Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 06 November 2013

Only Hope (Part 4)

Only Hope



PART 4



Judul        : Only Hope
Author      : Lilian Nay
Genre       : Sad Romance
Lenght      : Chaptered
Cast         : 
Kim Jong Woon (Yesung)
Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
Kim Jong Jin (Jongjin)
Shin Yemi (Yemi)
Cho Nara (Nara)
Lee Donghae (Donghae) 
Kim Eun Soo (Euna)



Yesung melihat Nara yang keluar dari kelas.
“hey, Goyangi” panggil Yesung. Bukannya menoleh Nara malah mempercepat jalannya. Ia sebenarnya tau jika yang dimaksud adalah dirinya. Tapi ia benar benar tak mau bertemu dengan namja itu.
Yesung sedikit berlari untuk menggapai lengan Nara. Dan berhasil.
“lepas. Apa maumu”
“ayo kita bicara”
“tak ada yang perlu dibicarakan”
“Cho Nara”
“apa kita sudah pernah kenal sebelumnya? Kau tau namaku?”
Kata itu bagai pukulan untuk Yesung. Yesung menghela nafasnya agar bisa menahan emosinya. Yeoja ini sepertinya memang keras kepala.
“aku sangat sangat mengenalmu. Begitu juga kau. Kau sangat mengenalku?”
“mwo? Apa kau tak salah? Aku bahkan tak mengenalmu”
“CHO NARA... KAU MEMCINTAIKU. NARA MENCINTAI JONG WOON” tegas Yesung membuat Nara membeku. Ia tak berani mendongak hanya sekedar menatap Yesung. ia takut hatinya goyah. Ia harus kuat. Namja di depannya sangat ia benci. Ya. Itu benar.
“apakah kau selalu percaya diri seperti ini? Benar benar sifat yang sangat manis” jawab Nara lirih sambil tersenyum tanpa melihat Yesung.
Kenapa lidahnya sangat tajam. Penyindiran yang sukses membuat Yesung terdiam. Kenapa bisa seperti ini? Yesung adalah Yesung. ia tak mungkin kalah dengan siapapun. Tapi...
“Hyunggggg”
Yesung dan Jongjin langsung menoleh ke sumber suara. Jongjin. Ia mendekati Nara dan Yesung.
“kalian sudah saling kenal?” tanya Jongjin basa basi. Sebenarnya ia tau apa yang tadi Yesung dan Nara bicarakan.
“ani,,, jongjin-ah, kajja” Nara menarik Jongjin.
“sebentar, bukankah kau bilang belum saling mengenal? Dia hyungku Nara-ya”
“mw..mwo?”
Mata Nara terbelalak. Jadi... jadi Jongjin adik Yesung? dan Nara sama sekali tidak tau? Sial. Jadi ia bersahabat dengan adik Yesung yang ia benci itu.
“oh... a-aku pergi dulu Jongjin-ah.. kau tak perlu mengantarku” kata Nara langsung pergi begitu saja dengan cepat sebelum Jongjin ataupun Yesung menjawabnya.
Jongjin menatap Yesung sekilas.
“Kau boleh mendekati siapapun sesuka hatimu. Tapi aku mohon jangan Nara. Dia sahabatku” kata Jongjin sebelum ia pergi mengejar Nara.
Yesung mematung. Ia masih mencerna apa yang dikatakan Jongjin baru saja. Entah apa yang sedang ia pikirkan. Kenapa jadi seperti ini? Kenapa jadi rumit sekali?

`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````

Jam sudah menunjukkan 5 sore. Tapi kampus itu masih ramai seperti biasanya. Sepertinya memang terlalu sayang jika tidak menghabiskan waktu di kampus itu.
Donghae dan Teuk merasa kaget saat mereka sampai dikantin. Mereka melihat Eunhyuk sedang makan bersama Yemi??
Donghae dan Teukpun mendekati mereka.
“ouh Anyeong oppa” sapa Yemi ramah pada Hae dan Teuk.
“kalian disini dari tadi?”
“ne”
“bagaimana jika Yesung tau?” kata Teuk.
Yemi menyipitkan matanya. Apakah makan bersama Hyuk salah? Dan apa hubungannya dengan Yesung.
“apa hubungannya dengan Yesung?”
“hey, bukankah mereka sudah putus” jawab Hyuk cepat. Donghae merasa ada yang salah dengan Eunhyuk. Donghae merasa jika Eunhyuk suka dengan Yemi.
Tak lama kemudian Yesung datang bersama Euna. Tadi mereka bertemu di jalan. Euna langsung tersenyum saat melihat Hyuk.
“Eunhyuk Oppa” panggil Euna. Euna berlari seperti anak kecil. Beberapa oarang bahkan menoleh ke arahnya. Eunhyuk memejamkan matanya sebenar. Ia kesal. Sial. Ini memalukan.
“ouh.. Yemi-ya. Kau di sini juga? Panta stadi aku cari di perpus kau tidak ada” kata Euna. Yesung yang berada di belakang Euna langsung duduk di sebelah Donghae.
“ne. Mianhae, aku tak memberitahumu” jawab Yemi.
“Euna.. ada apa?” tanya Donghae.
“ouh. Aku hanya ingin bertemu dengan Hyuk oppa. Ouh, Hyuk Oppa. Antarkan aku pulang” kata Euna yang tadi menjawab Donghae beralih pada Hyuk. Hyuk hanya diam. Rahangnya menegang. Apakah Euna tau dimana ini? Apakah Euna ingin semua tau tentang perjodohannya? Sial. Eunhyuk dalam hati terus mamaki Euna. Dasar gadis bodoh.
“mwo? Kalian pacaran?” tanya Teuk antusia.
“ckk, bukan pacaran lagi. Kita bahkan sudah dijodohkan dari kecil”
“Hyaaa... hentikan” teriak Eunhyuk. Ini tak bisa dibiarkan. Kenapa Euna menyebalkan sekali. Bahkan ia membeberkan rahasia yang selama ini bisa tersembunyi.
Bagaimana tanggapan yang lain? Tentu saja mereka sangat keget. Jadi selam ini Eunhyuk dijodohkan dan tak pernah menceritakannya?
Yesung yang sudah tau hanya diam saja. Ia mengambil minuman yang ada di meja. Entah mili siapa. Ia meminumnya.
Euna menunduk. Ia keceplosan. Ia yakin Eunhyuk akan marah besar. Tapi memang Euna tak tahan lagi merahasiakannya. Ia malah seperti tidak dianggap oleh Eunhyuk. Eunhyuk dengan cepat berdiri dan menyeret Euna pergi meninggalkan C5 dan Yemi yang masih kaget.


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


“Jongjin-ah... ku bilang berhenti” teriak Nara di dalam mobil Jongjin. Tapi Jongjin sama sekali tak menanggapinya. Nara menghembuskan nafasnya. Sial. Kenapa Nara baru menyadari sekarang. Namja di sampingnya.... sama saja dengan kakaknya.
“kau dulu kenal kan dengan Yesung hyung?” tanya Jongjin.
“..” tak ada tanggapan dari Nara. Ia juga tak tau harus menjawab apa. Kenapa jadi seperti ini? Kenapa harus sahabatnya sendiri.
Jongjin menepikan mobilnya.
Ia keluar, tak lupa ia juga menarik Nara dari mobilnya. Mereka masuk ke sebuah rumah. Nara tau. Itu rumah Ryeowook. Untuk apa Yesung mengajaknya ke sini?
“ehh, Jin-ah, Ra-ya. Masuklah” kata Ryeowook. jongjin dan Nara pun masuk. ryeowook merasa ada yang aneh. Tak biasanya Nara dan Jongjin diam. Jongjin memperlihatkan foto Nara dan Yesung.
Nara langsung membulatkan matanya. Jongjin? Darimana mendapat foto itu. ryeowook juga tak kalah kaget dengan Nara. Tapi ia hanya diam saja.
“kau kenal dengan hyungku kan sebelumnya?” tanya Jongjin.
“kenapa kau tak bilang dari awal jika kau adiknya?”
Jongjin tersenyum. Mengacak rambut Nara. Tapi Nara malah berusaha berontak.
“kenapa ekspresimu seperti itu? Apa pentingnya jika aku menceritakannya hm? Lagian kau seperti tak suka jika mengetahui kalau aku adik...”
“aku membencinya... aku sangat membencinya” potong Nara. Jongjin menautkan alisnya. Nara. Kenapa seserius ini. Dan terlihat jelas kemarahan dari raut wajah Nara. Ryeowook menggaruk kepalanya. Ia tak tau harus berbuat apa. Dan dia juga tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.
“dan aku benci segala sesuatu yang berhubungan dengannya” tambah Nara.
Jongjin menatap tajam Nara. Ia tau betul maksud Nara. Nara juga benci dengannya. Iya kan? Tapi kenapa?
“tapi kenapa?” lirih Jongjin.
Nara memalingkan wajahnya. Matanya memanas. Ia benci membicarakan ini.
Tes... air mata Nara mengalir begitu saja.
“Ra..Ra-ya” Ryeowook kaget melihat Nara menangis. Ini hal yang sangat langka. Seorang Nara menangis. Benarkah?
“Nara-ya. Aku tak peduli apa yang diperbuat hyungku padamu. Tapi,, aku berbeda dengannya. Aku berbeda dengannya Nara”


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Donghae pulang dengan bersemangat. Ia langsung menuju dapur untuk mengambil minuman. Ia meneguknya dengn cepat. Hari ini benar benar panas bukan? Donghae mengalihkan pandangannya ke arah yeoja yang tengah sibuk dengan cucian piring.
“Jina-ya” sapa Donghae mendekati yeoja itu.
“kau sudah pulang Oppa?”
“ne, woa...kau ke sini rupanya. padahal baru kemarin kau datang”
“mi..miahae. Oppa tidak suka?” Jina sedikit merasa tidak enak. Donghae malah tertawa.
“heyy, bukan seperti itu. Ini sudah sore dan kau tetap bekerja. Nanti kau bisa sakit kau itu yeoja.”
Jina tersenyum malu. Oh, jujur saja ia semakin terpesona dengan sikap Tuannya yang baik hati itu.
“Jina-ya kau tau. Nara yang sering kuceritakan padamu, dia tadi menghindariku lagi. huh, sepertinya memang tak mudah mendekatinya” kata Donghae. Jian yang tadinya tersenyum langsung hiang entah kemana. Tapi jujur saja ia tak suka bila Donghae becerita tentang Nara kepadanya. Dan selalu saja seperti itu.
“begitukah, kalau begitu kau harus terus berusaha Oppa” saran Jina. Dasar bodoh. Seharusnya ia tak berkata seperti itu. Tapi harus bagaimana lagi.
“kau benar Jina-ya. Aku akan terus berusaha”
JLEB
Sial. Jina meruntut dirinya sendiri. Itu bukan jawaban yang ingin ia dengar. Ia ingin jika Donghae lelah mengejar nara dan membuka hati untuk Jina.
Jina tersadar. Heyy,.. bukankah ia hanya pembantu di sini. Tapi kenapa sangat sakit. Jina seperti tak tahan jika Donghae terus terusan menceritakan yeoja yang bernama Nara itu.

`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````




Yesung pulang sekitar jam 7 malam. Ia dengan malas berjalan menuju kamarnya. ia menggerakkan badannya yang benar benar terasa sangat pegal. Di ruang tengah ia berpapasan dengan Jongjin yang tengah sibuk dengan laptopnya. Tapi ia tak mempedulikan itu. ia terus berjalan sampai...
“Jong Woon”  panggil Eomma Yesung.
Huftt...
Yesung menghembuskan nafasnya sebelum membalikkan badannya.
“Eomma sudah bilang berapa kali, kau masih kulian dan...”
“arraseo Eomma, tadi Jongwoon mengerjalan tugas di rumah Donghae. Jika tidak percaya Eomma boleh menelponnya” jawab Yesung berbohong. Ia sebenarnya tak mengerjakan tugas. Ia malas saja kena marah Eommanya. Benar benar sudah bosan akan hal itu.
“Eomma, Jongwoon boleh ke kamarkan?” pamit Yesung. Eomma mengangguk. Yesungpun langsung pergi.
“Jongjin pergi kemar dan belajar. Sekarang” kata Eommanya pada Jongjin. Yesung menoleh ke belakang. Terlihat Jongjin dengan pasrah menuruti kata Eommanya. Yesung tersenyum miris. Bahkan kadang Eommanya tak pulang berhari hari demi bisnis. Dan jika pulang selalu seja seperti ini. Bukankah Yesung dan Jongjin juga butuh kebebasan?
Yesung sampai di kamarnya. Ia merebahkan badannya yang terasa remuk. Matanya beralih pada buku yang ada di meja belajarnya. Ia meraih buku itu. Lalu di bukanya sambil tiduran. Ia membuka lembaran demi lembaran dengan cepat. Seperti mencari sesuatu. Tapi... hey... kenapa tidak ada?
Yesung langsung duduk dan mencari lagi dengan teliti tapi hasilnya sama saja.
“sial... diamana fotonya” guamam Yesung.
Ia terus mencari di Setiap buku. Taka ada. Di tempat tidur, di semua sudut kamar tapi tetap saja hasilnya tidak ada. Sampai Yesung kualahan dan kamarnya kini benar benar tampak seperti kapal pecah.
“Arrggh” teriaknya frustasi sambil mengacak rambutnya kasar.
“bii............Biibiiiiiiiiiiiiiiiii” teriak Yesung.
“iya Tuan”
“cepat bereskan kamarku. Dan jika ada sebuah foto langsung serahkan padaku” suruh Yesung pada bibi Han dan langsung pergi dari kamarnya. Jongjin yang dari tadi melihatnya hanya diam. Ia manatap sebuah foto di tangannya. Jongjin yakin Yesung mencari foto itu.

`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````

Keesokan harinya......
Yesung berjalan cepat dari parkiran. Ia menuju ke kelas Nara. Foto itu hilang, membuat Yesung gelisah. Di tengah jalan Yesung melihat banyak sekali orang yang heboh di depan monitor di setiap sudut kampus. Yesung yang penasaran langsung mendekatinya. Beberapa orang langsung minggir ketika mengetahui Yesung datang. Seperti biasa. Mereka tentu saja takut.
Yesung menatap datar layar. Berita Eunhyuk yang dijodohkan dengan Euna tersebar begitu cepat. Yesung menoleh kesamping.
“ini bukan tontonan. Kalian boleh pergi” kata Yesung. yang ditatapnya langsung mengangguk dan langsung pergi diikiti oleh yang lain. Hanya ada beberapa orang yang masih di sana. Yesung langsung meninggalkan tempat itu.
Sesampai di kelas Nara
Yesung mengedarkan pandangannya. Tak ada orang yang ia cari.
“dimana Nara?” tanya Yesung pada seorang yeoja di kelas itu.
“t..tadi bersama Jongjin, Sunbae” jawabnya sedikit gugup.
Yesung menghembuskan nafasnya. Ia berniat keluar tapi tak sengaja melihat sebuah buku kecil dengan gantungan cincin berwarna hitam. Yesung seperi pernah melihat cincin itu.

‘Oppa. Aku akan memberikan cincin ini jika kau bilang aku cantik’
‘mwo? Yang benar saja. Kau bahkan sangat jelek Ra-ya’
‘yakk, Oppa... kau menyebalkan’

Yesung tersenyum mengingatnya. Cincin itu masih ada. Ya, dia tak salah lagi. yesung mendekati buku kecil itu. Ia melepaskan cincin itu.
“Ra-ya. Aku kini melihatmu, kau benar benar bertambah dewasa dan sangat cantik. Jadi aku boleh mengambil ini” gumamnya sangat lirih. Yesung menatap buku kecil itu. yesung kemudian duduk. Tanganya bergerak membukanya.
DEG
Ia terkejut sangat. Saat dilihatnya ada fotonya dan seorang namja yang sangat ia kenal. yang sangat ia rindukan. Sahabatnya yang sangat ia sayangi.
“dia menyimpannya??” lirih Yesung. Tangannya bergerak untuk membuka lembaran buku itu tapi....
SRTTT
Sebuah tangan yang putih dengan cepat mengambil buku itu. Yesung mendongak, dilihatnya yeoja yang tengah menatapnya tajam dengan wajah yang... rrr.. menakutkan. Ada yang beda dari yeoja itu. Rambutnya? Heyyy... kenapa rambutnya kini sangat pendek?
Yesung menerjabkan matanya. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang.
“akk..aku”
“jangan pernah sentuh barang barangku. Kau boleh pergi”
“kau mengusirku” Yesung berdiri tapi matanya tak lepas pada yeoja yang ada di depannya. Benar benar berbeda sekli penampilannya dengan rambut sangat pendek. Tapi tak merubah wajah cantiknya hanya saja Yesung entah kenapa lebih suka melihat Nara dengan rambut panjang.
“ne”
“mwo?”
“cepat pergi”
“sial” umpat Yesung.
“nugu? Kau sialan yang dimaksud?”
Astaga..
Jika bukan Nara di depannya mungkin yeoja ini tengah Yesung jambak sampai rambutnya botak. Benar benar berlidah tajam. Yesung langsung meninggalkan tempa itu tanpa pamit.
Huftttt
Nara bernafas lega dengan kepergian Yesung. Ia benar benar tak tahan menahan rasa gugupnya. Ia tau jika tadi Yesung sempat melihat foto di bukunya. Tapi ia juga lega Yesung tak membuka halaman selanjutnya.
Tangan Nara bergerak membuka bukunya. Hal 4, terlihat fotonya yang senag memandang Yesung dan dibawahnya ada tulisan Sharanghae. Hal 8, ada foto 2 tangan. Tangannya dan Yesung bertulis together. Nara langsung membuka halaman terakhir. Ada 2 foto, foto seorang yeoja yang tengah berbaring di sebuah kamar rumah sakit dengan alat medis yang lengkap. Di sebelahnya ada foto Yesung yang sudah lusuh. Seperti bekas remasan.
Tunggu..
Ada sesuatu yang hilang.
Cincin. Dimana cincinnya? Nara langsung panik. Ia mencari cari di bawah meja. Tapi tak ada. Apa jangan jangan...

Nara menoleh ke pintu. Yesung,,, mengambilnya?????




TBC

1 komentar: