara akan bertambah. Makanya Nara dengan senang hati menerimanya.
“oh, tidak perlu Ahjumma, Nara Cuma ingin mengembalikan kunci ini, Nara langsung pulang saja, pasti Eomma sudah menunggu” kata Nara lembut. Membuat Jung Ahjumma melihat Nara kasian.
ya, kalau begitu tunggu sebentar Nara” kata Jung Ahjumma. Nara pun tersenyum sambil mengangguk.
Tak berapa lama Jung Ahjumma keluar dari rumahnya membawa payung dan amplop.
“Ini Nara gaji untukmu, terimakasih banyak telah membantu membersihkan kafe, ini bonus untukmu karena kau sangat rajin. Dan ini payung agar kau tak kehujanan” kata Jung ahjumma sambil memberikan payung dan amplop.
“khamsahamnida Jung Ahjumma. Nara pulang dulu ya, anyeong” kata Nara sambil menerima dan membungkuk memberikan salam pada Jung Ahjumma. Jung ahjumma tersenyum dan mengangguk. Nara langsung pulang dan kali ini membawa payung. Walaupun tubuhnya sudah basah tapi payung itu tetap membantunya agar tak terkena air yang dingin itu lagi.


-----skip-----


“Nara, kenapa baru pulang, apakah kau bekerja sampai selarut ini,, lihat kau kehujanan, palli masuk dan cepatlah mandi, Eomma akan siapkan air hangat untukmu” kata Eomma Nara saat Nara sudah masuk rumah yang sederhana dan terbilang kecil.
“Eomma, Nara bisa melakukannya sendiri, Eomma istirahatlah. Nara mandi dulu”
Setelah selasai mandi, Nara langsung mengeringkan rambutnya dengan handuk. Sepertinya tubuhnya lebih baik dari pada tadi yang sangat kedinginan. Nara langsung mengambil laptop miliknya di meja belajarnya.
“huft, Fighting Nara” kata Nara menyemangati dirinya sendiri. Sepertinya tugas kampus belum ia kerjakan mengingat tadi seharian ia hanya terus bekerja demi mendapatkan uang untuk biaya kehidupannya.
Di balik pintu, Eomma melihat Nara sedih. Ia sepertinya sangat merasa bersalah dengan Nara. Seharusnya ia tak membiarkan Nara bekerja sampai malam. Apalagi Nara adalah yeoja. Eomma Nara langsung mendekat ke arah Nara dan duduk di ranjang kamar tidur Nara. Walaupun kamar Nara kecil tapi kamarnya selalu rapi.
“mianhae Nara, jika saja Eomma tak memaksamu ikut tinggal dengan Eomaa, mungkin kau tak akan hidup menderita begini dan kau sudah bahagia dengan Appamu” kata Eommanya yang membuat Nara berhenti dari kegiatannya dan menatap Eomma yang sangat ia sayangi itu.
Nara menghela mafasnya. Ia sudah bilang berapa kali dengan Eommanya agar tak bicara seperti itu, tapi selalu saja ibunya mengungkit itu lagi.
“sudah berapa kali Nara bilang Eomma, Eomma tak boleh berkata seperti itu. Lagian Appa yang membuat kita seperti ini. Nara tak mau tinggal dengan Appa yang tak bertanggung jawab sepertinya” Nara sedikit kesal karena membayangkan Appanya yang telah meninggalkan Nara dan Eommanya.
Appa dan Eomma Nara memang sudah berpisah saat Nara menginjak bangku SMP. Appanya kini sudah menikah dengan yeoja lain membuat Nara dan Eommanya hidup dalam kemiskinan. Dulu memang hidup Nara sangatlah enak karena Appanya adalah seorang yang dibilang cukup mampu. Tapi sekarang sungguh berbeda. Nara harus bekerja untuk menghidupi dirinya dan Eommanya. Apapun pekerjaan ia lakukan. Sedangkan Eommanya hanya seorang pedagang di sebuah sekolah dan tentu saja gajinya tak cukup untuk keperluannya sehari hari dan biaya kuliahnya..

******************


Universitas Korea

Pagi yang indah.
Nara melangkahkan kakinya menuju gedung raksasa yang sudah ada di depan matanya. Sesekali ia mengusap matanya. Ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Ahh, mungkin ia kurang tidur sehingga matanya terlihat sayu. Dan kini ia harus mengikuti kuliah. Ahh capeknya.
“Ra-ya” teriak seorang yeoja yang kini berlari mendekati Nara. Nara sontak membalikkan badannya karena mendengar seseorang memanggilnya. Ia langsung tersenyum melihat sahabatnya kini sedang menghampirinya.
“ne Eonni” jawab Nara.
Eunji, teman Nara langsung mensejajarkan langkahnya dengan Nara.
“katanya Yesung hari ini ada kelas bahasa Inggris jadi nanti kau sekelas dengannya” kata Eunji. Mendengar itu, Nara langsung tersenyum. Sahabat Nara itu memang selalu mengerti apa yang Nara suka. Eunji juga selalu menemani Nara. Mereka kuliah mengambil jurusan yang sama. Nara juga selalu memanggilnya Eonni karena umur mereka terpaut 1 tahun.
Nara memang pernah masuk kelas akselerasi saat di saat SMP, makannya ia jauh lebih muda dari pada teman temannya di kampus itu. Nara mendapatkan beasiswa di sana. Jika bukan karena beasiswa Nara tak mungkin bisa masuk di sana karena biaya masuknya saja sangat mahal.
Kembali lagi..
“jinjja? Huh senangnya bisa melihat Yesung” jawab Nara senang.
Ia memang sangat suka dengan Yesung semenjak 2 tahun yang lalu. Yesung pernah menyelamatkan Nara dari tabrakan mobil, makanya ia sangat mengagumi Yesung namja tampan yang termasuk namja yang populer di kampus itu.


****************


Nara duduk paling belakang sendiri. Ia memang sengaja memilih di sana kerena Yesung juga selalu duduk di meja paling belakang. Di kelas itu baru beberapa anak saja yang terlihat. Nara meletakkan kepalannya di meja. Ia sangat mengantuk. Semalam ia lembur untuk membuat tugas. Ini memang kebiasaanya, jika ada waktu luang di kampus, ia menyempatkan untuk tidur. Ia tak bisa istirahat yang cukup di rumah karena pekerjaannya.
Ia memejamkan matanya, dengan mudahnya ia sudah terlelap.
Beberapa lama kemuadian.
“Nara”
“Park Nara”
Panggil Dosen berulang ulang karena Nara tak menjawabnya.
“ssstttt, Nara.., yak Ra-ya, cepat bangun” kata seseorang di sampingnya membuat Nara mengedipkan matanya brulang-ulang setengah sadar. Nara mendengar tak jelas karena nyawanya belum sepenuhnya berkumpul. Ia masih dalam posisi yang tadi. Kepalanya masih bersandar di meja dan tangannya menutupi wajahnya.
Nara menegakkan tubuhnya dan menerjabkan matanya. Ternyata sudah banyak anak di sana. Bahkan dosenpun juga sudah masuk. Nara tak peduli, ia langsung duduk dengan mata yang masih sipit. Orang orang di sana sudah tidak heran lagi jika melihat Nara seperti itu. mereka sudah hafal dengan kebiasaan buruknya.
“Yes, I’m here” jawab Nara sedikit serak. Teman sebelahnya yang tadi memangunkannya hanya menggeleng. Kebisaan.
Nara menoleh sebelah kirinya.
DEG
Ternyata Yesung sudah ada di sebelahnya. Jantung Nara terus berdetak. Ia menggelengkan kepalanya agar rasa kantuknya hilang. Ahh, ia sangat malu, pasti Yesung akan berpikiran jelek tentangnya. Semoga saja tidak, bodoh, tentu saja iya. Yesung bahkan sudah ada di sana sebelum Nara bangun bukan?
Ia terus menatap Yesung dari samping.
“anyeong Oppa” kata Nara saat Yesung menoleh ke arahnya. Nara bahkan melambaikan tangannya sambil tersenyum manis.
Yesung yang melihatnya tak merepon. Ia bahkan memalingkan wajahnya dari Nara. Nara tetap tersenyum. Sepertinya Nara sudah terbiasa dengan sikap Yesung yang dingin itu. Nara kadang kesal dengan dirinya sendiri, kenapa ia bisa menyukai namja yang bersifat dingin seperti Yesung.

*******************

Pelajaran selesai. Semuanya berhamburan keluar, Nara masih sibuk membereskan bukunya. Ia melihat Yesung yang sedang berjalan keluar. Nara buru buru membereskannya dan pergi meyusul Yesung.
“oppa oppa, tunggu” Nara sambil mengejar Yesung. Tapi Yesung seperti tak peduli. Ia terus melangkahkan kakinya seperti tak mendengar apa yang Nara katakana.
“oppa, apakah kau sudah makan” kata Nara sambil mendahului Yesung dan berjalan mundur karena ia ingin bicara dengan Yesung. Yesung lagi lagi tak menjawabnya bahkan untuk sekedar melihat wajah Nara saja sepertinya enggan. Nara mendengus kesal.
“Yak Oppa, aku bertanya padamu”
Yesung yang sudah tak tahan lagi langsung berhenti berjalan lalu menatap Nara.
“wae? apakah kau mau mentraktirku?” jawab Yesung datar. Seketika Nara hanya diam. Nara kan cuma mau basa basi saja agar bisa dekat dengan Yesung. Tapi… malah Yesung berkata seperti itu. Uang dari mana? Bahkan kantin di kampusnya semuanya sangat mahal. Bagaimana bisa Nara mentraktir Yesung. Ahh, andai saja ia kaya.
Kau bahkan tak mampu membeli makanan untukmu sendiri kan?” kata Yesung ketus. Nara hanya diam saja. Memang benar apa yang Yesung bilang.
Yesung Oppa aku yang akan mentraktirmu” teriak yeoja yang kini menghampiri Yesung. Yesung hanya diam saja tak membalas. Tanpa ijin, yeoja itu langsung menarik tangan Yesung. Nara yang melihatnya langsung melongo. Ia langsung menepis tangan yeoja centil menyebalkan itu.
Kau tak berhak mentraktirnya, dia namjachinguku” kata Nara tak terima. Nara juga tak habis pikir, Yesung mau saja tangannya di sentuh oleh yeoja yang bernama Hyuna itu. Yesung bahkan hanya diam saja, tak menolak atau menyetujui. Dasar namja batu.
Yesung dan Nara memang sudah resmi berpacaran karena sebuah taruhan. Dengan sigap Nara langsung menarik tangan Yesung di dibawanya Yesung ke taman menjauhi Hyuna.

------flasback-----

Nara berjalan mengikuti Yesung yang sedang bersama Eunhyuk untuk ke kantin. Diam diam Nara terus memperhatikan Yesung. Nara di kantin hanya membaca buku. Ia tak makan karena ia tak punya uang untuk membeli makanan di kampusnya.
“bisakah kau tak mengikutiku?”
DEG
Nara terkejut saat Yesung sudah ada di depan Nara.
“emm.. ak...aku tidak mengikutimu” elak Nara. Yesung hanya menatap Nara membuat Nara sedikit takut dengan tatapan Yesung.
“ck, dasar anak kecil” kata Yesung lalu beranjak pergi. Nara kesal, Yesung menggapnggapnya anak kecil? Memang benar mungkin Yesung dan Nara memang bertaut hampir 2 tahun, tapi mereka kan juga seangkatan. Nara yang tak terima langsung mengikuti Yesung di meja Yesung yang ditempati bersama Eunhyuk.
“yak kenapa kau mengatakan jika aku anak kecil?” kata Nara kesal. Yesung bahkan tak menatap Nara. Sepertinya Nara dianggap angin lalu saja.
“kau menyebalkan” kata Nara lagi.
“bukankah benar jika kau adalah anak kecil?” bukan Yesung yang menjawab melainkan Eunhyuk yang berada di sebelah Yesung. Nara semakin mendengus kesal. Selalu saja Eunhyuk mengejeknya padahal Yesung hanya diam.
“apa spesialnya anak beasiswa? Bahkan aku tak yakin jika kau pintar” kata Yesung. Nara sedikit kaget dengan perkataan Yesung. Bahkan Yesung tau jika Nara kuliah dengan beasiswa. Walalupun banyak yang tau tapi bukankah Yesung itu cuek?
“yak kau meragukanku?” tanya Nara.
Yesung tersenyum miring
tentu saja” jawab Yesung singkat. Nara mengambil napas dalam dalam. Yesung memang namja yang sangat tampan, tapi kenapa sangat menyebalkan. Dan bodohnya kenapa Nara sangat menyukai Yesung.
“kau menganggu makanku saja yeoja tukang tidur, enyah sana” usir Eunhyuk.
‘kenapa dengan mereka, dasar namja namja aneh, kenapa mereka suka sekali mencela orang. Hanya wajahnya saja yang tampan’ batin Nara.
“shireo, ini adalah tempat umum kan”
“Hya..” Eunhyuk akan menjawab tapi ditahan oleh Yesung, membuat Eunhyuk diam.
“jika kau memang pintar apa kau bisa mengikuti seleski OSN besok?” tantang Yesung. Entah kenapa Yesung hari itu mau berbicara dengan Nara. Biasanya Yesung bahkan tak peduli dengan Nara.
“aku bisa. Ok aku akan ikut, jika kau nilaimu lebih rendah dariku, kau harus memenuhi permintaanku” jawab Nara. Sebenarnya ia tak yakin akan mengalahkan Yesung. Yesung yang mendengarnya hanya tersenyum kecut sedangkan Eunhyuk malah tertawa terbahak bahak, mana mungkin Nara mengalahkan Yesung.
“kau pasti kalah yeoja jelek. Bagaimana bisa kau mengalahkan Yesung. hahahaha” kata Eunhyuk.
“aku pasti bisa” kata Nara percaya diri.
Jika kau kalah kau juga harus menjadi budakku anak kecil” balas Yesung.


*******************


Semenjak itu Nara terus saja belajar agar nilainya bisa melebihi Yesung, bukan karena ia ingin lolos dari seleksi dan mengikuti lomba. Ia sudah sangat sibuk dan tidak ada waktu buat mengurus lomba itu. Ia terus belajar. Memang Nara sangat bodoh, kenapa ia bilang ia pasti bisa, bahkan ia tak yakin, Yesung bahkan lebih pintar darinya. Ouh Tuhan tolonglah aku. Batin Nara. Tapi Nara tak menyerah begitu saja. Ia terus berusaha.
1 hari sebelum seleksi dilakukan, Nara bertemu Yesung sedang bersama Eunhyuk dan Donghae. Nara tersenyum melihat Yesung yang kini juga sedang tertawa bersama teman temannya. Sepertinya Yesung bahkan tak ada beban padahal besok Yesung harus mengikuti tes.
“hey kau mengikuti Yesung lagi yeoja tukang tidur” kata Eunhyuk yang melihat Nara sedang memperhatikan Yesung. Huh, kenapa Eunhyuk senang sekali mengejeknya. Kenapa bukan Yesung. Ia malah berharap Yesung yang mengejeknya tapi Yesung malah lebih sering diam.
Nara hanya diam saja. Ia menatap Yesung. Yesung bahkan seperti tak peduli jika ada kehadiran Nara.
ahh,aku penasaran apa permintaanmu jika kau menang besok?” kata Eunhyuk tapi dengan nada mengejek. Nara semakin maju  ke depan. Mendekati mereka.
“jika aku menang Yesung harus menjadi namjachinguku”
Yesung Donghae dan Eunhyuk langsung menatap nara tak percaya. menjadi pacaranya? Yang benar saja.
“waw,,, waw,,, ku harap besok kau menang. Fighting” kata Donghae menyemangati Nara. nara tersenyum, untung ada Donghae yang berhati malaikat tak ada ejekan seperti namja di sebelahnya, Eunhyuk.
“jangan terlalu berharap deh” ejek Eunhyuk.
“aku yakin aku bisa” balas Nara dan langsung berlalu.


**************************

            Keesokan harinya..
Test sedang berlangsung. Ada beberapa anak yang mengikuti tes tersebut. Yesung dan Nara juga. Nara terus berusaha mengingat apa yang ia pelajari. Nara juga sangat berharap jika ia menang, dengan begitu ia bisa menjadi yeojachingu Yesung tapi ia juga hanya pasrah jika Nara kalah. Toh ia juga menjadi pembantu Yesung, tak masalah, ia juga senang karena bisa bertemu Yesung setiap hari.
Beberapa lama kemudian, Yesung berdiri dan membawa lembar jawabnya dan memberikannya ada penjaga. Tak lama kemudian Nara juga sudah selesai.
------skip------

Banyak siswa yang berkerumun di depan layar, melihat hasil seleksi yang baru saja keluar. Nara dengan antusias menuju kerumunan itu, karena tubuhnya yang lumayan kecil, ia bisa dengan mudah maju ke depan. Sebelum ia melihatnya, ia memejamkan matanya dan berdoa. Semoga ia menang.
Nara melihat namanya ada di posisi ke 10. Ia menghembuskan nafasnya. Bagaimana dengan Yesung?
“minggir” kata seseorang membuat orang orang disana menepi, membuat jalan untuk Yesung. Ckk, berkuasa. Tapi tidak dengan Nara. Ia mengurutkan dari peringkat atas untuk menemukan nama Yesung. Belulang kali ia lakukan tapi tidak ada nama Yesung.
Nara mencoba mencarinya di bawah, dan….
DEG
Yesung ada di peringkat 21. WAW
Nara melongo tak percaya. ini mimpikan?
“Hya minggir” teriak Yesung membuat Nara menoleh ke belakang dengan wajah yang sangat sangat senang. Ia sebenarnya ingin menjerit histeris. Tapi tidak mungkinkan?
“Anyeong namjachinguku” kata Nara dengan percaya diri sambil melambaikan tangannya. Yesung mengerutkan dahinya. Ia tak bersabar lagi, ia mendorong Nara untuk minggir.
Yesung membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang ia lihat. Tidak mungkin. Tak bisa dipercaya, Yesung terlihat kaget, Nara menang?
Bukan hanya Nara dan Yesung yang melongo, bahkan banyak siswa yang menyaksikan karena berita taruhan itu sudah menyebar. Benarkah jika Yesung kalah dan akan menjadi namjacingunya Nara. Bahkan banyak yeoja yang tak terima dengan hasil itu. Karena mereka tak mau jika Yesung kalah kerena itu artinya Yesung akan punya yeojachingu.
Bagaimana dengan seleksi itu? Bukankah peringkat 1-10 akan mengikuti OSN, tentu saja Nara mengundurkan diri.
Benar saja semanjak itu Yesung dan Nara resmi berpacaran. Tapi tetap saja tidak seperti itu kenyataannya kerena itu seperti sebuah pemaksaan. Selalu saja Nara yang mendekati Yesung duluan, ia bahkan tak malu. Ia percaya suatu saat Yesung juga akan menyukai Nara.

------flasback end------
***************************

Taman

Hening.
Nara dan Yesung duduk berdua di bangku belakang kampus. Seperti biasa Yesung hanya diam saja. Apakah harus selalu Nara dulu yang memulai mengatakan sesuatu.
Udara di taman itu sangat sejuk aplagi mereka duduk di bawah pohon yang rindang. Angin berhembus membuat rambut Nara sedikit berterbangan. Sesekali Nara harus membenahi anak rambutnya yang tidak ikut terikat.

Nara POV

Kenapa hening?
Apakah harus aku yang selalu memulainya?
Kenapa harus selalu aku, bahkan dia tak pernah menghubungiku, aku yang selalu SMS duluan, malah kadang tak ada balasan, tapi aku yakin dia akan membacanya. Bahkan Yesung sekarang tak menatapku sedikitpun. Aku harus bagaimana ya Tuhan. Apakah aku memang terlalu memaksanya? Tapi bukankah dia yang membuat tantangan itu.
“mian” kataku padanya. Aku menatapnya, tetap saja ia tak menatapku? Apakah dia begitu membenciku? Bahkan dia tak menjawabnya.
Ya Nara, kau harus bersabar, Yesung ada di sisiku pun aku sudah sangat senang. Aku yakin hatinya akan kumiliki suatu saat nanti. Kenapa Yesung sangat aneh, kenapa dia selalu saja diam. Jarang tersenyum, apalagi jika sedang bersamaku, dia hanya akan menunjukkan sikap dinginnya.
“mianhae, aku telah mencintaimu” kataku lirih. Semoga dia bisa luluh. Ya Tuhan kenapa aku sangat berharap jika dia akan mebalas cintaku, Nara paboya.
DEG
Yesung menatapku? Kenapa jantungku berdebar seperti ini? Apakah aku sakit? Sebenarnya apa yang kau lakukan Yesung, kenapa aku bisa sangat menyukaimu?
“mwo?” tanyanya.
“apa kau mau membuka hatimu untukku?” tanyaku. Kenapa aku ini? Dimana rasa malumu Nara. Bahkan kau tak peduli lagi dengan harga diri. Huffft, semua ini gara gara namja ini.
“molla” jawabnya datar.
Kenapa selalu seperti itu? kenapa mencintainya harus sesakit ini. Dasar, namja tidak peka.

Author POV

“em, ya sudahlah, kajja kita pergi, kau laparkan? Tapi maaf aku tak punya uang untuk mentraktirmu makan” kata Nara sambil beranjak dari duduknya. Yesung tak menjawab. Ia hanya menatap Nara. Setelah itu Yesung juga beranjak malah melangkah mendahului Nara.
“Oppa tunggu” teriak Nara.
Nara langsung berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan Yesung. Nara menatap Yesung. Tangan Nara bergerak menggandeng tangan Yesung. Yesung pun menatapnya. Nara hanya tersenyum dan menatap lurus ke depan. Menggenggam tangan Yesung mungkin ini baru pertama kali yang Nara lakukan. Ia harus lebih berani kali ini jika tidak mau Yesung pergi darinya.
“Biarkan seperti ini Oppa, bukankah kita sudah berpacaran?”  kata Nara lembut tanpa menghilangkan senyum di wajahnya. Yesungpun membiarkan tangannya di genggam  Nara.


**********************************


Yesung dan Nara kini sudah berada di kantin. Setelah melihat teman temannya Yesung melepaskan tangannya yang masih digenggam Nara kemudian bergabung bersama Eunhyuk Donghae dan Sungmin.
Nara hanya tertunduk melihat Yesung yang selalu cuek dengannya. Apalagi jika sudah bertemu dengan teman temannya yang sangat akrab, siapa lagi kalalu bukan mereka. Nara menghembuskan nafasnya mencoba lebih bersabar. Ia kemudain tersenyum tersenyum dan mendekati sekumpulan namja itu.
“anyeonghaseo” sapa Nara ramah. Dia mendekati keempat namja tersebut.
“hay yeoja tukang tidur, kau itu seperti ekor saja, kemana Yesung pergi keu selalu ikut, dasar yeoja aneh” ejek Eunhyuk.
“yak diam kau” bentak Nara tak terima. Donghae dan Sungmin hanya tersenyum sedangkan Yesung hanya diam seperti biasannya.
“ekor, dasar ekor” ejek Eunhyuk lagi.
‘Uh, kenapa harus Eunhyuk, seharusnya Yesung yang selalu menggodaku bukan si monyet menyebalkan itu. Bukankah jika di drama korea namja dan yeojanya juga sering mengejek satu sama lain, mungkinkah aku suka dengan Eunhyuk. Yak Nara apa yang kau fikirkan, mana mungkin aku suka dengan Monyet itu’ batin Nara.
Nara dengan sigap langsung menarik rambut Eunhyuk dengan keras.
“yak yak yeoja pabo, appo, lepaskan, yak appo”  rintih Eunhyuk sambil mengenggam tangan Nara untuk melepaskan tangannya dari rambut hitamnya.
“mwo? Kau itu yeoja tapi seperti tarsan” tambah Sungmin membuat Nara menatap geram Sungmin. Tatapan Nara sangat menakutkan sehingga Sungmin sedikit takut lalu memalingkan wajahnya dan meminum minumannya sepertinya dengan begitu Nara tak akan memangsanya.
“sudah sudah, kalian ini” kata Donghae membuat Nara melepaskan tangannya dari rambut Eunhyuk. Eunhyuk hanya mengelus kepalanya karena merasa sakit akibat rambutnya dijambak Nara.
Yesung hanya diam saja. Tak peduli, meneguk minuman yang di depannya.
“kau tak makan Nara?” tanya Sungmin ramah. Nara hanya menggelengkan kepalanya. Ia berfikir lebih baik makan dirumah saja dari pada uangnya habis untuk membeli makanan di sini.
Nara menatap Yesung yang sedang memakan makanannya. Bahkan Yesung tak peduli jika Nara berada di sisinya. Yesung bahkan belum pernah mengajak Nara jalan atau hanya sekedar makan saja. Apakah Yesung juga tak punya uang seperti Nara? Atau Yesung memang pelit? Atau Yesung memang tak peduli dengan Nara? Memang Nara tak pernah tau keadaan ekonomi Yesung. Kaya atau miskin tak masalah, Nara tetap akan menyukai Yesung.
“ini buat kamu” kata Sungmin menyodorkan sepiring makanan yang belum dimakan olehnya.
“ah tak usah, lagian aku juga bisa makan di rumah” tolak Nara halus.
“aish, bilang saja kalau kau gengsi menerimannya” kata Eunhyuk. Lagi lagi Eunhyuk mengganggunya. Nara hanya menghempaskan nafasnya yang berat.
arra, akan memakannya. Goomawo” kata Nara menerima dan langsung memakannya.
‘andai saja Yesung Oppa seperhatian Sungmin, seromantis Donghae dan semenyebalkan Eunhyuk, itu lebih baik dari pada dia tidak menganggapku sama sekali. Oppa kapan hatimu luluh?’

**************************


Siang ini sepertinya akan turun hujan. Dengan langkah cepat Nara berjalan ke sebuah kafe. Seperti biasa sehabis kuliah Nara langsung ke kafe Olie milik Jung ahjumma.
“siang Jung ahjumma” sapa Nara ramah. Jung ahjumma tersenyum. Nara langsung masuk ke dapur dan berganti seragam pelayan.
Nara dengan ramah melayani setiap pembeli di kafenya. Dia melayani dengan penuh senyuman membuat pelanggan nyaman dengan pelayanan Nara. Ia tak malu jika ada temannya yang juga datang ke kafe itu, bukankah pekerjaan itu juga baik. Setidaknya Nara sudah berusaha.
“Nara” pagi seorang namja yang datang ke kafenya. Nara sontak menoleh ke arah namja itu. Lalu ia tersenyum ketika melihat namja itu. Ia melangkahkan kakinya untuk mendekat ke namja itu.
“Oppa” sapa Nara senang. Ia langsung mengajak namja itu duduk di pojok.
“mau minum apa Oppa? Tapi banyar 2x lipat ne” kata Nara membuat namja itu tersenyum.
“geure” jawab namja itu.
“Nara,” panggil namja itu lembut. Nara menatap namja tampan yang ada didepannya.
“kapan kau mau berhenti bekerja?” kata namja yang bernama Park JungSoo itu. Nara hanya diam saja. Ia lelah mendengarkan pertanyaan itu.
“Nara, kau hanya tinggal bilang ke Appa kalau.........”
“Shireo, shireo, Nara tak punya Appa” potong Nara. Kini wajahnya serius. Tak ada senyuman lagi seperti tadi.
Park Jungsoo atau sering di sebut Leeteuk, dia adalah Oppa kandung Nara. Jungsoo tinggal bersama Appanya. Mereka sangat akrab, tapi tak ada yang tau jika Leeteuk adalah Oppa kandung Nara.
Nara memang sudah dibujuk beribu kali untuk berhenti bekerja dan Appanya akan membiayai hidupnya, tapi beribu kali juga Nara menolaknya. Ia sangat benci dengan Appanya. Setiap uang yang diberikan Appanya selalu saja dikembalikan oleh Nara. Ia benar benar tak mau menerima uang dari Appanya.
“Ra-ya...” bentak Leeteuk. Leeteuk tak habis pikir kenapa Nara sangat membenci Appa kandungnya sendiri. Nara hanya diam saja. ia tak berani melihat Oppanya.
“huffft” Leeteuk menghembuskan nafas beratnya.
“bagaimana keadaan Eommaku? Dia baikkan?” tanya Leeteuk untuk mencairkan suasana.
“Eommamu? Maksudmu Eommaku? Em, dia baik saja, Nara selalu menjaganya. Oppa tak usah khawatir, bukankah oppa juga punya Eomma yang sangat menyayangimu?”
“Raya, aku serius, kenapa jika menyangkut Appa dan Eomma sikapmu akan selalu berubah seperti ini? Cobalah mengerti Appa, dia tak sejahat apa yang kau pikirkan” jawab Leeteuk mencoba berrsabar.
“Oppa, jika kau ke sini hanya untuk membahas itu Nara tak ada waktu, pembeli masih banyak, Nara pergi dulu  Oppa. Baik baik ne” kata Nara dengan senyum terpaksa dan meninggalkan Oppanya.
Leeteuk hanya bisa bersabar atas sikap Nara yang seperti itu. Kenapa kedekatan Nara dan Leeteuk semakin memburuk setelah Appa dan Eommanya bercerai. Tapi Leeteuk selalu berusaha agar dekat dengan Nara seperti dulu. Setidaknya Nara masih menghormati Leeteuk, bahkan Nara juga tak pernah menggunkan kata ‘aku’ jika berbicara dengan Leeteuk menandakan Nara masih sangat menyayangi Oppanya.
Setelah Eomma dan Appa Nara bercerai Nara juga tidak seceria dulu. Nara juga tak terlalu peduli dengan penampilannya. Selalu menggunakan baju seadanya. Tak jarang Nara selalu diejek teman temannya. Ia terus akan terus berusaha melanjutkan studinya agar kelak ia akan sukses dan bisa membahagiakan Eommanya.

************************


            Cuaca pagi ini sangat mendukung, sayup sayup angin berrhembus pelan membuat pohon pohon ikut bergoyang. Suara para mahasiswa meramaikan kampus Tesang. Semuanya terlihat ceria. Terlihat yeoja yang sedang duduk dengan wajah ditutupi dengan buku. Bukan dibacanya tapi untuk menutupi wajahnya yang sedang terlelap. Ia duduk di bawah pohon yang besar di belakang kampus.
“Ra-ya” panggil Eunji. Ia melihat Nara yang duduk di bawah pohon. Ia pun menghampiri Nara.
“ish, kebiasaan” dengus Eunji saat mengambil buku Nara. Ternyata Nara sedang terlelap. Eunji mencoba membangunkan Nara. Tapi tetap saja Nara tak bergeming.
“Ra-ya, ireona, bukankah kau habis ini ada kelas.”
“mmmmm” Nara menerjabkan matanya. Ia melihat sahabatnya sudah ada di sebelahnya.
“jam berapa?” tanya Nara yang masih serak akibat bangun tidur.
“8”
“huft, masih ada setengah jam lagi, aku tidur lagi ne” balas Nara. Eunji hanya menggeleng gelengkan kepalanya. Kenapa Nara suka sekali tidur di kampus.
hyaaaaaaaaaaaaaaaa” tiba tiba Nara berteriak histeris.
“wae?” tanya eunji ikut panik.
“aku belum menemui Yesung Oppa, aku ke mau menemuinya dulu, mian Eonni, aku pergi” kata Nara langsung beranjak pergi meninggalkan Eunji. Eunji hanya menghela nafasnya menatap Nara yang sedang berlari. Ia sebenarnya kasian dengan Nara. kenapa ia suka dengan namja tak punya perasaan seperti Yesung.

-----skip-----

Nara berdiri di dekat parkiran. Ia menunggu Yesung. Sepertinya ia belum datang. Biasanya Yesung berangkat menggunakan sepeda. Tapi Nara belum melihat sepeda Yesung. Mungkin ia belum berangkat. Ia sudah sms Yesung, tapi belum dibalas.
Tak lama kemudian Yesung datang dengan sepedanya. Nara tersenyum dan melambaikan tangannya kepada Yesung. Yesung berhenti dan menaruh sepedanya di parkiran.
“pagi Oppa” sapa Nara ramah.
“oppa biar aku yang bawakan” kata Nara menarik tas Yesung.
“tidak usah”
“gwenchana, aku hanya ingin menjadi calon istrimu yang baik”
“ckk, jangan terlalu percaya diri kau akan menjadi istriku” Nara tersenyum mendengarnya. Ia memang tidak bisa memastikan itu.
Yesung membiarkan Nara membawakan tasnya. Setiap orang yang dilewati Yesung dan Nara pasti membicarakan mereka berdua. Ada yang mengatakan jika Nara seperti pembantu saja. Tapi Nara tetap diam saja.
“Oppa, kenapa smsku tadi malam tidak dibalas?”
“aku sudah tidur” jawab Yesung singkat. Tentu saja sudah tidur karena Nara sms jam 11 malam. Tadi malam ia hanya sempat sms Yesung jam segitu karena ia pulang bekerja jam 9.30. Untung saja Jung ahjumma mengantarnya.
“emm,” Nara mengengguk mengerti.
Brukkk
Tiba tiba seorang namja menabrak Yesung. Yesung menatap namja itu geram. Mereka saling menatap.
“kau tak akan memintaku meminta maafkan?” kata namja itu.
“sudahlah Oppa, kajja kita pergi” ajak Nara sebelum Yesung lebih kesal. Nara menarik narik lengan baju Yesung agar Yesung mau menurutinya tapi gagal, Yesung masih saja berdiri menatap geram namja tadi, Leeteuk.
bodoh” kata Yesung langsung tersenyum sinis lalu berlalu meninggalkan Leeteuk. Leeteuk menatap kepergian Yesung dengan tatapan tak suka.
“mianhae Oppa. Aku pergi dulu” kata Nara kepada Leeteuk sambil berlari mengejar Yesung.
‘kenapa kau bisa suka dengan namja itu, bukankah sudah jelas Nara, kau hanya dipermainkannya’ batin Leeteuk. Ia hanya kasian dengan Nara karena cintanya bertepuk sebelah tangan.
Dari awal memang Leeteuk tak suka dengan Yesung apalagi setelah Leeteuk tau jika Yesung selalu bersikap dingin kepada dongsaengnya.

********************************


Olie Kaffe
Eunhyuk melangkahkan kakinya masuk ke sebuah café. Eunhyuk duduk di sebelah utara dekat dengan jendela.
“mau pesan apa tuan” kata Nara. Sepertinya Nara belum sadar jika Eunhyuk yang ditanyanya.
“kau” kaget Eunhyuk saat mengetahui jika Nara yang menjadi pelayan itu adalah Nara.

-----skip-----

Eunhyuk meminta ijin pada Jung Ahjumma agar mengijinkan Nara menemaninya, makannya sekarang Nara masih berada di meja Eunhyuk, menemani Eunhyuk makan. Menyebalkan sekali namja itu. Seenaknya saja ia menyuruh nyuruh Nara.
“sejak kapan kau bekerja di sini?” tanya Eunhyuk tanpa menghentikan makannya. Memang Eunhyuk baru tau jika Nara bekerja di sana.
“sudah lama, untuk apa kau bertanya seperti itu?” tanya balik Nara.
“ani, hanya ingin tau saja, apakah Yesung tau?”
“molla,”
Eunhyuk menatap Nara yang sekarang tertunduk. Entah kenapa Eunhyuk suka sekali menggoda yeoja yang ada di depannya.
‘dia cantik’ batin Eunhyuk saat memperhatikan Nara. Entah apa yang Eunhyuk rasakan saat itu, kenapa darahnya terus berdesir saat berada di dekat yeoja itu. Apakah Eunhyuk mulai menyukainya?
Eunhyuk menggelengkan kepalanya agar segera sadar. Tidak tidak. Kenapa dia terus menatap Nara. Eunhyuk kembali makan.
“apa kau sangat menyukai Yesung? Bahkan yang aku tau dia tak pernah mempedulikanmu. Dasar yeoja pabo” Biasanya Eunhyuk tak pernah bertanya tentang masalah Nara, tapi kenapa sekarang Eunhyuk jadi begitu perhatian.
Nara yang mendengarkannya hanya tersenyum. Bahkan sahabat Yesung juga bilang jika Yesung tak mempedulikan Nara. Itu menandakan jika Yesung masih terpaksa menjadi namjachingunya.
“kau ini, kau juga tak tau sebenarnya kan? aku yakin Yesung juga mempunyai rasa yang sama sepertiku, mungkin ia hanya gengsi saja untuk mengungkapkannya” bela Nara.
“kau itu bodoh atau terlalu polos hah
Nara tampak kesal. Nara kira Eunhyuk sudah berubah, bahkan ia sempat berfikir jika Eunhyuk itu ternyata sangat baik, ternyata dia salah, tetap saja Eunhyuk itu menyebalkan.
“yak diam kau monyet jelek, kau itu tak tau apa apa, aku sangat mencintai Yesung, aku senang dia kadang membalas pesanku, bukankah itu namanya Yesung juga suka denganku?” kata Nara tak mau kalah.
Eunhyuk melihat Nara heran. Bagaimna bisa Yesung selalu saja dibelanya. Membalas pesannya wajar saja kan?
“terserah kau sajalah, aku tak peduli” Eunhyuk mulai tak kesal karena Nara selalu membela Yesung.

************************


Nara terlihat sangat buru buru, ia ingin segera sampai ke kampus. Hari ini dia dan Yesung akan ada kelas yang sama. Makanya Nara sangat sangat semangat untuk pergi ke kampus. Sesampai di kelasnya ia langsung duduk di meja paling belakang seperti biasanya agar dapat duduk di sebelah Yesung. Kali ini Nara tidak mau tertidur lagi, ia harus menunggu Yesung.
Tak lama kemudian Yesung sudah datang. Ia sangat terlihat tampan dengan kemja putihnya. Nara yang melihatnya tersenyum. Nara juga melambaikan tangannya menyapa Yesung.
“anyeong” sapa Nara dengan senyuman yang sangat manis.
Yesung duduk di sebelah Nara tanpa memperhatikannya. Dosen juga sudah di depan kelas. Bukannya memperhatikan dosen Nara malah terus memandangi Yesung dari sebelah.
“perhatikan” kata Yesung. Tapi Yesung tak menatap Nara. Nara yang merasa dirinya yang dimaksud Yesung, langsung duduk tegak dan melihat ke arah depan. Tapi tetap saja Nara kadang mecuri pandangan kepada Yesung.

**************************

5 bulan kemudian
04.00 pm
Pagi ini Nara belum juga tidur, ia sedang merajut sebuah syal. Syal yang dibuat dari kemarin, hari ini Yesung memang ulang tahun, ia ingin memberikan syal itu padanya, makanya ia lembur seharian. Ia tidak peduli sekarang sudah pagi.
Ia sangat mengantuk tapi selalu ditahannya. Ia tak mau terlambat mengucapkan selamat ulang tahun untuk Yesung.
“hoammm.... akhirnya selesai juga” kata Nara senang tapi ia masih mengantuk. Ia menggeleng gelengkan kepalanya berharap jangan tertidur dulu, ia kan belum membungkus kadonya buat Yesung. Nara menatap syal yang ia buat, ia tersenyum senang. Cantik. semoga Yesung menyukainya. Ia menuklis namanya dan Yesung di ujungnya. Yesung & Nara.

------skip------

Nara berdiri di dekat parkiran. Ia terlihat lesu dan sedikit pucat, bahkan ia belum sempat tidur karena tadi pagi ia harus membantu Eomma menyiapkan dagangan. Nara sudah setengah jam menunggu Yesung di sana, tapi tak dilihatnya Yesung. Ia tau jika Yesung belum datang karena sepedanya juga belum ada.
“Ra-ya? Kau sedang apa?” tanya Donghae yang baru saja turun dari mobilnya. Ia melihat Raya yang sedang berdiri, tangannya memegang sebuah kotak dibungkus sangat indah. Donghae menghampirinya.
“untuk Yesung?” tanya Donghae ramah.
Nara mengangguk.
“kenapa kau masih di sini? bukankah Yesung sudah berada di kelasnya?” tanya Donghae. Nara bingung. Bukankah sepeda Yesung belum ada?
“ah, Yesung belum belum datang, sepedanya saja belum ada”
Donghae menyipitkan matanya menatap Nara. Kemudian tatapannya berpindah ke arah parkiran. Donghae seperti mencari cari sesuatu.
“em, Yesung sepertinya tak menggunakan sepeda, itu mobilnya” kata Donghae menunjukkan mobil yang sangat indah berwarna merah. Nara melihat ke arah mobil itu lalu menatap Donghae tidak percaya. Bukankah Yesung selalu menggukan sepeda, mana mungkin Yesung punya mobil sebagus itu.
“kau bercanda? Mana mungkin itu milik Yesung. Mobil itu sangatlah bagus” elak Nara.
“ckk, kau ini, kau itu pacarnya seharusnya kau tau siapa itu Yesung. Dia itu anak dari pemilik perusahaan Y-Style. Kau tidak tau?”
“mwo?” Nara kaget. Ia tidak percaya ternyata Yesung adalah orang yang sangat kaya? Jadi selama ini ia berpacaran dengan anak pemilik Y-Style.
“jangan bilang kau tak tau?” tanya Donghae. Nara hanya bisa nyengir karena memang ia tak tau.
Donghae menggelengkan. Donghae menjelaskan siapa sebenarnya Yesung. Donghae memang benar, Yesung adalah anak dari pemilik Y-Style, perusahaan yang cukup terkenal di Korea. Perusahaan tempat Appa Nara bekerja. Appa Nara menjadi salah satu pegawai di Y-Style. Yesung memang orang yang tertuutup, makannya hanya sedikit yang tau jika Yesung adalah namja yang sangat kaya. Yesung selalu memakai sepeda makanya ia tidak terlihat kaya.
Nara mendengarnya tak percaya. Bukannya senang Nara malah sedikit kecewa mendengarnya. Bagaimana mungkin seorang calon pemilik perusahaan terkenal berpacaran dengan yeoja miskin seperti Nara.
Apakah itu alasan Yesung selalu bersikap dingin padanya? Apakah karena Yesung malu mempunyai yeoja seperti Nara?
Nara menghirup oksigen dalam dalam  dan dikeluarkannya perlahan. Bagaimana ia bisa tidak tau semua ini? Dasar Nara pabo, batinnya.
“ya sudah jangan dipirkan lagi, kajja, kau akan menemui Yesung kan? kajja” ajak Donghae. Nara pun mengangguk dan mengikuti Donghae.

…SKIP…

Nara berhenti di depan pintu kelas. Ia benar benar tak berani masuk. Banyak sekali orang yang menemui Yesung untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Nara juga melihat banyak sekali kado yang ada di meja Yesung. Yesung bahkan tersenyum saat yeoja yeoja itu mengucapkan selamat kepadanya.
‘dasar Nara pabo, seharusnya kau tau Yesung akan banyak memiliki kado bahkan jauh lebih baik dari pada yang akan aku berikan. Uh, Nara pabo pabo,’ batin Nara kecewa.
“hey, kajja masuk” kata Donghae yang melihat Nara hanya mematung di depan pintu.
“oo...oh, ne,, ne” jawab Nara gugup. Ia langsung memasukkan kadonya. Ia takut jika Yesung malah akan menertawakannya.
“saengil cukkae Yesung-ah” teriak Donghae sambil merangkul pundak Yesung. Yesung tersenyum.
“gomawo” balas Yesung.
“sanng...sangeil, cukkae cukkae Yesung oppa” kata Nara gugup. Ia bahkan tak berani menatap Yesung lagi. Nara yang hanya tertunduk. Ia tahu sekarng posisinya. Ia tak lebih dari yeoja biasa yang hanya berharap Yesung mempuyai perasaan sepertinya.
“ne” jawab Yesung.
Tadi malam memang Nara sudah mengucapkan selamat pada Yesung, tapi hanya lewat sms makanya sekarang ia mengucapkannya lagi. Nara masih tertunduk, ia bahkan tak bisa membelikan kado yang mahal seperti teman teman Yesung.

****************

Siang harinya,,,
Nara berlari mengejar Yesung yang katanya sudah keluar dari kelasnya. Nara bahkan belum sempat memberikan kadonya.
“Oppa oppa” teriak Nara. Yesung berhenti dari jalannya dan melihat Nara yang sepertinya sangat kelelahan. Tentu saja dia sangat lelah karena berlari dari lantai 3 sampai ke parkiran. Ia tak peduli jika dengan kepalanya yang dari tadi pusing. Bahkan terlihat dari wajahnya ia masih sangat pucat.
“Oppa, apakah kau ada waktu?” tanya Nara sambil menagatur nafasnya yang masih terengah engah. Yesung menatap Nara. ia belum menjawab.
“aku sibuk” Yesung menjawabnya dengan lama.
Nara yang mendengar itu hanya tertunduk. Ia sebenarnya kecewa dengan jawaban Yesung. Tapi ia tidak boleh egois. Pasti Yesung punya acara di rumahnya, pesta mungkin. Atau jangan jangan banyak yang diundang dan Nara tidak tau. Mungkin pesta dengan baju baju mahal sehingga Yesung tak mengundnagnya karena ia tau Nara tidak punya. Yak apa yang kau pikirkan Nara. Yesung tak mungkin setega itu.
Nara mencoba tersenyum mendengarnya, lalu ia mengangguk.
ya sudah, sebenarnya aku ingin mengajak Oppa jalan. Bahkan selama kita pacaran aku belum pernah berkencan dengan Oppa. Em, aku hanya ingin merayakan ulang tahunmu saja. Aku ingin kau bahagia. Tapi ternyata kau sibuk, istirahatlah yang banyak Oppa, jangan terlalu kecapean. Jangan lupa makan. Sekali lagi selamat ulang tahun Oppa” kata Nara polos. Ia mencoba tersenyum walaupun sulit.
Yesung melihat Nara miris. Bagaimana bisa ia selalu perhatian dengan Yesung. Nara kini enggan untuk memberikan kadonya. Ia yakin pasti Yesung tak akan suka.
“oppa, aku sepertinya harus ke café, tadi aku sudah ijin untuk tidak bekerja untuk menemanimu,. aku tidak jadi ijin saja, ya sudah Oppa, aku pergi dulu ya” pamit Nara dengan senyum manisnya. Terlihat senyumnya itu dipaksakan. Yesung tau.
Yesung hanya diam. Nara kemudian berbalik untuk pergi. Ia menggenggam tasnya dengan kuat agar hatinya tak bergetar karena kecewa. Matanya seperti berat untuk tidak mengeluarkan air mata. Tidak, ia tidak boleh menangis hanya kerena kecewa.
“Ra-ya” panggil Yesung.
DEG
Yesung memanggilnya dengan R-ya? Jinjja? Nara sontak berhenti dan membalikkan tubuhnya.
mau ikut denganku” kata Yesung, setelah mengatakan itu Yesung berjalan ke arah mobilnya.
Nara hanya diam. Ia masih sibuk mencerna kata kata Yesung. Apakah Yesung benar mengajaknya.
“palli sebelum aku berubah pikiran” Yesung berbalik. Nara pun langsung berlari mengejar Yesung.
*****************

Nara POV
Eomma tolonglah aku, kenapa jantungku terus berdetak kencang. Aku bahkan belum percaya aku kini berada di dalam mobil bersama Yesung. Apakah ini mimpi. Ya Tuhan jika ini mimpi jangan bangunkan aku. Aku benar benar sangat senang. Apalagi pangeranku ada di sisiku.
Aku melihat Yesung Oppa yang berkonsentrasi menyetir. Kenapa dia begitu menarik di mataku. Ani, bukan hanya di mataku, tapi di mata banyak orang.
“kau mau mengajakku ke mana?” tanyanya.
Aku belum menjawabnya. Aku masih sibuk menatap wajahnya yang putih dan sangat tampan. Yesung Oppa kini malah menatapku dengan tatapan...rrr, kenapa tatapannya menakutkan. Aku langsung menolehkan pandanganku. Sepertinya dia marah aku tak menjawab pertanyaannya. Aku tau dia tak suka jika mengulang kata katanya.
“emm, ke,,, ke Sungai Han” jawab ku gagap. Bagaimana bisa aku begitu. Padahal aku sudah menjadi yeojachingunya hampir 7 bulan, tapi tetap saja jika berada di dekatnya aku sangat gugup.
Yesung melajukan mobilnya menuju Sungai Han. Entah kenapa ia menuruti kataku, jinjja? Ouh senangnya. Kami duduk berdua di bangku panjang di sana. Ia hanya diam saja menatap ke depan. Aku melihat sekitar, sangat indah sekali pemandangan di sini. Seakan pusing di kepalaku terlupakan karena ada Yesung Oppa disisiku. Aku melihat ada toko es cream.
“oppa, kajja kita beli es cream, lihatlah sepertinya sangat enak” ajakku kepada Yesung Oppa.
“shireo, aku bukan anak kecil” katanya. Ahh, kenapa dia selalu begitu. Aku memajukan mulutku ke depan. Kesal? Tentu saja tidak, hanya berpura pura kesal. aku bahkan sangat bahagia walaupun ia menolak. Lihat saja, Yesung pasti akan mau.
“Oppa, es cream bukan hanya untuk anak kecil, ayolah, ne ne ne” kataku, semoga saja dia luluh. Tapi lihatlah, dia malah hanya diam. huh menyebalkan sekali. Akupun menarik tangannya menuju ke toko es ceram itu. Ingat, berpacaran dengan namja dingin itu tidak enak.
Sepertinya Yesung Oppa sangat kesal, biar kan saja. Aku juga kesal karena ia selalu bersikap dingin padaku.
Aku melihat menu di meja.
Sial. Kenapa sangat mahal. Bagaimana ini? Aku tidak punya uang. Ouh, malunya padahal aku yang mengajak Yesung ke sini. Aku hanya diam saja dan menunduk. Aku tau Yesung sedang menatapku.
“em, Oppa, ini sangat mahal, tidak jadi saja ne”
Memalukan. Tapi kau kan memang tidak punya uang.
“ckk, dasar kau memang menyebalkan” kata Yesung Oppa. Ia langsung beranjak dari tempat duduknya. Aku pun mengikutinya. Tunggu, kenapa dia malah membeli es cream.
“ini, jika kau tak punya uang jangan sekali kali bikin masalah” katanya dingin sambil menyerahkan 1 es cream buatku. Memang sih aku salah, tapi tetap senang. Yesung Oppa membelikanku es cream. Wao… senangnya.

Author POV
Nara dan Yesung menikmati es cream di dekat Sungai Han. Nara sangat senang. Senyum manisnya tak pernah hilang dari wajahnya yang sedikit pucat. Hari itu akan ia kenang selalu. Itu bahkan pertama kalinya Yesung dan Nara jalan berdua.
“mashita, khamsahamnida Oppa” kata Nara senang
Nara terus memakan es creamnya. Ia melihat Yesung yang hanya diam. Sesekali menyendok es cream yang ada di depannya.
“oppa, aku sangat senang” kata Nara lagi. Nara ingin berdiri untuk mendekati Sungai. Tapi..
BRUKKK
Tak sengaja Nara malah tersandung dan es creamnya tumpah di jacket Yesung.
yakk... kau” kata Yesung kesal karena bajunya terkena es cream milik Nara. Nara hanya menutup wajahnya. Kenapa ia bisa sangat ceroboh. Ouh, padahal es creamnya masih banyak. Dan sekarang jacket Yesung kotor gara gara dia. Oh Nara. Matilah kau.
“mianhae, jeongmal mianhae, biar aku yang bersihkan” kata Nara sambil mengeluarkan tissu dari tasnya dan membersihkan jacket Yesung. Yesung hanya diam saja. Membiarkan Nara membersihkan jacketnya. Nara terus saja mengucapkan kata maaf. Ia sangat merasa bersalah pada Yesung.
Setelah membersihkannya Nara duduk kembali dan tertunduk menyalahkan dirinya senidri. Yesung menghempaskan nafasnya. Ia kemudian melepas jacketnya. Terlihat Yesung yang hanya memaki kaos putih V neck. Sangat tampan. Yah, Yesung benar benar tampan.
Sesekali Nara melihat es creamnya yang sudah terjatuh. Padahal Nara ingin sekali memakannya. Ia menyesal. Padahal itu es cream yang diberikan Yesung, malah kini terjatuh.
“Kau itu memang menyebalkan, ini, jangan jatuhkan lagi” kata Yesung datar sambil memberikan es cream miliknya kepada Nara. Sepertinya Yesung menyadari jika Nara ingin es cream. Entah kenapa Yesung jadi kasian melihat Nara.
“mianhae aku tak bermaksud membuatmu seperti itu, aku hanya ingin di hari spesialmu kau bahagia. Itu es cream milikmu, aku tak apa” kata Nara masih tertunduk.
aku tak suka, ya sudah aku akan membuangnya” jawab Yesung enteng.
Mwo? Yang benar saja dibuang? Ish...
“emm, jangan oppa, ne ne, aku kan memakannya sayang jika di buang” cegah Nara. Ia pun mengambil es cream milik Yesung dan memakannya. Ia kembali tersenyum. Benar benar anak kecil.

-----skip------

Hening,
Hanya tersengar gemercik air. Di sana memang hanya ada Yesung dan Nara. Tapi sepertinya cuaca yang tadinya cerah kini berubah menjadi berawan. Langitpun mulai gelap.
Sudah lama mereka di sana, Nara terus saja membuat Yesung kesusahan. Bukan hanya masalah es cream tadi, Nara terus mengajak Yesung jalan jalan, tadi Nara tak sengaja mendorong Yesung sehingga kunci mobil Yesung jatuh entah kemana. Mereka harus mencarinya dengan susah payah dan untung saja ketemu, belum lagi Nara terus membuat Yesung malu karena tingkahnya. Tadi bahkan Nara sempat tertidur, ia sangat mengantuk karena belum sempat tidur. Benar benar menyusahkan.
“Oppa, mianhae, aku tak tau jika kau adalah anak dari pemilik Y-Style, ak,, aku sadar, jika aku tak pantas buatmu, mianhae,” Nara mulai mebuka pembicaraan lagi.
“seharusnya aku tau jika kau memang tak menyukaiku, kenapa aku sangat bodoh, aku selalu menganggapmu mulai menyukaiku, tapi aku salah, mianhae aku terlalu mencintamu Oppa” lanjut Nara.
Yesung kini mulai menatap Nara. Tapi tak ada sepatah katapun keluar dari mulut Yesung. Nara kemudian mengambil sesuatu di tasnya. Sebuah kado yang tadinya akan diberikan Nara saat di kampus tapi tidak jadi.
“mianhae di hari ulang tahunmu aku malah membuatmu kesusahan, aku hanya ingin membuatmu bahagia. Tapi kenapa aku malah membuatmu jadi seperti ini. Mianhae, sebagai yeojachingumu aku bahkan tak bisa membelikanmu kado semahal teman temanmu, aku hanya bisa memberikan ini” kata Nara memberikan kado yang terbungus rapi dengan sampul warna merah. Nara tau jika Yesung suka dengan warna merah. Yesung menerimanya. Nara pun tersenyum.
Matahari mulai tenggelam. Kini langit juga mulai gelap. Mereka masih saja di sana.
Tes tes tes
Tiba tiba hujan turun. Nara dan Yesung sontak berlari untuk mencari tempat berteduh.
“oppa, aku senang sekali hari ini, Oppa pasti sudah lelah, oppa pulanglah, aku bisa pulang sendiri bukankah kita tidak searah, pulang dan istirahatlah, kau perlu menghangatkan diri. Cepatlah pulanglah” suruh Nara.
Nara melihat Yesung hanya diam tak beranjak. Nara pun mengeluarkan payung dari tasnya dan memberikan kepada Yesung. Nara tak mau jika Yesung sakit. Ia tak peduli jika ia harus hujan hujannan yang penting adalah kesehatan Yesung.
“ini pakailah, cepat pulang  Oppa,” Nara pun menarik Yesung agar Yesung beranjak dan segera menuju ke mobilnya. Yesung pun terpaksa beranjak menuju ke mobilnya dengan menggunakan payung milik Nara agar terlindung dari hujan.
Nara melambaikan tangannya.
Nara kemudian berlari menuju halte. Ia tak mau ketinggalan bus. Sesekali ia menggesekkan tangannya. sepertinya hujan mengakibatkan Nara sangat kedinginan. Ia menggigil.


***************************


“pakailah supaya hangat” kata Eommanya menyelimuti Nara yang sangat kedinginan. Setelah turun dari bus Nara hujan hujanan untuk sampai ke rumahnya, makanya kini ia sangat kedinginan.
Nara mencoba untuk tersenyum karena Eommanya sangat perhatian kepadanya. Eommanya membalas senyuman Nara. Lalu Eommanya meninggalkan Nara agar Nara istirahat.
Nara merasa tubuhnya menggigil. Kepalanya juga sangat pusing. Wajahnya sangat pucat. Mungkin ia sakit. Nara melihat jam dindingnya menunjukkan pukul 9 malam, tapi kenapa Nara sudah sangat mengantuk. Nara kemudian mengambil ponselnya. Ia menulis pesan untuk Yesung.
To : Yesung Oppa
Oppa sudah makan kan? pasti kau sangat kedinginan. Mian itu semua kesalahanku. Istirahatlah Oppa, aku tidak mau kau sakit.
Kemudian Nara tersenyum mengingat ia dan Yesung jalan. Ia sangat senang.
Drrrttt
Ponsel Nara bergetar. Nara menarik bibirnya. Ia tersenyum.
From : Yesung Oppa
Kau sangat cerewet
Nara tetap tersenyum melihat balasan Yesung. Ia langsung terlelap melihat balasan itu. ia benar benar sudah tidak tahan lagi. Kepalanya terasa sangat berat.

****************************

Keesokan harinya..
Nara sudah berada di kelas. Ia sudah berada di kelasnya. Kini ia benar benar sakit. Bahkan untuk sekedar berjalan ia harus berusaha mati matian. Wajahnya sangat pucat, tapi ia tetap saja datang ke kampus. Hari ini ia ada kelas bersama Yesung, ia tak mau melewatkannya begitu saja.
Nara menyandarkan kepalanya di meja. Ia langsung menutup matanya. Sepertinya ia masih merasakan sakit yang sangat di kepalanya.
“haey, yeoja tukang tidur” sapa Eunhyuk saat melihat Nara yang sedang terlelap. Nara memang tidur membelakangi Eunhyuk. Eunhyuk semakin penasaran dengan Nara. Bahkan Nara tak menjawabnya. Eunhyuk langsung mendekati Nara.
“kenapa dia pucat sekali” gumam Eunhyuk saat melihat wajah Nara yang sangat pucat.
Eunhyuk mengangkat tangannya untuk memegang dahi Nara, tapi diurungkannya karena pengajarnya sudah datang. Eunhyuk menatap Nara kasian. Ia tau jika Nara tak enak badan. Eunhyuk langsung mengambil tasnya dan menuju keluar karena ini bukan kelasnya.

Nara POV
Uhh, kenapa kepalaku sangat sakit. Aku menerjabkan mataku saat mendengar sayup sayup suara dosen di depan. Aku dengan malas membuka mataku. Mencoba untuk melihat sekitar. Ahh, kenapa kepalaku ini. Kenapa sangat sakit. Aku menoleh ke sebelah kiriku.
Aku tersenyum melihat Yesung Oppa sudah ada di sebelahku. Seperti biasanya aku melambaikan tanganku ke arahnya. Tapi aku sudah tak tahan lagi. Setelah melambaikan tangan, aku langsung menaruh kepalaku di meja membelakangi Yesung agar ia tak melihat aku yang saat aku tidur lagi toh Yesung Oppa juga tak akan membalasnya. Aku benar benar sakit. Ahh, Aku tak peduli dengan dosen itu.


******************************


Author POV
Prakkk
Makanan yang dibawa Nara kini tumpah mengenai pelanggan yang sedang makan. Ia benar benar tak bisa melakukan apapun dengan baik hari itu.
“Mianhaeyo, jeongmal miahnae”  kata Nara sambil membersihkan meja yang kena makanan yang tumpah.
“ada apa ini” kata Jung Ahjumma yang melihat keributan.
“mianhae Ahjumma ini semua salahku, mianhae” kata Nara. Ia benar benar meruntuti dirinya sendiri. Kenapa dia harus sakit hari itu. Jung Ahjumma juga ikut minta maaf pada pelanggan dan akan mengganti makanan mereka.
“kau sakit Nara” kata Jung Ahjumma khawatir melihat keadaan Nara.
“aniya. Aku sangat baik” bohong Nara.
“bohong, dia sedang sakit Ahjumma” entah datang dari mana tiba tiba Eunhyuk sudah ada di sana. Ia memang dari tadi mengikuti Nara. Ia tau jika Nara sakit hari ini.
Tanpa basa basi Eunhyuk langsung membawa Nara pulang. Jung Ahjumma juga sudah mengijinkan Nara agar tidak bekerja dulu. Nara tadi sempat mengelak, jika ia tidak bekerja bagaimana ia bisa menghidupi keluarganya. Tapi Eunhyuk terus memaksa akhirnya Nara mau mengikuti perintah Eunhyuk.
Eunhyuk membawa Nara ke rumah sakit. Ternyata Nara sakit karena terlalu lelah dan kurang tidur. Kini Nara dan Eunhyuk sedang berada di mobil Eunhyuk. Eunhyuk akan mengantar Nara pulang.
“pabo, tau jika kau sakit tetap saja memaksakan untuk bekerja, dasar keras kepala” bentak Eunhyuk di mobil.
“jika aku sekaya kau aku juga tak akan seperti itu” bela Nara. Ia menatap lurus kedepan. Menyandarkan kepalanya agar tak terasa berat. Eunhyuk yang mendengar jawaban Nara hanya bisa diam.
Entah kenapa Eunhyuk sangat merasa sedih saat melihat Nara sakit seperti itu.
‘Ya Tuhan ada apa denganku’ batin Eunhyuk.



TBC

0 komentar:

Posting Komentar