Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 11 November 2013

Only Hope (Part 5)



Only Hope



PART 5



Judul        : Only Hope
Author      : Lilian Nay
Genre       : Sad Romance
Lenght      : Chaptered
Cast         : 
Kim Jong Woon (Yesung)
Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
Kim Jong Jin (Jongjin)
Shin Yemi (Yemi)
Cho Nara (Nara)
Lee Donghae (Donghae) 
Kim Eun Soo (Euna)







“argghht...” teriak Eunhyuk mengetahui berita tentangnya langsung tersebar. Donghae yang di sampingnya menepuk pundak Eunhyuk.
“itu akibatnya jika kau menyembunyikan sesuatu dari kami Hyukjae-ya” kata Donghae.
“sial kau. Kau malah bikin moodku tambah buruk, ikan”
“heehhe, mianhae” Donghae merangkul Eunhyuk mengajaknya untuk pergi.
“sudahlah jangan dimabil pusing. Apasih kurangnya Euna. Di cantik, baik hatik dan juga perhatian. Kurang apa lagi?”
“ckk, hae-ya. Kau tak tau sifat aslinya. Dia selalu bikin aku pusing. Kau tau. Aku benar benar dibuat susah olehnya”
“jangan seperti itu, nanti kau akan menyesal jika kau tergila gila dengannya”
“ckk, jangan gila”
Eunhyuk mendengus. Menyebalkan sekali ikan disampingnya ini. Semua orang kini tau dan itu salah Euna. Ya salahnya. Yeoja itu benar benar membuat Eunhyuk pusing. Kemarin ia terus memarahi Euna samapi Euna menangis. Tapi ia bahkan belum puas. Andai saja kemarin Eommanya tak membela Euna, Hyuk pasti akan terus membentak yeoja itu.
‘Euna, awas kau’

`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


‘Mahasiswa dari UK seochang sementara pindah gedung di gedung induk UK karena ada perbaikan Gedung seochang’

C5 tengah berada di depan sebuah monitor. Mereka melihat apa yang membuat heboh di sana. Eunhyuk tersenyum puas, tentu saja. berita tentangnya telah terhapus dengan cepat walaupun masih banyak orang yang membicarakannya. Tapi setidaknya tidak terpampang lagi.
“kajja pergi, berita yang tak penting sama sekali” ajak Leeteuk. Semuanya pun pergi dari sana. Menuju ke parikiran mengambil mobil masing masing. Ralat. Ditambah dengan motor milik Yesung.
Rasa aneh itu datang lagi setiap Yesung pulang bersama C5. Hanya dia yang menggunakan motor. Tapi harus bagaimana lagi? Dia benar benar tidak bisa menyetir mobil.
Dengan cepat Yesung melajukan motornya.
“Heyy.. tunggu.. heyyyyyyyy” teriak seorang yeoja yang terengah engah. Nara. Ia dari tadi ingin sekali bertemu dengan Yesung. ahh... bukan ingin tapi terpaksa mengingat cincinnya ada pada Yesung. Dan sialnya Yesung sudah berlalu. Tapi Nara juga merasa aneh. Yesung sendirian yang tak menggunakan mobil?
“sedang apa?”
“hya...” teriak Nara kaget. Di sampingnya ada Ryeowook yang nyengir.
“kau mengagetkan saja” gerutu Nara.
“hhehe. Mianhae. Kau sedang melihat C5?” tanya Ryeowook.
“an..ani”
“kau tau Yesung Sunbae. Dia menggunakan motor karena trauma dengan mobil akibat kecelakaan 4 tahun lalu”
“mwo? trauma?”

`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````

Yesung menjalankan mobilnya pelan. Ia tak peduli dengan teman temannya yang sudah meninggalkannya. Ia tau mereka akan ke rumah Leeteuk. Ia melewati jalan di depan UK Seochang, tak sengaja Yesung melihat yeoja yang ia kenal. Jina??
Tunggu
Kenapa Jina ada di Seochang? Bukankah ia pembantu Donghae? Penampilannya juga sangat berbeda.
Yesung menepikan motornya.
“Jina” panggil Yesung.
Sontak yeoja itu menoleh. Ohh, tidak ini musibah untuknya karena bertemu dengan sahabat dekat Donghae.

SKIP

Yesung dan Jina kini berada di sebuah kaffe. Dia depannya ada Jina menunduk malu. Rahasianya selama ini terbongkar. Ya, sebenarnya Jina adalah anak dari atasan Appa Donghae. Ia memang sengaja berpura pura menjadi pembantu Donghae agar ia bisa lebih dekat dengan Donghae. Ia memang behasil dekat dengan majikannya itu, tapi.... ia harus tersakiti karena Donghae menyukai yeoja lain. Bukan dirinya.
“aku mohon Yesung-ssi, jangan bilang Donghae”
Yesung tersenyum aneh. Ia masih heran dengan yeoja ini. Hanya demi Donghae ia mengorbankan harga dirinya. Padahal jelas jelas onghae tidak suka dengan Jina.
“Yesung-ssi”
“kau akan pindah ke gedung induk. Donghae pasti akan tau”
Jina diam. ye,,, yesung benar. Donghae dan dirinya besok akan jadi satu kampus. Bagaimana ini? Ia malu. Sangat malu jika Donghae mengetahui semuanya.
“tidak, Donghae tidak akan tau”
“apa bayarannya jika aku tutup mulut?”
Jina menghembuskan nafasnya. Ternyata namja di depannya ini sangat menyebalkan. Ia tau, Yesung tak akan mau dibayar dengan uang. Secara Yesung mungkin lebih kaya darinya.
“apa maumu?”
“jadilah temanku”
Jina menyipitkan matanya. Apa telinganya tidak salah dengar?? Seorang Yesung bilang seperti itu?
“kalau kau tidak mau...”
“ne, tentu saja aku mau”
Jina langsung menjawabnya. Yesung tersenyum. Yesung menjulurkan tangannya. jina juga ikut tersenyum. Ternyata Yesung tidak seburuk yang ia bayangkan. Jina mengulurkan tangannya juga menyambut Yesung.
“teman”
“teman”

`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


“Eomma, Jina tak kemari lagi?” tanya Donghae kepada Eommanya. Eommanya menoleh ke arah Donghae lalu tersenyum.
“kenapa? Ada yang perlu di selesaikan?”
“bukan begitu. Hanya saja aneh saja. Jina sudah beberapa hari tidak kemari. Jadi di rumah Donghae tidak ada teman”
“Hae-ya sepertinya kamu harus mencari yang lain. Jina bilang ia tak akan bekerja lagi”
Donghae sedikit tersentak mendengarnya. Kenapa Jina tidak mau bekerja lagi? apakah jina tidak betah. Bukankah Donghae memperlakukannya dengan sangat baik? apalagi Jina tidak pamit padanya.
Donghae tanpa pamit langsung pergi ke kamarnya. Ada yang mengganjal di hatinya. Ahh. Dia harus bertemu Jina. Ya,..

`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Malam yang indah. Bintang bintang sudah bermunculan di tengah ramainya kota Seoul.
Yesung menutup buku tebalnya. Matanya seperti sudah lelah untuk membaca beribu hurus yang membuatnya sedikit pusing memikirkannya. Tulisan yang kadang sulit dimengerti. Tatapannya mengarah pada namja yang sibuk dengan laptopnya. Malam ini Eomma Yesung tak ada di rumah. Seperti biasa, ia akan menginap di rumah sepupunya itu, Eunhyuk.
“sudah belajarnya hyung? Aku yakin kini otakmu penuh dengan definisi dari buku itu” Eunhyuk sedikit mengejek hyungnya. Tentu saja, menurut hyuk, Yesung terlalu berlebihan dalam masalah belajar. Memang ia harus mengakui jika Yesung memang pintar.
“jangan meledekku”
Yesung beranjak dan menatap apa yang sedang dilakukan Hyuk. Game? Sejak kapan Hyuk suka dengan game?
“game?”
“wae? aku jadi merindukan sahabat kita itu. Dia sangat suka dengan game.”
“.....”
Eunhyuk menatap Yesung yang tak menjawabnya. Yesung mengalihkan pandangannya, entah apa yang ia pikirkan. Eunhyuk mengingatkannya pada masa lalu Yesung. Sahabatnya? Yah, sahabat yang sangat dekat dengannya. Dimana dia sekarang? Yesung bahkan terus memikirkan itu. yesung sudah mencarinya kemana mana tapi hasilnya nihil. Sebenarnya ada satu orang yang tau keberadaannya dan dengan mudahnya Yesung bisa menemukan sahabatnya itu. Tapi... Yesung.. di terlalu takut menerima kenyataan setelah itu.
“hyung”
Yesung mendongak.
“bagaimana hubunganmu dengan Euna?” Yesung mengalihkan pembicaraan. Ia sudah lelah mengingatnya. Apalagi sejak kembalinya Nara. Ia terus memikirkan semuanya. Membuat hidupnya benar benar tidak tenang. Seperti ada sesuatu yang terus mengusiknya. Rasa bersalah yang sangat besar.
“entahlah hyung. Dia semakin keterlaluan”
“jangan seperti itu. Aku lihat dia sangat perhatian denganmu”
“memang, tapi sangat berlebihan”
DRtttt
Getaran ponsel itu membuat Yesung dan Hyuk menatap ke arahnya. Ponsel Yesung terus bergetar. Di sana terpampang dengan jelas yang menelpon adalah Eomma Yesung. Eunhyuk menepuk bahu Yesung. Seakan memberi semangat padanya. Eunhyuk tau sekarang yang ada di pikiran Yesung tentang Eommnya.

`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


“kalian pikir jika Eomma tidak dirumah kalian bisa seenaknya saja” bentak Eomma pada Yesung dan Jongjin di ruang tengah. Yesung dan Jongjin tengah berdiri dengan wajah yang kusut. Sudah biasa mereka seperti itu. Hanya diam dan diam. Bukankah ini hanya masalah kecil. Menginap di rumah teman. Apakah salah?
“jika kalian seperti ini lagi, Eomma akan benar benar mengirim kalian ke Inggris”
“Eomma...” Yesung dan Jongjin terlihat tidak terima. Tapi lagi lagi Eommanya memotong.
“kalian mau menentang Eomma? Kenapa sejak Appa meninggal kalian jadi brandal seperti ini hah? Dan kau Yesung, mulai besok tak boleh pakai motor lagi. kau bisa pergi ke kampus bersama dengan Jongjin. Eomma tak mau gara gara kamu terlalu bebas, Eomma dipanggil lagi gara gara kelakuan burukmu. Dan kau Jongjin, kau tak boleh ke kaffe lagi. ckk, barista emmbuatmu tak berkonsentrasi belajar”
“tapi Eomma, Yesung..”
Sebelum Yesung menyelesaikan kata katanya, Eommanya sudah bergegas masuk ke kamarnya. Sedangkan Jongjin hanya diam saja. Sial. Kenapa ia harus dilarang ke kaffe.
Jongjin menatap Yesung geram, seakan Yesung yang salah dalam hal ini. Seandainya Yesung tetap dirumah, semuanya tidak akan seperti ini. Jongjin juga kena dalam masalah ini.
Eommanya benar benar berubah. Semenjak Appa mereka meninggal memang Eommnya sibuk dengan perusahaan sehingga tak ada waktu luang untuk mengerti masalah anak anaknya.
“ini semua salahmu Hyung. Kau yang menyebabkan Appa meninggalkan. Apa kau puas sekarang hah? Aku membencimu hyung”
Jongjin pergi ke kamarnya setelah mengucapkan kalimat yang menyakitkan hati Yesung. Yesung mematung. Hening. Hanya terdengar suara jarum jam yang terus bergerak. Yesung memejamkan matanya sebentar. Mencoba bersabar. Kedua tangganya mengepal keras. Hatinya bergetar. Beban yang di tanggungnya terlalu berat. Apakah ia kuat dengan semuanya?
“tuan mudah tidak apa apa” suara Bibi Jung menyadarkan Yesung. Bibi Jung tau benar apa yang terjadi di keluarga itu. Sudah sangat lama bibi Jung bekerja untuk keluarga Kim itu sudah dari saat Yesung masih kecil. Bibi Jung bahkan sangat menyayangi Yesung seperti menyayangi anaknya sendiri.
“Bibi... apakah yang dikatakan Jongjin itu benar? Aku penyabab Appa meninggal?” tanya Yesung lirih.
Bibi Jung menatap Yesung kasian. Ingin sekali Bibi Jung melihat Yesung seperti dulu, Yesung yang nakal tapi tetap ceria walau memang sifatnya juga dingin. Tidak seperti Yesung yag sekarang. Benar benar dingin dan bertindak seenaknya saja.
“tidak Tuan.. itu semua kehendak Tuhan”
“sial... kenapa sakit sekali” lirih Yesung sambil memegang dadanya.

`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Pagi yang indah.
Panas matahari mulai terasa menyengat kulit.
Dua namja yang tak lain adalah Hyuk dan Yesung berjalan beriringan. Dari tadi mereka hanya diam. Eunhyuk bertanyapun Yesung tak menjawabnya. Entah ada apa dengan hyungnya itu. Eunhyuk tau pasti gara gara Eommnya. Eunhyuk tadi harus menjemput Yesung. Tadi pagi, Jongjin berangkat dulu tanpa mempedulikan Yesung.
Di tengah jalan. Mereka berpapasan dengan Donghae dan Leeteuk. Tapi Yesung terus berjalan tanpa mempedulikan mereka. Donghae dan Leeteuk yang tak tau masalahnya hanya menatap Yesung aneh.
“ada apa lagi dengannya. Jangan sampai ia berbuat masalah lagi” gerutu Leeteuk. Ia tau jika seperti itu, Yesung akan berulah melampiaskan kekesalannya pada orang lain.
“sepertinya Ahjumma melarang Yesung hyung memakai motor” jawab Hyuk. Memang mungkin hanya itu yang Hyuk tau. Yesung memang banyak menyimpan rahasia.
“aku menyusulnya” kata Teuk.


SKIP


Yesung menatap ponsel yang ada di tangannya. lebih tepatnya Tatapannya kosong.
“ini semua salahmu Hyung. Kau yang menyebabkan Appa meninggalkan. Apa kau puas sekarang hah? Aku membencimu hyung”
Kata itu terus terngiang dalam pikirannya. Ia tak peduli dengan dosen yang terus mengoceh di depan kelas.
“Yesung...”
Panggil Dosennya. Yesung yang mendengarnya hanya menatap malas namja paruh baya itu.
“coba jelaskan apa yang tadi saya katakan”
Yesung diam. Ia bahkan tak mendengarkan sama sekali penjelasan dari Dongsaengnya.
“jika kau tak suka dengan kelas ini, silahkan keluar” kata Dosen yang ternyata dari tadi meperhatikan Yesung. Yesung yang memang bad mood langsung berdiri.
“gemanhae” Leeteuk menarik tangan Yesung agar Yesung tak keluar. Tapi Yesung menepis tangan Teuk. Yesung menggerakkan kakinya. Sedangkan Dosennya hanya menghembuskan nafas beratnya.
“dasar namja bodoh”
Yesung berhenti saat telinganya samar samar mendengar kalimat itu. Kalimat yang memang hanya terdengar hanya bisikan saja.

DUGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG

Sebuah pukulan mendarat tepat di wajah namja yang disebelah Yesung. Semuanya membelalakkan matanya. Leeteuk yang melihatnya langsung berdiri.

`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````

“Apa yang bisa kau lakukan? Kau hanya terus mengacaukan semua. Eomma tak tau harus berbuat apa lagi agar kau berhenti menjadi brandalan seperti ini. Andai Appa masih hidup...”
“CUKUP”
Yesung dengan lantanganya berteriak. Entah keberanian dari mana hingga ia berani menentang Eommanya. Eommanya terbelalak. Bukan hanya Eommanya, Teuk, Donghae dan Hyuk yang tengah di sana juga terbelalak.
Memang setelah kejadian Yesung memukul namja tadi, Eommanya di panggil ke kampus. Karena memang bukan hanya sekali Yesung berbuat seperti itu hingga pihak kampus tak bisa mentoleransinya.
“Cukup Eomma, Yesung lelah. Yesung lelah. Kenapa Yesung selalu disalahkan. Kenapa? Eomma tidak melihat sikap Eomma setelah Appa pergi? Eomma sangat berubah, dan itu menyebabkan Yesung seperti ini. Ini semua salah Eomma. SALAH EOMMA. YESUNG ENJADI BAJINGAN JUGA SEMUA SALAH EOMMA” kini Yesung tak bisa memendam lagi. Ia menumpahkan semua saat ini. Tak peduli lagi ia akan di marahi habis habisan oleh Eommanya nanti.
Sedangkan Eommanya? Entahlah, ia hanya membelalakkan matanya. Tak percaya dengan apa yang dilakukan Yesung.
“Hyung..” Eunhyuk berusaha menahan Yesung. Eunhyuk memegang tangan Yesung tapi malah ditepis dengan kasar oleh Yesung.
“Ass,,, aku muak” Yesung tanpa pamit langsung pergi dari tempat itu.
“JongWoon, JongWoon” ia tak peduli lagi dengan teriakan Eommanya yang menakutkan itu.
“Ahjumma tidak apa apa?” Eunhyuk berusaha menenangkan Ahjummanya itu yang mungkin kini sudah sangat emosi. Eomma Yesungg kini terduduk.
“Ahjumma sangat pusing dengan tingkah hyungmu itu Hyukie,, apkah Ahjumma memang salah selama ini?” kata Eomma Yesung. tapi Eunhyuk tak tau harus menanggapinya bagaimana. Karena memang Hyuk juga merasa Eomma Yesung juga bersalah.

`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Taman kampus.
Hembusan angin menerbangakan anak rambut milik Yesung. Matanya terpejam. Telinganya tertutup earphone kecil miliknya.
Ramai.
Biasanya taman itu sepi tapi hari ini tidak. Karena memang hari ini mahasiswa dari Seochang pindah ke gedung utama tentu saja di kampusnya. Membuat Yesung benar benar benci akan hal itu. Earphone yang bertengger di telinganya tak mampu menahan suara yang terdengar dimana mana. Sial. Ia benar benar tak tahan.
Yesung melepaskan Earphonenya lalu berdiri.
“SIAL. KALIAN BISA DIAM TIDAK HAH? Sekali lagi aku mendengar suara yang menggangguku, aku akan merobek mulut cerewet kalian” teriak Yesung yang membuat semua orang melihat ke arahnya takut. yesung tak peduli banyak yang mengumpatnya dalam hati. ia kembali duduk lagi dengan santai dan memakai earphone lagi dan juga memejamkan matanya.
Diam..
Tak ada lagi yang bersuara kecuali bisikan bisikan. Beberapa orang sudah meninggalkan tempat itu. ancaman Yesung memang tidak pernah dianggap enteng. Mahasiswa yang belum mengenal Yesung mungkin masih belum mengerti apa yang terjadi. Bukankah kampus ini bukan milik namja itu. Tapi kenapa semua orang menuruti semua kata katanya.
“heyy”
Yesung mendengar walau tak jelas suara yeoja.
“kembalikan cincinku”
Lagi... yesung dengan terpaksa membuka matanya. Dilihatnya seorang yeoja dengan rambut pendek menatapnya tajam. Jika bukan yeoja itu mungkin Yesung benar benar akan memberi pelajaran padanya karena dengan berani mengganggunya. Lagi lagi Yesung harus melepaskan benda kecil di telinganya.
“cin-cin?” Yesung sedikit menyipitkan matanya menaggapinya.
“cincin di jarimu. Itu milikku. Jadi kembalikan”
Yesung menatap jari mungilnya lalu tersenyum sinis. Lalu ia menatap yeoja itu yang tak lain adalah Nara. Yesung menyodorkan tangannya. Nara berniat melepaskan cincin itu tapi..
“ini milikku” kata Yesung menarik tangannya.
“hah, ternyata kau bukan hanya namja brengsek tapi kau juga pencuri” Nara mengalihkan pandangannya tak berani menatap Yesung. Yesung berdiri.
“Cho Nara. Kau ternyata berani mengatakan itu padaku? apa kau tak ingat bagaimana kau dulu, bahkan kau yang bilang duluan jika...”
“jangan mengungkit masa lalu” potong Nara tanpa menatap Yesung. Yesung menarik tangan Nara kuat agar Nara menatapnya. Nara terus berontak tapi Yesung malah semakin kuat menahannya.
“Kau yang mengatakn dulu jika kau mencintaiku Nara-ya. Kau yang bilang...”
“sialan kau... aku bahkan menyesal mengucapkan itu. Bagaimana bisa aku mencintai orang yang telah mencelakai kakakku. Kau adalah namja berngesek dasar pembunuh sialan.”
Yesung membulatkan matanya. Lagi lagi darahnya berdesir, rahangnya mengeras.
“wae... kau merasa Mpppfftt”
DEG
Nara membelalakkan matanya ketika bibir Yesung membungkamnya. Ia bergetar hebat. Setelah sadar ia langsung memberontak, tapi tidak bisa. Yesung terus menahannya. Nara tak menyerah, ia terus mendorong yesung. ini tak boleh dibiarkan. Bahkan beberapa orang melihat kejadian itu.
Yesung benar benar kesal ketika itu hingga ia meluamat bibir Nara dengan kasar tak peduli Nara yang tengah kesakitan. Perlahan butiran air bening jatuh dari mata coklat milik Nara.
C5 yang baru datang kaget dengan mereka lihat. Mereka langsung mendekati Yesung tapi....

DUG

Sebuah pukulan tepat di wajah Yesung membuatnya tersungkur jatuh ke tanah. Pukulan itu benar benar keras hingga membuat Yesung merintih kesakitan. Yesung mendongak manatap siapa yang berani memukulnya.

DEG

Yesung benar benar kaget ketika tau siapa yang tadi memukulnya. Seorang namja yang sangat ia kenal. bukan hanya Yesung, Donghae, Eunhyuk dan Teuk juga kaget belum percaya apa yang mereka lihat.
“Kyu..Kyuhyun”



TBC TBC

1 komentar:

  1. yesungie kasian jg, dmn mn dsalahin, emang yesung bunuh siapa smpai nara benci gtu

    BalasHapus