Only Hope
PART 5
Judul : Only Hope
Author : Lilian Nay
Genre : Sad Romance
Lenght : Chaptered
Cast :
Kim Jong Woon (Yesung)
Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
Kim Jong Jin (Jongjin)
Shin Yemi (Yemi)
Cho Nara (Nara)
Lee Donghae (Donghae)
Kim Eun Soo (Euna)
“argghht...” teriak Eunhyuk
mengetahui berita tentangnya langsung tersebar. Donghae yang di sampingnya menepuk
pundak Eunhyuk.
“itu akibatnya jika kau
menyembunyikan sesuatu dari kami Hyukjae-ya” kata Donghae.
“sial kau. Kau malah bikin
moodku tambah buruk, ikan”
“heehhe, mianhae” Donghae
merangkul Eunhyuk mengajaknya untuk pergi.
“sudahlah jangan dimabil
pusing. Apasih kurangnya Euna. Di cantik, baik hatik dan juga perhatian. Kurang
apa lagi?”
“ckk, hae-ya. Kau tak tau sifat
aslinya. Dia selalu bikin aku pusing. Kau tau. Aku benar benar dibuat susah
olehnya”
“jangan seperti itu, nanti kau
akan menyesal jika kau tergila gila dengannya”
“ckk, jangan gila”
Eunhyuk mendengus. Menyebalkan
sekali ikan disampingnya ini. Semua orang kini tau dan itu salah Euna. Ya
salahnya. Yeoja itu benar benar membuat Eunhyuk pusing. Kemarin ia terus
memarahi Euna samapi Euna menangis. Tapi ia bahkan belum puas. Andai saja
kemarin Eommanya tak membela Euna, Hyuk pasti akan terus membentak yeoja itu.
‘Euna, awas kau’
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
‘Mahasiswa dari UK seochang sementara pindah gedung
di gedung induk UK karena ada perbaikan Gedung seochang’
C5 tengah berada di depan
sebuah monitor. Mereka melihat apa yang membuat heboh di sana. Eunhyuk
tersenyum puas, tentu saja. berita tentangnya telah terhapus dengan cepat
walaupun masih banyak orang yang membicarakannya. Tapi setidaknya tidak terpampang
lagi.
“kajja pergi, berita yang tak
penting sama sekali” ajak Leeteuk. Semuanya pun pergi dari sana. Menuju ke
parikiran mengambil mobil masing masing. Ralat. Ditambah dengan motor milik
Yesung.
Rasa aneh itu datang lagi
setiap Yesung pulang bersama C5. Hanya dia yang menggunakan motor. Tapi harus
bagaimana lagi? Dia benar benar tidak bisa menyetir mobil.
Dengan cepat Yesung melajukan
motornya.
“Heyy.. tunggu.. heyyyyyyyy”
teriak seorang yeoja yang terengah engah. Nara. Ia dari tadi ingin sekali bertemu
dengan Yesung. ahh... bukan ingin tapi terpaksa mengingat cincinnya ada pada
Yesung. Dan sialnya Yesung sudah berlalu. Tapi Nara juga merasa aneh. Yesung
sendirian yang tak menggunakan mobil?
“sedang apa?”
“hya...” teriak Nara kaget. Di
sampingnya ada Ryeowook yang nyengir.
“kau mengagetkan saja” gerutu
Nara.
“hhehe. Mianhae. Kau sedang
melihat C5?” tanya Ryeowook.
“an..ani”
“kau tau Yesung Sunbae. Dia
menggunakan motor karena trauma dengan mobil akibat kecelakaan 4 tahun lalu”
“mwo? trauma?”
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Yesung menjalankan mobilnya
pelan. Ia tak peduli dengan teman temannya yang sudah meninggalkannya. Ia tau
mereka akan ke rumah Leeteuk. Ia melewati jalan di depan UK Seochang, tak sengaja
Yesung melihat yeoja yang ia kenal. Jina??
Tunggu
Kenapa Jina ada di Seochang?
Bukankah ia pembantu Donghae? Penampilannya juga sangat berbeda.
Yesung menepikan motornya.
“Jina” panggil Yesung.
Sontak yeoja itu menoleh. Ohh,
tidak ini musibah untuknya karena bertemu dengan sahabat dekat Donghae.
SKIP
Yesung dan Jina kini berada di
sebuah kaffe. Dia depannya ada Jina menunduk malu. Rahasianya selama ini
terbongkar. Ya, sebenarnya Jina adalah anak dari atasan Appa Donghae. Ia memang
sengaja berpura pura menjadi pembantu Donghae agar ia bisa lebih dekat dengan
Donghae. Ia memang behasil dekat dengan majikannya itu, tapi.... ia harus
tersakiti karena Donghae menyukai yeoja lain. Bukan dirinya.
“aku mohon Yesung-ssi, jangan bilang
Donghae”
Yesung tersenyum aneh. Ia masih
heran dengan yeoja ini. Hanya demi Donghae ia mengorbankan harga dirinya.
Padahal jelas jelas onghae tidak suka dengan Jina.
“Yesung-ssi”
“kau akan pindah ke gedung
induk. Donghae pasti akan tau”
Jina diam. ye,,, yesung benar.
Donghae dan dirinya besok akan jadi satu kampus. Bagaimana ini? Ia malu. Sangat
malu jika Donghae mengetahui semuanya.
“tidak, Donghae tidak akan tau”
“apa bayarannya jika aku tutup
mulut?”
Jina menghembuskan nafasnya.
Ternyata namja di depannya ini sangat menyebalkan. Ia tau, Yesung tak akan mau dibayar
dengan uang. Secara Yesung mungkin lebih kaya darinya.
“apa maumu?”
“jadilah temanku”
Jina menyipitkan matanya. Apa
telinganya tidak salah dengar?? Seorang Yesung bilang seperti itu?
“kalau kau tidak mau...”
“ne, tentu saja aku mau”
Jina langsung menjawabnya.
Yesung tersenyum. Yesung menjulurkan tangannya. jina juga ikut tersenyum.
Ternyata Yesung tidak seburuk yang ia bayangkan. Jina mengulurkan tangannya
juga menyambut Yesung.
“teman”
“teman”
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
“Eomma, Jina tak kemari lagi?”
tanya Donghae kepada Eommanya. Eommanya menoleh ke arah Donghae lalu tersenyum.
“kenapa? Ada yang perlu di
selesaikan?”
“bukan begitu. Hanya saja aneh
saja. Jina sudah beberapa hari tidak kemari. Jadi di rumah Donghae tidak ada
teman”
“Hae-ya sepertinya kamu harus
mencari yang lain. Jina bilang ia tak akan bekerja lagi”
Donghae sedikit tersentak
mendengarnya. Kenapa Jina tidak mau bekerja lagi? apakah jina tidak betah.
Bukankah Donghae memperlakukannya dengan sangat baik? apalagi Jina tidak pamit
padanya.
Donghae tanpa pamit langsung
pergi ke kamarnya. Ada yang mengganjal di hatinya. Ahh. Dia harus bertemu Jina.
Ya,..
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Malam yang indah. Bintang bintang sudah
bermunculan di tengah ramainya kota Seoul.
Yesung menutup buku tebalnya.
Matanya seperti sudah lelah untuk membaca beribu hurus yang membuatnya sedikit
pusing memikirkannya. Tulisan yang kadang sulit dimengerti. Tatapannya mengarah
pada namja yang sibuk dengan laptopnya. Malam ini Eomma Yesung tak ada di
rumah. Seperti biasa, ia akan menginap di rumah sepupunya itu, Eunhyuk.
“sudah belajarnya hyung? Aku
yakin kini otakmu penuh dengan definisi dari buku itu” Eunhyuk sedikit mengejek
hyungnya. Tentu saja, menurut hyuk, Yesung terlalu berlebihan dalam masalah
belajar. Memang ia harus mengakui jika Yesung memang pintar.
“jangan meledekku”
Yesung beranjak dan menatap apa
yang sedang dilakukan Hyuk. Game? Sejak kapan Hyuk suka dengan game?
“game?”
“wae? aku jadi merindukan
sahabat kita itu. Dia sangat suka dengan game.”
“.....”
Eunhyuk menatap Yesung yang tak
menjawabnya. Yesung mengalihkan pandangannya, entah apa yang ia pikirkan.
Eunhyuk mengingatkannya pada masa lalu Yesung. Sahabatnya? Yah, sahabat yang
sangat dekat dengannya. Dimana dia sekarang? Yesung bahkan terus memikirkan
itu. yesung sudah mencarinya kemana mana tapi hasilnya nihil. Sebenarnya ada
satu orang yang tau keberadaannya dan dengan mudahnya Yesung bisa menemukan
sahabatnya itu. Tapi... Yesung.. di terlalu takut menerima kenyataan setelah
itu.
“hyung”
Yesung mendongak.
“bagaimana hubunganmu dengan
Euna?” Yesung mengalihkan pembicaraan. Ia sudah lelah mengingatnya. Apalagi
sejak kembalinya Nara. Ia terus memikirkan semuanya. Membuat hidupnya benar
benar tidak tenang. Seperti ada sesuatu yang terus mengusiknya. Rasa bersalah
yang sangat besar.
“entahlah hyung. Dia semakin keterlaluan”
“jangan seperti itu. Aku lihat
dia sangat perhatian denganmu”
“memang, tapi sangat
berlebihan”
DRtttt
Getaran ponsel itu membuat
Yesung dan Hyuk menatap ke arahnya. Ponsel Yesung terus bergetar. Di sana
terpampang dengan jelas yang menelpon adalah Eomma Yesung. Eunhyuk menepuk bahu
Yesung. Seakan memberi semangat padanya. Eunhyuk tau sekarang yang ada di
pikiran Yesung tentang Eommnya.
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
“kalian pikir jika Eomma tidak
dirumah kalian bisa seenaknya saja” bentak Eomma pada Yesung dan Jongjin di
ruang tengah. Yesung dan Jongjin tengah berdiri dengan wajah yang kusut. Sudah biasa
mereka seperti itu. Hanya diam dan diam. Bukankah ini hanya masalah kecil.
Menginap di rumah teman. Apakah salah?
“jika kalian seperti ini lagi,
Eomma akan benar benar mengirim kalian ke Inggris”
“Eomma...” Yesung dan Jongjin
terlihat tidak terima. Tapi lagi lagi Eommanya memotong.
“kalian mau menentang Eomma?
Kenapa sejak Appa meninggal kalian jadi brandal seperti ini hah? Dan kau
Yesung, mulai besok tak boleh pakai motor lagi. kau bisa pergi ke kampus
bersama dengan Jongjin. Eomma tak mau gara gara kamu terlalu bebas, Eomma
dipanggil lagi gara gara kelakuan burukmu. Dan kau Jongjin, kau tak boleh ke
kaffe lagi. ckk, barista emmbuatmu tak berkonsentrasi belajar”
“tapi Eomma, Yesung..”
Sebelum Yesung menyelesaikan
kata katanya, Eommanya sudah bergegas masuk ke kamarnya. Sedangkan Jongjin
hanya diam saja. Sial. Kenapa ia harus dilarang ke kaffe.
Jongjin menatap Yesung geram,
seakan Yesung yang salah dalam hal ini. Seandainya Yesung tetap dirumah,
semuanya tidak akan seperti ini. Jongjin juga kena dalam masalah ini.
Eommanya benar benar berubah.
Semenjak Appa mereka meninggal memang Eommnya sibuk dengan perusahaan sehingga
tak ada waktu luang untuk mengerti masalah anak anaknya.
“ini semua salahmu Hyung. Kau
yang menyebabkan Appa meninggalkan. Apa kau puas sekarang hah? Aku membencimu
hyung”
Jongjin pergi ke kamarnya
setelah mengucapkan kalimat yang menyakitkan hati Yesung. Yesung mematung.
Hening. Hanya terdengar suara jarum jam yang terus bergerak. Yesung memejamkan
matanya sebentar. Mencoba bersabar. Kedua tangganya mengepal keras. Hatinya
bergetar. Beban yang di tanggungnya terlalu berat. Apakah ia kuat dengan
semuanya?
“tuan mudah tidak apa apa”
suara Bibi Jung menyadarkan Yesung. Bibi Jung tau benar apa yang terjadi di
keluarga itu. Sudah sangat lama bibi Jung bekerja untuk keluarga Kim itu sudah
dari saat Yesung masih kecil. Bibi Jung bahkan sangat menyayangi Yesung seperti
menyayangi anaknya sendiri.
“Bibi... apakah yang dikatakan
Jongjin itu benar? Aku penyabab Appa meninggal?” tanya Yesung lirih.
Bibi Jung menatap Yesung kasian.
Ingin sekali Bibi Jung melihat Yesung seperti dulu, Yesung yang nakal tapi
tetap ceria walau memang sifatnya juga dingin. Tidak seperti Yesung yag
sekarang. Benar benar dingin dan bertindak seenaknya saja.
“tidak Tuan.. itu semua
kehendak Tuhan”
“sial... kenapa sakit sekali”
lirih Yesung sambil memegang dadanya.
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Pagi yang indah.
Panas matahari mulai terasa
menyengat kulit.
Dua namja yang tak lain adalah
Hyuk dan Yesung berjalan beriringan. Dari tadi mereka hanya diam. Eunhyuk
bertanyapun Yesung tak menjawabnya. Entah ada apa dengan hyungnya itu. Eunhyuk
tau pasti gara gara Eommnya. Eunhyuk tadi harus menjemput Yesung. Tadi pagi,
Jongjin berangkat dulu tanpa mempedulikan Yesung.
Di tengah jalan. Mereka
berpapasan dengan Donghae dan Leeteuk. Tapi Yesung terus berjalan tanpa
mempedulikan mereka. Donghae dan Leeteuk yang tak tau masalahnya hanya menatap
Yesung aneh.
“ada apa lagi dengannya. Jangan
sampai ia berbuat masalah lagi” gerutu Leeteuk. Ia tau jika seperti itu, Yesung
akan berulah melampiaskan kekesalannya pada orang lain.
“sepertinya Ahjumma melarang
Yesung hyung memakai motor” jawab Hyuk. Memang mungkin hanya itu yang Hyuk tau.
Yesung memang banyak menyimpan rahasia.
“aku menyusulnya” kata Teuk.
SKIP
Yesung menatap ponsel yang ada
di tangannya. lebih tepatnya Tatapannya kosong.
“ini semua salahmu Hyung.
Kau yang menyebabkan Appa meninggalkan. Apa kau puas sekarang hah? Aku
membencimu hyung”
Kata itu terus terngiang dalam
pikirannya. Ia tak peduli dengan dosen yang terus mengoceh di depan kelas.
“Yesung...”
Panggil Dosennya. Yesung yang
mendengarnya hanya menatap malas namja paruh baya itu.
“coba jelaskan apa yang tadi
saya katakan”
Yesung diam. Ia bahkan tak
mendengarkan sama sekali penjelasan dari Dongsaengnya.
“jika kau tak suka dengan kelas
ini, silahkan keluar” kata Dosen yang ternyata dari tadi meperhatikan Yesung.
Yesung yang memang bad mood langsung berdiri.
“gemanhae” Leeteuk menarik tangan
Yesung agar Yesung tak keluar. Tapi Yesung menepis tangan Teuk. Yesung
menggerakkan kakinya. Sedangkan Dosennya hanya menghembuskan nafas beratnya.
“dasar namja bodoh”
Yesung berhenti saat telinganya
samar samar mendengar kalimat itu. Kalimat yang memang hanya terdengar hanya
bisikan saja.
DUGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG
Sebuah pukulan mendarat tepat
di wajah namja yang disebelah Yesung. Semuanya membelalakkan matanya. Leeteuk
yang melihatnya langsung berdiri.
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
“Apa yang bisa kau lakukan? Kau
hanya terus mengacaukan semua. Eomma tak tau harus berbuat apa lagi agar kau
berhenti menjadi brandalan seperti ini. Andai Appa masih hidup...”
“CUKUP”
Yesung dengan lantanganya
berteriak. Entah keberanian dari mana hingga ia berani menentang Eommanya.
Eommanya terbelalak. Bukan hanya Eommanya, Teuk, Donghae dan Hyuk yang tengah
di sana juga terbelalak.
Memang setelah kejadian Yesung
memukul namja tadi, Eommanya di panggil ke kampus. Karena memang bukan hanya
sekali Yesung berbuat seperti itu hingga pihak kampus tak bisa mentoleransinya.
“Cukup Eomma, Yesung lelah.
Yesung lelah. Kenapa Yesung selalu disalahkan. Kenapa? Eomma tidak melihat
sikap Eomma setelah Appa pergi? Eomma sangat berubah, dan itu menyebabkan
Yesung seperti ini. Ini semua salah Eomma. SALAH EOMMA. YESUNG ENJADI BAJINGAN
JUGA SEMUA SALAH EOMMA” kini Yesung tak bisa memendam lagi. Ia menumpahkan
semua saat ini. Tak peduli lagi ia akan di marahi habis habisan oleh Eommanya
nanti.
Sedangkan Eommanya? Entahlah,
ia hanya membelalakkan matanya. Tak percaya dengan apa yang dilakukan Yesung.
“Hyung..” Eunhyuk berusaha
menahan Yesung. Eunhyuk memegang tangan Yesung tapi malah ditepis dengan kasar
oleh Yesung.
“Ass,,, aku muak” Yesung tanpa
pamit langsung pergi dari tempat itu.
“JongWoon, JongWoon” ia tak
peduli lagi dengan teriakan Eommanya yang menakutkan itu.
“Ahjumma tidak apa apa?”
Eunhyuk berusaha menenangkan Ahjummanya itu yang mungkin kini sudah sangat
emosi. Eomma Yesungg kini terduduk.
“Ahjumma sangat pusing dengan
tingkah hyungmu itu Hyukie,, apkah Ahjumma memang salah selama ini?” kata Eomma
Yesung. tapi Eunhyuk tak tau harus menanggapinya bagaimana. Karena memang Hyuk
juga merasa Eomma Yesung juga bersalah.
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Taman kampus.
Hembusan angin menerbangakan
anak rambut milik Yesung. Matanya terpejam. Telinganya tertutup earphone kecil
miliknya.
Ramai.
Biasanya taman itu sepi tapi
hari ini tidak. Karena memang hari ini mahasiswa dari Seochang pindah ke gedung
utama tentu saja di kampusnya. Membuat Yesung benar benar benci akan hal itu. Earphone
yang bertengger di telinganya tak mampu menahan suara yang terdengar dimana
mana. Sial. Ia benar benar tak tahan.
Yesung melepaskan Earphonenya
lalu berdiri.
“SIAL. KALIAN BISA DIAM TIDAK
HAH? Sekali lagi aku mendengar suara yang menggangguku, aku akan merobek mulut
cerewet kalian” teriak Yesung yang membuat semua orang melihat ke arahnya
takut. yesung tak peduli banyak yang mengumpatnya dalam hati. ia kembali duduk
lagi dengan santai dan memakai earphone lagi dan juga memejamkan matanya.
Diam..
Tak ada lagi yang bersuara
kecuali bisikan bisikan. Beberapa orang sudah meninggalkan tempat itu. ancaman
Yesung memang tidak pernah dianggap enteng. Mahasiswa yang belum mengenal
Yesung mungkin masih belum mengerti apa yang terjadi. Bukankah kampus ini bukan
milik namja itu. Tapi kenapa semua orang menuruti semua kata katanya.
“heyy”
Yesung mendengar walau tak
jelas suara yeoja.
“kembalikan cincinku”
Lagi... yesung dengan terpaksa
membuka matanya. Dilihatnya seorang yeoja dengan rambut pendek menatapnya
tajam. Jika bukan yeoja itu mungkin Yesung benar benar akan memberi pelajaran
padanya karena dengan berani mengganggunya. Lagi lagi Yesung harus melepaskan
benda kecil di telinganya.
“cin-cin?” Yesung sedikit
menyipitkan matanya menaggapinya.
“cincin di jarimu. Itu milikku.
Jadi kembalikan”
Yesung menatap jari mungilnya
lalu tersenyum sinis. Lalu ia menatap yeoja itu yang tak lain adalah Nara.
Yesung menyodorkan tangannya. Nara berniat melepaskan cincin itu tapi..
“ini milikku” kata Yesung
menarik tangannya.
“hah, ternyata kau bukan hanya
namja brengsek tapi kau juga pencuri” Nara mengalihkan pandangannya tak berani
menatap Yesung. Yesung berdiri.
“Cho Nara. Kau ternyata berani
mengatakan itu padaku? apa kau tak ingat bagaimana kau dulu, bahkan kau yang
bilang duluan jika...”
“jangan mengungkit masa lalu”
potong Nara tanpa menatap Yesung. Yesung menarik tangan Nara kuat agar Nara
menatapnya. Nara terus berontak tapi Yesung malah semakin kuat menahannya.
“Kau yang mengatakn dulu jika
kau mencintaiku Nara-ya. Kau yang bilang...”
“sialan kau... aku bahkan
menyesal mengucapkan itu. Bagaimana bisa aku mencintai orang yang telah
mencelakai kakakku. Kau adalah namja berngesek dasar pembunuh sialan.”
Yesung membulatkan matanya.
Lagi lagi darahnya berdesir, rahangnya mengeras.
“wae... kau merasa Mpppfftt”
DEG
Nara membelalakkan matanya ketika
bibir Yesung membungkamnya. Ia bergetar hebat. Setelah sadar ia langsung
memberontak, tapi tidak bisa. Yesung terus menahannya. Nara tak menyerah, ia
terus mendorong yesung. ini tak boleh dibiarkan. Bahkan beberapa orang melihat
kejadian itu.
Yesung benar benar kesal ketika
itu hingga ia meluamat bibir Nara dengan kasar tak peduli Nara yang tengah
kesakitan. Perlahan butiran air bening jatuh dari mata coklat milik Nara.
C5 yang baru datang kaget
dengan mereka lihat. Mereka langsung mendekati Yesung tapi....
DUG
Sebuah pukulan tepat di wajah
Yesung membuatnya tersungkur jatuh ke tanah. Pukulan itu benar benar keras
hingga membuat Yesung merintih kesakitan. Yesung mendongak manatap siapa yang
berani memukulnya.
DEG
Yesung benar benar kaget ketika
tau siapa yang tadi memukulnya. Seorang namja yang sangat ia kenal. bukan hanya
Yesung, Donghae, Eunhyuk dan Teuk juga kaget belum percaya apa yang mereka
lihat.
“Kyu..Kyuhyun”
TBC TBC
yesungie kasian jg, dmn mn dsalahin, emang yesung bunuh siapa smpai nara benci gtu
BalasHapus