Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 27 Agustus 2013

Love Is Really Hurt (Part 1)


Love Is Really Hurt

PART 1
 
 
Judul        : Love is Really Hurt
Author      : Lilian Nay
Genre       : Sad Romance
Lenght      : Chaptered
Cast          : Kim Jong Woon ( Yesung ), Part Jessica






“Tolong lihat aku,,, aku yang selalu menatapmu. Hanya untukmu. Tapi, aku sadar. Kau tak akan pernah menatapku. Cinta ini memang sulit. Benar benar menyakitkan untukku”


“Oppa....”
Teriak yeoja kecil. Saat itu baru 7 tahun. Ia mendekati seorang namja kecil yang mungkin 3 tahun lebih besar darinya. Ia mulai mendekati namja itu. Senyum merekah dari yeoja cantik itu. Entah kenapa walau yeoja itu masih kecil, tapi ia sudah menunjukkan kecantikannya.
Ia terus melangkahkan kakinya menuju ke arah namja yang tak menoleh sedikitpun ke aranya. Ia menggenggam coklat. Ia ingin sekali membagi coklat itu pada namja yang kini ada di depannya.
“Oppa....” panggil yeoja kecil itu lagi. Namja di depannya sebenarnya mendengarkan dengan jelas, tapi ia benar benar malas. Karena malas diganggu lebih lama, namja itu akhirnya menoleh. Di wajahnya hanya ada tampang dingin. Tak ada senyum yang menghiasi wajahnya.
Menakutkan. 

Ya.
Mungkin itu lebih tepat.
“sudah ku bilang berapa kali jangan paggil oppa. Menjijikan sekali di telingaku” bentak namja itu. yeoja kecil itu menyipitkan matanya. Lagian bukan hanya kali ini saja namja itu bersikap dingin padanya. Tapi ia selalu berusaha untuk tegar. Ia tau jika namja di depannya adalah Oppanya yang harus ia hormati.
Yeoja itu menjulurkan tangannya agar namja itu bisa mengambil coklat yang kini sedang digenggamnya. Namja itu melirik seklias. Ia malah menghempaskan tangan yeoja kecil itu sehingga coklat yang ia bawa jatuh ke tanah.
Ya.. kini memang mereka sedang berada di belakang rumah. Sejuk.. ya, memang tempat itu sangat nyaman. Walaupun sederhana tapi mereka nyaman jika tinggal di sana.
“Yesung oppa, kenapa kau selalu jahat denganku, aku ini dongsaengmu, kenapa aku tak boleh memanggilmu Oppa. Bahkan kau menjatuhkan coklatku” jawab yeoja kecil itu. dengan perlahan yeoja kecil itu mengambil kembali coklat yang jatuh tadi.
“aish pergi saja kau.., aku tak suka kau panggil oppa. Kau itu hanya yeoja pabo yang selalu menyusahkanku” kata namja yang dipanggil Yesung dengan dinginnya. Ia malah mendorong Sica sampai Sica jatuh. Sica pun mulai menangis. Tapi matanya tak lepas dari punggung Yesung yang terus bergerak menjauhinya.
Ia tidak tahan lagi. Ini sudah cukup. Bahkan Yesung tega mendorongnya hingga jatuh. Walaupun yeoja itu masih kecil, tetap saja ia mempunyai rasa benci dan takut.
“Sica membenci Yesung... hiks,... hiks”
Jessica. Yah itulah namanya. Ia menggenggam erat coklat yang sudah di tangannya. Jessica dengan cepat bangun dan langsung berlari ke dalam. Ia langsung memeluk Leeteuk, Oppanya. Leeteuk yang memang tidak tau apa yang teradi hanya membiarkan Sica seperti itu. ia tau jika adiknya kini sedang sedih.
“ulljima Sica-ya...” lirih Leeteuk sambil mengelus rambut Sica lembut. Mata Leeteuk melihat keluar yang memang sedang ada Yesung di luar. Ya, ia tau sumber masalahnya. Yesung. Pasti adiknya yang satu itu bermasalah lagi.
“Yesung, kenapa dia selalu bersikap seperti itu” gerutu Leeteuk.
“ada apa Chagia?” tanya Eommanya yang baru keluar dari dapur. Jessica tak menjawab, ia terus menangis di pelukan Leeteuk. Eommanya melihat Leeteuk agar bisa memberi penjelasan padanya. Tapi Leeteuk juga diam. ia juga tidak mau Yesung dimarahi lagi. Yesung sudah sering mendapat marah dan hukuman.
Park Jessica adalah anak dari keluarga Park. Mereka hidup sederhana di Seoul. Jessica punya dua kakak laki laki. Yang pertama adalah Park Jun Soo yang sering dipanggil Leeteuk. Kini umurnya sekitar 12 tahun. Kakak yang keduanya adalah Kim Joong Woon yang sering dipanggil Yesung. Entah kenapa marganya berbeda sendiri. Katanya karena eommanya. Ya memang eommanya bermarga Kim.
Beda dengan Leeteuk yang selalu menyayangi Sica dan memenuhi semua keinginannya, Yesung malah membenci Sica. Yesung selalu tidak pernah mau berbicara dengan Sica. Ia sangat iri dengan Sica yang selalu disayang oleh Leeteuk, sedangkan dirinya selalu di nomor duakan.
Karena keirian itu membuat Yesung berbeda sendiri dengan Teuk dan Sica. Ia namja yang sangat nakal dan susah di atur. Bahkan hampir setiap hari ia harus kena marah orang tuanya karena sering membolos sekolah. Sering menjahili temannya dan membuat temannya menangis. Ia tak banyak bicara, dan sering menyendiri, selalu memakai earpone dimanapun. Sebenarnya semua itu supaya ia dapat perhatian lebiah dari orang tuanya dan Teuk, tapi dengan cara yang salah.
“Sica uljimma, emm, oppa punya es cream untukmu, mau?” kata Teuk untuk menenangkan Sica.
“ne oppa, Sica mau” girang Sica. Namnya juga anak kecil, tentu saja jika ditawari langsung mau. Apa lagi es cream adalah makannan favorit Sica.
“ok tapi jangan nangis lagi ne”
Sica pun mengangguk. Eommanya tersenyum melihat namja kecilnya sangat peduli dengan dongsaengnya. Eommanya mengelus lembut rambut Teuk dan Sica. Eommnaya tentu saja sangat bangga dengan Teuk. Yesung yang melihat itu hanya bisa mengepalkan tangannya. bahkan ia tak pernah mendapatkan kasih sayang seperti Teuk dan Sica.
‘aku benci denganmu Jessica’ batin Yesung.

###################

Semanjak saat itu Sica tidak mau lagi berbicara dengan Yesung. Ia juga tidak pernah menyapa Yesung apalagi memanggilnya Oppa. Ia kini menunjukkan jika ia tidak peduli dan juga tidak menyukai Yesung.
Tapi Yesung hanya biasa saja. Bahkan ia senang. Akhirnya tak ada yang mengganggunya lagi. tapi, seperti...emm.... ada yang hilang....
Pagi ini keluarga kecil itu sarapan bersama sebelum mereka melakukan aktivitas mereka seperti biasanya. Teuk, Yesung dan Sica sudah siap juga dengan seragam sekolah dan tas mereka.
“kalian belajarlah yang rajin ne, dan kau Yesung pertahankan prestasimu. Tapi Appa mohon kau jangan nakal lagi ne. Appa sudah bosan dipanggil ke sekolah lagi karena ulahmu” kata Appanya.
Memang tak dipungkiri, dari mereka bertiga yang paling pintar adalah Yesung. Ia selalu mendapat juara kelas. Eomma dan Appaanya bahkan sempat heran bagaimna Yesung dapat menjadi juara, bahkan mereka tidak pernah melihat Yesung belajar.
“Sica tidak akan seperti Yesung yang nakal” kata Sica ketus sesekali melirik ke Yesung, yesung hanya diam. ia bahkan pura pura tak mendengarkan. Ia menyibukkan diri dengan makanan di depannya.
“ohh, anak Appa yang satu ini, kau lucu sekali. Kalian harus jaga dongsaeng kalian ne. Tapi Sica-ya, lain kali kau tak boleh seperti itu pada Oppamu, kau harus menghormati Oppamu. Arraseo?” ucap Appanya.
‘terus aja ia dipuji, dasar anak manja’ batin Yesung kesal. Sepertinya pemandangan di depannya membuat Yesung ingin segera pergi saja. lihatlah, bahkan orang tua Yesung tidak memujinya walaupun ia terus menjadi juara kelas. Sedangkan Sica? Hanya mengucapkan beberapa patah kata langsung dipuji.
“ne Appa, tentu Teuk akan selalu menjaga yeoja kecilku” kata Teuk sambil mengacak ngacak rambut Sica.
“yak oppa, nanti berantakan” kesal Sica. Mereka pun tertawa bersama kecuali Yesung. Ia hanya diam menundukkan kepala memainkan sumpit di tangannya.
“aku sudah selesai aku pergi” kata Yesung kemudian. Ia mengambil tasnya dan langsung pergi. Yesung tak pernah mau berangkat bersama Hyungnya dan Dongsaengnya. Ia selalu berjalan sendiri. Lagian letak sekolahnya tak jauh dari rumahnya.
“Yesung, kau tidak bersama dengan Teuk dan Sica?” tanya Eommanya. Yesung hanya menggelengkan kepalanya dan langsung beranjak pergi.
“em, ya sudah, Teuk dan Sica juga berangkat ne Appa Eomma” kata Teuk berpamitan. Ia pun berangkat dengan Sica. Ia menggandeng tangan Sica agar Sica mau pergi dengan Yesung. Sepertinya jika tidak dipaksa Sica tidak akan mau.

######


Di sekolah
Hari ini Yesung ada kelas olah raga. Ia memakai kaos olah raganya dan berangkat ke lapangan dengan malas. Tidak seperti yang lain. Teman temannay berlarian agar sampai lapangan dengan cepat. Sedangkan Yesung? Jangan tanyakan. Sepertinya ia memang namja yang pemalas.
“Yesung-ah tunggu” teriak yeoja manis di belakangnya. Yesung hanya meliriknya dan melanjutkan jalannya tanpa mempedulikan teriakan yeoja itu. Yeoja itupun berlari untuk menyusul Yesung.
“tak bisakah kau tak menggangguku Yuri-ya?” ketus Yesung, tapi tetap memandang ke depan. Tidak di sekolah. Tidak di rumah tetap saja sama. menyebalkan.
“kenapa kau selalu ingin sendiri Yesung. Aku ingin kau berubah. Jangan bersikap dingin seperti itu. Aku cuma ingin jadi temanmu” jawab Yuri. Yesung tak menjawab. Ia sudah terbiasa dengan gangguan Yuri. Yeoja itu selalu mengikuti Yesung. Berharap yesung bisa seperti temannya yang lain.

SKIP

Kini guru olah raga sudah datang dan sedang mengajar bagaimana melakukan lompat jauh. Yesung tak memperhatikan. Ia terus melihat jam, ia ingin segera pelajaran membosankan itu berakhir.
“Yesung, cobalah,” suruh Guru.
Yesung hanya menatap guru itu malas. Apa? Ia disuruh melompat seperti itu. Kegiatan itu menurutnya hanya membuang buang waktu saja. Lagian buat apa? Tidak penting.
“Shireo, aku malas” jawab Yesung enteng.
Guru itu membuang nafas beratnya mengendalikan emosinya. Ia sudah hafal jika Yesung selalu berulah. Guru itu dengan lembut menyuruh Yesung supaya melakukan lompat jauh. Tapi itu tidak mempan. Yesung memang namja yang sangat keras kepala. Umurnya baru 10 tahun sudah seperti itu, bagaimna nantinya jika sudah besar?
“Yesung, ayolah, aku tau kau hebat ayo Yesung fighting, go!” suruh Yuri. Membuat Yesung mendengus kesal.
“aku bilang aku tidak mau. Permainan itu benar benar tidak berguna. Menyebalkan buat apa aku melakukannya, membuang waktuku aja” kata Yesung.
“Yesung.....” teriak guru itu emosi.
Kringgggggggggggggg
Bel kini sudah berbunyi membuat guru itu diam tak melanjutkan marahnya.
“Yesung, aku mohon lain kali kau jangan seperti ini” kata guru itu lembut. Yesung seperti tak mendengarkannya. Ia memandang ke depan dengan tatapan datar. Guru itu langsung meninggalkan lapangan. Murid lainnya juga mulai meninggalkan lapangan. Saat Yesung akan beranjak tiba tiba ada yang menarik tangannya.
“hyung..” kata Yesung setelah tau Teuk yang menarik tangannya.
“hentikan”
“...”

“hentikan”

“apa pedulimu?” kata Yesung dingin.

“aku ini Hyungmu, tentu saja aku peduli denganmu”

“jangan pedulikan aku, pedulikan saja dongsaeng kesayanganmu Sica” Yesung langsung beranjak. Teuk terus memanggil Yesung, tapi Yesung tak peduli. Ia malah mengeluarkan earpone dan memakainya.

#######



1 minggu berlalu

Yesung, Teuk, Sica dan orang tua mereka berkumpul di ruang tengah yang sederhana. Ada sebuah TV dan sofa di sana. Mereka dikumpulkan karena membahas kepindahan Appa mereka ke Kanada karena perusahaan tempat Appa bekerja akan bangkrut jadi semua pegawai harus di PHK. Itu membuat Appa tidak punya pekerjaan, ia harus pindah ke kanada 2 minggu lagi. Karena di Kanada Appanya masih punya usaha yang diurus adiknya di sana. Memang Appanya dulu pernah tinggal di Kanada tapi setelah menikah ia memutuskan untuk pindah ke Soeul tempat asalnya.

“Appa, akan meninggalkan Sica?” kata Sica polos. Appanya tersenyum dan mengelus rambut Sica.

“appa tetap akan mengunjungi kalian, appa ke Kanada juga karena untuk biaya sekolahmu Chagi. Tak apa kan?” kata Appanya. Sica hanya mengangguk sedih.

SKIP


Jam menunjukkan pukul 10 malam. Sica dan Teuk sudah tidur. Yesung masih memikirkan tentang Appanya yang akan pindah ke Kanada. Ia melihat Teuk yang sudah tidur di sebelahnya. Malam ini sepertinya ia tidak bisa tidur. Entah kenapa ia sangat berat melepaskan Appanya untuk pindah ke luar negeri.

Perlahan Yesung kecil beranjak dari kamarnya menuju kamar Appanya. Ia melihat Appanya yang sedang sibuk dengan komputernya dan Eommanya yang sedang duduk di sebelah Appanya.

Tok tok tok

Yesung memberanikan diri mengetuk pintu kamar oppa dan eommanya. Ia tau jika ia langsung masuk kedua orangtuanya akan sangat marah.

“apa aku boleh masuk” kata Yesung lirih.

“kau belum tidur nak” sapa eommanya. Yesung hanya menggelengkan kepalanya.

“ada apa Yesung?” tanya Appa Yesung. Tak biasanya Yesung seperti ini. Ia melihat Yesung dengan mata yang memerah menahan air matanya. Ada apa sebenarnya?
Yesung perlahan melangkahkan kakinya ke depan. Ia belum berani menatap kedua orang tuanya.

“apa eomma dan appa menyayangi Yesung?” kata Yesung tiba tiba. Ia masih menundukkan kepalnya.

Tes

Air matanya langsung jatuh ke lantai. Ia tak bisa lagi membendungnya. Yesungpun langsung menghapusnya. Kedua orangtuanya heran. Ada apa sebenarnya dengan Yesung?
Appanya langsung menarik Yesung dan memeluknya. Appanya tau sekarang apa yang dirasakan Yesung.

“tentu saja kami menyayangi Yesung, kenapa kau bicara seperti itu. Ulljimma kau itu namja tak boleh menagis.” Kata Appanya. Yesung masih menangis di pelukan appanya.
Yesung semakin memeluk erat appanya seperti ia tidak mau melepaskannya. Ia benar benar senang berada di pelukan appanya. Ia bahkan tidak pernah dipeluk seperti ini. Hanya Sica yang sering dapat pelukan dari orang tuanya. Sica sica dan Sica.

“ada apa Sayang” kata Eommanya yang mengelus kepala Yesung.

“Yesung sayang eomma dan appa. Yesung sayang kalian.”

Appanya dan eommanya mengerti sekarang. Memang Yesung tak pernah seperti itu sebelumnya. Yesung bahkan tak pernah menangis. Ia lebih sering diam.

“Yesung iri dengan Teuk hyung dan Sica, mereka selalu mendapatkan perhatian dari eomma dan appa, tapi kalian tidak pernah peduli denganku” kata Yesung terisak.

Appanya merenganggkan pelukannya. Ia kini menatap Yesung.

“Yesung dengarkan appa. Kami sangat menyayangi Yesung seperti Teuk dan Sica. Kami menyayangimu” Kata Appanya lembut.

“appa bohong, kenapa Yesung tidak pernah mendapat pelukan. Yesung selalu kalian marahi. 
Yesung iri dengan hyung dan Sica. Bahkan permintaan Yesung tak pernah kalian penuhi. Apakah Yesung sangat nakal? Kenapa kalian membenci Yesung” kata namja yang masih polos itu.

Eomma dan appanya yang mendengarnya seperti tersayat hatinya. Mereka baru sadar jika mereka tidak pernah memperhatikan Yesung. Mereka hanya berfikir jika Yesung adalah anak yang sangat nakal. Tapi malam itu seakan Yesung bersifat 180 derajat. Malam itu Yesung menjadi anak yang cengeng, yang kehausan kasih sayang. Yesung tak berhentinya menagis.

Eommanya kini ikut menagis dan memeluk Yesung.

“mianhae sayang, mianhae, Appa salah. mianhae jeongmal mianhae appa tidak pernah memperhatikan Yesung. Tapi Yesung harus percaya jika kami sangat menyayangi Yesung. Kami bangga dengan Yesung. Yesung adalah namja yang sangat pintar. Yesung mau kan memaafkan Appa?” kata Appanya sesak. Ia tak tau jika Yesung selama ini tersiksa akibat ulah orang tuanya.

“ne Appa, Yesung sayang dengan eomma dan appa. Tapi Yesung punya permintaan Appa, Eomma” kata Yesung sambil melepas pelukannya dan menghapus air matanya.

“iya sayang, apa itu”

“Yesung ikut appa ke Kanada”

“tapi Yesung.....” kata Appanya tapi dipotong oleh Yesung.

“hanya permintaan ini Appa. Hanya satu kali ini. Yesung tak pernah meminta yang lain kan pada kali ini, apakah permintaan ini juga tak akan kalian penuhi? Yesung janji Appa, Yesung tak akan nakal lagi. Yesung akan jadi juara satu. Yesung janji, tapi Yesung mohon Yesung boleh ikut” kata Yesung memohon.

“ne sayang, kamu boleh ikut. Tapi harus tepati janjimu. Kau tidak boleh berbuat ulah dan harus mendapatkan juara 1”

Yesung pun langsung memeluk erat Appanya hal yang selalu diinginkan Yesung selama ini.
Tanpa sadari Leeteuk melihat semuanya di balik pintu. Ia ikut menagis melihat dongsaengnya. Ia menyesal atas semua perbuatannya selama ini. Sebagai hyung ia tak bertanggung jawab. Ia bahkan tak tau jika Yesung iri dengannya. Teukpun menghapus air matanya dan kembali tidur. Ia berjanji dengan dirinya sendiri akan menjaga Yesung dengan baik.

######


Saat sarapan pagi seperti biasa keluarga mereka berkumpul. Yesung tetap memasang wajah dinginnya. Ia bersikap seolah tadi malam tak terjadi apa apa.

“Yesung kau mau ini?” tawar Teuk yang disebelahnya. Ia mengambil ayam goreng untuk Yesung.

“aku bisa mengambilnya sendiri” jawab Yesung dingin. Dalam hati Yesung, ia bingung dengan sikap Teuk yang sekarang peduli dengannya.

Teukpun harus kecewa dengan jawaban Yesung.

“Yesung, jangan seperti itu ne” kata eomma sambil tersenyum. Ia tak mau menyakiti Yesung lagi.

“oppa oppa, aku mau kok” kata Sica manja. Teuk pun memberikan ayam itu kepada Sica. Mereka lalu tersenyum.

“aku berangkat dulu” kata Yesung beranjak. Seperti biasanya ia berangkat dulu meninggalkan Teuk dan Sica.

“em, yesung aku ikut. Kajja sica kita berangkat” ajak Teuk. Appa Eommanya tersenyum melihat Teuk yang sekarang bisa menjaga adik adiknya. Yesung merasa senang. Ia menunggu Teuk dan Sica.

“shireo Oppa, kenapa kita harus berangkat dengan namja aneh itu” gerutu Sica.

“yak jangan begitu Sica. Yesung itu Oppamu” kata appanya selembut mungkin. Yesung yang mendengarkan itu hanya mengepalkan tangannya dan langsung beranjak pergi.

“biarkan saja, bukankah Yesung dulu yang tidak mau aku anggap Oppa” kata sica kesal.

“aish, jangan begitu Sica, kajja, nanti kita ditinggal Yesung” kata Teuk menarik Sica. Akhirnya Sica menurut dengan oppa yang ia sayangi itu.

Merekapun lari mengejar Yesung. Di sepanjang perjalanan Yesung hanya diam. Sedangkan Sica terus mengajak bicara Teuk. Yesung disitu seperti tidak dianggap.

“emm, Yesung kau pulang jam berapa. Nanti aku akan mengajakmu makan. Aku yang traktir” ajak Teuk. Ia mulai memperhatikan Yesung supaya Yesung merasa nyaman.

Yesung hanya diam.

“sudahlah oppa, dia itu aneh, dasar menyebalkan” kata Sica. Teuk hanya memandang Sica dengan pandangan supaya Sica tidak seperti itu. sicapun kini diam.

“emm, Yesung bagaimana?” tanya Teuk lagi.

“ajak saja dongsaengmu. Benar kan jika aku itu aneh. Kenapa kau mengajakku” kata Yesung dingin. Ia sebenarnya sangat kesal karena Sica terus mengejeknya. Tapi ia lebih baik diam. pantas saja Sica menganggapnya aneh. Bahkan Yesung tak terlalu suka bergaul.

“kau itu juga dongsaengku Yesung” kata Teuk mengacak rambut Yesung.

“ais, jangan begini” bentak Yesung. Tapi Teuk tak peduli.

“aku akan berhenti jika kau bilang mau” kata Teuk.

“nene, dasar menyebalkan” dengus Yesung.

SKIP


Benar saja kini Yesung tak mau berulah lagi. Ia memperhatikan setiap guru yang mengajar. Bahkan ia mencatat setiap ajaran guru. Tak seperti biasanya bukunya selalu kosong. 1 minggu lagi dia juga harus test, makanya ia harus berusaha menjadi juara 1.

“siapa yang bisa?” tanya guru menunjuk papan tulis yang sudah ada soal matematika. Tanpa basa basi Yesung mengangkat tangan.

“wah Yesung, kajja.” Kata guru senang melihat perubahan yesung. Biasanya Yesung malah tak mau memperhatikan dan selalu mendengarkan musik walau pelajaran sedang berlangsung. Yesung pun maju dan mengerjakan soal di papan tulis. Setelah selesai ia kembali ke bangkunya.

“wahhh, Yesung daebak, kau benar semua” kata guru memuji Yesung. Yesung pun tersenyum. Baru kali ini Yesung bisa tersenyum semanis itu. Bahkan ia tak pernah tersenyum sedikitpun. Yuri yang melihatnyya tersenyum juga. Ia sangat senang melihat Yesung tersenyum. Andai saja yesung bisa tersenyum setiap hari.

“lihat ini” kata Yuri menunjuk bibir Yesung.

“wae?” kata Yesung tak mengerti.

“kau tampan sekali saat tersenyum, kenapa baru kali ini kau tersenyum” kata Yuri polos. Yesung malah tidak jadi tersenyum. Ia malu dengan Yuri. Yesung kembali memperhatikan guru mengajar. Tapi Yuri terus memperhatikannya.

“yak jangan melihatku seperti itu” bentak Yesung. Mendengar Yesung membentaknya Yuri pun menunduk. Ketahuan deh ^^

Kringggggggggggggg

Suara bel terdengar, tanda sekolah sudah berakhir. Setelah guru meninggalkan kelas, Yesung melihat Yuri masih sedih menunduk. Yesung menjadi merasa bersalah. Ia mendekati Yuri. Dan tersenyum. Yuri melihat Yesung dengan aneh.

“hey, tadi katanya aku tampan jika tersenyum. Pasti kau juga kan cantik jika tersenyum” Kata Yesung lembut. Apa? benarkah Yesung mengucapkan itu? sulit dipercaya.

Yuri pun ikut tersenyum. Baru kali ini Yuri mendapat perlakuan lembut dari Yesung.

“mianhae ne Yuri-ya, aku selalu membentakmu dan bersikap kasar” ucap Yesung lagi.

“nene, tentu aku memaafkanmu. Aku suka kau bersikap baik. Apakah kita teman?” kata Yuri memberikan kelingkingnya. Yesung seakan mengerti dengan itu.

“teman” kata Yesung mengaitkan kelingkingnya.

“teman,” balas Yuri. Mereka pun tertawa bersama.

“Yesung” tiba tiba Teuk memanggil Yesung.

“emm, Yuri-ya sampai bertemu lagi. Aku harus pergi. Pai pai” kata Yesung ramah sambil melambaikan tangan dan dibalas oleh Yuri. Teuk tersenyum melihat perubahan Yesung.

“kajja” kata Yesung masih tersenyum. Teuk malah mencubit pipi Yesung.

“yakk,, appo,,, ini memalukan hyung” kesal Yesung. Teuk malah tertawa.

Mereka pun menuju ke restaurant untuk makan.


#######



1 minggu lebih berlalu.

Hari ini pengumuman hasil tesnya. Appa dan Eomma Yesung ke sekolah untuk mengambil rapor Yesung dan Shica. Sedangkan Teuk tentu saja tidak menerima karena ia sudah kelas 6 dan sudah beberapa minggu lalu ia lulus.

“bagaimana Appa?” kata Yesung lirih. Ia menanyakan tentang hasil tesnya. Ia takut jika ia tak mendapatkan juara 1 maka ia tidak ikut ke Kanada. Appanya tertunduk. Yesung yang melihat Appanya seperti itu ikut tertunduk kecewa. Padahal ia sudah bersusah payah selalu belajar dan sudah merubah sikap dinginnya itu. Kini usahanya sia sia.

“yah aku tau itu, mianhae Appa” kata Yesung tertunduk.

“untuk apa mianhae, kau mendapat juara 1 Yesung?”

“mwo? Jinja?” kata Yesung senang. Ia sangat senang. Ternyata usahanya ada hasilnya.


SKIP


Appanya sudah pulang, tapi Yesung masih tinggal di sekolah. Ini hari terakhirnya ada di sekolah ini. Ia akan merindukannya.

“cukkae ne Yesung, kau hebat kau mendapat juara 1 lagi” kata Yuri mendekati Yesung. Yesung tersenyum.

“gomawo” lirih yesung.

“aku senang, kita akan naik kelas. Aku harap bisa duduk denganmu lagi” kata Yuri senang.

“emmm, Yuri-ya sepertinya aku tak bisa duduk denganmu lagi. Aku besok akan ikut Appaku ke Kanada. Mianhae ne.”

“mwo?”

“ne”

“Yesung”

“kau tak suka?”

Yuri manatap yesung lekat. Entah kenapa Yuri seperti tak mau menerima kenyataan itu. bahkan dengan mudahnya matanya mengeluarkan airmata.

“Kanada. Itukan jauh. Apakah kau akan meninggalkanku? Kenapa kau jahat sekali Yesung. Padahal aku menyukaimu.”

“mianhae Yuri-ya. Ulljimma. Kau jelek jika menangis. Aku janji kita kan bertemu lagi jika kita sudah dewasa. Aku tak melupakanmu” kata Yesung menenangkan Yuri. Yuri masih menagis. Ia sedih karena Yesung harus pergi.

“Yesung, kajja pulang” kata Teuk yang baru saja datang.

“ne.. sebentar Hyung.” Teriak Yesung. Ia pun beralih ke Yuri lagi.

“Mianhae Yuri-ya. Aku tak akan melupakanmu. Dan kau juga harus janji tak akan melupakanku. Janji?” kata yesung menunjukkan kelingkingnya. Dan di balas oleh Yuri.

“yesung, aku akan menunggu kau menepati janjimu” kata Yuri menghapus air matanya.

Yesung pun berlalu meninggalkan Yuri. Itulah saat terakhir kali Yuri melihat Yesung kecil.


#####



12 tahun kemudian....................

“oppa, cepatlah sedikit aku akan terlambat” teriak yeoja cantik di luar rumah sederhananya. Ia sangat cantik dengan menggunakan seragam sekolah senior high school bertuliskan Shinwa. 
Serta rambut hitam panjang yang tergerai.

“sebentar Sica. Kau ini tidak sabaran sekali” 




To Be Continue 

0 komentar:

Posting Komentar