Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 21 Januari 2014

Only Hope (Part 11) END



Only Hope



PART 11 END



Judul        : Only Hope
Author      : Lilian Nay Clouds
Genre       : Sad Romance
Length      : Chaptered
Cast         : 
Kim Jong Woon (Yesung)
Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
Kim Jong Jin (Jongjin)
Shin Yemi (Yemi)
Cho Nara (Nara)
Lee Donghae (Donghae) 
Kim Eun Soo (Euna)


Link sebelumnya :


TARA... aku kembali... ahh tidak terasa sudah END. sebenarnya mau dibuat lebih panjang tapi gag jadi. hehe, ceritanya jadi gaje gini. yasudah.. selamat membaca..





“Sampai kapan aku harus menunggumu?”



Beberapa bulan kemudian.......

Sore yang indah bukan? Entahlah, indah di mata siapa? Ia sangat pusing memikirkan tugas akhirnya. Tapi untung saja sudah selesai. Kini ia tinggal menunggu wisudanya. Ahh sudah tidak sabar menunggu hari itu.

Sore ini memang Nara masih ada di kampus. Bukan hanya Nara. Banyak juga orang orang yang masih di sana. Inilah kebiasaan mereka. Menghabiskan waktu untuk bermain atau hanya berdiam diri di kampus.

“Kita kemana lagi sekarang?” tanya Hani di sebelah Nara. Nara menatap Hani seklias. Bahkan ia juga tidak tau mau kemana. Ahhh, ia benar benar capek.

“Bagaimana kita duduk dulu?” saran Nara langsung diiyakan oleh Hani. Mereka duduk di sekitar taman. Tapi mereka tidak duduk di taman melihat cuaca yang masih panas.

“ohh ye, aku lupa. Ada titipan buatmu” kata Hani sambil mengambil bingkisan dari tasnya. Dahi Nara berkerut, bingkisan lagi? Dari siapa?

Nara menerimanya dan membuka bingkisan itu. Nara tersenyum ketika melihat coklat di dalamnya. Ahhh... pas sekali. Hani menggelengkan kepalanya melihat kebiasaan temannya itu. dasar maniak coklat. Nara langsung membuka dan memakannya. Tapi ia tak lupa membaginya dengan Hani.

“Nara-ya.. baca suratnya. Kau tak penasaran?” tanya Hani sambil mengambil surat di dalam bingkisan. Nara menggeleng. Ahh itu hal biasa. Mungkin hanya surat cinta. Nara memang tak pernah menanggapi hal semacam itu. memang tak dipungkiri banyak namja yang menyukainya. Tapi Nara tetap saja cuek.

Hani pun membuka surat itu lalu membacanya. Ia tau jika Nara tidak mungkin membaca surat itu. Yeoja itu memang cueknya keterlaluan.


‘Nara-ya... aku menunggumu besok di belakang kampus. Aku mohon datang ya. YoungJae’


“ohh, dari Yongjae lagi. apa aku harus berterima kasih ya?” tanya Nara.

“ckk, kau ini tak punya perasaan. Youngjae kasian tau. Lagian kau tak boleh seperti itu walau kau tak suka dengannya. Apa gara gara kau sangat menggemari pengeranmu yang dingin itu jadi kau tertular. Ommo...”

“yak apa kau bilang? Jika ia dengar kau bisa dicincangnya”

“tapi sayangnya dia tak mungkin dengar Ra-ya”

Nara berdecak kesal. Emmang benar apa kata Hani. Namja itu tak mungkin dengar. Nara menghembuskan nafasnya. Menunggu memang hal yang menyebalkan. Seperti yang ia lakukan sekarang. Menunggu hal yang tidak pasti. Ia lelah. Apa saatnya ia harus ‘move on’. Hey yang benar saja. tapi tidak ada salahnya kan di coba. Bisa saja namja yang ia tunggu sudah punya yeoja. Tau yang paling parah punya istri. Owhh, yang benar saja. Heyy, Nara, jika kau memikirkannya lama lama kau bisa gila.

Nara memakan kasar coklatnya. Ok,,, menerima Youngjae apa salahnya. Lagian namja itu tampan. Baik? boleh juga. Lihat saja. Ia akan buktikan jika ia bisa hidup tanpa namja menyebalkan yang selalu mengganggu pikirannya.

“Hani-ya... sepertinya aku akan menemuinya”



`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Keesokan hari...

Nara berjalan mendekati namja yang bernama Youngjae. Yaoungjae memang belum menyadari jika Nara akan datang. Sudah 3 kali ia menyatakan perasaannya pada Nara tapi tetap saja ia ditolak menah mentah seperti namja yang lain. Jadi hari ini ia juga tidak berharap

“Anyeong” sapa Nara sambil menunjukkan senyum manisnya. Mendengar itu Youngjae langsung menoleh. Ia keget melihat Nara datang. Apa ia tidak sedang bermimpi? Nara benar benar datang?

“sudah lama?” Tanya Nara setelah ia juga ikut duduk di samping Yongjae.

“ani, ohh, Nara-ya kau benar benar datang?”

“ne kau lihat sendirikan?”

Youngjae tersenyum senang. Sangat senang malah. Mereka berbincang bincang sebentar. Entahlah apa yang mereka bicarakan itu tidak penting. Mereka tidak tau jika ada 3 namja yang dari tado memperhatikan mereka.

“Jadi Nara-ya, maukah kau menerimaku? Please” kata Yongjae lembut. Ia berharap dengan sangat jika nara menerimanya. Nara tersenyum sebelum menjawabnya.

“ne” kata Nara mantap. Youngjae lagi lagi kaget dan tidak percaya. Ia bersorak gembira dalam hati. waw. Seorang Nara menerimanya. Bukankah itu menakjubkan?

“Hya.... jangan dengarkan yeoja tengik itu” teriak seorang namja yang tak lain adalah Eunhyuk.

Nara dan Youngjae sontak menoleh. Ada 3 namja yang kini mendekati mereka. Eunhyuk, Donghae, dan Jongjin. Nara mengerutkan dahinya. Eunhyuk dan Donghae kenapa ada di sini? dan apa yang Eunhyuk bilang? Yeoja tengik? Hey, yang benar saja.

Youngjae sedikit membungkukkan kepalanya menyapa Donghae dan Eunhyuk yang notabenya adalah Sunbaenya dulu. Sedangkan Nara? ia masih terlihat kesal.

“hey kau jangan dekati Nara lagi. Dia itu yeojachinguku. Arra??” kata Donghae yang sukses membuat Nara membelalakkan matanya. Youngjae? Ahh, ia tak mungkin percaya begitu saja.

“Iyakan Chagi?” kata Donghae sambil merangkul Nara. Nara berusaha memberontak tapi tak bisa.

“Sunbae. Kau tadi dengar bukankah Nara...”

“pergi sebelum terjadi apa apa padamu” ancam Eunhyuk. Nara tak bisa apa apa karena kini mulutnya dibungkam oleh Donghae. Ckkk, menyebalkan sekali siiihh. Kan kasian Youngjae -_-

“Sunbae...”

“Youngjae-ya.. kusarankan kau pergi saja. Kau tau? Donghae dan Eunhyuk hyung sangat galak. Mereka bisa saja mencakarmu. Mereka itu keturunan srigala” kata Jongjin santai sambil duduk di sebelah Youngje.

“Mwo?” teriak Eunhae bersamaan.

Nara kini hanya bisa pasrah. Dasar pemaksa sekali. Kenapa bisa Kyuhyun, Oppanya juga terlibat dalam kelompok c5. Mengerikan. Sebenarnya Donghae dan Eunhyuk malas mengurusinya, tapi mengingat nyawa mereka tidak akan selamat lagi jika membiarkan Nara menjadi milik orang lain. Siapa lagi yang mengancam kalau bukan si alien itu (Yesung). walau jauh bukan berarti Nara lepas darinya bukan?

Youngjae masih melawan. Tapi lama kelamaan Youngjae akhirnya menyerah dan memilih meninggalkan mereka. Donghae pun melepaskan Nara. Nara, bisa ditebak kini ia marah marah dengan mereka. Akhirnya mereka menarik Nara untuk ikut pulang bersama.

Donghae, Eunhyuk dan Nara kini sedang berada di perjalanan pulang. Jongjin tidak ikut karena ada latihan band untuk acara wisuda. Di mobil Nara masih saja diam tak mau bicara. Ia masih kesal dengan keuda ikan itu. Seenaknya saja mengusir Youngjae.

“ommo, Nara-ya. Jangan marah begitu. Kau terlihat jelek” goda Eunhyuk.

“aku tak peduli. Aku sedang kesal”

“ckk, Nara-ya. Kau itu tak boleh berpacaran dulu. Kau itu masih kecil. Arra” Donghae ikut menimpali.

“diam kau Oppa” marah Nara.

Donghae yang mendapatkan omelan itu malah terkekeh. Donghae mengeluarkan ponselnya. Lagian ia bisa santai karena Eunhyuk yang menyetir di depan. Sedangkan ia menemani Nara di belakang. Mata Donghae membulat saat melihat sebuah MMS masuk dengan foto Eunhyuk dengan seorang yeoja. Oh tidak, ia yakin ini adalah masalah yang sangat besar.

“Hyukie, berhenti dulu” perintah Donghae. Eunhyukpun menurutinya. Donghae memperlihatkan foto itu. Eunhyuk kaget bukan main. Tidak itu tidak benar.

“kau...”

“tidak hae, aku dijebak. Sial.” Potong Hyuk. Nara hanya diam tak mengerti. Kenapa Hae dan Hyuk terlihat sangat serius. Yang paling ia tidak mengerti saat Donghae meminta Nara turun bersamanya dan Eunhyuk pulang sendiri. Sebenarnya ada apa? Nara yakin Eunhyuk pasti sedang ada masalah dengan Euna.

(BACA ANGEL -Eunhyuk Euna-)

Akhirnya Nara pulang dengan Donghae menggunakan taksi.


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````

Nara memandang bintang bintang yang ada di langit. Indah. Sangat indah. Andai saja Nara bisa mangambil salah satunya. Tapi itu tidak mungkin. Nara tersenyum sendiri memikirkannya. Tiba tiba ia merasakan hampa di malam itu. darahnya berdesir cepat. Apa yang sebanrnya ia rasakan saat ini. Ia merasakan rindu. Sangat rindu. Ia merindukan Ahra. Eonninya. Ia merindukan Yesung merindukan semuanya. Kenangan masa lalu yang menyenangkan.

Tak terasa kini ia sudah berumur 22 tahun. Ia sudah dewasa. Tapi ia masih merasakan jika ia masih seperti anak kecil. Entah kenapa matanya terasa hangat. Air matanya tiba tiba keluar begitu saja.

Ia merasakan seseorang yang mengacak rambutnya lembut. Sebelum ia menoleh ia menghapus air matanya. Ia adalah Nara. Ia tidak boleh menangis.

“apa yang sedang kau pikirkan?” suara berat itu membuat Nara menolehh. Kyuhyun kini disampingnya. Terlihat raut khawatir pada wajah Oppanya itu. Bukannya berhenti Nara malah semakin terisak. Kyuhyun memeluk Nara, agar Nara lebih tenang.

“Nara merindukan Eonni, Nara merindukan semuanya Oppa, Nara juga merindukanmu Oppa” kata Nara di pelukan Kyuhyun. Setidaknya saat Kyuhyun di sampingnya, ia merasakan lebih tenang. Kyuhyun mendongakkan kepalanya menatap bintang di langit sana.

“nado. Aku juga merindukannya” lirih Kyuhyun. Kemudian ia menatap Nara. Kyuhyun tersenyum.

“Heyy, apakah ini benar dongsaengku hm? Kenapa cengeng sekali sekarang” goda Kyuhyun. Membuat Nara memukul bahu Kyuhyun lalu melepaskan pelukannya.

“dengarkan oppa, kau masih punya Oppa, kita masih punya Eomma dan Appa. Oppa janji akan selalu menjagamu sayang. sudah, jangan menagis lagi. ayo tersenyumlah” Kyuhyun menarik pipi Nara pelan. Nara pun tersenyum.

“gomawo sudah menjadi Oppaku”

“tentu saja Nara-ya. Dan terimakasih kau sudah menjadi adikku. Sekarang kau masuk lalu tidur. Ini sudah malam. Mengerti”

“ckk, Oppa, Nara bukan anak kecil”

“aku tau, bahkan kau juga sudah mulai mengerti cinta. Ck,, bagaimana bisa kau bisa tergila gila dengan Kim Jong Woon yang...”

“Yak Oppa.... DIAM”


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````


Hari sabtu ini, Jongjin dan Nara wisuda. Di kampus kini sudah banyak sekali orang. Acara memang sudah dimulai dari tadi. Bahkan sudah hampir selesai. Tapi tetap saja masih sangat ramai.

“Nara-ya ambilkan sepatuku di ruang ICC ne, ahhh jangan lupa sekalian minumnya” kata Jongjin pada Nara.

“ok, aku pergi dulu Jongjin-ah” pamit Nara.

Narapun pergi ke ruang ICC untuk mengambil sepatu milik Jongjin. Ahh, dasar jongjin, ia memang ceroboh. Bagaiamana sepatunya bisa tertinggal di sana. Untung saja Nara sekarang sedang baik hati, ia melaksanakan tugasnya dengan baik. Inikan hari special. Tentu saja ia sangat senang bisa lulus tahun ini.

“Nara-ya” panggil seseorang di belakang Nara. Narapun menoleh.

“Oh ahjumma” sahut Nara senang karena melihat Im Ahjumma di kampusnya. Ahjumma itu tersenyum.

“anak ahjumma juga wisuda?” tanya Nara.

“ne, oh, jadi kau juga lulus tahun ini juga?”

Nara mengangguk.

“ahh, maaf ya Nara. ahjumma benar benar terburu buru. Ada urusan sebentar”

“’ohh, ne,,, hati hati ahjumma”

Setelah melakukan tugasnya Nara beristirahat. Ia duduk di bawah pohon besar. Membuatnya nyaman dan sejuk. Ia sudah sangat lelah. Lagian acara sudah selesai. Mungkin jika akan pulang orangtuanya atau Kyuhyun akan menghubunginya kan? Untung saja taman itu tak seramai di depan. Jadi ia lebih nyaman di sana.

Happ

Tiba tiba ada sebuah tangan yang menutupi matanya. Membuat ia tidak bisa melihat. Iya sangat tau mungkin ini kerjaan Oppanya atau Jongjin? Ckk, menyebalkan sekali.

“yakk, lepas” teriaknya. Tapi tetap saja tangan itu tak mau menyingkir dari matanya. Ok, sepertinya akan ada pembalasan. Nara menggigit tangan itu dengan kuat.

“AWWWWW” teriak pemilik tangan itu. ok, Nara bisa berteriak senang bisa membalasnya. Tapi apa yang ia lakukan? Ia hanya diam saja menatap depan. Kosong.

Tidak. Itu bukan suara Kyuhyun atau Jongjin... tapi....

Nara menoleh ke belakang.

DEG

Matanya membulat sempura. Jantungnya berdetak lebih cepat. Darahnya juga berdesir cepat. Ini seperti mimpi. Ia mlihat namja yang selama ini ia nantikan. Yesung? Apa ini kenyataan?

Yesung malah sibuk mengelus tangannya yang sakit karena gigitan Nara. apakah terlalu keras? Nara malu sendiri. Ia kira pemilik tangan itu Oppanya. Ohh tidak. Ia tidak seperti yang ia bayangkan, ia akan berteriak senang karena berhasil membuat pemilik tangan itu sakit. Ia malah... malu???

Yesung kini menatap Nara lalu tersenyum.

“anyeonng” sapa Yesung.

Nara masih terpaku. Ia masih diam. Namja itu sangat manis dengan senyumannya. Belum lagi penampilannya yang seharusnya formal malah menggunakan kemeja dan celana pendek di bawahh lutut denagn sepatu putih. Tapi malah membuatnya sangat tampan apalagi dengan rambut coklatnya. Ohh, sadarlah Nara. Dia benar benar Yesung. Yesung? kenapa ia malah lebih tampan setelah kembali.

Yesung mengibaskan tangannya pelan di depan Nara membuat Nara tersadar.

“Ye.. yesung?” kata Nara lirih. Lagi- yesung menampakkan senyuman manisnya.

“haey, Yesung-ah” teriak Kyuhyun dan mendekati Yesung.

“kajja, kau malah disini” lanjut Kyuhyun. kyuhyun langsung merangkul Yesung dan mengajaknya pergi. Kyuhyun menatap Nara sebentar.

“Hey, adikku, kau masuk saja” kata Kyuhyun lagi. Nara masih diam. Kenapa bisa seperti ini? Ia seakan membeku. Tidak bisa berfikir dengan jernih. Gara gara terus memikirkan Yesung.

“sudahlah, Nara mungkin sedang lelah. Kajja. Bye Ra-ya” kata Yesung lalu ia melambaikan tangannya. Kyuhyun dan Yesung berlalu begitu saja. Nara menggelengkan kepalanya. Apa dia sudah gila.

Ia masih melihat punggung Yesung dan Kyuhyun yang semakin menjauh. Yesung menoleh ke arahnya diikuti Kyuhyun

“Nara-ya cukkae” teriak Yesung lalu ia berbaik lagi.

Apa ini? Setelah lama meninggalkan Nara, Yesung pulang hanya bertemu sebentar dan paling parah hanya mengucapkan “anyeong” ”cukkae”. Tapi bagaimana bisa seperti Yesung melumpuhkan otakknya.

Ya ampuun... namja itu telah kembali benar benar telah kembali.
‘namja itu berbahaya’


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````



Pukul 4 sore. Nara berbaring di sofa ruang tengah. Sekali kali ia menggerutu sebal. Heyy. Seharusnya ia senangkan? Hari ini ia sudah lulus dan yang paling membuatnya senang adalah Yesung sudah kembali. Tapi kenyataannya ia malah sangat sebal.

Eommanya hanya menatap Nara bingung karena dari tadi Nara berlaku aneh.

“ada apa sayang?” tanya Eomma membuat Nara sadar.

“ahh, ani Eomma” jawabnya singkat. Ia kembali duduk. Oppanya belum juga pulang. Ya, pasti Oppanya kini sedang bersama teman temannya yang menyebalkan itu.

“aku pulang” kata Kyuhyun yang baru saja datang. Nah benarkan? Baru saja Nara memikirkan Kyuhyun. Namja itu kini sudah pulang. Tapi Nara tak peduli. Ia malah sibuk melihat Tv yang ada di depannya.

“ah, Kyuhyun-ah.. kau pulang” sambut Eomma.

“anyeong ahjumma” sapa namja di belakang Kyuhyun. Mendengar suara itu sontak Nara menoleh.

Yesung?

“Ah, Yesung, kajja kemari. Duduklah” kata Eomma. Yesung tersenyum lalu ia duduk di sebelah Kyuhyun yang memang tadi datang langsung duduk. Nara masih memperhatikan Yesung dalam diamnya. Yesung kini tengah berbincang bincang dengan Eommanya. Ahh ia lupa jika Yesung tadi di kampus sudah bertemu dengan Eommanya.

“kau makin tampan saja setelah pulang” puji Eomma.

“aniya. Ahh, ahjumma bisa saja”

‘tampan apanya? Cih’ gerutu Nara saat mendengar pembicaraan mereka. Nara kini hanya menunduk tak mau lagi melihat Yesung. Entah kenapa ia merasa sakit saat Yesung mengabaikannya. Bahkan Yesung belum sempat menyapanya. Apakah benar sekarang Yesung tak peduli padanya lagi? atau... ah, sebenarnya siapa kau Nara. kau bukan siapa siapa Yesung. kenapa kau jadi marah seperti itu.

Kini malah Nara berniat akan mengabaikan Yesung jika Yesung mengajaknya bicara atau apalah. Pokoknya ia sedang marah dengan namja itu. Ia benci sangat benci. Walau tak dipungkiri jika ia senang Yesung telah kembali.

Nara yang mulai bosan karena tak diajak bicara, ia berdiri dan akan beranjak untuk masuk ke dalam kamarnya.

“ahjumma, bolehkah saja mengajak Nara jalan jalan?” tanya Yesung membuat Nara berhenti. Apa yang yesung katakan? Mengajaknya pergi? Ya Tuhan... Yesung meminta ijin pada ibunya? Apa ia tidak salah dengar?

“ah,, tentu saja” jawab Eommanya.

“ckk, mau apa kau hah?” celetuk Kyuhyun.

“ahjumma bilang boleh” jawab Yesung dengan wajah biasa.

“ckk, Eomma, lihatlah...”

“Ahjumma, saya janji akan menjaga Nara” potong Yesung sebelum ahjumma termakan omongan Kyu. Kyu berdecak kesal. Jadi sekarang Yesung ingin merebut hati Eommanya? Nara masih diam. ahh, kenapa dari tadi ia hanya diam saja. Seharusnya ia ikut proteskan?

“arraseo, jangan pulang terlalu malam ne” nasehat ahjumma.

“nanti di rumah saya ada pesta kecil. Nara juga akan ke sana. Jadi Nara bisa bersama Kyu kok ahjumma. Ah kalau ahjumma mau, ahjumma bisa ikut” tawar Yesung.

Tapi ahjumma menolaknya dengan halus karena ingin di rumah saja. kyuhyun kini juga membiarkan Yesung membawa pergi Nara. ahh, ani. Membawa paksa Nara. karena tadi Naa menolaknya tapi malah di tarik oleh Yesung sehingga mau tidak mau Nara ikut.

Sebenarnya bukannya Nara tidak mau ikut, tapi kan dia belum persiapan. Bahkan ia masih menggunakan baju biasa. Dalam lubuk hati yang paling dalam, ia sebenarnya ingin tampil special di hadapan Yesung. tapi.. ah sudahlah. Semoga ia masih terlihat cantik. Ckk, tentu saja. Walau hanya berpenampilan bisa Nara tetap terlihat sangat cantik.

“kajja masuk” suruh Yesung membuka pintu mobilnya. Nara menerjabkan matanya. Tunggu. Mobil? Apakah Yesung kini sudah bisa menyetir? Ia mendongakkan kepalanya memandang Yesung. Yesung membalasanya dengan mengangguk.

Dengan takut, Nara duduk di depan. Yesung perlahan menjalankan mobilnya. Jantung Nara berdetak lebih kencang. Ia sangat takut.

“kau takut?” tanya Yesung lirih. Nara menoleh sebentar. Lalu memalingkan wajahnya. ‘ya. Aku takut’ tapi Nara tak bisa mengatakan itu. Nara menggeleng pelan. Ya, tapi ia berusaha menghilangkan ketakutan itu karena Yesung kini terlihat lincah menyetir.

Sepanjang perjalanan mereka saling diam. Canggung. 2 tahun lebih mereka tidak bertemu. Dan awal pertemuan bahkan tidak ada yang menarik. Nara melihat kaca spion. Dari sana ia bisa melihat Yesung yang dengan santainya menyetir mobil. Yesung sangat tampan. Bahkan lebih tampan dibanding terakhir Nara melihat Yesung. Bahkan dalam 2 tahun ini Yesung tak sedikitpun menampakkan perubahan wajahnya yang kini masih terlihat sangat muda. Yesung sangat mempesona.

Nara menunduk saat Yesung juga memandangnya dari arah spion. Apa ia ketahuan mencuri curi pandang. Ahh, jangan sampai.

“Yesung menepati janji untuk Nara” lirih Yesung tapi masih bisa di dengar oleh Nara. Nara mendongakkan kepalanya agar bisa melihat Yesung. Tapi Yesung masih memandang ke depan.

“Yesung akan mengajak Nara berjalan jalan dengan mobil. Aku menepatinya. Walau sangat sulit menghilangkan trauma itu” kata Yesung lagi. Kata kata itu membuat Nara bergetar. Jadi Yesung masih ingat dengan janjinya? Yesung berlatih menyetir demi memenuhi janjinya?

“Yesung-ah.. kau...”

“sudah sampai. Ayo turun” potong Yesung.

Nara menghela nafasnya. Lalu ia turun dari mobil Yesung. Nara kaget saat yesung mengandeng tangannya. Tapi lagi lagi Nara hanya menurut. Yesung dan Nara melangkahkan kakinya melewati jalan dengan pohon pohon besar di kanan kiri jalan itu. terlihat matahari yang sudah berwarna jingga. Menandakan akan segera tenggelam.

Sepanjang perjalan Nara hanya menunduk ia mendongak saat tiba tiba Yesung berhenti. Nara melihat ke depan. Mulutnya menganga. Benar benar indah. Sangat indah malah. Tempat itu seperti bukit yang tidak terlalu tinggi. Dan di sana ia bisa melihat matahari yang akan segera tenggelam. Nara bahkan belum pernah datang ke sana. Sepertinya tempat itu memag tak banyak dikunjungi orang mengingat sekarang di sana hanya mereka berdua. Ah, tidak, sebenarnya ada orang tapi jaraknya jauh dari mereka.

“Nara suka?” tanya Yesung lembut tapi ia masih melihat ke arah depan. Tak ada jawaban dari Nara. Yesung memandang Nara sekilas. Nara ternyata masih sibuk melihat matahari yang ada di depannya. Yesung memandang ke depan lagi.

“apakah Nara merindukanku?”

Bukannya menjawab Nara malah menundukkan kepalanya. Yesung mengerutkan dahinya, aneh. Terlihat bahu Nara yang bergetar. Menyadarkan Yesung bahwa Nara kini tengah menangis.

Yesung memegang dagu Nara dan mendongakkan kepala Nara agar menatapnya. Dilihatnya air mata Nara yang membasahi pipinya. Perlahan Yesung menghapus air mata itu. Yesung ikut bergetar. Ia sakit melihat Nara menangis. Apa ia keterlaluan? Apa salahnya?

Srtttt.....

Nara tidak tahan lagi. Ia langsung memeluk Yesung erat. Inilah yang ia ingin dari tadi. Ia ingin sekali memeluk Yesung. Melampiaskan kerinduannya. Yesung membalas pelukan Nara.

“Nara sangat merindukan Yesung, sangat” kata Nara dengan terisak. Ok, Nara harus membuang jauh jauh rasa malunya saat mengatakan itu. Yesung tersenyum melihatnya.

“aku tau” jawab Yesung.

“Yesung jahat.. hiks... Yesung jahat. Yesung bodoh. Kau bodoh, idiot, aku membencimu” Nara memukul mukul bahu Yesung meluapkan emosinya. Ia tidak tahan lagi menahannya. Selama ini ada yang mengganjal di hatinya. Ia ingin melepaskannya. Mungkin dengan begini Nara akan serasa lebih baik.

Nara terus saja mengatai Yesung tapi Yesung hanya diam menerima perlakuan Nara. Ia terima semua yang Nara katakan padanya. Ia memang pantas menerima semua itu. Ia sudah menyakiti Nara. Apapun Yesung terima asalkan Nara mau memaafkannya.

“Nara-ya..”

“Aku membencimu... hiks, kau bodoh, kau..”

“ne, aku sangat bodoh. Sangat bodoh. Aku jahat Nara-ya. Mianhae” kata Yesung sambil memeluk Nara.

“menangislah sepuasnya jika Nara ingin menangis, katakan semua yang Nara ingin katakan, tapi setelah ini Nara harus mendengarkan Yesung”

Nara melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya. Yesung sedikit merapikan rambut Nara yang berantakan. Ia memandang tepat pada manik mata Nara membuat jantung Nara berdetak lebih cepat dan darahnya berdesir. Tatapan Yesung mampu membuatnya tenang. Yesung tersenyum.

“kenapa Nara sekarang menjadi cengeng hmm? Lihatlah, Nara kini sudah dewasa. Nara sudah berubah. Nara tau, 2 tahun ini Yesung sangat merindukan Nara. sangat”

“bohong,, kau pembohong”

“Ani”



SKIP


Yesung dan Nara sudah sampai di depan rumah Yesung. Di dalam terlihat sudah banyak orang yang berkumpul. Jongjin, Donghae, Leeteuk, Kyuhyun, Eunhyuk, Jina, Euna, Ryeowook. Yesung menarik tangan Nara dan membawanya masuk.

“Hya... kenapa baru datang hah?” teriak Donghae kesal.

“itu bukan urusanmu Dokter Lee” balas Yesung. Donghae meninju pundak Yesung pelan.

“Yesung-ah, aku akan menghabiskan semuanya” canda Leeteuk sambil tertawa.

“Oppa, bongoshipo” sambut Euna lalu memeluk Yesung. Yesung tersenyum lalu membalas pelukan Euna. Nara yang melihatnya menyadari satu hal, Yesung sedikit berubah. Kini ia lebih banyak tersenyum tidak seperti dulu yang sangat dingin.

“nado. Aku juga sangat merindukan sepupuku yang sangat cerewet ini”

Euna mengercutkan mulutnya sebal dengan perkataan Yesung. Lalu ia menarik hidung Yesung keras hingga Yesung kesakitan. Yesung mengelus hidungnya yang sakit. Tapi ia senang melihat Euna tertawa. Yesung memang tau apa yang terjadi dengan Eunhyuk dan Euna. Bahkan saat Yesung pulang kemarin malam langsung memarahi Eunhyuk. Eunhyuk memang keterlaluan.

Yesung melihat Eunhyuk yang juga sedang melihatnya. Yesung seolah mengatakan ‘yeoja ini yan telah Eunhyuk sakiti. Yeoja manis yang terlalu polos. Kau sangat bodoh Hyukie’. Dan tatapan Hyuk juga sakan menjawab ‘ya, aku bodoh Hyung. Aku sangat menyesal’

“Ommo, Nara-ya kau datang bersama Yesung Oppa?” tanya Euna mendekati Nara.

“ne, ahh, Eonni juga di sini”

Nara dan Euna saling tersenyum. Tak lama setelah iitu pandangan Nara jatuh pada seorang yeoja paruh baya yang tengah membawa makanan dan meletakkannya di meja. Im Ahjumma? Kenapa bisa ada di rumah Yesung?

“ohh, ahjumma” sapa Nara sambil mendekati Im Ahjumma.

“ahh, Nara-ya, aku sudah datang” jawab ahjumma.

“kenapa Ahjumma disini”

“heyy, yeoja setan. Tentu saja Eommaku berada di sini” jawab Jongjin.

Ckk, Nara berdecak kesal saat Jongjin mengatainya yeoja setan. Selalu saja namja itu menjelek jelekkannya. Tapi... ada yang lebih aneh dari kata kata Jongjin...

DEG

“MWO? Eomma?”

Nara membulatkan matanya. Apa? jongjin mengatakan apa? jika Im Ahjumma adalah Eommanya. Jadi Im Ahjumma juga Eomma dari... Y-e-s-u-n-g?

Mampus. Ohh, kini pipi Nara berubah jadi merah. Sial. Ia sangat malu. Jadi selama ini Nara curhat jika ia menunggu seseorang dari London itu adalah Eomma Yesung. ya Tuhan. Jika ia bisa sulap, ia akan menghilangkan dirinya saat itu juga. Ahh, ini memalukan.

“ne, Nara-ya, ahh, ahjumma lupa bilang padamu” Eomma Yesung melirik Yesung sebentar. Yesung dan tengah menahan tawanya melihat wajah Nara yang berubah memerah. Sedangkan Jongjin? Anak itu sudah tertawa terbahak bahak. Ahjumma menggeleng pelan melihat kelakuan nakal anaknya. ‘nappeun’

“lihat hyung, Nara seperti udang rebus. Hahah” ejek Jongjin.

Nara menutup wajahnya. Sial. Awas saja Jongjin. Akan Nara cekik lehernya. Ahh, tapi ini bukan waktu yang tepat.

“ommo, kau malu Nara-ya? Apa jangan jangan namja yang Nara tunggu itu Yesung?”

BLUS

Perkataan Ahjumma sukses membuat Nara bertambah malu. Nara menutup matanya. Sial. Kenapa ia tidak menyadari sebelumnya jika Im Ahjumma adalah ibunya Yesung?

“Nara menunggu Yesung? ohh, manis sekali” timpal Yesung.

‘Eomma. Appa, Nara maluuuu’

Ahjumma menyenggol bahu Yesung agar Yesung berhenti menggoda Nara.

“ahh, jangan hiraukan anak nakal itu. kajja Nara-ya makan, kau pasti lapar” akhirnya Nara dan Ahjumma meninggalkan Yesung dan Jongjin.

Pletak,,, 
jitakan itu sukses membuat Jongjin berhenti tertawa.

“yak appo hyung” protes Jongjin saat Yesung menjitak kepala Jongjin. Ia mengelus kepalanya sebelum akhirnya benjol. Jahat sekali. Sebenarnya Yesung adalah hyungnya bukan sih.

“jangan menggodanya, Arra”

“ckk, Hyung, apa perlu aku ambilkan kaca hah? Kau tadi juga menggodanya”

“jinja?”

“pabo...”

“mwo? Apa yang kau katakan?” teriak yesung tapi sebelum ada apa apa dengan kepalanya, Jongjin segera melarikan diri.

“Yakk, Jongjin-ah,, awas kau”


`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````



2 minggu ini Yesung sudah mulai bekerja di kantor. Ia kini sudah resmi menjadi CEO di sana. Ah, senangnya, walaupun pekerjaannya membuatnya sangat pusing. Kini Eommanya tak perlu bekerja lagi. Yesung kini adalah tulang punggung keluarga. Ia tak akan lagi membiarkan Eommanya sibuk dengan urusan kantor. Cukup dulu saja Eommanya bekerja keras.

Jam kini sudah menunjukkan pukul 5 sore. Yesung menghela nafasnya saat ia sudah menyelesaikan tugasnya. Ia menyenderkan kepalanya pada kursi. Ah nyaman sekali. Perlahan matanya tertutup. Istirahat sejenak tidak salahkan?

Cklek...

Suara pintu yang dibuka keras membuat Yesung membuka matanya. Menyebalkan sekali jika ada seseorang yang masuk tidak mengetuk pintu. Pasti kerjaan teman temannya atau Jongjin?

“yak, Yesung-ah, kenapa kau belum pulang hah?” Yesung menerjabkan matanya saat mengetahui Eommanya yang masuk. Tunggu, eommanya tidak sendirian. Ia bersama Nara. Yesung sebenarnya ingin bersorak melihat Nara. tapi ia tidak mungkin melakukannya. Ia pun hanya bersikap biasa saja. Dilihatnya Nara hanya diam dan mengikuti Eommanya untuk masuk.

“ckk, kau seharusnya pulang. Bahkan Eomma sudah mengajak Nara ke rumah. Tapi malah kau sendiri belum pulang” protes Eommanya.

“Eomma, Yesung kan...”

“ahh, sudahlah jangan beralasan. Ahh Nara-ya lihatlah kelakuan Yesung. dia bahkan sering sekali membangkang Eommanya. Kau jangan menirunya. Arra?”

Nara terkekeh mendengarnya. Sedangkan Yesung. Ia sebenarnya kesal. Bagaimana bisa Eommanya malah menjelekkannya di depan Nara. Ommo. Kasian sekali nasibnya.

“Eomma,” protes Yesung. Yesung menoleh ke arah Nara.

“kenapa mengajak yeoja jelek itu Eomma?” tanya Yesung. Nara mendelik. Apa? yeoja jelek? Apakah ia yang dimaksud.

“lihatlah ahjumma, Yesung Oppa mengejekku” manja Nara pada Eommanya. Yesung melongo. Mwo? Kenapa Nara kini bersikap seolah ia adalah anak Eommanya. Dan bagaimana bisa Nara bersikap seperti itu pada Eommanya. Memang Yesung awalnya senang karena kedekatan Nara dan Eommanya. Tapi sialnya malah keterlaluan dekat dan bahkan ia sendiri yang diacuhkan Eommanya dan Eommanya hanya perhatian pada Nara. Sebenarnya siapa anaknya?

Dan apa yang Nara bilang? Oppa? cihh, sok manis. Padahal didepannya ia tak pernah memanggilnya dengan sebutan itu.

“Jangan dengarkan dia Nara-ya. Mungkin dia iri dengan kecantikanmu” jawab Eommanya. Yesung semakin melongo. Lihatlah. Eommanya lebih membela Nara? ya Tuhan.. ok memang diakui jika Nara memang cantik. Sangat cantik malah. Tapi itu membuat Yesung membencinya, pesona Nara membuat banyak namja yang suka padanya.

Jika kalian tanya apa hubungan Nara dan Yesung? entahlah. Mereka sendiri tidak tau. Sampai sekarang Yesung belum juga menyatakan perasaanya pada Nara. Padahal dalam hati Nara ingin sekali Yesung cepat mengatakannya. Apa ini? Menggantung tak jelas.

“huh, Eomma sebenarnya siapa anak Eomma hah? Kenapa malah yeoja itu yang dibela. Menyebalkan. Jadi kenapa Eomma kemari? Yesung kan sudah bilang jika Eomma di rumah saja”

“Eomma ingin jalan jalan saja. bosan dirumah terus. Sebenarnya tadi ingin mengantar Nara pulang. Tapi mampir dulu ke sini”

Yesung berdiri dari duduknya. Lalu menyambar jas yang tersampir di kursi.

“ahh, biar Yesung saja yang mengantarnya. Kajja. Eomma pulang dulu. Anyeong” kata Yesung sambil menarik Nara tanpa menunggu Eommanya menjawab. Eommanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya.



SKIP


Yesung dan Nara kini berada di sebuah restoran di dekat sungai Han. Mereka menikamati makanan masing masing. Yesung dan Nara memang jarang sekali bertemu. Untung saja tadi pekerjaan Yesung sudah selesai jadi ia bisa mengajak Nara jalan.

Yesung sesekali melirik ke arah Nara. Yesung melepaskan jasnya lalu memberikannya pada Nara. Nara mengerutkan dahinya tidak mengerti.

“pakailah, lihatlah, bahumu sedikit terbuka, lagian ini sudah hampir malam. Kau tak ingin sakitkan?”

Nara mendengus kesal lalu meyambar jas Yesung kesar.

“apa ini, seharusnya dia memakaikan untukku. Dasar namja dingin” gerutu Nara.

“aku mendengarnya Noona Cho. Ahh dan satu lagi, jika kau berpergian jangan menggunakan baju seperti itu apalagi mengikat rambutmu”

“ckk, memang kau siapa? Aku suka memakainya. Mungkin aku terlihat lebih cantik. Mungkin saja nanti ada namja yang melirikku dan aku akan segera punya namjachingu”

“MWO?” teriak Yesung tidak terima membuat Nara berhenti makan dan melihat Yesung yang sepertinya emosi. Biar saja. lagian Nara juga asal bicara.

“ckk, sekali lagi kau mengatakan itu habis kau Cho Nara. Kau calon istriku dan 3 minggu lagi kita menikah. Jadi jangan macam macam. Arra?”

“mwo?”
Perkataan Yesung sukses membuat Nara kaget. Hey? 3 minggu? menikah? Apakah namja di depannya gila?

“ne, jadi persiapkan dirimu Sayang, kau harus menikah denganku”

Bulu kuduk Nara bergidik ngeri mendengarnya. Apa namja ini baru saja melamarnya? Ah tidak lebih tepatnya memaksanya. Apalagi dengan memanggil Nara dengan sebutan sayang? cihh.

“Shireo. Aku tidak mau menikah denganmu” tolak Nara.

“tidak, kau harus mau”

“ckk, apa apaan. Ini. Seharusnya ia melamarku dengan memberikan cincin dan bunga. Tapi apa ini. Namja itu benar benar tidak romantis” gumam Nara lirih. Yesung masih bisa mendengarnya. Yesung tersenyum sinis.

“aku tak peduli. Kau harus menikah denganku”

“Shireo”

“ok, sepertinya aku akan kembali menciummu disini seperti dulu di kampus. Ahh, aku ingin tau bagaimana rasa bibirmu sekarang apakah...”

“Yakkkk, Kim Jong Woon”

“mau atau tidak?”

“yak ini pemaksaan”

“aku tidak peduli”

“dasar namja aneh. Kau bahkan belum bilang pada orang tuaku”

“siapa bilang? bahkan aku sudah melamarku sebelum aku berangkat ke London. Dan orang tuamu merestuinya” jelas Yesung.

Tunggu? Apa ini? Namja itu benar benar gila? ternyata ia sudah dilamar 2 tahun yang lalu? Dan ia tidak tau? Orangtuanya bersekongkol dengan namja gila ini. Ya Tuhan. Ia bisa ikut gila jika terus bersama namja ini.

Yesung kembali menarik tangan Nara.

“diam berarti setuju. Cha, kita pulang calon istriku. Aku tidak mau dimarahi calon mertuaku jika kau pulang terlmbat” Yesung tersenyum.

“dasar namja pemaksa. Aku bilang aku tidak ma.. mmmpfttttttttt”
Sebelum ditolak lagi dengan cepat Yesung membungkam bibir Nara.

“Dengarkan aku. Aku memang bukan namja yang romantis, tapi percayalah Yesung sangat mencintai Nara. Sangat. Sharanghae Cho Nara. Jeongmal Saranghae”

‘tapi apapun yang Yesung Oppa lakukan, tetap saja manis menurut Nara. Nado Sharanghae Yesung, Yesung Oppa.’ 






END

0 komentar:

Posting Komentar