Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 17 Juli 2014

Loving You (Part 4) Yesung Side



Loving You


part 4 (Yesung Side)

Title         : Loving You

Author      : Lilian Nay Clouds

Lenght      : Chaptered

Cast          : Nara
                  Yesung
                  Eunhyuk
                  Hyuna
                  Leeteuk


----flasback----
Yesung POV

Aku masuk ke kelasku. Hari ini aku sedikit bersemangat mengingat aku akan satu kelas dengan yeoja yang sangat aku sayang. Bukan lagi sayang. Sungguh aku mencintainya dan sangat sangat menyukainya. Nara. yeoja yang dengan mudahnya memporak porandaku.
Jika kalian berpikir selam ini aku selalu dingin dan seperti tak suka dengannya. Itu salah besar. Aku akui aku memang sangat bodoh. Aku malu, snagat malu hanya sekedar membalas kebaikan Nara. Bodoh, aku bahkan membenci diriku sendiri karena selalu membuatnya tak nyaman di dekatku. Tapi mau bagaimana lagi. Entah kenapa aku tak bisa apa apa jika aku berada di dekatnya.
Aku duduk belakang. Sudah kuduga, pati yeoja manis itu sedang tertidur. Apakah dia sangat kelelahan. Ingin sekali aku menyuruhnya berhenti bekerja. Dia pikir aku tidak tau apa, dia selalu bekerja keras. Bahkan ia rela bekerja sampai malam di kafe. Aku pernah membuntutinya malam itu. ia bahkan rela kehujanan. Ahh, aku semakin bangga padanya.
“Nara”
“Park Nara”
Ingin sekali aku memukul dosen di depan itu. mengganggu tidur kekasihku. Apa dia tidak lihat apa jika Nara sedang kelelahan. Aishh, menyebalkan.
 “Yes, I here”Nara sudah bangunkah?
Ia menoleh kearahku.
“anyeong Oppa” kata Nara sambil melambaikan tangannya. oh kenapa dia sangat cantik . Yesung Yesung sadarlah. Aku tidak bisa menatapnya terlalu lama. Bisa bisa jantungku copot gara gara berdetak terlalu kencang. Nara… kau harus bertanggung jawab.
Padahal sudah sering aku dekat dengannya. Tapi tetap saja tak bisa merubah sikapku. Dari dulu aku memang pengecut. Mencari cara licik agar dia menjadi milikku. Kalian ingat saat aku menantangnya untuk mengikuti seleksi OSN. Tentu aku akan lebih unggul darinya. Menantangnya untuk menjadi budakku. Ku pikir dengan begitu dia lebih dekat denganku, seperti pada drama-drama. Aku benar kan? Tapi ada yang lebih instan. Dia bilang jika ia menang ia ingin menjadikanku namjachingunya. WAW. Tentu saja aku sangat senang. Tidak perlu berusaha. Aku akan langsung kalah. Maksudku bukan kalah, tapi mengalah. Mudah.. dan saat itu juga aku menjadi namjachingunya. Jangan sampai dia tau jika aku mengalah. Mau ditaruh di mana mukaku.
Tak ada yang tau setelah kejadian itu aku langsung bersorak di kamarku saking senangnya. Ohh, seperti mimpi Nara yang selama ini aku kagumi menjadi yeojaku.


***************************


“Mian”katanya padaku. Suaranya lembut. Entahlah, sepertinya mengucapkannya dengan takut. Tapi kenapa minta maaf?
“mianhae, aku telah mencintaimu” lirihnya, tapi aku mendengar dengan jelas apa yang ia katakan. Kenapa kau minta maaf Raya, aku malah seharusnya berterimakasih karena kau sudah mencintaiku.
“mwo?” kataku pura pura tak mendengarnya.
“apa kau mau membuka hatimu untukku?” apa yang kau bicarakan Nara? Tentu saja aku sangat mau, bahkan hatiku hanya untukmu Nara. Sudah sejak lama, dan tak aka nada orang lain yang menggantikanmu. Tapi, aku seorang pengecut yang tidak bisa mengucapkannya.
“molla” sial. Malah jawaban itu yang keluar.
“em, ya sudahlah, kajja kita pergi, kau laparkan? Tapi maaf aku tak punya uang untuk mentraktirmu makan” dia beranjak dari duduknya. Akupun mendahuluinya.
“Oppa tunggu” teriak Nara.
DEG
Tiba tiba Nara menggenggam tanganku. Kenapa darahku tiba tiba berdesir. Aku sangat senang. Benar benar senang. Aku bahkan tak mau  membasuh tanganku setelah ini. Tapi itu tak mungkin.
“Biarkan seperti ini Oppa, bukankah kita sudah berpacaran?”
Ya.. ya.. lebih seringlah bersikap seperti ini padaku Nara sayang.

*************************

Aku dan Nara menuju ke kantin. Seperti biasa, di sana sudah ada teman temanku. Kalian tau, aku harus menahan cemburu saat teman temanku terlihat sangat dekat dengan Nara. sial. Bahkan aku tidak sampai sedekat itu, apalagi dengan si monyet itu. Dia bahkan berani beraninya mengejek Nara. ahh… menyebalkan.
Aku menatapnya. Pasti dia tidak mau makan. Aku baru saja akan memberikan makanan di depanku tapi…
“kau tak makan Nara?” tanya Sungmin ramah. Oke, sepertinya aku kalah cepat.
 Apakah Sungmin ingin membautku cemburu. Menyebalkan. Kenapa dia perhatian sekali dengan Nara.bahkan dia memberikan makanannya dan Nara mau? Oh Yesung, seharusnya kau yang menjadi Sungmin.

****************************

Malam hari ulang tahunku…. Aku belum bisa tidur. Sial. Aku bisa mati merindukan yeoja tarsan itu. bagaimana keadaannya sekarang? Apakah ia lupa dengan hari spesialku.
Ckk, aku berlebihan, bahkan belum ada jam 12 malam.
Tapi seharusnya ia sms kan? Tapi kenapa dia tak menghubungiku. Apakah harus aku dulu. Tapi aku malu. Apakah dia sudah tidur? Aku melihat jam di ponselku. Jam sudah menunjukkan pukul 00.01.
“saengil cukkae Yesung” gumamku.
DRRttt
Tiba tiba ponselku bergetar. Dengan semangat aku langsung membukanya cepat berharap Nara yang sms. Dan aku harus bersorak karena aku benar. YESS
From : Putri Nara
Saengil cukkae Oppa. Semoga di ultahmu kali ini kau mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku hanya bisa berdoa unntuk mu Yesung Oppa. Sharanghae
Aku tersenyum membacanya. Betapa senangnya saat aku membaca SMSnya. Bahkan dia bilang Sharanghae. Gomawo ya Tuhan kau telah mengirimkan aku bidadari Nara.

***************************

“Yesung palli, kajja cepat bangun... kau ini pemalas sekali”
Aku mendengar suara Eomma yang samar samar. Uhh, kenapa suara itu menggangguku. Aku menerjabkan mataku.
“Yesung saengil cukkae” suara yang sangat aku kenal. siapa lagi kalau bukan Appaku.
Tunggu,
Appa? Appa dikamarku?
Aku pun langsung membuka mataku dan terduduk. Aku benar benar takut jika Appa akan marah. Aku memang tak terlalu dekat dengan Appa, makanya sekali Appa bicara aku akan menuruti apa yang dikatakannya. Aduhh, bisa mati aku jika Appa tau jika aku belum bangun. Bisa bisa aku dicicang habis.
“dasar namja pemalas, palli bangun
“ne Appa
“selamat ulang tahun Yesung-ah, kau tersnyata sudah besar sekarang” kata Appa sambil memelukku. Yah, aku sangat senang. Jarang sekali aku bisa sedekat ini dengan Appa.
“gomawo Appa”
Appa melepaskan pelukannya lalu tersenyum padaku.
“appa tunggu di bawah”
Aku mengangguk. Lalu melihat Eomma yang ada di sampingku. Ia tersenyum lalu memelukku.
“selamat ulang tahun sayang” kata Eomma sambil mengacak rambutku. Aku balas memeluknya.
Aku jadi kepikiran sms Nara tadi malam. Aku melepaskan pelukan Eomma.
“eomma, Nara tadi malam sudah mengucapkan selamat ulang tahun padaku, jam 00.01” curhatku ke Eomma. Memang selama ini aku hanya berani cerita pada Eommaku saja. Eomma yang selalu aku sayangi. Aku mengucapkannya dengan sangat bangga. Menunjukkan pada Eomma jika Nara adalah calon menantunya yang baik. Keke.
ckk, arra, sekarang bangunlah, kau harus ke kampus cepat dan bertemu dengan bidadarimu itu. ajak dia jalan. Jangan takut, Kau itu, pengecut sekali” kata Eomma meremehkanku. Aku langsung cemberut tidak suka. Eomma jahat sekali bilang aku pengecut. Hey, aku anaknya kan? Ya walau ada benarnya juga sih.
“ish, aku tidak pengecut, hanya mempertahankan imageku saja” bela ku.
“cih, anak Eomma ini, image apa, bilang saja kau takut menyatakan perasaanmu sendiri pada Nara. Apa perlu Eomma yang bilang? Bawa dia ke sini dan kenalkan pada Eomma”
mwo? shireo, ckk Eomma ini, Yesung akan mengajaknya kesini jika Eomma melamarkannya untukku. Yesung akan segera mengenalkannya dengan Eomma, tenang saja”

************************

Aku pergi ke kampus membawa mobil merahku. Tentu saja agar aku bisa mengajak putri bidadariku jalan. Tak mungkinkan aku mengajaknya jalan dengan sepedaku. Huft, tapi aku tak yakin aku bisa mengajaknya. Aku takut,, kenapa Nara bisa membuat aku menjadi takut dan pengecut seperti ini. Ish, apa yang dia lakukan denganku? Memeletku kah? Ish, Jong Woon, mana mungkin seperti itu. dasar pabo.
Aku turun dari mobilku, aku belum lihat Nara menungguku. Biasanya dia akan menunggu. Dimana dia?
“Yesung Oppa, saengil cukkae”
Sambutan dari beberapa temanku. Teman? Ahh aku juga tidak tau karena sebenarnya kau tak mengenal mereka. Apalagi yeoja yeoja itu. Yang aku inginkan kan Nara, bukan mereka. Aku pun harus terusik dengan suara yeoja yeoja itu. Bahkan tak sedikit anak yang memberikanku kado. Akupun hanya bisa tersenyum menanggapi mereka.
Saat di kelas, aku melihat Nara sedang bersama Donghae. Apa yang mereka lakukan? Jangan jangan Nara sekarang jadi suka dengan Donghae??? andweeee......
“hey, kajja masuk”
Kulihat Nara hanya mematung.
“Yesung, saengil cukkae Yesung” teriak Donghae sambil merangkul pundakku.
“gomawo” balasku.
“sanng...sangeil, cukkae cukkae Yesung oppa” kata Nara gugup. Tapi kenapa dia malah tertunduk. Apakah hari ini aku terlihat jelek? Apa karena aku bertambah umur wajahku berubah semakin tua. Sial. Tidak mungkin.

-----skip-----

 Pulangnya, aku keluar dari kelasku. Berniat mencari Nara. Aku mengambil ponselku. Aku harus bagaimana sekarang? Menelponkah? Tapi…
“Oppa oppa” beruntung. Yesung kau benar benar beruntung, Nara memanggilku. Dia terlihat sangat capek. Ada apa? Aku melihatnya dengan cermat. Nara-ku, terlihat pucat. Dia sakit?
“Oppa, apakah kau ada waktu?”
“aku sibuk” mulut sialan. Apa yang aku katakan. Lihatlah, kini Nara tertunduk. Apakah dia sedih mendengar ucapanku. Ayolah, katakana sesuatu. Tapi kenapa mulutku merasa sangat berat. Aku.. aku malu.
Nara tersenyum. senyum palsu.
ya sudah, sebenarnya aku ingin mengajak Oppa jalan. Bahkan selama kita pacaran aku belum pernah berkencan dengan Oppa. Em, aku hanya ingin merayakan ulang tahunmu saja. Aku ingin kau bahagia. Tapi ternyata kau sibuk, istirahatlah yang banyak Oppa, jangan terlalu kecapean. Jangan lupa makan. Sekali lagi selamat ulang tahun Oppa
Ya tuhan, dia sangat perhatian. Apakah aku keterlaluan?
 oppa, aku sepertinya harus ke café, tadi aku sudah ijin untuk tidak bekerja untuk menemanimu,. aku tidak jadi ijin saja, ya sudah Oppa, aku pergi dulu ya” pamitnya. Apa dia bodoh. Jelas jelas ia terlihat sakit masih saja bekerja. Tunggu, berarti dia ijin tidak bekerja demi aku?
Nara kemudian berbalik untuk pergi, aku harus mencegahnya.
“Ra-ya., mau ikut denganku?”
“palli sebelum aku berubah pikiran” kataku mempertahankan image ku.

-----skip-----

Aku melihat  Nara yang tenang dalam tidurnya. Dia kini tidur di pundakku. Kenapa saat dia tidur rasanya hatiku tenang melihatnya. Sangat polos dan cantik. Nyaman di dekatnya. Sesekali aku mengelus rambutnya menyingkirkan anak rambut yang menutup wajahnya. Aku begitu senang sekarang, untung saja dia tidur jadi aku bisa bebas melihatnya dan mengelus ramabutnya.
Hari ini adalah hari ulang tahunku yang sangat sangat menyenangkan. Menghabiskan waktuku dengan Nara. benar benar senang. Nara sangat lucu. Aku baru tau jika sebenarnya ia adalah yeoja yang manja dan childish. Apapun itu aku selalu suka dengannya. Kesalahan kesalahannya membuat aku terhibur. Dia semakin imut di mataku. Andai saja aku dan dia seperti pasangan normal lainnya. Bukan seperti ini.
Aku akan berubah Nara-ya. Yaksoke. Tunggulah saatnya kau melihatku yang asli.
Nara sedikit bergerak. Apakah aku mengganggunya sehingga tidurnya terusik? Aku rela badanku demi memberikan pundakku sebagai bantal untuknya. Sungguh, ini menyenangkan.
 Nara kini sudah bangun. Ia terus minta maaf karena tidur di pundakku. Ish, kenap minta maaf. Dia dari tadi juga membuat masalah. Kekek, lucu sekali dia.
“Oppa, mianhae, aku tak tau jika kau adalah anak dari pemilik Y-Style, ak,, aku sadar, jika aku tak pantas buatmu, mianhae,”
Aku mengerutkan dahiku, tunggu, jadi selama ini Nara tidak tau? Apakah dia menganggap aku namja yang tidak mampu begitu. Hey,..
“seharusnya aku tau jika kau memang tak menyukaiku, kenapa aku sangat pabo, aku selalu menganggap kau mulai menyukaiku, tapi aku salah, mianhae aku terlalu mencintamu Oppa” lanjut Nara. Apaka dia bodoh. apa dia tidak melihat jika kau terlalu ani, bahkan sangat sangat mencintainya?
“mianhae di hari ulang tahunmu aku malah membuatmu kesusahan, aku hanya ingin membuatmu bahagia. Tapi kenapa aku malah membuatmu jadi seperti ini. Mianhae, sebagai yeojachingumu aku bahkan tak bisa membelikanmu kado semahal teman temanmu, aku hanya bisa memberikan ini”
Nara memberikan kado untukku? Jinjaa?
Raya, ingin sekali aku bilang jika bersamamu lebih dari cukup membuatku sangat senang. Ini adalah hari ulangtahunku yang sangat spesial karena bisa pergi dengan mu Raya. Aku harap setiap hari aku bisa melihatmu terus di sisiku. Melihatmu tersenyum tulus tanpa ada penderitaan. Kini aku yakin aku memilih yeoja yang benar. Dia tidak menginginkan hartaku, dia wanita yang mencintaiku apa adanya.

----skip----

Aku kini sedang mengikuti Raya. Ia kini sedang berada di halte. Kenapa dia sangat bodoh. Lihatlah wajahnya sangat pucat. Dan dia membiarkan tubuhnya menggigil karena hujan ini. Dia malah memberikanku payung miliknya. Dasar yeoja bodoh, membiarkan dirinya sakit hanya untukku? Aku segera melajukan mobilku untuk mengantarnya pulang. Tapi aku harus mengurungkan niatku karena dia sudah menaiki bus.
Jika ia sakit hukumlah aku Tuhan. Kenapa waktu kita tidak tepat. Apa ini peringatan buatku. Saat aku ingin mengejarmu kau sudah pergi dariku Ra-ya? Akan ku pastikan aku tidak akan membiarkan itu terjadi.


*********************************

Di kamar, aku tersenyum senyum mengingat kejadian tadi. Raya, kau memang sangat manis. Aku memeluk syal cantik bertuliskan Yesung&Nara di ujung syal. Aku sangat senang mendapatkan kado itu dari Nara. Ia bahkan tak mau ada orang lain sampai menyentuhnya. Yesung, kau harus bangga. Nara rela merajutkan syal untukmu. Ya tentu saja, aku sangat bangga.
“ckk, ada apa sepertinya sangat senang” kata Eommanya yang sudah ada di dekatku. Bahkan aku tak menyadarinya. Ini semua karena kau Ra-ya. Kau harus bertanggung jawab membuat aku seperti orang gila.
ya, Yesung sangat sangat senang Eomma” akupun menceritakan kejadian tadi. Eomma terus saja mengejekku. Ya ya aku tau aku memang pengecut Eomma. Bukannya membela anaknya malah Eomma terus menyalahkanku. Tiba tiba ponselku bergetar.
From : Putri Nara
Oppa sudah makan kan? pasti kau sangat kedinginan. Mianahe itu semua kesalahanku. Istirahatlah Oppa, aku tidak mau kau sakit.
            Yeoja paboya, kenapa masih sempat sempatnya perhatian denganku. Aku pun tersenyum membacanya. Gomawo Nara.

********************************

Keesokan harinya

Aku melihat Nara yang tertidur di kelas. Ia terlihat sangat pucat. Aku yakin dia pasti sedang sakit. Kenapa aku begitu pbodoh membiarkan Nara kehujannan tadi malam. Mianhae Nara, semua ini salahku. Ya Tuhan, hilangkanlah sakitnya. Aku bersedia menggantikannya. Sekarang aku hanya bisa melihatnya. Aku tak peduli dengan dosen yang sedang mengoceh di depan.
Kulihat dia mulai menggeliat. Di menoleh ke arahku. Ia juga tersenyum. Kenapa hatiku tearsa sakit melihatnya yang berusaha tegar. Lihatlah bahkan ia sangat sangat terlihat sakit. Ia mulai melambaikan tangannya. Bodohnya aku malah membalas lambaian tangannya. huft untung dia langsung tertidur lagi. Jangan sampai dia melihatnya tadi. Aku pun menurunkan tanganku lagi. dan menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Malu rasanya. Tapi kan dia tidak melihat.

---skip---

Aku mengikuti Nara. Aku benar benar takut dia kenapa napa. Dia sedang sakit, mana mungkin aku membiarkannya. Aku melihatnya sedang bekerja. Tiba tiba dia menjatuhkan makanan yang dibawanya. Dia langsung minta maaf. Aku tak akan membiarkannya di salahkan dan dia harus istirahat.
Aku langsung berjalan ke dalam. Saat aku baru saja mau masuk …
“bohong, dia sedang sakit Ahjumma”
SIAL
Kenapa Eunhyuk lebih dulu dariku? Aku mengurungkan niatku, aku hanya bisa melihat Nara dan Eunhyuk dari jauh.
Kenapa aku tak terima tiba tiba Eunhyuk mebawanya pergi. Kenapa hrus dengan Eunhyuk. Seharusnya aku yang membawanya. Biarkan, semoga saja Eunhyuk menjaganya dengan baik. Tapi aku tak akan membiarkannya lebih dekat dengan sepupuku itu.

*****************************

Aku berjalan melewati koridor. Tak sengaja aku melihat Leeteuk sedang bersama Nara. Apa yang mereka lakukan? Apa kau selingkuh dibelakangku Nara? kau sudah bosan padaku? Aku mengenggam tanganku kuat kuat saat melihat Nara dan Leeteuk bermesraan.
Mataku memanas. Aku mengkhawatirkannya karena ia sakit membuatku seperti orang gila yang selalu mengikutinya, tapi apa ini? Sudah beberapa kali aku memergoki leeteuk yang juga seakan menguntit Nara.
Samar samar aku mendengar jika Leeteuk melarang nara bersamaku. Sial. Akan ku bunuh dia jika berani memperngaruhi yeojaku.
Aku menggertakan gigku. Sial. Ia bahkan berani mengelus rambut Nara. Dan si bodoh Nara malah hanya diam. brengsek.
Aku langsung pergi tidak mau melihat mereka. Kau berhutang penjelasan padaku Nara. Ya Tuhan, kenapa aku jadi begini. Ingin sekali aku memukul siapa saja yang ada di dekatku. Aku meremas kepalaku pelan. Berhenti di koridor dan duduk di tempat duduk kayu di dekatku.
Aku menoleh ke sebelahku. Hyuna. Hyuna juga duduk di bangku yang sedang aku duduki. Ia terlihat sangat pucat. Sejenak aku akan melupakan masalahku dengan Nara , aku mendekatinya. Aku tau masalahnya. Orang tuanya bercerai dan ayahnya di penjara gara gara ketahuan korupsi. Aku sedikit kasian melihatnya. Tentu saja aku tau masalahnya karena ayahnya bekerja di cabang perusahaan Appa.
Aku semakin mendekat.
Ia terlihat begitu kacau. Hanya diam saja. mungkin jika keadaan normal, ia akan mendekatiku dulu dan berbicara asal dan tidak penting. Tapi kini lain. Jika aku diposisinya mungkin aku juga tidak kuat.
“Hey” panggilku lirih. Dia menoleh ke arahku. Saat dia melihatku langsung berdiri akan pergi. Aku menahan tangannya. Aku tidak bisa melihatnya seperti ini, apalagi ia sudah masuk ke RS karena akan bunuh diri. Tak ada yang tau memang. Tapi aku tau semuanya dari Appa.
Aku kasihan.
“wae? Kau mau menertawakanku?” katanya serak. Aku tak menjawab hanya diam
“jangan dekat denganku, aku malu, sangat malu. Gara gara Appaku, perusahaanmu jadi….”
“ssttt”aku menyelanya.
“kau dan aku mengenal sudah sejak lama. Maafkan aku jika selama ini selalu bersikap tidak baik padamu. Mulai sekarang, jangan pendam masalahmu sendiri. kau temanku”
Kulihat ia hanya diam. Aku memegang kedua pundaknya.
“percayalah, kau yeoja yang kuat. Cobaan apapun itu kau bisa menghadapinya”
Tidak menjawab. Kini matanya seperti berkaca kaca. Aku langsung memeluknya, memberi kenyamanan.
 “oppa” suara itu membuatku terkejut. Aku sangat mengenal suara lembut itu. nara. aku melepaskan pelukanku dan melihat Nara. tidak. Nara jangan kau berpikir yang macam macam.
“kenapa Hyuna memelukmu
Aku diam. kenapa kau memeluknya? Aku jadi teringat saat Nara memeluk Leeteuk. Bagaimana dengannya? Kenapa ia memeluk Leeteuk. Memikirkannya membuatku menjadi emosi lagi.
Aku membulatkan mataku saat Nara menjambak rambut Hyuna. Kenapa dengan Nara. Kenapa dia begitu tega menjambak rambut Hyuna. Hyuna terlihat kesakitan. Tidak bisa dibiarkan.
“Nara hentikan” bentakku membuat Nara berhenti. Aku kasian dengan Hyuna yang kesakitan.
“Oppa,...”
“Nara, kau tau apa yang kau lakukan ha? Kau bisa menyakiti Hyuna” aku berteriak. Aku tidak mau Nara berbuat seperti itu. Dimana Nara yang polos dan lembut?. Aku melihatnya mengeluarkan air mata. Apakah aku menyakitinya? Sial. Ada yang bergetar hebat di dadaku saat melihatnya menangis dan itu semua gara gara aku.
“Oppa, tapi wanita brengsek ini me…”
“NARA” aku berteriak keras. Sudah kubilang aku tidak mau Nara menjadi wanita yang seperti itu.
 “Oppa,….
Nara semakin terisak. Ia menatapku tak percaya. Ia menangis. Tidak, aku tidak boleh lemah. Nara bahkan juga memeluk Leeteuk. Apa salahnya jika aku memeluk Hyuna. Aku hanya membantu Hyuna. Sedangkan dia bagaimana?
Ia pergi. Mianhae Ra-ya. Mianhae….
“Oppa, kejar, kejar” Hyuna sedikit heboh dan mendorongku. Tapi aku hanya diam. tidak. Aku tidak salah. Biar dia juga merenungkan kenapa kau bersikap seperti itu.

*************************

Aku mengetuk ngetuk meja di depanku. Melihat ponselku yang tergeletak dekat dengan tanganku. Sudah 3 hari aku seperti ini. Hanya menatap hpku seperti orang gila. Aku menunggunya. Aku menunggu Nara menghubungiku. Apakah dia marah? Ini baru pertama kalinya ia seperti ini.
Apapun yang ia lakukan, aku tak bisa marah terus terus menrus. Ada saatnya kau ingin sekali menemuinya dan meminta maaf. Tapi lagi lagi aku mempertahankan egoku. Seharusnya ia menghubungiku kan?
“apapun yang kau lakukan dia tak akan menghubungimu” kau menoleh saat suara Eunhyuk tiba tiba ada di kamarku. Aku meluhatnya dengan santai tidur di ranjangku tanpa rasa sopan sedikitpun. Sudah biasa.


“apa yang kau bicarakan?”
“kau pikir aku tidak tau jika selama ini kau sangat menggilainya”
“ckk, apa sebenarnya yang kau katakana hah?”
“kau mencintainya kan? Sangat mencintai Nara. Kau sengaja mengalah di seleksi OSN itu.”
Aku terdiam. Ya dia benar.
Eunhyuk tersenyum mengejek. Biar, biar saja dunia tau jika aku sangat mencintainya, sangat menggilainya. Aku tak peduli lagi.
“dia tidak akan menghubungimu lagi Hyungku yang bodoh” Eunhyuk terdiam sejenak sedangkan aku terus melihatnya, meunggu yang akan ia katakan selanjutnya. “kudengar Nara akan pindah”
“mwo?”
“kau tidak tau, apa bisa kau di sebut namjachingunya?
Tidak tidak, tidak mungkin. Dengan cepat aku menyambar jaketku. Aku akan ke kampus walaupun kelasku masih nanti. Aku harus bicara padanya. Enak saja mau pindah dan tidak ijin padaku.
“hya tunggu, aku ikut” teriak si monyet itu. apa peduliku. Ia yang membuatku khawatir seperti ini.

---

Aku menemukannya dia taman bersama yeoja yang selalu bersamanya. Aku tidak ingat namanya, tapi seperinya ia sangat dekat dengan Nara. Aku mendekat dan berhenti di samping mereka saat mendengar percakapan mereka.
“kau benar benar akan pindah?”
“berapa kali Eonni menanyakan itu, aku akan tetap…”
Sial. Apakah ia benar benar pindah?
“pindah?” aku langsung berucap. Mereka menoleh ke arahku. Aku marah tentu saja. siapa yang tidak marah jika yeojachingunya akan pindah tanpa bilang. Tak peduli apapun, aku langsung menariknya pergi ke kelasku. Aku harus bicara padanya.
“kenapa tak menghubungiku” kataku sedikit lirih. Dia tidak menjawab. sepertinya ia masih marah padaku. Apakah gara gara aku memeluk Hyuna. Ya Tuhan, Nara, aku menyesal. Sangat  menyesal.
“apa kau berbuat salah?”
Ku lihat kilatan matanya yang mengisyaratkan tidak terima dengan apa yang aku katakana. Ya aku tau pertanyaa itu sangat konyol bahkan aku bisa mendengar Eunhyuk yang terkekeh.
Hening. Dan kau benci situasi ini. Aku lebih senang melihatnya banyak bicara dari pada membatu seperti ini.
“duduklah kau pasti…” aku baru mau bicara tapi langsung dipotongnya.
“BRENGSEK, HARI INI KITA BERAKHIR”
DEG
Aku tidak salah dengar?
Tiba tiba seperti ada yang menyayat hatiku. Seluruh tubuhku kaku seakan tidak bisa menerima apa yang ia katakana barusan. Desiran darahku yang mengalir cepat begitu terasa. Dunia tiba tiba seperti berhenti berputar.
Nara tidak boleh mengucapkan itu.
Ya Tuhan, aku lebih baik dipukulnya, dibentaknya dari pada hubungan ini harus berakhir. Tidak boleh.
“aku membencimu”
Aku masih membatu. Ia pergi begitu saja meninggalkan sakit di hatiku. Aku bergetar hebat. Mataku memanas. Sakit, sangat sakit.
“cukkae, kalian sudah putus. Orang yang kau cintai sekarang membencimu”
PRAAAAAAAANGGGGGGGGGG
Aku menendang kursi yang ada di depanku, mengenai kursi kursi yang lain. Persetan. Aku tidak terima. Nara adalah milikku dan selamanya akan menjadi milikku. Aku tidak bisa tanpa dia.
Tubuhku merosot begitu saja. Aku pusing. Aku begitu mencintainya. Wanita yang sudah aku sakiti. Wanita yang dulu selalu bersabar di sisiku walau aku bersikap acuh. Apakah ini karma? Tuhan, aku mohon putarlah waktu kembali. Aku janji tidak akan menyakitinya lagi. Jebal.
“Yesung-ah, kau mencintainya tapi menunjukkannya dengan cara yang salah” kata Kyuhyun mendekatiku. Ya kau tau. Aku tau. Dan aku menyesal. Sangat menyesal.
“aku kehilangan dia.. aku kehilangan Nara”


Aku menyesal. Sangat menyesal. Akankah penyesalan itu membuat kau kembali di sisiku?

Author POV
2 minggu kemudian
Yesung keluar dari mobil dengan keadaan kacau. Matanya memerah, bajunya yang sudah kusut. Rambutnya berantakan. Matanya berubah menjadi seperti mata panda. Mengenaskan.
“Ommo, Yesung-ah” Eommanya sangat kaget melihat Yesung yang seperti itu. ia langsung mendekatinya.
“apa yang sebenarnya terjadi? Ya Tuhan, ada apa denganmu nak?”
Yesung tak peduli. Ia berjalan dengan datar ke kamarnya. Ia baru saja ke Mokpo. Tertulis dengan jelas dimana alamat Nara. Tapi jelas jelas alamat itu tidak benar. Tidak ada Nara di sana. tidak ada yang bernama Nara. Tidak ada bis dengan nama Nara menuju ke Mokpo. Tidak ada tanda tanda Nara pergi ke sana.
Yesung sudah berkali kali mencarinya tapi hasilnya nihil. Tidak ada satupun yang tau Nara dimana. Bahkan sahabtnya Eunji tidak tau. Padahal Yesung sudah memohon mohon agar Eunji memberikan alamat Nara padanya. Awalnya ia ditolak mentah mentah oleh Eunji, dan Yesung terima itu. ia pantas mendapatkannya kerena ia sudah menyakiti sahabatnya. Tapi, mungkin karena Eunji kasian dengan Yesung yang terlihat menyedihkan akhirnya memberikan alamatnya. Tapi alamat yang diberikan palsu. Di sana Yesung hanya menemukan sebuah sekolah dasar. Nara bahkan membohongi Eunji. Apa sebenarnya yang Nara inginkan?
Yesung sudah  mencari yeoja itu kemana-mana. Tak ditemukannya. Facebook, WA, weibo, twitter sekalipun tak ditemukan Yesung. Mungkin Nara sudah menonaktifkannya. Telepon? Apalagi. Sudah tidak aktif. Ia bahkan sudah pernah memukul Leeteuk karena ia yakin Leeteuk mengetahui dimana Nara. Tapi Leeteuk tidak mau menjawabnya.
Yesung langsung masuk ke kamarnya tanpa mempedulikan ibunya. Ia merasa frustasi. Ia merasakan takut yang amat sangat. Bagaimana jika ia tidak bisa menemukan Nara. Bagaimana ia tidak bisa lagi bertemu dengan yeoja itu.
Ia bahkan sering melupakan makan. Gara gara yeoja itu ia seperti ini. Yesung lelah. Ia tidak pernah istirahat demi mencari Nara. Ia sangat lelah. Ia memejamkan matanya perlahan tak menghiraukan teriakan dari luar. Beribu sesal kini menyeruak di hatinya. Ia meruntut dirinya sendiri. Kini ia sudah mendapat pelajaran. Mendapat akibat dari hal yang ia perbuat sendiri.
Sedangkan diluar terlihat Hyuk yang sedang emosi melihat kelakuan Yesung yang kekanak kanakan itu. Ia tidak mungkinkan membiarkan hyungnya mati karena beberapa hari tidak makan.
 “Yesung,.....” panggil Hyuk dari luar tapi tidak ada jawaban.
“hyungku yang paling tampan.... palli bukakan pintu”
“....” tetap tak ada jawaban.
“Yesung, kau ini... ya sudahlah aku pergi saja. Ternyata kau tak mau aku mengatakan sesuatu tentang Nara” kata Hyuk yang mulai beranjak.
Ceklekk...
Yesung pun membukakan pintu.
“changkamman” kata Yesung. Eunhyukpun berbalik dan tersenyum.

***************************
-
-
-
-
-
Yesung&Nara
Jika memang aku dan Yesung Oppa berjodoh, pasti Tuhan akan mempertemukan kita kembali. Setelah aku pergi aku berharap jika Yesung Oppa dengan cepat menyelesaikan kuliahnya. Lulus dengan membanggakan. Dan dengan cepat menjemputku.
Tapi, Jika kita memang tidak berjodoh, Bolehkah aku melupakan kenangan indah bersamanya? Semoga dia bahagia.

Lagi, Yesung membaca tulisan di kertas kecil itu.
Sudah 1 tahun tulisan itu ada di dompetnya. Setelah kepergian Nara, Eunhyuk menemukan tulisan itu di rumah lama Nara.
Yesung tersenyum melihat tulisan itu lagi. Jika saja Nara ada disini, Yesung akan menunjukkan, hari ini ia sudah lulus dengan membanggakan. Harapan Nara tercapai. Kerja keras Yesung selama ini membawakan hasil.
“Jongwoo-ah” Yesung menoleh saat Appanya memanggilnya dengan nama aslinya. Yesung tersenyum lalu memeluk Appanya. Ia juga bergantian memeluk ibuny yang ada disebelah Appa.
“Appa bangga padamu”
Yesung tersenyum tanpa menjawab. Ia masih merasa kurang. Nara belum ditemukannya.
“makanlah nak” kata Eomma menyiapkan makanan untuk Yesung. Yesung menghela nafasnya melihat makanan di depannya tidak berselera. Ia memang jarang sekali makan. Ia hanya sesekali makan. Ia masih memikirkan Nara.
Nara Nara Nara saja yang ada di pikirannya.
Tidak peduli ia sekarang kurus gara gara jarang makan. Tidak pernah menjaga kesehatannya. Berbeda dengan Yesung yang dulu.
“aku tidak ingin makan, aku ingin Nara kembali”
Ibunya memandang Yesung frustasi. Apa yang harus ia lakukan? Yesung bahkan seperti robot yang kerjaannya terus mengerjakan tugas kuliah tanpa mempedulikan yang lain.

************************


Yesung bersandar pada sofa di rumah Eunhyuk. Seperti biasa Eunhyuk dan kawan kawan mencoba mengajak Yesung main. Dan seperti biasa pula Yesung menolak. Tapi tidak untuk harii ini. Yesung juga butuh refresing. Karena sekarang ia juga tidak ada yang ia lakukan karena sudah lulus. Ia akan bekerja di kantor Appanya minggu depan.
 Semakin lama keadaan Yesung semakin miris. Sepertinya ia harus mendapat pengawasan lebih. Makanya teman temannya tak pernah meninggalkan Yesung.
“sampai kapan kau terus diam dan memikirkannya hah?” tanya Sungmin yang sudah bosan melihat Yesung yang selalu diam tanpa melakukan apapun.
“Yesung sudahlah” kata Donghae yang tak tega melihat Yesung seperti mayat hidup saja. teman temannya juga hanya diam saja. Sungmin kini lebih mendekat ke Yesung mencoba menghiburnya.
“kau harus menemui Tuan Park Jisung, salah satu karyawan di perusahaan Appamu, dia tau dimana Nara” kata Sungmin. Tentu saja sungmin tau, karena tadi Leeteuk memberitahukannya, jika Tuan Parkk adalah ayah Nara.
“mwo?”
“aku juga baru tau tadi, jika Tuan Park adalah ayah Nara”
Yesung membulatkan matanya. Ia tidak pernah tau jika ada karyawan yang bernama Park Jisung di perusahaan ayahnya. Sial, ia baru tau sekarang.
Yesung buru buru berjalan ke luar. Tidak akan membiarkan ia gagal lagi menemukan Nara.
‘aku kan menjempumu Nara’

0 komentar:

Posting Komentar