Loving
You
Title : Loving You
Author : Lilian Nay Clouds
Lenght : Ficlet
Cast : Nara
Yesung
Eunhyuk
Hyuna
Leeteuk
Aku tak ingin bangun dari mimpi indahku meskipun itu
hanya sebentar
Aku hanya bisa menghela napas mentertawakan diriku
yang seperti orang bodoh
Aku tau, sangat tahu aku bukan orang yang terbaik
Tapi aku tidak tahu, apakah aku cukup baik untukmu?
Super junior K.R.Y - Just You
09.00 pm
Hujan lebat malam ini turun
di Seoul. Cuaca malam itu begitu menakutkan, petir mengglegar di sana sini.
Sepertinya sampai nanti hujan tak akan berhenti melihat hujan yang begitu
lebat. Membuat banyak orang lebih memilih tidur di rumah dengan selimut tebal
untuk menghangatkan tubuh mereka dari dingin yang mencengkam.
Tapi tidak untuk yeoja yang
bernama Park Nara. Yeoja itu kini tengah membersihkan cafe kecil di piggir jalan milik
majikannya. Kelihatannya cafe itu sudah tutup melihat
hanya ada yeoja itu saja di sana.
Park Nara sesekali membenahi
rambutnya yang kini sudah berantakan. Ia tak peduli lagi
dengan rambutnya mengingat pekerjaannya belum selesai. Ia terus mengayunkan
tangannya untuk mencuci banyak piring di wastafel.
“huft, akhirnya selesai juga”
katanya tersenyum senang sambil menghembuskan nafas beratnya. Ia melepaskan
ikatan rambutnya dan membenahinya agar terlihat rapi lagi tak seperti tadi.
Nara langsung keluar dari tempat itu dan menguncinya dari
luar. Ia melihat hujan yang sangat lebat. Ia sebenarnya takut untuk pulang
mengingat hari itu sudah malam tapi mau bagaimana lagi, ia tetap harus pulang
kerena pasti Eomma yang disayanginya sudah menunggunya.
Nara langsung berlari untuk
menuju rumah besar tak jauh dari kafe tempat ia bekerja. Nara terus
berlari cepat karena memang hujan terus turun dengan lebatnya. Sesampai di
rumah itu Nara langsung memencet bel.
Ting tong
Nara menunggu pemilik rumah
itu keluar sambil mengelus tangannya sendiri. Ia sangat kedinginan kerena ia tak
membawa payung ataupun mantel.
“Anyeong Ahjumma” sapa Nara
saat melihat seorang Ahjumma membukakan pintu.
“Nara, apakah kau hujan
hujanan? Kajja masuk dulu” suruh pemilik rumah itu yang bernama Jung Ahjumma. Ia memang
pemilik kafe tempat Nara bekerja. Tadi Jung Ahjumma menyuruh Nara membersihkan
kafe, tentu saja gaji Nara akan bertambah. Makanya Nara dengan senang hati
menerimanya.
“oh, tidak perlu Ahjumma,
Nara Cuma ingin mengembalikan kunci ini, Nara langsung pulang saja, pasti Eomma
sudah menunggu” kata Nara lembut. Membuat Jung Ahjumma melihat Nara kasian.
“ya, kalau begitu tunggu sebentar
Nara” kata Jung Ahjumma. Nara pun tersenyum sambil mengangguk.
Tak berapa lama Jung Ahjumma
keluar dari rumahnya membawa payung dan amplop.
“Ini Nara gaji untukmu, terimakasih
banyak telah
membantu membersihkan kafe,
ini bonus untukmu karena kau sangat rajin. Dan ini payung agar kau tak
kehujanan” kata Jung ahjumma sambil memberikan payung dan amplop.
“khamsahamnida Jung Ahjumma. Nara pulang
dulu ya, anyeong” kata Nara sambil
menerima dan membungkuk memberikan salam pada Jung Ahjumma. Jung ahjumma
tersenyum dan mengangguk. Nara langsung pulang dan kali
ini membawa payung. Walaupun tubuhnya sudah basah tapi payung itu tetap
membantunya agar tak terkena air yang dingin itu lagi.
-----skip-----
“Nara, kenapa baru pulang,
apakah kau bekerja sampai selarut ini,, lihat kau kehujanan, palli masuk
dan cepatlah mandi, Eomma akan siapkan air hangat untukmu” kata Eomma Nara saat
Nara sudah masuk rumah yang sederhana dan terbilang kecil.
“Eomma, Nara bisa melakukannya
sendiri, Eomma istirahatlah. Nara mandi dulu”
Setelah selasai mandi, Nara
langsung mengeringkan rambutnya dengan handuk. Sepertinya tubuhnya lebih baik
dari pada tadi yang sangat kedinginan. Nara langsung mengambil laptop miliknya
di meja belajarnya.
“huft, Fighting Nara” kata
Nara menyemangati dirinya sendiri. Sepertinya tugas kampus belum ia kerjakan
mengingat tadi seharian ia hanya terus bekerja demi mendapatkan uang untuk
biaya kehidupannya.
Di balik
pintu, Eomma melihat Nara sedih. Ia sepertinya sangat
merasa bersalah dengan Nara. Seharusnya ia tak membiarkan Nara bekerja sampai
malam. Apalagi Nara adalah yeoja. Eomma Nara langsung mendekat ke arah Nara dan
duduk di ranjang kamar tidur Nara. Walaupun kamar Nara kecil tapi kamarnya
selalu rapi.
“mianhae Nara, jika saja Eomma tak memaksamu ikut
tinggal dengan Eomaa, mungkin kau tak akan hidup menderita begini dan kau sudah
bahagia dengan Appamu” kata Eommanya yang membuat Nara berhenti dari
kegiatannya dan menatap Eomma yang sangat ia sayangi itu.
Nara menghela
mafasnya. Ia sudah bilang berapa kali dengan Eommanya agar tak bicara seperti
itu, tapi selalu saja ibunya mengungkit itu lagi.
“sudah berapa kali Nara
bilang Eomma, Eomma tak boleh berkata seperti itu. Lagian Appa yang membuat
kita seperti ini. Nara tak mau tinggal dengan Appa yang tak bertanggung jawab
sepertinya” Nara sedikit kesal karena
membayangkan Appanya yang telah meninggalkan Nara dan Eommanya.
Appa dan Eomma Nara memang
sudah berpisah saat Nara menginjak bangku
SMP. Appanya kini sudah menikah dengan yeoja lain membuat Nara dan Eommanya
hidup dalam kemiskinan. Dulu memang hidup Nara sangatlah enak karena Appanya
adalah seorang yang dibilang cukup mampu. Tapi sekarang sungguh berbeda. Nara
harus bekerja untuk menghidupi dirinya dan Eommanya. Apapun pekerjaan ia
lakukan. Sedangkan Eommanya hanya seorang pedagang di sebuah sekolah dan tentu
saja gajinya tak cukup untuk keperluannya sehari hari dan
biaya kuliahnya..
******************
Universitas
Korea
Pagi yang
indah.
Nara melangkahkan
kakinya menuju gedung raksasa yang sudah ada di depan matanya. Sesekali ia
mengusap matanya. Ia merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Ahh, mungkin ia
kurang tidur sehingga matanya terlihat sayu. Dan kini ia harus mengikuti
kuliah. Ahh capeknya.
“Ra-ya” teriak seorang yeoja yang
kini berlari mendekati Nara. Nara sontak membalikkan badannya karena mendengar
seseorang memanggilnya. Ia langsung tersenyum melihat sahabatnya kini sedang
menghampirinya.
“ne Eonni” jawab Nara.
Eunji,
teman Nara langsung mensejajarkan langkahnya dengan Nara.
“katanya Yesung hari ini ada
kelas bahasa Inggris jadi nanti kau sekelas dengannya” kata Eunji. Mendengar
itu, Nara langsung tersenyum. Sahabat Nara itu memang selalu mengerti
apa yang Nara suka. Eunji juga selalu menemani Nara. Mereka kuliah mengambil jurusan
yang sama. Nara juga selalu memanggilnya Eonni karena umur mereka terpaut 1 tahun.
Nara memang pernah masuk
kelas akselerasi saat di saat SMP, makannya ia jauh lebih muda
dari pada teman temannya di kampus itu. Nara mendapatkan beasiswa di sana. Jika bukan karena beasiswa
Nara tak mungkin bisa masuk di sana karena biaya masuknya saja sangat mahal.
Kembali
lagi..
“jinjja? Huh senangnya bisa
melihat Yesung” jawab Nara senang.
Ia memang sangat suka dengan
Yesung semenjak 2 tahun yang lalu. Yesung pernah menyelamatkan Nara dari
tabrakan mobil, makanya ia sangat mengagumi Yesung namja tampan yang termasuk
namja yang populer di kampus itu.
****************
Nara duduk paling belakang
sendiri. Ia memang sengaja memilih di sana kerena Yesung juga selalu duduk di
meja paling belakang. Di kelas itu baru beberapa anak saja yang terlihat. Nara
meletakkan kepalannya di meja. Ia sangat mengantuk. Semalam ia lembur untuk
membuat tugas. Ini memang kebiasaanya, jika ada waktu luang di kampus, ia menyempatkan
untuk tidur. Ia tak bisa istirahat yang cukup di rumah karena
pekerjaannya.
Ia memejamkan
matanya, dengan mudahnya ia sudah terlelap.
Beberapa lama kemuadian.
“Nara”
“Park Nara”
Panggil Dosen berulang ulang karena
Nara tak menjawabnya.
“ssstttt, Nara.., yak Ra-ya, cepat bangun” kata
seseorang di sampingnya membuat Nara mengedipkan matanya brulang-ulang
setengah sadar. Nara
mendengar tak jelas karena nyawanya belum sepenuhnya berkumpul. Ia masih dalam
posisi yang tadi. Kepalanya masih bersandar di meja dan tangannya menutupi
wajahnya.
Nara menegakkan
tubuhnya dan menerjabkan matanya. Ternyata sudah banyak
anak di sana. Bahkan dosenpun juga sudah masuk. Nara tak peduli, ia langsung
duduk dengan mata yang masih sipit. Orang
orang di sana sudah tidak heran lagi jika melihat Nara seperti itu. mereka
sudah hafal dengan kebiasaan buruknya.
“Yes, I’m here” jawab Nara sedikit serak. Teman
sebelahnya yang tadi memangunkannya hanya menggeleng. Kebisaan.
Nara menoleh sebelah kirinya.
DEG
Ternyata Yesung sudah ada di
sebelahnya. Jantung Nara terus berdetak. Ia menggelengkan kepalanya agar rasa
kantuknya hilang. Ahh, ia sangat malu,
pasti Yesung akan berpikiran jelek tentangnya. Semoga saja tidak, bodoh, tentu
saja iya. Yesung bahkan sudah ada di sana sebelum Nara bangun bukan?
Ia terus menatap Yesung dari
samping.
“anyeong Oppa” kata Nara saat
Yesung menoleh ke arahnya. Nara bahkan melambaikan tangannya sambil tersenyum
manis.
Yesung yang melihatnya tak merepon.
Ia bahkan memalingkan wajahnya dari Nara. Nara tetap tersenyum. Sepertinya Nara
sudah terbiasa dengan sikap Yesung yang dingin itu. Nara kadang kesal dengan
dirinya sendiri, kenapa ia bisa menyukai namja yang bersifat dingin seperti
Yesung.
*******************
Pelajaran selesai. Semuanya
berhamburan keluar, Nara masih sibuk membereskan bukunya. Ia melihat Yesung
yang sedang berjalan keluar. Nara buru buru membereskannya dan pergi meyusul
Yesung.
“oppa oppa, tunggu” Nara
sambil mengejar Yesung. Tapi Yesung seperti tak peduli. Ia terus melangkahkan
kakinya
seperti tak mendengar apa yang Nara katakana.
“oppa, apakah kau sudah
makan” kata Nara sambil mendahului Yesung dan
berjalan mundur karena ia ingin bicara dengan Yesung. Yesung lagi lagi tak
menjawabnya bahkan untuk sekedar melihat wajah Nara saja sepertinya enggan.
Nara mendengus kesal.
“Yak Oppa, aku bertanya
padamu”
Yesung
yang sudah tak tahan lagi langsung berhenti berjalan lalu menatap Nara.
“wae? apakah kau mau
mentraktirku?” jawab Yesung datar. Seketika Nara hanya diam. Nara
kan cuma mau basa basi saja agar bisa dekat dengan Yesung. Tapi… malah Yesung berkata seperti
itu. Uang dari mana? Bahkan kantin di kampusnya semuanya sangat mahal. Bagaimana
bisa Nara mentraktir Yesung. Ahh,
andai saja ia kaya.
“Kau bahkan tak mampu membeli
makanan untukmu sendiri kan?” kata Yesung ketus. Nara hanya diam saja. Memang
benar apa yang Yesung bilang.
“Yesung
Oppa aku yang akan
mentraktirmu” teriak yeoja yang kini menghampiri Yesung. Yesung hanya diam saja
tak membalas. Tanpa
ijin, yeoja itu langsung menarik tangan Yesung. Nara yang melihatnya langsung
melongo. Ia langsung menepis tangan yeoja centil menyebalkan itu.
“Kau tak
berhak mentraktirnya, dia namjachinguku” kata Nara tak terima. Nara juga tak habis pikir, Yesung mau saja tangannya di
sentuh oleh yeoja yang bernama Hyuna itu. Yesung
bahkan hanya diam saja, tak menolak atau menyetujui. Dasar namja batu.
Yesung dan Nara memang sudah
resmi berpacaran karena sebuah taruhan. Dengan sigap Nara langsung menarik
tangan Yesung di dibawanya Yesung ke taman menjauhi Hyuna.
------flasback-----
Nara berjalan mengikuti
Yesung yang sedang bersama Eunhyuk untuk ke kantin. Diam diam Nara terus
memperhatikan Yesung. Nara di kantin hanya membaca buku. Ia tak makan karena ia
tak punya uang untuk membeli makanan di kampusnya.
“bisakah kau tak
mengikutiku?”
DEG
Nara
terkejut saat Yesung sudah ada di depan Nara.
“emm.. ak...aku tidak
mengikutimu” elak Nara. Yesung hanya menatap Nara membuat Nara sedikit takut
dengan tatapan Yesung.
“ck, dasar anak kecil” kata Yesung lalu
beranjak pergi. Nara kesal, Yesung menggapnggapnya anak kecil? Memang benar
mungkin Yesung dan Nara memang bertaut hampir 2 tahun, tapi mereka kan juga
seangkatan. Nara yang tak terima langsung mengikuti Yesung di meja Yesung yang
ditempati bersama Eunhyuk.
“yak kenapa kau mengatakan
jika aku anak kecil?” kata Nara kesal. Yesung bahkan tak menatap Nara.
Sepertinya Nara dianggap angin lalu saja.
“kau menyebalkan” kata Nara
lagi.
“bukankah benar jika kau
adalah anak kecil?” bukan Yesung yang
menjawab melainkan Eunhyuk yang berada di sebelah Yesung. Nara
semakin mendengus kesal. Selalu saja Eunhyuk mengejeknya padahal Yesung hanya
diam.
“apa spesialnya anak
beasiswa? Bahkan aku tak yakin jika kau pintar” kata Yesung. Nara sedikit kaget
dengan perkataan Yesung. Bahkan Yesung tau jika Nara kuliah dengan beasiswa. Walalupun banyak
yang tau tapi bukankah Yesung itu cuek?
“yak kau meragukanku?” tanya
Nara.
Yesung
tersenyum miring
“tentu
saja” jawab Yesung singkat. Nara mengambil napas
dalam dalam. Yesung memang namja yang sangat tampan, tapi kenapa sangat
menyebalkan. Dan bodohnya kenapa Nara sangat menyukai Yesung.
“kau menganggu makanku
saja yeoja tukang tidur, enyah sana” usir Eunhyuk.
‘kenapa dengan mereka, dasar
namja namja aneh, kenapa mereka suka sekali mencela orang. Hanya wajahnya saja
yang tampan’ batin Nara.
“shireo, ini adalah tempat
umum kan”
“Hya..”
Eunhyuk akan menjawab tapi ditahan oleh Yesung, membuat Eunhyuk diam.
“jika kau memang pintar apa
kau bisa mengikuti seleski OSN besok?” tantang Yesung.
Entah kenapa Yesung hari itu mau berbicara dengan Nara. Biasanya Yesung bahkan
tak peduli dengan Nara.
“aku bisa. Ok aku akan ikut,
jika kau nilaimu lebih rendah
dariku, kau harus memenuhi permintaanku” jawab Nara.
Sebenarnya ia tak yakin akan mengalahkan Yesung. Yesung yang mendengarnya
hanya tersenyum kecut sedangkan Eunhyuk malah tertawa terbahak bahak,
mana mungkin Nara mengalahkan Yesung.
“kau pasti kalah yeoja jelek.
Bagaimana bisa kau mengalahkan Yesung. hahahaha” kata
Eunhyuk.
“aku pasti bisa” kata Nara
percaya diri.
“Jika kau kalah kau juga harus
menjadi budakku anak kecil” balas Yesung.
*******************
Semenjak itu Nara terus saja
belajar agar nilainya bisa melebihi
Yesung, bukan karena ia ingin lolos dari seleksi dan mengikuti lomba. Ia sudah
sangat sibuk dan tidak ada waktu buat mengurus lomba itu. Ia terus belajar. Memang Nara sangat bodoh,
kenapa ia bilang ia pasti bisa, bahkan ia tak yakin, Yesung bahkan lebih pintar
darinya. Ouh Tuhan tolonglah aku. Batin Nara. Tapi Nara tak menyerah begitu
saja. Ia terus berusaha.
1 hari sebelum seleksi
dilakukan, Nara bertemu Yesung sedang bersama Eunhyuk dan
Donghae. Nara tersenyum melihat Yesung yang kini juga sedang tertawa
bersama teman temannya. Sepertinya Yesung bahkan tak ada beban
padahal besok Yesung harus mengikuti
tes.
“hey kau mengikuti Yesung
lagi yeoja tukang tidur” kata Eunhyuk yang melihat Nara sedang memperhatikan Yesung.
Huh, kenapa Eunhyuk senang sekali mengejeknya. Kenapa bukan Yesung. Ia malah
berharap Yesung yang mengejeknya tapi Yesung malah lebih sering diam.
Nara hanya diam saja. Ia
menatap Yesung. Yesung bahkan seperti tak peduli jika ada kehadiran Nara.
“ahh,aku
penasaran apa permintaanmu jika kau menang besok?” kata
Eunhyuk tapi dengan nada mengejek. Nara semakin maju ke depan. Mendekati
mereka.
“jika aku menang Yesung harus
menjadi namjachinguku”
Yesung
Donghae dan Eunhyuk langsung menatap nara tak percaya. menjadi pacaranya? Yang benar
saja.
“waw,,,
waw,,, ku harap besok kau menang. Fighting” kata Donghae menyemangati Nara.
nara tersenyum, untung ada Donghae yang berhati malaikat tak ada ejekan seperti
namja di sebelahnya, Eunhyuk.
“jangan terlalu berharap deh”
ejek Eunhyuk.
“aku yakin aku bisa” balas
Nara dan langsung berlalu.
**************************
Keesokan harinya..
Test
sedang berlangsung. Ada beberapa anak yang mengikuti tes tersebut. Yesung dan Nara juga. Nara terus berusaha
mengingat apa yang ia pelajari. Nara juga sangat berharap jika ia menang,
dengan begitu ia bisa menjadi yeojachingu Yesung tapi ia juga hanya pasrah jika
Nara kalah. Toh ia juga menjadi pembantu Yesung, tak masalah, ia juga senang
karena bisa bertemu Yesung setiap hari.
Beberapa
lama kemudian, Yesung berdiri dan membawa lembar
jawabnya dan memberikannya ada
penjaga. Tak lama kemudian Nara juga sudah selesai.
------skip------
Banyak
siswa yang berkerumun di depan layar, melihat hasil seleksi yang baru saja
keluar. Nara dengan antusias menuju kerumunan itu, karena tubuhnya yang lumayan
kecil, ia bisa dengan mudah maju ke depan. Sebelum ia melihatnya, ia memejamkan
matanya dan berdoa. Semoga ia menang.
Nara
melihat namanya ada di posisi ke 10. Ia menghembuskan nafasnya. Bagaimana dengan
Yesung?
“minggir”
kata seseorang membuat orang orang disana menepi, membuat jalan untuk Yesung. Ckk,
berkuasa. Tapi tidak dengan Nara. Ia mengurutkan dari peringkat atas untuk
menemukan nama Yesung. Belulang kali ia lakukan tapi tidak ada nama Yesung.
Nara mencoba
mencarinya di bawah, dan….
DEG
Yesung
ada di peringkat 21. WAW
Nara melongo
tak percaya. ini mimpikan?
“Hya
minggir” teriak Yesung membuat Nara menoleh ke belakang dengan wajah yang
sangat sangat senang. Ia sebenarnya ingin menjerit histeris. Tapi tidak
mungkinkan?
“Anyeong
namjachinguku” kata Nara dengan percaya diri sambil melambaikan tangannya. Yesung
mengerutkan dahinya. Ia tak bersabar lagi, ia mendorong Nara untuk minggir.
Yesung
membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang ia lihat. Tidak mungkin. Tak bisa dipercaya, Yesung
terlihat kaget, Nara menang?
Bukan hanya Nara dan Yesung
yang melongo, bahkan banyak siswa yang menyaksikan karena berita taruhan itu
sudah menyebar. Benarkah jika Yesung kalah dan akan menjadi namjacingunya Nara.
Bahkan banyak yeoja yang tak terima dengan hasil itu. Karena mereka tak mau
jika Yesung kalah kerena itu artinya Yesung akan punya yeojachingu.
Bagaimana
dengan seleksi itu? Bukankah peringkat 1-10 akan mengikuti OSN, tentu saja Nara
mengundurkan diri.
Benar saja semanjak itu
Yesung dan Nara resmi berpacaran. Tapi tetap saja tidak seperti itu
kenyataannya kerena itu seperti sebuah pemaksaan. Selalu saja Nara yang
mendekati Yesung duluan, ia bahkan tak
malu. Ia percaya suatu saat Yesung juga akan menyukai Nara.
------flasback end------
***************************
Taman
Hening.
Nara dan Yesung duduk berdua
di bangku belakang kampus. Seperti biasa Yesung hanya diam saja. Apakah harus
selalu Nara dulu yang memulai mengatakan sesuatu.
Udara di taman itu sangat
sejuk aplagi mereka duduk di bawah pohon yang rindang. Angin berhembus membuat rambut
Nara sedikit berterbangan. Sesekali Nara harus membenahi anak rambutnya yang
tidak ikut terikat.
Nara POV
Kenapa hening?
Apakah harus aku yang selalu
memulainya?
Kenapa harus selalu aku,
bahkan dia tak pernah menghubungiku, aku yang selalu SMS duluan, malah kadang
tak ada balasan, tapi aku yakin dia akan membacanya. Bahkan Yesung sekarang tak
menatapku sedikitpun. Aku harus
bagaimana ya Tuhan. Apakah aku memang terlalu memaksanya? Tapi bukankah dia
yang membuat tantangan itu.
“mian” kataku padanya. Aku
menatapnya, tetap saja ia tak menatapku? Apakah dia begitu membenciku? Bahkan
dia tak menjawabnya.
Ya Nara, kau harus bersabar,
Yesung ada di sisiku pun aku sudah sangat senang. Aku yakin hatinya akan
kumiliki suatu saat nanti. Kenapa Yesung sangat aneh, kenapa dia selalu saja
diam. Jarang tersenyum, apalagi jika sedang bersamaku, dia hanya akan
menunjukkan sikap dinginnya.
“mianhae, aku telah
mencintaimu” kataku lirih. Semoga dia bisa luluh. Ya Tuhan kenapa aku sangat
berharap jika dia akan mebalas cintaku, Nara paboya.
DEG
Yesung menatapku? Kenapa
jantungku berdebar seperti ini? Apakah aku sakit? Sebenarnya apa yang kau
lakukan Yesung, kenapa aku bisa sangat menyukaimu?
“mwo?” tanyanya.
“apa kau mau membuka hatimu
untukku?” tanyaku. Kenapa aku ini? Dimana rasa malumu Nara. Bahkan kau tak
peduli lagi dengan harga diri. Huffft, semua ini gara gara namja ini.
“molla” jawabnya
datar.
Kenapa selalu seperti itu?
kenapa mencintainya harus sesakit ini. Dasar,
namja tidak peka.
Author POV
“em, ya sudahlah, kajja kita
pergi, kau laparkan? Tapi maaf aku tak
punya uang untuk mentraktirmu makan” kata Nara sambil beranjak dari duduknya.
Yesung tak menjawab. Ia hanya menatap Nara. Setelah itu Yesung juga beranjak
malah melangkah mendahului Nara.
“Oppa tunggu” teriak Nara.
Nara langsung berlari untuk
mensejajarkan langkahnya dengan Yesung. Nara menatap Yesung. Tangan Nara
bergerak menggandeng tangan Yesung. Yesung pun menatapnya. Nara hanya tersenyum dan
menatap lurus ke depan. Menggenggam tangan Yesung mungkin ini baru pertama kali
yang Nara lakukan. Ia harus lebih berani
kali ini jika tidak mau Yesung pergi darinya.
“Biarkan seperti ini Oppa,
bukankah kita sudah berpacaran?” kata
Nara lembut tanpa menghilangkan senyum di wajahnya. Yesungpun membiarkan
tangannya di genggam Nara.
**********************************
Yesung dan Nara kini sudah
berada di kantin. Setelah melihat teman temannya Yesung melepaskan tangannya
yang masih digenggam Nara kemudian bergabung bersama Eunhyuk Donghae dan
Sungmin.
Nara hanya tertunduk melihat
Yesung yang selalu cuek dengannya. Apalagi jika sudah bertemu dengan teman
temannya yang sangat akrab, siapa lagi kalalu bukan mereka.
Nara menghembuskan nafasnya mencoba lebih bersabar. Ia kemudain tersenyum tersenyum dan mendekati
sekumpulan namja itu.
“anyeonghaseo” sapa Nara
ramah. Dia mendekati keempat namja tersebut.
“hay yeoja tukang tidur, kau
itu seperti ekor saja, kemana Yesung pergi keu selalu ikut, dasar yeoja aneh”
ejek Eunhyuk.
“yak diam kau” bentak Nara
tak terima. Donghae dan Sungmin hanya tersenyum sedangkan Yesung hanya diam
seperti biasannya.
“ekor,
dasar ekor” ejek Eunhyuk lagi.
‘Uh, kenapa harus Eunhyuk, seharusnya Yesung
yang selalu menggodaku bukan si monyet menyebalkan itu. Bukankah jika di drama
korea namja dan yeojanya juga sering mengejek satu sama lain, mungkinkah aku
suka dengan Eunhyuk. Yak Nara apa yang kau fikirkan, mana mungkin aku suka
dengan Monyet itu’ batin Nara.
Nara dengan sigap langsung
menarik rambut Eunhyuk dengan keras.
“yak yak yeoja pabo, appo,
lepaskan, yak appo” rintih Eunhyuk
sambil mengenggam tangan Nara untuk melepaskan tangannya dari rambut hitamnya.
“mwo? Kau itu yeoja tapi
seperti tarsan” tambah Sungmin membuat Nara menatap geram Sungmin. Tatapan Nara
sangat menakutkan sehingga Sungmin sedikit takut lalu memalingkan wajahnya dan meminum
minumannya sepertinya dengan begitu Nara tak akan memangsanya.
“sudah sudah, kalian ini”
kata Donghae membuat Nara melepaskan tangannya dari rambut Eunhyuk. Eunhyuk
hanya mengelus kepalanya karena merasa sakit akibat rambutnya dijambak Nara.
Yesung
hanya diam saja. Tak peduli, meneguk minuman yang di depannya.
“kau tak makan Nara?” tanya
Sungmin ramah. Nara hanya menggelengkan kepalanya. Ia berfikir lebih baik makan
dirumah saja dari pada uangnya habis untuk membeli makanan di sini.
Nara menatap Yesung yang sedang
memakan makanannya. Bahkan Yesung tak peduli jika Nara berada di sisinya.
Yesung bahkan belum pernah mengajak Nara jalan atau hanya sekedar makan saja.
Apakah Yesung juga tak punya uang seperti Nara? Atau Yesung memang pelit? Atau
Yesung memang tak peduli dengan Nara? Memang
Nara tak pernah tau keadaan ekonomi Yesung. Kaya atau miskin tak masalah, Nara
tetap akan menyukai Yesung.
“ini buat kamu” kata Sungmin
menyodorkan sepiring makanan yang belum dimakan olehnya.
“ah tak usah, lagian aku juga
bisa makan di rumah” tolak Nara halus.
“aish, bilang saja kalau kau
gengsi menerimannya” kata Eunhyuk. Lagi lagi Eunhyuk mengganggunya.
Nara hanya menghempaskan nafasnya yang berat.
“arra,
akan memakannya. Goomawo”
kata Nara menerima dan langsung memakannya.
‘andai saja Yesung Oppa seperhatian Sungmin,
seromantis Donghae dan semenyebalkan Eunhyuk, itu lebih baik dari pada dia
tidak menganggapku sama sekali. Oppa kapan hatimu luluh?’
**************************
Siang ini sepertinya akan
turun hujan. Dengan langkah cepat Nara berjalan ke sebuah kafe. Seperti biasa
sehabis kuliah Nara langsung ke kafe Olie milik Jung ahjumma.
“siang Jung ahjumma” sapa
Nara ramah. Jung ahjumma tersenyum. Nara langsung masuk ke dapur dan berganti
seragam pelayan.
Nara dengan ramah melayani
setiap pembeli di kafenya. Dia melayani dengan penuh senyuman membuat pelanggan
nyaman dengan pelayanan Nara. Ia tak malu jika ada temannya
yang juga datang ke kafe itu, bukankah pekerjaan itu juga baik. Setidaknya Nara
sudah berusaha.
“Nara” pagi seorang namja
yang datang ke kafenya. Nara sontak menoleh ke arah namja itu. Lalu ia tersenyum
ketika melihat namja itu. Ia melangkahkan kakinya untuk mendekat ke namja itu.
“Oppa”
sapa Nara senang. Ia langsung mengajak namja itu duduk di pojok.
“mau minum apa Oppa? Tapi banyar 2x lipat ne” kata Nara
membuat namja itu tersenyum.
“geure” jawab namja itu.
“Nara,” panggil namja itu
lembut. Nara menatap namja tampan yang ada didepannya.
“kapan kau mau berhenti
bekerja?” kata namja yang bernama Park JungSoo itu. Nara hanya diam saja.
Ia lelah mendengarkan pertanyaan itu.
“Nara, kau hanya tinggal
bilang ke Appa kalau.........”
“Shireo, shireo, Nara tak
punya Appa” potong Nara. Kini wajahnya serius. Tak ada senyuman lagi seperti
tadi.
Park Jungsoo atau sering di sebut
Leeteuk, dia adalah Oppa kandung Nara. Jungsoo tinggal bersama Appanya. Mereka sangat akrab, tapi
tak ada yang tau jika Leeteuk adalah Oppa kandung Nara.
Nara memang sudah dibujuk
beribu kali untuk berhenti bekerja dan Appanya akan membiayai hidupnya, tapi
beribu kali juga Nara menolaknya. Ia sangat benci dengan Appanya. Setiap uang
yang diberikan Appanya selalu saja dikembalikan oleh Nara. Ia benar benar tak
mau menerima uang dari Appanya.
“Ra-ya...” bentak Leeteuk.
Leeteuk tak habis pikir kenapa Nara sangat membenci Appa kandungnya sendiri.
Nara hanya diam saja. ia tak berani melihat Oppanya.
“huffft” Leeteuk
menghembuskan nafas beratnya.
“bagaimana keadaan Eommaku?
Dia baikkan?” tanya Leeteuk untuk mencairkan suasana.
“Eommamu? Maksudmu Eommaku?
Em, dia baik saja, Nara selalu menjaganya. Oppa tak usah khawatir, bukankah oppa juga
punya Eomma yang sangat menyayangimu?”
“Raya, aku serius, kenapa
jika menyangkut Appa dan Eomma sikapmu akan selalu berubah seperti ini? Cobalah
mengerti Appa, dia tak sejahat apa yang kau pikirkan” jawab Leeteuk mencoba
berrsabar.
“Oppa, jika kau ke sini hanya
untuk membahas itu Nara tak ada waktu, pembeli masih banyak, Nara pergi dulu Oppa. Baik baik ne” kata Nara dengan senyum
terpaksa dan meninggalkan Oppanya.
Leeteuk hanya bisa bersabar atas
sikap Nara yang seperti itu. Kenapa kedekatan Nara dan Leeteuk semakin memburuk
setelah Appa dan Eommanya bercerai. Tapi Leeteuk selalu berusaha agar dekat
dengan Nara seperti dulu. Setidaknya Nara masih menghormati Leeteuk, bahkan
Nara juga tak pernah menggunkan kata ‘aku’ jika berbicara dengan Leeteuk
menandakan Nara masih sangat menyayangi Oppanya.
Setelah Eomma dan Appa Nara
bercerai Nara juga tidak seceria dulu. Nara juga tak terlalu peduli dengan
penampilannya. Selalu menggunakan baju seadanya. Tak jarang Nara selalu diejek
teman temannya. Ia terus akan terus berusaha melanjutkan studinya agar kelak ia
akan sukses dan bisa membahagiakan Eommanya.
************************
Cuaca pagi ini sangat mendukung, sayup sayup
angin berrhembus pelan membuat pohon pohon ikut bergoyang. Suara para mahasiswa
meramaikan kampus Tesang. Semuanya terlihat ceria. Terlihat yeoja yang sedang
duduk dengan wajah ditutupi dengan buku. Bukan
dibacanya tapi untuk menutupi wajahnya yang sedang terlelap. Ia duduk di bawah
pohon yang besar di belakang kampus.
“Ra-ya” panggil Eunji. Ia melihat
Nara yang duduk di bawah pohon.
Ia pun menghampiri Nara.
“ish, kebiasaan” dengus Eunji
saat mengambil buku Nara. Ternyata Nara sedang terlelap. Eunji mencoba
membangunkan Nara. Tapi tetap saja Nara tak bergeming.
“Ra-ya, ireona, bukankah kau
habis ini ada kelas.”
“mmmmm” Nara menerjabkan
matanya. Ia melihat sahabatnya sudah ada di sebelahnya.
“jam berapa?” tanya Nara yang
masih serak akibat bangun tidur.
“8”
“huft, masih ada setengah jam
lagi, aku tidur lagi ne” balas Nara. Eunji hanya menggeleng gelengkan
kepalanya. Kenapa Nara suka sekali tidur di kampus.
“hyaaaaaaaaaaaaaaaa” tiba tiba
Nara berteriak histeris.
“wae?” tanya eunji ikut
panik.
“aku belum menemui Yesung
Oppa, aku ke mau menemuinya dulu, mian Eonni, aku pergi” kata Nara langsung beranjak
pergi meninggalkan Eunji. Eunji
hanya menghela nafasnya menatap Nara yang sedang berlari. Ia sebenarnya kasian
dengan Nara. kenapa ia suka dengan namja tak punya perasaan seperti Yesung.
-----skip-----
Nara berdiri di dekat
parkiran. Ia menunggu Yesung. Sepertinya ia belum datang. Biasanya Yesung
berangkat menggunakan sepeda. Tapi Nara belum melihat sepeda Yesung. Mungkin
ia belum berangkat. Ia sudah sms Yesung, tapi belum dibalas.
Tak lama kemudian Yesung
datang
dengan sepedanya. Nara tersenyum dan melambaikan tangannya
kepada Yesung. Yesung berhenti dan menaruh sepedanya di
parkiran.
“pagi Oppa” sapa Nara ramah.
“oppa biar aku yang bawakan”
kata Nara menarik tas Yesung.
“tidak
usah”
“gwenchana,
aku hanya ingin menjadi calon istrimu yang baik”
“ckk,
jangan terlalu percaya diri kau akan menjadi istriku” Nara tersenyum
mendengarnya. Ia memang tidak bisa memastikan itu.
Yesung membiarkan Nara
membawakan tasnya. Setiap orang yang dilewati Yesung dan Nara
pasti membicarakan mereka berdua. Ada yang mengatakan jika Nara seperti
pembantu saja. Tapi Nara tetap diam saja.
“Oppa, kenapa smsku tadi
malam tidak dibalas?”
“aku sudah tidur” jawab
Yesung singkat. Tentu saja sudah tidur karena Nara sms jam 11 malam. Tadi malam ia hanya
sempat sms Yesung jam segitu karena ia pulang bekerja jam 9.30. Untung saja
Jung ahjumma mengantarnya.
“emm,” Nara mengengguk
mengerti.
Brukkk
Tiba tiba seorang namja
menabrak Yesung. Yesung menatap namja itu geram. Mereka
saling menatap.
“kau tak akan memintaku
meminta maafkan?” kata namja itu.
“sudahlah Oppa, kajja kita
pergi” ajak Nara sebelum Yesung lebih kesal. Nara menarik narik lengan baju
Yesung agar Yesung mau menurutinya tapi gagal, Yesung masih saja berdiri
menatap geram namja tadi, Leeteuk.
“bodoh” kata Yesung langsung
tersenyum sinis lalu berlalu meninggalkan Leeteuk. Leeteuk menatap kepergian
Yesung dengan tatapan tak suka.
“mianhae Oppa. Aku pergi dulu”
kata Nara kepada Leeteuk sambil berlari mengejar Yesung.
‘kenapa kau bisa suka dengan namja itu,
bukankah sudah jelas Nara, kau hanya dipermainkannya’ batin Leeteuk. Ia hanya
kasian dengan Nara karena cintanya bertepuk sebelah tangan.
Dari awal memang Leeteuk tak
suka dengan Yesung apalagi setelah Leeteuk tau jika Yesung selalu bersikap
dingin kepada dongsaengnya.
********************************
Olie Kaffe
Eunhyuk melangkahkan
kakinya masuk ke sebuah café. Eunhyuk duduk di sebelah utara dekat dengan
jendela.
“mau pesan apa tuan” kata Nara. Sepertinya Nara
belum sadar jika Eunhyuk yang ditanyanya.
“kau” kaget Eunhyuk saat
mengetahui jika Nara yang menjadi pelayan itu adalah Nara.
-----skip-----
Eunhyuk meminta ijin pada
Jung Ahjumma agar mengijinkan Nara menemaninya, makannya sekarang Nara masih
berada di meja Eunhyuk, menemani Eunhyuk makan.
Menyebalkan sekali namja itu. Seenaknya saja ia menyuruh nyuruh Nara.
“sejak kapan kau bekerja di
sini?” tanya Eunhyuk tanpa menghentikan makannya. Memang Eunhyuk baru tau jika
Nara bekerja di sana.
“sudah lama, untuk apa kau
bertanya seperti itu?” tanya balik Nara.
“ani, hanya ingin tau saja,
apakah Yesung tau?”
“molla,”
Eunhyuk menatap Nara yang
sekarang tertunduk. Entah kenapa Eunhyuk suka sekali menggoda yeoja yang ada di
depannya.
‘dia cantik’ batin Eunhyuk saat
memperhatikan Nara. Entah apa yang Eunhyuk rasakan saat itu, kenapa darahnya
terus berdesir saat berada di dekat yeoja itu. Apakah Eunhyuk mulai
menyukainya?
Eunhyuk menggelengkan
kepalanya agar segera sadar. Tidak
tidak.
Kenapa dia terus menatap Nara. Eunhyuk kembali makan.
“apa kau sangat menyukai
Yesung? Bahkan yang aku tau dia tak pernah mempedulikanmu. Dasar yeoja pabo” Biasanya Eunhyuk tak pernah
bertanya tentang masalah Nara, tapi kenapa sekarang Eunhyuk jadi begitu
perhatian.
Nara yang mendengarkannya
hanya tersenyum. Bahkan sahabat Yesung juga bilang jika Yesung tak mempedulikan
Nara. Itu menandakan jika Yesung masih terpaksa menjadi namjachingunya.
“kau ini, kau juga tak tau
sebenarnya kan? aku yakin Yesung juga mempunyai rasa yang sama sepertiku,
mungkin ia hanya gengsi saja untuk mengungkapkannya” bela Nara.
“kau itu bodoh atau terlalu
polos hah”
Nara tampak kesal. Nara kira
Eunhyuk sudah berubah, bahkan ia sempat berfikir jika Eunhyuk itu ternyata
sangat baik, ternyata dia salah, tetap saja Eunhyuk itu menyebalkan.
“yak diam kau monyet jelek,
kau itu tak tau apa apa, aku sangat mencintai Yesung, aku senang dia kadang
membalas pesanku, bukankah itu namanya Yesung juga suka denganku?” kata Nara
tak mau kalah.
Eunhyuk melihat Nara heran.
Bagaimna bisa Yesung selalu saja dibelanya. Membalas pesannya wajar
saja kan?
“terserah kau sajalah, aku
tak peduli” Eunhyuk mulai tak kesal karena Nara selalu membela Yesung.
************************
Nara terlihat sangat buru
buru, ia ingin segera sampai ke kampus. Hari ini dia dan Yesung akan ada kelas
yang sama. Makanya Nara sangat sangat semangat untuk pergi ke kampus. Sesampai
di kelasnya ia langsung duduk di meja paling belakang seperti biasanya agar
dapat duduk di sebelah Yesung. Kali ini Nara tidak mau tertidur lagi, ia harus
menunggu Yesung.
Tak lama kemudian Yesung
sudah datang. Ia sangat terlihat tampan dengan kemja putihnya. Nara yang
melihatnya tersenyum. Nara juga melambaikan tangannya menyapa Yesung.
“anyeong” sapa Nara dengan
senyuman yang sangat manis.
Yesung duduk di sebelah Nara
tanpa memperhatikannya. Dosen juga sudah di depan kelas. Bukannya memperhatikan
dosen Nara malah terus memandangi Yesung dari sebelah.
“perhatikan” kata Yesung.
Tapi Yesung tak menatap Nara. Nara yang merasa dirinya yang dimaksud Yesung, langsung duduk tegak dan
melihat ke arah depan. Tapi tetap saja Nara kadang mecuri pandangan kepada
Yesung.
**************************
5 bulan kemudian…
04.00 pm
Pagi ini Nara belum juga
tidur, ia sedang merajut sebuah syal. Syal yang dibuat dari kemarin,
hari ini Yesung memang ulang tahun, ia ingin memberikan syal itu padanya, makanya ia
lembur seharian. Ia tidak
peduli sekarang sudah pagi.
Ia sangat mengantuk tapi
selalu ditahannya. Ia tak mau terlambat mengucapkan selamat ulang tahun untuk
Yesung.
“hoammm.... akhirnya selesai
juga” kata Nara senang tapi ia masih mengantuk. Ia menggeleng gelengkan
kepalanya berharap jangan tertidur dulu, ia kan belum membungkus kadonya buat
Yesung. Nara menatap
syal yang ia buat, ia tersenyum senang. Cantik. semoga Yesung menyukainya. Ia menuklis
namanya dan Yesung di ujungnya. Yesung & Nara.
------skip------
Nara berdiri di dekat parkiran. Ia terlihat lesu dan
sedikit pucat, bahkan ia belum sempat tidur karena tadi pagi ia harus membantu
Eomma menyiapkan dagangan. Nara sudah setengah jam menunggu Yesung di sana,
tapi tak dilihatnya Yesung. Ia tau jika Yesung belum datang karena sepedanya
juga belum ada.
“Ra-ya? Kau sedang apa?” tanya
Donghae yang baru saja turun dari mobilnya. Ia melihat Raya yang sedang
berdiri, tangannya memegang sebuah kotak dibungkus sangat indah. Donghae
menghampirinya.
“untuk Yesung?” tanya Donghae
ramah.
Nara
mengangguk.
“kenapa kau masih di sini?
bukankah Yesung sudah berada di kelasnya?” tanya Donghae. Nara bingung.
Bukankah sepeda Yesung belum ada?
“ah, Yesung belum belum
datang, sepedanya saja belum ada”
Donghae menyipitkan matanya
menatap Nara. Kemudian tatapannya berpindah ke arah parkiran. Donghae seperti
mencari cari sesuatu.
“em, Yesung sepertinya tak
menggunakan sepeda, itu mobilnya” kata Donghae menunjukkan mobil yang sangat
indah berwarna merah. Nara melihat ke arah mobil itu lalu menatap Donghae tidak
percaya. Bukankah Yesung selalu menggukan sepeda, mana mungkin Yesung punya
mobil sebagus itu.
“kau bercanda? Mana mungkin
itu milik Yesung. Mobil itu sangatlah bagus” elak Nara.
“ckk, kau ini, kau itu
pacarnya seharusnya kau tau siapa itu Yesung. Dia itu anak
dari pemilik perusahaan Y-Style. Kau
tidak tau?”
“mwo?” Nara
kaget.
Ia tidak percaya ternyata Yesung adalah orang yang sangat kaya? Jadi selama ini ia berpacaran dengan
anak pemilik Y-Style.
“jangan bilang kau tak tau?”
tanya Donghae. Nara hanya bisa nyengir karena memang ia tak tau.
Donghae
menggelengkan. Donghae menjelaskan siapa sebenarnya Yesung.
Donghae memang benar, Yesung adalah anak dari pemilik Y-Style, perusahaan yang
cukup terkenal di Korea. Perusahaan tempat Appa Nara bekerja. Appa Nara menjadi
salah satu pegawai di Y-Style. Yesung memang orang yang tertuutup, makannya
hanya sedikit yang tau jika Yesung adalah namja yang sangat kaya. Yesung selalu
memakai sepeda makanya ia tidak
terlihat kaya.
Nara mendengarnya tak
percaya. Bukannya senang Nara malah sedikit kecewa mendengarnya. Bagaimana
mungkin seorang calon pemilik perusahaan
terkenal berpacaran dengan yeoja miskin seperti Nara.
Apakah itu alasan Yesung
selalu bersikap dingin padanya? Apakah karena Yesung malu mempunyai yeoja
seperti Nara?
Nara menghirup oksigen dalam
dalam dan dikeluarkannya perlahan.
Bagaimana ia bisa tidak tau semua ini? Dasar Nara pabo, batinnya.
“ya sudah jangan dipirkan
lagi, kajja, kau akan menemui Yesung kan? kajja” ajak Donghae. Nara pun
mengangguk dan mengikuti Donghae.
…SKIP…
Nara berhenti di depan pintu
kelas. Ia benar benar tak berani masuk. Banyak sekali orang yang menemui Yesung
untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Nara juga melihat banyak sekali kado
yang ada di meja Yesung. Yesung bahkan tersenyum saat yeoja yeoja itu
mengucapkan selamat kepadanya.
‘dasar Nara pabo, seharusnya kau tau Yesung
akan banyak memiliki kado bahkan jauh lebih baik dari pada yang akan aku
berikan. Uh, Nara pabo pabo,’ batin Nara kecewa.
“hey, kajja masuk” kata
Donghae yang melihat Nara hanya mematung di depan pintu.
“oo...oh, ne,, ne” jawab Nara
gugup. Ia langsung memasukkan kadonya. Ia takut jika Yesung malah akan
menertawakannya.
“saengil cukkae Yesung-ah”
teriak Donghae sambil merangkul pundak Yesung. Yesung tersenyum.
“gomawo” balas Yesung.
“sanng...sangeil, cukkae
cukkae Yesung oppa” kata Nara gugup. Ia bahkan tak berani menatap Yesung lagi. Nara
yang hanya tertunduk. Ia tahu
sekarng posisinya. Ia tak lebih dari yeoja biasa yang hanya berharap Yesung
mempuyai perasaan sepertinya.
“ne” jawab Yesung.
Tadi malam memang Nara sudah
mengucapkan selamat pada Yesung, tapi hanya lewat sms makanya sekarang ia
mengucapkannya lagi. Nara masih tertunduk, ia bahkan tak bisa membelikan
kado yang mahal seperti teman teman Yesung.
****************
Siang
harinya,,,
Nara berlari mengejar Yesung
yang katanya sudah keluar dari kelasnya. Nara bahkan belum sempat memberikan
kadonya.
“Oppa oppa” teriak Nara.
Yesung berhenti dari jalannya dan melihat Nara yang sepertinya sangat
kelelahan. Tentu saja dia sangat lelah karena berlari dari lantai 3 sampai ke
parkiran. Ia tak peduli jika dengan kepalanya yang dari tadi pusing. Bahkan
terlihat dari wajahnya ia masih sangat pucat.
“Oppa, apakah kau ada waktu?”
tanya Nara sambil menagatur nafasnya yang masih terengah engah. Yesung
menatap Nara. ia belum menjawab.
“aku sibuk” Yesung
menjawabnya dengan lama.
Nara yang mendengar itu hanya
tertunduk. Ia sebenarnya kecewa dengan jawaban Yesung. Tapi ia
tidak boleh egois. Pasti Yesung punya acara di rumahnya, pesta mungkin. Atau jangan
jangan banyak yang diundang dan Nara tidak tau. Mungkin pesta dengan baju baju
mahal sehingga Yesung tak mengundnagnya karena ia tau Nara tidak punya. Yak apa
yang kau pikirkan Nara. Yesung tak mungkin setega itu.
Nara mencoba
tersenyum mendengarnya, lalu ia mengangguk.
“ya sudah, sebenarnya aku
ingin mengajak Oppa jalan. Bahkan selama kita pacaran aku belum pernah
berkencan dengan Oppa. Em, aku hanya ingin merayakan ulang tahunmu saja. Aku
ingin kau bahagia. Tapi ternyata kau sibuk, istirahatlah yang banyak Oppa,
jangan terlalu kecapean. Jangan lupa makan. Sekali lagi selamat
ulang tahun Oppa” kata Nara polos. Ia mencoba tersenyum
walaupun sulit.
Yesung melihat Nara miris.
Bagaimana bisa ia selalu perhatian dengan Yesung. Nara kini enggan untuk
memberikan kadonya. Ia yakin pasti Yesung tak akan suka.
“oppa, aku sepertinya harus
ke café, tadi aku sudah ijin untuk
tidak bekerja untuk menemanimu,. aku tidak jadi ijin saja, ya sudah Oppa, aku pergi
dulu ya” pamit Nara dengan senyum
manisnya. Terlihat senyumnya itu dipaksakan. Yesung
tau.
Yesung hanya diam. Nara
kemudian berbalik untuk pergi. Ia menggenggam tasnya dengan kuat agar hatinya
tak bergetar karena kecewa. Matanya
seperti berat untuk tidak mengeluarkan air mata. Tidak, ia tidak boleh menangis
hanya kerena kecewa.
“Ra-ya” panggil Yesung.
DEG
Yesung memanggilnya
dengan R-ya? Jinjja? Nara sontak berhenti dan membalikkan
tubuhnya.
“mau ikut denganku” kata
Yesung, setelah mengatakan itu Yesung berjalan ke arah mobilnya.
Nara hanya diam. Ia masih
sibuk mencerna kata kata Yesung. Apakah Yesung benar mengajaknya.
“palli sebelum aku berubah
pikiran”
Yesung berbalik. Nara pun langsung berlari mengejar Yesung.
*****************
Nara POV
Eomma tolonglah aku, kenapa
jantungku terus berdetak kencang. Aku bahkan belum percaya aku kini berada di
dalam mobil bersama Yesung. Apakah ini mimpi. Ya Tuhan jika ini mimpi jangan
bangunkan aku. Aku benar benar sangat senang. Apalagi pangeranku ada di sisiku.
Aku melihat Yesung Oppa yang
berkonsentrasi menyetir. Kenapa dia begitu menarik di mataku. Ani, bukan hanya di
mataku, tapi di mata banyak orang.
“kau mau mengajakku ke mana?”
tanyanya.
Aku belum menjawabnya. Aku
masih sibuk menatap wajahnya yang putih dan sangat tampan. Yesung Oppa kini
malah menatapku dengan tatapan...rrr, kenapa tatapannya menakutkan. Aku
langsung menolehkan pandanganku. Sepertinya dia marah aku tak menjawab
pertanyaannya. Aku tau dia tak suka jika mengulang kata katanya.
“emm, ke,,, ke Sungai Han”
jawab ku gagap. Bagaimana bisa aku begitu. Padahal aku sudah menjadi
yeojachingunya hampir 7 bulan, tapi tetap saja jika berada di dekatnya aku
sangat gugup.
Yesung melajukan mobilnya
menuju Sungai Han. Entah kenapa ia menuruti kataku, jinjja? Ouh senangnya. Kami
duduk berdua di bangku panjang di sana. Ia hanya diam saja menatap ke depan. Aku melihat sekitar, sangat
indah sekali pemandangan di sini. Seakan pusing di kepalaku terlupakan karena
ada Yesung Oppa disisiku. Aku melihat ada toko es cream.
“oppa, kajja kita beli es
cream, lihatlah sepertinya sangat enak” ajakku kepada Yesung Oppa.
“shireo, aku bukan anak kecil”
katanya. Ahh, kenapa dia selalu begitu. Aku memajukan mulutku ke depan. Kesal?
Tentu saja tidak, hanya berpura pura
kesal.
aku bahkan sangat bahagia walaupun ia menolak. Lihat saja, Yesung pasti akan
mau.
“Oppa, es cream bukan hanya
untuk anak kecil, ayolah, ne ne ne” kataku, semoga saja dia luluh. Tapi
lihatlah, dia malah hanya diam. huh menyebalkan sekali. Akupun menarik
tangannya menuju ke toko es ceram itu. Ingat,
berpacaran dengan namja dingin itu tidak enak.
Sepertinya Yesung Oppa sangat
kesal, biar kan saja. Aku juga kesal karena
ia selalu bersikap dingin padaku.
Aku melihat menu di meja.
Sial. Kenapa sangat mahal.
Bagaimana ini? Aku tidak punya uang. Ouh, malunya padahal aku yang mengajak
Yesung ke sini. Aku hanya diam saja dan menunduk. Aku tau Yesung sedang
menatapku.
“em, Oppa, ini sangat mahal,
tidak jadi saja ne”
Memalukan. Tapi kau kan
memang tidak punya uang.
“ckk, dasar kau memang
menyebalkan” kata Yesung Oppa. Ia langsung beranjak dari tempat duduknya. Aku
pun mengikutinya. Tunggu, kenapa dia malah membeli es cream.
“ini, jika kau tak punya uang
jangan sekali kali bikin masalah” katanya dingin sambil menyerahkan 1 es cream
buatku. Memang sih aku salah, tapi tetap senang. Yesung Oppa membelikanku es
cream. Wao… senangnya.
Author POV
Nara dan Yesung menikmati es
cream di dekat Sungai Han. Nara sangat senang. Senyum manisnya tak pernah
hilang dari wajahnya yang sedikit pucat. Hari itu akan ia kenang selalu. Itu
bahkan pertama kalinya Yesung dan Nara jalan berdua.
“mashita, khamsahamnida Oppa”
kata Nara senang
Nara terus memakan es
creamnya. Ia melihat Yesung yang hanya diam. Sesekali menyendok es cream yang
ada di depannya.
“oppa, aku sangat senang”
kata Nara lagi. Nara ingin berdiri untuk mendekati Sungai. Tapi..
BRUKKK
Tak sengaja Nara malah
tersandung dan es creamnya tumpah di jacket Yesung.
“yakk... kau” kata Yesung kesal
karena bajunya terkena es cream milik Nara. Nara hanya menutup wajahnya. Kenapa
ia bisa sangat ceroboh. Ouh, padahal es creamnya masih
banyak. Dan sekarang jacket Yesung kotor gara gara dia. Oh Nara. Matilah kau.
“mianhae, jeongmal mianhae,
biar aku yang bersihkan” kata Nara sambil mengeluarkan tissu dari tasnya dan
membersihkan jacket Yesung. Yesung hanya diam saja. Membiarkan Nara
membersihkan jacketnya. Nara terus saja mengucapkan kata maaf. Ia sangat merasa
bersalah pada Yesung.
Setelah membersihkannya Nara
duduk kembali dan tertunduk menyalahkan dirinya senidri. Yesung menghempaskan
nafasnya. Ia kemudian melepas jacketnya. Terlihat Yesung yang hanya memaki kaos
putih V neck. Sangat tampan. Yah, Yesung benar benar tampan.
Sesekali Nara melihat es
creamnya yang sudah terjatuh. Padahal Nara ingin sekali memakannya. Ia
menyesal. Padahal itu es cream yang diberikan Yesung, malah kini terjatuh.
“Kau itu memang menyebalkan, ini, jangan jatuhkan lagi” kata
Yesung datar sambil memberikan es cream miliknya kepada Nara. Sepertinya Yesung
menyadari jika Nara ingin es cream. Entah kenapa Yesung jadi kasian melihat
Nara.
“mianhae aku tak bermaksud
membuatmu seperti itu, aku hanya ingin di hari spesialmu kau bahagia. Itu es cream
milikmu, aku tak apa” kata Nara masih tertunduk.
“aku
tak suka, ya sudah aku akan membuangnya” jawab Yesung
enteng.
Mwo? Yang benar saja dibuang?
Ish...
“emm, jangan oppa, ne ne, aku
kan memakannya sayang jika di buang” cegah Nara. Ia pun mengambil es cream
milik Yesung dan memakannya. Ia kembali tersenyum. Benar
benar anak kecil.
-----skip------
Hening,
Hanya tersengar gemercik air.
Di sana memang hanya ada Yesung dan Nara. Tapi sepertinya cuaca yang tadinya
cerah kini berubah menjadi berawan. Langitpun mulai gelap.
Sudah lama mereka di sana,
Nara terus saja membuat Yesung kesusahan. Bukan hanya masalah es cream tadi, Nara
terus mengajak Yesung jalan jalan, tadi Nara tak sengaja mendorong Yesung
sehingga kunci mobil Yesung jatuh entah kemana. Mereka harus mencarinya dengan
susah payah dan untung saja ketemu, belum lagi Nara terus membuat Yesung malu
karena tingkahnya. Tadi bahkan Nara sempat tertidur, ia sangat mengantuk karena
belum sempat tidur. Benar
benar menyusahkan.
“Oppa, mianhae, aku tak tau
jika kau adalah anak dari pemilik Y-Style, ak,, aku sadar, jika aku tak pantas
buatmu, mianhae,” Nara mulai mebuka pembicaraan lagi.
“seharusnya aku tau jika kau
memang tak menyukaiku, kenapa aku sangat bodoh, aku selalu menganggapmu mulai menyukaiku, tapi aku
salah, mianhae aku terlalu mencintamu Oppa” lanjut Nara.
Yesung kini mulai menatap
Nara. Tapi tak ada sepatah katapun keluar dari mulut Yesung. Nara kemudian
mengambil sesuatu di tasnya. Sebuah kado yang tadinya akan diberikan Nara saat di
kampus tapi tidak jadi.
“mianhae di hari ulang tahunmu
aku malah membuatmu kesusahan, aku hanya ingin membuatmu bahagia. Tapi kenapa
aku malah membuatmu jadi seperti ini. Mianhae, sebagai yeojachingumu aku bahkan
tak bisa membelikanmu kado semahal teman temanmu, aku hanya bisa memberikan
ini” kata Nara memberikan kado yang terbungus rapi dengan sampul warna merah.
Nara tau jika Yesung suka dengan warna merah. Yesung menerimanya. Nara pun
tersenyum.
Matahari mulai tenggelam.
Kini langit juga mulai gelap. Mereka masih saja di sana.
Tes tes tes
Tiba tiba hujan turun. Nara
dan Yesung sontak berlari untuk mencari tempat berteduh.
“oppa, aku senang sekali hari
ini, Oppa pasti sudah lelah, oppa pulanglah, aku bisa pulang sendiri bukankah
kita tidak searah, pulang dan istirahatlah, kau perlu menghangatkan diri. Cepatlah
pulanglah” suruh Nara.
Nara melihat Yesung hanya diam
tak beranjak. Nara pun mengeluarkan payung dari tasnya dan memberikan kepada
Yesung. Nara tak mau jika Yesung sakit. Ia tak peduli jika ia harus hujan
hujannan yang penting adalah kesehatan Yesung.
“ini pakailah, cepat pulang Oppa,” Nara pun menarik Yesung agar Yesung
beranjak dan segera menuju ke mobilnya. Yesung pun terpaksa beranjak menuju ke
mobilnya dengan menggunakan payung milik Nara agar terlindung dari hujan.
Nara melambaikan tangannya.
Nara kemudian berlari menuju
halte. Ia tak mau ketinggalan bus. Sesekali ia menggesekkan tangannya. sepertinya
hujan mengakibatkan Nara sangat kedinginan. Ia menggigil.
***************************
“pakailah supaya hangat” kata
Eommanya menyelimuti Nara yang sangat kedinginan. Setelah turun dari bus Nara
hujan hujanan untuk sampai ke rumahnya, makanya kini ia sangat kedinginan.
Nara mencoba untuk tersenyum
karena Eommanya sangat perhatian kepadanya. Eommanya membalas senyuman Nara.
Lalu Eommanya meninggalkan Nara agar Nara istirahat.
Nara merasa tubuhnya
menggigil. Kepalanya juga sangat pusing. Wajahnya sangat pucat. Mungkin ia
sakit. Nara melihat jam dindingnya menunjukkan pukul 9 malam, tapi kenapa Nara
sudah sangat mengantuk. Nara kemudian mengambil ponselnya. Ia menulis pesan
untuk Yesung.
To : Yesung Oppa
Oppa sudah makan kan? pasti kau sangat
kedinginan. Mian itu semua kesalahanku. Istirahatlah Oppa, aku tidak mau kau
sakit.
Kemudian Nara tersenyum
mengingat ia dan Yesung jalan. Ia sangat senang.
Drrrttt
Ponsel Nara bergetar. Nara
menarik bibirnya. Ia tersenyum.
From : Yesung Oppa
Kau sangat cerewet
Nara tetap tersenyum melihat
balasan Yesung. Ia langsung terlelap melihat balasan itu. ia benar benar sudah
tidak tahan lagi. Kepalanya terasa sangat berat.
****************************
Keesokan harinya..
Nara sudah berada di kelas.
Ia sudah berada di kelasnya. Kini ia benar benar sakit. Bahkan untuk sekedar
berjalan ia harus berusaha mati matian. Wajahnya sangat pucat, tapi ia tetap
saja datang ke kampus. Hari ini ia ada kelas bersama Yesung, ia tak mau melewatkannya
begitu saja.
Nara menyandarkan kepalanya
di meja. Ia langsung menutup matanya. Sepertinya ia masih merasakan sakit yang
sangat di kepalanya.
“haey, yeoja tukang tidur”
sapa Eunhyuk saat melihat Nara yang sedang terlelap. Nara memang tidur
membelakangi Eunhyuk. Eunhyuk semakin penasaran dengan Nara. Bahkan Nara tak
menjawabnya. Eunhyuk langsung mendekati Nara.
“kenapa dia pucat sekali”
gumam Eunhyuk saat melihat wajah Nara yang sangat pucat.
Eunhyuk mengangkat tangannya
untuk memegang dahi Nara, tapi diurungkannya
karena pengajarnya sudah datang. Eunhyuk menatap Nara kasian. Ia tau jika Nara
tak enak badan. Eunhyuk langsung mengambil tasnya dan menuju keluar karena ini
bukan kelasnya.
Nara POV
Uhh, kenapa kepalaku sangat
sakit. Aku menerjabkan mataku saat mendengar sayup sayup suara dosen di depan.
Aku dengan malas membuka mataku. Mencoba untuk melihat sekitar. Ahh, kenapa
kepalaku ini. Kenapa sangat sakit. Aku menoleh ke sebelah kiriku.
Aku tersenyum melihat Yesung
Oppa sudah ada di sebelahku. Seperti biasanya aku melambaikan tanganku ke
arahnya. Tapi aku sudah tak tahan lagi. Setelah melambaikan tangan, aku
langsung menaruh kepalaku di meja membelakangi Yesung agar ia tak melihat aku
yang saat aku tidur lagi toh Yesung Oppa juga tak akan membalasnya. Aku benar
benar sakit. Ahh, Aku tak peduli dengan dosen itu.
******************************
Author POV
Prakkk
Makanan yang dibawa Nara kini
tumpah mengenai pelanggan yang sedang makan. Ia benar benar tak bisa melakukan
apapun dengan baik hari itu.
“Mianhaeyo, jeongmal
miahnae” kata Nara sambil membersihkan
meja yang kena makanan yang tumpah.
“ada apa ini” kata Jung
Ahjumma yang melihat keributan.
“mianhae Ahjumma ini semua
salahku, mianhae” kata Nara. Ia benar benar meruntuti dirinya sendiri. Kenapa
dia harus sakit hari itu. Jung Ahjumma juga ikut minta maaf pada pelanggan dan
akan mengganti makanan mereka.
“kau sakit Nara” kata Jung
Ahjumma khawatir melihat keadaan Nara.
“aniya. Aku sangat baik”
bohong Nara.
“bohong, dia sedang sakit
Ahjumma” entah datang dari mana tiba tiba Eunhyuk sudah ada di sana. Ia memang
dari tadi mengikuti Nara. Ia tau jika Nara sakit hari ini.
Tanpa basa basi Eunhyuk
langsung membawa Nara pulang. Jung Ahjumma juga sudah mengijinkan Nara agar
tidak bekerja dulu. Nara tadi sempat mengelak, jika ia tidak bekerja bagaimana
ia bisa menghidupi keluarganya. Tapi Eunhyuk terus memaksa akhirnya Nara mau
mengikuti perintah Eunhyuk.
Eunhyuk membawa Nara ke rumah
sakit. Ternyata Nara sakit karena terlalu lelah dan kurang tidur. Kini Nara dan Eunhyuk sedang
berada di mobil Eunhyuk. Eunhyuk akan mengantar Nara pulang.
“pabo, tau jika kau sakit
tetap saja memaksakan untuk bekerja, dasar keras kepala” bentak Eunhyuk di
mobil.
“jika aku sekaya kau aku juga
tak akan seperti itu” bela Nara. Ia menatap lurus kedepan. Menyandarkan
kepalanya agar tak terasa berat. Eunhyuk yang mendengar jawaban Nara hanya bisa
diam.
Entah kenapa Eunhyuk sangat
merasa sedih saat melihat Nara sakit seperti itu.
‘Ya Tuhan ada apa denganku’ batin Eunhyuk.
TBC
TBC
0 komentar:
Posting Komentar