Loving You
part 4 (Yesung
Side)
Title : Loving You
Lenght : Chaptered
Cast : Nara
Yesung
Eunhyuk
Hyuna
Leeteuk
----flasback----
Yesung POV
Aku masuk
ke kelasku. Hari ini aku sedikit bersemangat mengingat aku akan satu kelas
dengan yeoja yang sangat aku sayang. Bukan lagi sayang. Sungguh aku
mencintainya dan sangat sangat menyukainya. Nara. yeoja yang dengan mudahnya
memporak porandaku.
Jika
kalian berpikir selam ini aku selalu dingin dan seperti tak suka dengannya. Itu
salah besar. Aku akui aku memang sangat bodoh. Aku malu, snagat malu hanya
sekedar membalas kebaikan Nara. Bodoh, aku bahkan membenci diriku sendiri
karena selalu membuatnya tak nyaman di dekatku. Tapi mau bagaimana lagi. Entah
kenapa aku tak bisa apa apa jika aku berada di dekatnya.
Aku
duduk belakang. Sudah kuduga, pati yeoja manis itu sedang tertidur. Apakah dia
sangat kelelahan. Ingin sekali aku menyuruhnya berhenti bekerja. Dia pikir aku
tidak tau apa, dia selalu bekerja keras. Bahkan ia rela bekerja sampai malam di
kafe. Aku pernah membuntutinya malam itu. ia bahkan rela kehujanan. Ahh, aku
semakin bangga padanya.
“Nara”
“Park Nara”
Ingin
sekali aku memukul dosen di depan itu. mengganggu tidur kekasihku. Apa dia
tidak lihat apa jika Nara sedang kelelahan. Aishh, menyebalkan.
“Yes, I here”Nara sudah bangunkah?
Ia menoleh kearahku.
“anyeong Oppa” kata Nara sambil
melambaikan tangannya. oh kenapa dia sangat cantik . Yesung Yesung sadarlah. Aku
tidak bisa menatapnya terlalu lama. Bisa bisa jantungku copot gara gara
berdetak terlalu kencang. Nara… kau harus bertanggung jawab.
Padahal
sudah sering aku dekat dengannya. Tapi tetap saja tak bisa merubah sikapku. Dari
dulu aku memang pengecut. Mencari cara licik agar dia menjadi milikku. Kalian
ingat saat aku menantangnya untuk mengikuti seleksi OSN. Tentu aku akan lebih
unggul darinya. Menantangnya untuk menjadi budakku. Ku pikir dengan begitu dia
lebih dekat denganku, seperti pada drama-drama. Aku benar kan? Tapi ada yang
lebih instan. Dia bilang jika ia menang ia ingin menjadikanku namjachingunya.
WAW. Tentu saja aku sangat senang. Tidak perlu berusaha. Aku akan langsung
kalah. Maksudku bukan kalah, tapi mengalah. Mudah.. dan saat itu juga aku
menjadi namjachingunya. Jangan sampai dia tau jika aku mengalah. Mau ditaruh di
mana mukaku.
Tak
ada yang tau setelah kejadian itu aku langsung bersorak di kamarku saking
senangnya. Ohh, seperti mimpi Nara yang selama ini aku kagumi menjadi yeojaku.
***************************
“Mian”katanya
padaku. Suaranya lembut. Entahlah, sepertinya mengucapkannya dengan takut. Tapi
kenapa minta maaf?
“mianhae, aku telah
mencintaimu” lirihnya, tapi aku mendengar dengan jelas apa yang ia katakan.
Kenapa kau minta maaf Raya, aku malah seharusnya berterimakasih karena kau
sudah mencintaiku.
“mwo?” kataku pura pura tak
mendengarnya.
“apa kau mau membuka hatimu
untukku?” apa yang kau bicarakan Nara? Tentu saja aku sangat mau, bahkan hatiku
hanya untukmu Nara. Sudah sejak lama, dan
tak aka nada orang lain yang menggantikanmu. Tapi, aku seorang pengecut yang
tidak bisa mengucapkannya.
“molla” sial.
Malah jawaban itu yang keluar.
“em, ya sudahlah, kajja kita
pergi, kau laparkan? Tapi maaf aku tak punya uang untuk mentraktirmu makan” dia
beranjak dari duduknya. Akupun mendahuluinya.
“Oppa tunggu” teriak Nara.
DEG
Tiba tiba Nara menggenggam
tanganku. Kenapa darahku tiba tiba berdesir. Aku sangat senang. Benar benar
senang. Aku bahkan tak mau membasuh
tanganku setelah ini. Tapi itu tak mungkin.
“Biarkan seperti ini Oppa, bukankah
kita sudah berpacaran?”
Ya..
ya.. lebih seringlah bersikap seperti ini padaku Nara sayang.
*************************
Aku dan
Nara menuju ke kantin. Seperti biasa, di sana sudah ada teman temanku. Kalian
tau, aku harus menahan cemburu saat teman temanku terlihat sangat dekat dengan
Nara. sial. Bahkan aku tidak sampai sedekat itu, apalagi dengan si monyet itu.
Dia bahkan berani beraninya mengejek Nara. ahh… menyebalkan.
Aku
menatapnya. Pasti dia tidak mau makan. Aku baru saja akan memberikan makanan di
depanku tapi…
“kau tak makan Nara?” tanya Sungmin
ramah. Oke, sepertinya aku kalah cepat.
Apakah Sungmin ingin membautku
cemburu. Menyebalkan. Kenapa dia perhatian sekali dengan Nara.bahkan dia
memberikan makanannya dan Nara mau? Oh Yesung, seharusnya kau yang menjadi
Sungmin.
****************************
Malam
hari ulang tahunku…. Aku belum bisa tidur. Sial. Aku bisa mati merindukan yeoja
tarsan itu. bagaimana keadaannya sekarang? Apakah ia lupa dengan hari
spesialku.
Ckk,
aku berlebihan, bahkan belum ada jam 12 malam.
Tapi seharusnya
ia sms kan? Tapi kenapa dia tak menghubungiku. Apakah harus aku dulu. Tapi aku
malu. Apakah dia sudah tidur? Aku melihat jam di ponselku. Jam sudah
menunjukkan pukul 00.01.
“saengil cukkae Yesung”
gumamku.
DRRttt
Tiba tiba ponselku bergetar. Dengan
semangat aku langsung membukanya cepat berharap Nara yang sms. Dan aku harus
bersorak karena aku benar. YESS
From : Putri Nara
Saengil cukkae Oppa. Semoga di ultahmu kali ini
kau mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku hanya bisa
berdoa unntuk mu Yesung Oppa. Sharanghae
Aku
tersenyum membacanya. Betapa senangnya saat aku membaca SMSnya.
Bahkan dia bilang Sharanghae. Gomawo ya Tuhan kau telah mengirimkan aku
bidadari Nara.
***************************
“Yesung palli, kajja cepat
bangun... kau ini pemalas sekali”
Aku mendengar suara Eomma
yang samar samar. Uhh, kenapa suara itu menggangguku. Aku menerjabkan mataku.
“Yesung saengil cukkae” suara
yang sangat aku kenal. siapa lagi kalau bukan Appaku.
Tunggu,
Appa? Appa dikamarku?
Aku pun langsung membuka
mataku dan terduduk. Aku benar benar takut jika Appa akan marah. Aku memang tak
terlalu dekat dengan Appa, makanya sekali Appa bicara aku akan menuruti apa
yang dikatakannya. Aduhh, bisa mati aku jika Appa tau jika aku belum bangun.
Bisa bisa aku dicicang habis.
“dasar namja
pemalas, palli bangun”
“ne Appa”
“selamat
ulang tahun Yesung-ah, kau tersnyata sudah besar sekarang” kata
Appa sambil memelukku. Yah, aku sangat senang. Jarang sekali aku bisa sedekat
ini dengan Appa.
“gomawo
Appa”
Appa melepaskan
pelukannya lalu tersenyum padaku.
“appa
tunggu di bawah”
Aku
mengangguk. Lalu melihat Eomma yang ada di sampingku. Ia tersenyum lalu
memelukku.
“selamat
ulang tahun sayang” kata Eomma sambil mengacak rambutku. Aku
balas memeluknya.
Aku jadi kepikiran sms Nara
tadi malam. Aku melepaskan pelukan
Eomma.
“eomma, Nara tadi malam sudah
mengucapkan selamat ulang tahun padaku, jam
00.01” curhatku ke Eomma. Memang selama ini aku
hanya berani cerita pada Eommaku saja. Eomma yang selalu aku sayangi. Aku
mengucapkannya dengan sangat bangga. Menunjukkan pada Eomma jika Nara adalah
calon menantunya yang baik. Keke.
“ckk,
arra, sekarang bangunlah, kau harus ke kampus cepat dan bertemu dengan
bidadarimu itu. ajak dia jalan. Jangan takut, Kau itu, pengecut sekali”
kata Eomma meremehkanku. Aku langsung
cemberut tidak suka. Eomma jahat sekali bilang aku pengecut. Hey,
aku anaknya kan? Ya walau ada benarnya juga sih.
“ish, aku tidak pengecut,
hanya mempertahankan imageku saja” bela ku.
“cih, anak Eomma ini, image
apa, bilang saja kau takut menyatakan perasaanmu sendiri pada Nara. Apa perlu
Eomma yang bilang? Bawa dia ke sini dan kenalkan pada Eomma”
“mwo? shireo, ckk Eomma ini, Yesung
akan mengajaknya kesini jika Eomma melamarkannya untukku. Yesung akan segera
mengenalkannya dengan Eomma, tenang saja”
************************
Aku pergi ke kampus membawa
mobil merahku. Tentu saja agar aku bisa mengajak putri bidadariku jalan. Tak
mungkinkan aku mengajaknya jalan dengan sepedaku. Huft, tapi aku tak yakin aku
bisa mengajaknya. Aku takut,, kenapa Nara bisa membuat aku menjadi takut dan
pengecut seperti ini. Ish, apa yang dia lakukan denganku? Memeletku kah? Ish,
Jong Woon, mana mungkin seperti itu. dasar pabo.
Aku turun dari mobilku, aku
belum lihat Nara menungguku. Biasanya dia akan menunggu. Dimana dia?
“Yesung Oppa, saengil cukkae”
Sambutan
dari beberapa temanku. Teman? Ahh aku juga tidak tau karena sebenarnya kau tak
mengenal mereka. Apalagi yeoja yeoja itu. Yang aku inginkan kan Nara,
bukan mereka. Aku pun harus terusik dengan suara yeoja yeoja itu. Bahkan tak
sedikit anak yang memberikanku kado. Akupun hanya bisa tersenyum menanggapi
mereka.
Saat di kelas, aku melihat
Nara sedang bersama Donghae. Apa yang mereka lakukan? Jangan jangan Nara sekarang
jadi suka dengan Donghae??? andweeee......
“hey, kajja masuk”
Kulihat Nara hanya mematung.
“Yesung, saengil cukkae
Yesung” teriak Donghae sambil merangkul pundakku.
“gomawo” balasku.
“sanng...sangeil, cukkae
cukkae Yesung oppa” kata Nara gugup. Tapi kenapa dia malah tertunduk. Apakah
hari ini aku terlihat jelek? Apa karena aku
bertambah umur wajahku berubah semakin tua. Sial. Tidak mungkin.
-----skip-----
Pulangnya, aku keluar
dari kelasku. Berniat mencari Nara. Aku mengambil ponselku. Aku harus bagaimana
sekarang? Menelponkah? Tapi…
“Oppa oppa”
beruntung. Yesung kau benar benar beruntung, Nara memanggilku. Dia terlihat
sangat capek. Ada apa? Aku melihatnya dengan cermat. Nara-ku, terlihat pucat. Dia
sakit?
“Oppa, apakah kau ada waktu?”
“aku sibuk” mulut
sialan. Apa yang aku katakan. Lihatlah, kini Nara tertunduk. Apakah dia sedih
mendengar ucapanku. Ayolah, katakana sesuatu. Tapi kenapa mulutku merasa sangat
berat. Aku.. aku malu.
Nara
tersenyum. senyum palsu.
“ya sudah, sebenarnya aku ingin mengajak Oppa
jalan. Bahkan selama kita pacaran aku belum pernah berkencan dengan Oppa. Em,
aku hanya ingin merayakan ulang tahunmu saja. Aku ingin kau bahagia. Tapi
ternyata kau sibuk, istirahatlah yang banyak Oppa, jangan terlalu kecapean.
Jangan lupa makan.
Sekali lagi selamat ulang tahun Oppa”
Ya
tuhan, dia sangat perhatian. Apakah aku keterlaluan?
“oppa, aku sepertinya harus ke café, tadi aku sudah ijin untuk tidak bekerja untuk
menemanimu,. aku tidak jadi ijin saja, ya sudah Oppa, aku pergi dulu ya” pamitnya. Apa dia bodoh.
Jelas jelas ia terlihat sakit masih saja bekerja. Tunggu, berarti dia ijin
tidak bekerja demi aku?
Nara kemudian berbalik untuk
pergi, aku harus mencegahnya.
“Ra-ya., mau
ikut denganku?”
“palli sebelum aku berubah
pikiran” kataku mempertahankan image ku.
-----skip-----
Aku melihat Nara yang tenang dalam tidurnya. Dia kini
tidur di pundakku. Kenapa saat dia tidur rasanya hatiku tenang melihatnya.
Sangat polos dan cantik. Nyaman di dekatnya. Sesekali aku mengelus rambutnya
menyingkirkan anak rambut yang menutup wajahnya. Aku begitu senang sekarang,
untung saja dia tidur jadi aku bisa bebas melihatnya dan mengelus ramabutnya.
Hari
ini adalah hari ulang tahunku yang sangat sangat menyenangkan. Menghabiskan
waktuku dengan Nara. benar benar senang. Nara sangat lucu. Aku baru tau jika
sebenarnya ia adalah yeoja yang manja dan childish. Apapun itu aku selalu suka
dengannya. Kesalahan kesalahannya membuat aku terhibur. Dia semakin imut di
mataku. Andai saja aku dan dia seperti pasangan normal lainnya. Bukan seperti
ini.
Aku
akan berubah Nara-ya. Yaksoke. Tunggulah saatnya kau melihatku yang asli.
Nara
sedikit bergerak. Apakah aku mengganggunya sehingga tidurnya terusik? Aku rela badanku
demi memberikan pundakku sebagai bantal untuknya. Sungguh, ini menyenangkan.
Nara kini sudah bangun. Ia terus minta maaf
karena tidur di pundakku. Ish, kenap minta maaf. Dia dari tadi juga membuat
masalah. Kekek, lucu sekali dia.
“Oppa, mianhae, aku tak tau jika
kau adalah anak dari pemilik Y-Style, ak,, aku sadar, jika aku tak pantas
buatmu, mianhae,”
Aku
mengerutkan dahiku, tunggu, jadi selama ini Nara tidak tau? Apakah dia
menganggap aku namja yang tidak mampu begitu. Hey,..
“seharusnya aku tau jika kau memang
tak menyukaiku, kenapa aku sangat pabo, aku selalu menganggap kau mulai
menyukaiku, tapi aku salah, mianhae aku terlalu mencintamu Oppa” lanjut Nara.
Apaka dia bodoh. apa dia tidak melihat jika kau terlalu ani, bahkan sangat
sangat mencintainya?
“mianhae di hari ulang
tahunmu aku malah membuatmu kesusahan, aku hanya ingin membuatmu bahagia. Tapi
kenapa aku malah membuatmu jadi seperti ini. Mianhae, sebagai yeojachingumu aku
bahkan tak bisa membelikanmu kado semahal teman temanmu, aku hanya bisa memberikan
ini”
Nara memberikan kado untukku?
Jinjaa?
Raya, ingin sekali aku bilang
jika bersamamu lebih dari cukup membuatku sangat senang. Ini adalah hari
ulangtahunku yang sangat spesial karena bisa pergi dengan mu Raya. Aku harap setiap hari aku bisa melihatmu
terus di sisiku. Melihatmu tersenyum
tulus tanpa ada penderitaan. Kini aku yakin aku memilih yeoja yang benar. Dia
tidak menginginkan hartaku, dia wanita yang mencintaiku apa adanya.
----skip----
Aku kini sedang mengikuti
Raya. Ia kini sedang berada di halte. Kenapa dia sangat bodoh. Lihatlah wajahnya
sangat pucat. Dan dia membiarkan tubuhnya menggigil karena hujan ini. Dia malah
memberikanku payung miliknya. Dasar yeoja bodoh, membiarkan dirinya sakit hanya
untukku? Aku segera melajukan mobilku untuk mengantarnya pulang. Tapi aku harus
mengurungkan niatku karena dia sudah menaiki bus.
Jika
ia sakit hukumlah aku Tuhan. Kenapa waktu kita tidak tepat. Apa ini peringatan
buatku. Saat aku ingin mengejarmu kau sudah pergi dariku Ra-ya? Akan ku pastikan
aku tidak akan membiarkan itu terjadi.
*********************************
Di kamar, aku tersenyum
senyum mengingat kejadian tadi. Raya, kau memang sangat manis. Aku memeluk syal cantik bertuliskan Yesung&Nara
di ujung syal. Aku sangat senang mendapatkan
kado itu dari Nara. Ia bahkan tak mau ada orang lain sampai menyentuhnya. Yesung,
kau harus bangga. Nara rela merajutkan syal untukmu. Ya tentu saja, aku sangat
bangga.
“ckk, ada apa sepertinya
sangat senang” kata Eommanya yang sudah ada di dekatku. Bahkan aku tak
menyadarinya. Ini semua karena kau Ra-ya. Kau harus bertanggung
jawab membuat aku seperti orang gila.
“ya,
Yesung sangat sangat senang Eomma” akupun menceritakan kejadian tadi. Eomma
terus saja mengejekku. Ya ya aku tau aku memang pengecut Eomma. Bukannya
membela anaknya malah Eomma terus menyalahkanku. Tiba tiba ponselku bergetar.
From : Putri Nara
Oppa sudah makan kan? pasti kau sangat
kedinginan. Mianahe itu semua kesalahanku. Istirahatlah Oppa, aku tidak mau kau
sakit.
Yeoja paboya, kenapa masih sempat sempatnya
perhatian denganku. Aku pun tersenyum membacanya.
Gomawo Nara.
********************************
Keesokan harinya
Aku melihat Nara yang
tertidur di kelas. Ia terlihat sangat pucat. Aku yakin dia pasti sedang sakit.
Kenapa aku begitu pbodoh membiarkan Nara kehujannan
tadi malam. Mianhae Nara, semua ini salahku. Ya Tuhan, hilangkanlah sakitnya.
Aku bersedia menggantikannya. Sekarang aku hanya bisa melihatnya. Aku tak
peduli dengan dosen yang sedang mengoceh di depan.
Kulihat dia mulai menggeliat.
Di menoleh ke arahku. Ia juga tersenyum. Kenapa hatiku tearsa sakit melihatnya yang
berusaha tegar. Lihatlah bahkan ia sangat sangat terlihat sakit. Ia mulai
melambaikan tangannya. Bodohnya aku malah membalas lambaian tangannya. huft
untung dia langsung tertidur lagi. Jangan sampai dia melihatnya tadi. Aku pun
menurunkan tanganku lagi. dan menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Malu
rasanya. Tapi kan dia tidak melihat.
---skip---
Aku mengikuti Nara. Aku benar
benar takut dia kenapa napa. Dia sedang sakit, mana mungkin aku membiarkannya.
Aku melihatnya sedang bekerja. Tiba tiba dia menjatuhkan makanan yang
dibawanya. Dia langsung minta maaf. Aku tak akan membiarkannya di salahkan dan
dia harus istirahat.
Aku langsung berjalan ke
dalam. Saat
aku baru saja mau masuk …
“bohong, dia sedang sakit
Ahjumma”
SIAL
Kenapa Eunhyuk lebih dulu
dariku? Aku mengurungkan niatku, aku hanya bisa melihat Nara dan Eunhyuk dari
jauh.
Kenapa aku tak terima tiba
tiba Eunhyuk mebawanya pergi. Kenapa hrus dengan Eunhyuk.
Seharusnya aku yang membawanya. Biarkan, semoga saja
Eunhyuk menjaganya dengan baik. Tapi aku tak akan membiarkannya lebih dekat
dengan sepupuku itu.
*****************************
Aku berjalan melewati
koridor. Tak sengaja aku melihat Leeteuk sedang bersama Nara. Apa yang mereka lakukan?
Apa kau selingkuh dibelakangku Nara? kau
sudah bosan padaku? Aku mengenggam tanganku kuat kuat saat melihat Nara dan
Leeteuk bermesraan.
Mataku
memanas. Aku mengkhawatirkannya karena ia sakit membuatku seperti orang gila
yang selalu mengikutinya, tapi apa ini? Sudah beberapa kali aku memergoki
leeteuk yang juga seakan menguntit Nara.
Samar
samar aku mendengar jika Leeteuk melarang nara bersamaku. Sial. Akan ku bunuh
dia jika berani memperngaruhi yeojaku.
Aku
menggertakan gigku. Sial. Ia bahkan berani mengelus rambut Nara. Dan si bodoh
Nara malah hanya diam. brengsek.
Aku
langsung pergi tidak mau melihat mereka. Kau berhutang penjelasan padaku Nara. Ya
Tuhan, kenapa aku jadi begini. Ingin sekali aku memukul siapa saja yang ada di
dekatku. Aku meremas kepalaku pelan. Berhenti di koridor dan duduk di tempat
duduk kayu di dekatku.
Aku menoleh
ke sebelahku. Hyuna. Hyuna juga duduk di bangku yang sedang aku duduki. Ia
terlihat sangat pucat. Sejenak aku akan melupakan masalahku dengan Nara , aku
mendekatinya. Aku tau masalahnya. Orang tuanya bercerai dan ayahnya di penjara
gara gara ketahuan korupsi. Aku sedikit kasian melihatnya. Tentu saja aku tau
masalahnya karena ayahnya bekerja di cabang perusahaan Appa.
Aku
semakin mendekat.
Ia
terlihat begitu kacau. Hanya diam saja. mungkin jika keadaan normal, ia akan
mendekatiku dulu dan berbicara asal dan tidak penting. Tapi kini lain. Jika aku
diposisinya mungkin aku juga tidak kuat.
“Hey”
panggilku lirih. Dia menoleh ke arahku. Saat dia melihatku langsung berdiri
akan pergi. Aku menahan tangannya. Aku tidak bisa melihatnya seperti ini,
apalagi ia sudah masuk ke RS karena akan bunuh diri. Tak ada yang tau memang.
Tapi aku tau semuanya dari Appa.
Aku
kasihan.
“wae?
Kau mau menertawakanku?” katanya serak. Aku tak menjawab hanya diam
“jangan
dekat denganku, aku malu, sangat malu. Gara gara Appaku, perusahaanmu jadi….”
“ssttt”aku
menyelanya.
“kau
dan aku mengenal sudah sejak lama. Maafkan aku jika selama ini selalu bersikap tidak
baik padamu. Mulai sekarang, jangan pendam masalahmu sendiri. kau temanku”
Kulihat
ia hanya diam. Aku memegang kedua pundaknya.
“percayalah,
kau yeoja yang kuat. Cobaan apapun itu kau bisa menghadapinya”
Tidak
menjawab. Kini matanya seperti berkaca kaca. Aku langsung memeluknya, memberi
kenyamanan.
“oppa” suara
itu membuatku terkejut. Aku sangat mengenal suara lembut itu. nara. aku
melepaskan pelukanku dan melihat Nara. tidak. Nara jangan kau berpikir yang
macam macam.
“kenapa Hyuna memelukmu”
Aku
diam. kenapa kau memeluknya? Aku jadi teringat saat Nara memeluk Leeteuk. Bagaimana
dengannya? Kenapa ia memeluk Leeteuk. Memikirkannya membuatku menjadi emosi
lagi.
Aku
membulatkan mataku saat Nara menjambak rambut Hyuna. Kenapa dengan
Nara. Kenapa dia begitu tega menjambak rambut Hyuna. Hyuna
terlihat kesakitan. Tidak bisa dibiarkan.
“Nara hentikan” bentakku membuat Nara berhenti. Aku
kasian dengan Hyuna yang kesakitan.
“Oppa,...”
“Nara, kau tau apa yang kau
lakukan ha? Kau bisa menyakiti Hyuna” aku
berteriak. Aku tidak mau Nara berbuat seperti itu. Dimana Nara yang polos dan lembut?. Aku melihatnya mengeluarkan
air mata. Apakah aku menyakitinya? Sial. Ada yang
bergetar hebat di dadaku saat melihatnya menangis dan itu semua gara gara aku.
“Oppa, tapi
wanita brengsek ini me…”
“NARA” aku berteriak keras. Sudah kubilang aku
tidak mau Nara menjadi wanita yang seperti itu.
“Oppa,….”
Nara
semakin terisak. Ia menatapku tak percaya. Ia menangis. Tidak, aku tidak boleh lemah.
Nara bahkan juga memeluk Leeteuk. Apa salahnya jika aku memeluk Hyuna. Aku
hanya membantu Hyuna. Sedangkan dia bagaimana?
Ia
pergi. Mianhae Ra-ya.
Mianhae….
“Oppa,
kejar, kejar” Hyuna sedikit heboh dan mendorongku. Tapi aku hanya diam. tidak.
Aku tidak salah. Biar dia juga merenungkan kenapa kau bersikap seperti itu.
*************************
Aku mengetuk
ngetuk meja di depanku. Melihat ponselku yang tergeletak dekat dengan tanganku.
Sudah 3 hari aku seperti ini. Hanya menatap hpku seperti orang gila. Aku
menunggunya. Aku menunggu Nara menghubungiku. Apakah dia marah? Ini baru
pertama kalinya ia seperti ini.
Apapun
yang ia lakukan, aku tak bisa marah terus terus menrus. Ada saatnya kau ingin
sekali menemuinya dan meminta maaf. Tapi lagi lagi aku mempertahankan egoku. Seharusnya
ia menghubungiku kan?
“apapun
yang kau lakukan dia tak akan menghubungimu” kau menoleh saat suara Eunhyuk
tiba tiba ada di kamarku. Aku meluhatnya dengan santai tidur di ranjangku tanpa
rasa sopan sedikitpun. Sudah biasa.
“apa
yang kau bicarakan?”
“kau
pikir aku tidak tau jika selama ini kau sangat menggilainya”
“ckk,
apa sebenarnya yang kau katakana hah?”
“kau
mencintainya kan? Sangat mencintai Nara. Kau sengaja mengalah di seleksi OSN
itu.”
Aku
terdiam. Ya dia benar.
Eunhyuk
tersenyum mengejek. Biar, biar saja dunia tau jika aku sangat mencintainya,
sangat menggilainya. Aku tak peduli lagi.
“dia
tidak akan menghubungimu lagi Hyungku yang bodoh” Eunhyuk terdiam sejenak sedangkan
aku terus melihatnya, meunggu yang akan ia katakan selanjutnya. “kudengar Nara
akan pindah”
“mwo?”
“kau
tidak tau, apa bisa kau di sebut namjachingunya?
Tidak
tidak, tidak mungkin. Dengan cepat aku menyambar jaketku. Aku akan ke kampus
walaupun kelasku masih nanti. Aku harus bicara padanya. Enak saja mau pindah
dan tidak ijin padaku.
“hya
tunggu, aku ikut” teriak si monyet itu. apa peduliku. Ia yang membuatku
khawatir seperti ini.
---
Aku menemukannya
dia taman bersama yeoja yang selalu bersamanya. Aku tidak ingat namanya, tapi
seperinya ia sangat dekat dengan Nara. Aku mendekat dan berhenti di samping
mereka saat mendengar percakapan mereka.
“kau benar benar akan
pindah?”
“berapa kali Eonni
menanyakan itu, aku akan tetap…”
Sial. Apakah ia benar
benar pindah?
“pindah?” aku langsung berucap.
Mereka menoleh ke arahku. Aku marah tentu saja. siapa yang tidak marah jika
yeojachingunya akan pindah tanpa bilang. Tak peduli apapun, aku langsung
menariknya pergi ke kelasku. Aku harus bicara padanya.
“kenapa tak
menghubungiku” kataku sedikit lirih. Dia tidak menjawab. sepertinya ia masih
marah padaku. Apakah gara gara aku memeluk Hyuna. Ya Tuhan, Nara, aku menyesal.
Sangat menyesal.
“apa kau berbuat salah?”
Ku lihat kilatan
matanya yang mengisyaratkan tidak terima dengan apa yang aku katakana. Ya aku
tau pertanyaa itu sangat konyol bahkan aku bisa mendengar Eunhyuk yang
terkekeh.
Hening. Dan kau benci
situasi ini. Aku lebih senang melihatnya banyak bicara dari pada membatu
seperti ini.
“duduklah kau pasti…”
aku baru mau bicara tapi langsung dipotongnya.
“BRENGSEK, HARI INI
KITA BERAKHIR”
DEG
Aku tidak salah dengar?
Tiba tiba seperti ada yang
menyayat hatiku. Seluruh tubuhku kaku seakan tidak bisa menerima apa yang ia
katakana barusan. Desiran darahku yang mengalir cepat begitu terasa. Dunia tiba
tiba seperti berhenti berputar.
Nara tidak boleh
mengucapkan itu.
Ya Tuhan, aku lebih
baik dipukulnya, dibentaknya dari pada hubungan ini harus berakhir. Tidak
boleh.
“aku membencimu”
Aku masih membatu. Ia
pergi begitu saja meninggalkan sakit di hatiku. Aku bergetar hebat. Mataku
memanas. Sakit, sangat sakit.
“cukkae, kalian sudah
putus. Orang yang kau cintai sekarang membencimu”
PRAAAAAAAANGGGGGGGGGG
Aku menendang kursi
yang ada di depanku, mengenai kursi kursi yang lain. Persetan. Aku tidak
terima. Nara adalah milikku dan selamanya akan menjadi milikku. Aku tidak bisa
tanpa dia.
Tubuhku merosot begitu
saja. Aku pusing. Aku begitu mencintainya. Wanita yang sudah aku sakiti. Wanita
yang dulu selalu bersabar di sisiku walau aku bersikap acuh. Apakah ini karma?
Tuhan, aku mohon putarlah waktu kembali. Aku janji tidak akan menyakitinya
lagi. Jebal.
“Yesung-ah, kau
mencintainya tapi menunjukkannya dengan cara yang salah” kata Kyuhyun
mendekatiku. Ya kau tau. Aku tau. Dan aku menyesal. Sangat menyesal.
“aku kehilangan dia..
aku kehilangan Nara”
Aku menyesal. Sangat menyesal. Akankah penyesalan itu membuat kau
kembali di sisiku?
Author POV
2
minggu kemudian
Yesung
keluar dari mobil dengan keadaan kacau. Matanya memerah, bajunya yang sudah
kusut. Rambutnya berantakan. Matanya berubah menjadi seperti mata panda. Mengenaskan.
“Ommo,
Yesung-ah” Eommanya sangat kaget melihat Yesung yang seperti itu. ia langsung
mendekatinya.
“apa
yang sebenarnya terjadi? Ya Tuhan, ada apa denganmu nak?”
Yesung
tak peduli. Ia berjalan dengan datar ke kamarnya. Ia baru saja ke Mokpo.
Tertulis dengan jelas dimana alamat Nara. Tapi jelas jelas alamat itu tidak
benar. Tidak ada Nara di sana. tidak ada yang bernama Nara. Tidak ada bis
dengan nama Nara menuju ke Mokpo. Tidak ada tanda tanda Nara pergi ke sana.
Yesung
sudah berkali kali mencarinya tapi hasilnya nihil. Tidak ada satupun yang tau
Nara dimana. Bahkan sahabtnya Eunji tidak tau. Padahal Yesung sudah memohon
mohon agar Eunji memberikan alamat Nara padanya. Awalnya ia ditolak mentah
mentah oleh Eunji, dan Yesung terima itu. ia pantas mendapatkannya kerena ia
sudah menyakiti sahabatnya. Tapi, mungkin karena Eunji kasian dengan Yesung
yang terlihat menyedihkan akhirnya memberikan alamatnya. Tapi alamat yang
diberikan palsu. Di sana Yesung hanya menemukan sebuah sekolah dasar. Nara
bahkan membohongi Eunji. Apa sebenarnya yang Nara inginkan?
Yesung
sudah mencari
yeoja itu kemana-mana. Tak ditemukannya. Facebook, WA, weibo, twitter sekalipun
tak ditemukan Yesung. Mungkin Nara sudah menonaktifkannya.
Telepon? Apalagi. Sudah tidak aktif. Ia bahkan sudah pernah memukul Leeteuk
karena ia yakin Leeteuk mengetahui dimana Nara. Tapi Leeteuk tidak mau
menjawabnya.
Yesung
langsung masuk ke kamarnya tanpa mempedulikan ibunya. Ia merasa frustasi. Ia
merasakan takut yang amat sangat. Bagaimana jika ia tidak bisa menemukan Nara. Bagaimana
ia tidak bisa lagi bertemu dengan yeoja itu.
Ia
bahkan sering melupakan makan. Gara gara yeoja itu ia seperti ini. Yesung
lelah. Ia tidak pernah istirahat demi mencari Nara. Ia sangat lelah. Ia
memejamkan matanya perlahan tak menghiraukan teriakan dari luar. Beribu sesal kini menyeruak
di hatinya. Ia meruntut dirinya sendiri. Kini ia sudah mendapat pelajaran.
Mendapat akibat dari hal yang ia perbuat sendiri.
Sedangkan
diluar terlihat Hyuk yang sedang emosi melihat kelakuan Yesung yang kekanak
kanakan itu. Ia tidak mungkinkan membiarkan hyungnya mati karena beberapa hari
tidak makan.
“Yesung,.....” panggil Hyuk dari
luar tapi tidak ada jawaban.
“hyungku yang paling
tampan.... palli bukakan pintu”
“....” tetap tak ada jawaban.
“Yesung, kau ini... ya
sudahlah aku pergi saja. Ternyata kau tak mau aku mengatakan sesuatu tentang
Nara” kata Hyuk yang mulai beranjak.
Ceklekk...
Yesung pun membukakan pintu.
“changkamman” kata Yesung.
Eunhyukpun berbalik dan tersenyum.
***************************
-
-
-
-
-
Yesung&Nara
Jika
memang aku dan Yesung Oppa berjodoh, pasti Tuhan akan mempertemukan kita
kembali. Setelah aku pergi aku berharap jika Yesung Oppa dengan cepat
menyelesaikan kuliahnya. Lulus dengan membanggakan. Dan dengan cepat
menjemputku.
Tapi, Jika
kita memang tidak berjodoh, Bolehkah aku melupakan kenangan indah bersamanya? Semoga
dia bahagia.
Lagi,
Yesung membaca tulisan di kertas kecil itu.
Sudah
1 tahun tulisan itu ada di dompetnya. Setelah kepergian Nara, Eunhyuk menemukan
tulisan itu di rumah lama Nara.
Yesung
tersenyum melihat tulisan itu lagi. Jika saja Nara ada disini, Yesung akan
menunjukkan, hari ini ia sudah lulus dengan membanggakan. Harapan Nara
tercapai. Kerja keras Yesung selama ini membawakan hasil.
“Jongwoo-ah”
Yesung menoleh saat Appanya memanggilnya dengan nama aslinya. Yesung tersenyum
lalu memeluk Appanya. Ia juga bergantian memeluk ibuny yang ada disebelah Appa.
“Appa
bangga padamu”
Yesung
tersenyum tanpa menjawab. Ia masih merasa kurang. Nara belum ditemukannya.
“makanlah
nak” kata Eomma menyiapkan makanan untuk Yesung. Yesung menghela nafasnya
melihat makanan di depannya tidak berselera. Ia memang jarang sekali makan. Ia
hanya sesekali makan. Ia masih memikirkan Nara.
Nara
Nara Nara saja yang ada di pikirannya.
Tidak
peduli ia sekarang kurus gara gara jarang makan. Tidak pernah menjaga
kesehatannya. Berbeda dengan Yesung yang dulu.
“aku
tidak ingin makan, aku ingin Nara kembali”
Ibunya
memandang Yesung frustasi. Apa yang harus ia lakukan? Yesung bahkan seperti
robot yang kerjaannya terus mengerjakan tugas kuliah tanpa mempedulikan yang
lain.
************************
Yesung bersandar
pada sofa di rumah Eunhyuk. Seperti biasa Eunhyuk dan
kawan kawan mencoba mengajak Yesung main. Dan seperti biasa pula Yesung
menolak. Tapi tidak untuk harii ini. Yesung juga butuh refresing. Karena
sekarang ia juga tidak ada yang ia lakukan karena sudah lulus. Ia akan bekerja
di kantor Appanya minggu depan.
Semakin lama keadaan Yesung semakin miris.
Sepertinya ia harus mendapat pengawasan lebih. Makanya teman temannya tak
pernah meninggalkan Yesung.
“sampai
kapan kau terus diam dan memikirkannya hah?” tanya Sungmin yang sudah bosan
melihat Yesung yang selalu diam tanpa melakukan apapun.
“Yesung sudahlah” kata
Donghae yang tak tega melihat Yesung seperti mayat hidup saja. teman temannya
juga hanya diam saja. Sungmin kini lebih mendekat ke
Yesung mencoba menghiburnya.
“kau
harus menemui Tuan Park Jisung, salah satu karyawan di perusahaan Appamu, dia
tau dimana Nara” kata Sungmin. Tentu saja sungmin tau, karena tadi Leeteuk
memberitahukannya, jika Tuan Parkk adalah ayah Nara.
“mwo?”
“aku
juga baru tau tadi, jika Tuan Park adalah ayah Nara”
Yesung
membulatkan matanya. Ia tidak pernah tau jika ada karyawan yang bernama Park
Jisung di perusahaan ayahnya. Sial, ia baru tau sekarang.
Yesung
buru buru berjalan ke luar. Tidak akan membiarkan ia gagal lagi menemukan Nara.
‘aku
kan menjempumu Nara’
0 komentar:
Posting Komentar