Only Hope
PART 11 END
Judul : Only Hope
Author : Lilian Nay Clouds
Genre : Sad Romance
Length : Chaptered
Cast :
Kim Jong Woon (Yesung)
Lee Hyuk Jae (Eunhyuk)
Kim Jong Jin (Jongjin)
Shin Yemi (Yemi)
Cho Nara (Nara)
Lee Donghae (Donghae)
Kim Eun Soo (Euna)
Link sebelumnya :
TARA... aku kembali... ahh tidak terasa sudah END. sebenarnya mau dibuat lebih panjang tapi gag jadi. hehe, ceritanya jadi gaje gini. yasudah.. selamat membaca..
“Sampai
kapan aku harus menunggumu?”
Beberapa bulan kemudian.......
Sore yang indah bukan? Entahlah, indah di
mata siapa? Ia sangat pusing memikirkan tugas akhirnya. Tapi untung saja sudah
selesai. Kini ia tinggal menunggu wisudanya. Ahh sudah tidak sabar menunggu
hari itu.
Sore ini memang Nara masih ada di kampus.
Bukan hanya Nara. Banyak juga orang orang yang masih di sana. Inilah kebiasaan
mereka. Menghabiskan waktu untuk bermain atau hanya berdiam diri di kampus.
“Kita kemana lagi sekarang?” tanya Hani di
sebelah Nara. Nara menatap Hani seklias. Bahkan ia juga tidak tau mau kemana.
Ahhh, ia benar benar capek.
“Bagaimana kita duduk dulu?” saran Nara
langsung diiyakan oleh Hani. Mereka duduk di sekitar taman. Tapi mereka tidak
duduk di taman melihat cuaca yang masih panas.
“ohh ye, aku lupa. Ada titipan buatmu” kata
Hani sambil mengambil bingkisan dari tasnya. Dahi Nara berkerut, bingkisan
lagi? Dari siapa?
Nara menerimanya dan membuka bingkisan itu.
Nara tersenyum ketika melihat coklat di dalamnya. Ahhh... pas sekali. Hani
menggelengkan kepalanya melihat kebiasaan temannya itu. dasar maniak coklat.
Nara langsung membuka dan memakannya. Tapi ia tak lupa membaginya dengan Hani.
“Nara-ya.. baca suratnya. Kau tak
penasaran?” tanya Hani sambil mengambil surat di dalam bingkisan. Nara
menggeleng. Ahh itu hal biasa. Mungkin hanya surat cinta. Nara memang tak
pernah menanggapi hal semacam itu. memang tak dipungkiri banyak namja yang menyukainya.
Tapi Nara tetap saja cuek.
Hani pun membuka surat itu lalu membacanya.
Ia tau jika Nara tidak mungkin membaca surat itu. Yeoja itu memang cueknya
keterlaluan.
‘Nara-ya... aku menunggumu besok di belakang
kampus. Aku mohon datang ya. YoungJae’
“ohh, dari Yongjae lagi. apa aku harus
berterima kasih ya?” tanya Nara.
“ckk, kau ini tak punya perasaan. Youngjae
kasian tau. Lagian kau tak boleh seperti itu walau kau tak suka dengannya. Apa
gara gara kau sangat menggemari pengeranmu yang dingin itu jadi kau tertular.
Ommo...”
“yak apa kau bilang? Jika ia dengar kau bisa
dicincangnya”
“tapi sayangnya dia tak mungkin dengar
Ra-ya”
Nara berdecak kesal. Emmang benar apa kata
Hani. Namja itu tak mungkin dengar. Nara menghembuskan nafasnya. Menunggu
memang hal yang menyebalkan. Seperti yang ia lakukan sekarang. Menunggu hal yang
tidak pasti. Ia lelah. Apa saatnya ia harus ‘move on’. Hey yang benar saja.
tapi tidak ada salahnya kan di coba. Bisa saja namja yang ia tunggu sudah punya
yeoja. Tau yang paling parah punya istri. Owhh, yang benar saja. Heyy, Nara,
jika kau memikirkannya lama lama kau bisa gila.
Nara memakan kasar coklatnya. Ok,,, menerima
Youngjae apa salahnya. Lagian namja itu tampan. Baik? boleh juga. Lihat saja.
Ia akan buktikan jika ia bisa hidup tanpa namja menyebalkan yang selalu
mengganggu pikirannya.
“Hani-ya... sepertinya aku akan menemuinya”
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Keesokan hari...
Nara berjalan mendekati namja yang bernama Youngjae.
Yaoungjae memang belum menyadari jika Nara akan datang. Sudah 3 kali ia menyatakan
perasaannya pada Nara tapi tetap saja ia ditolak menah mentah seperti namja
yang lain. Jadi hari ini ia juga tidak berharap
“Anyeong” sapa Nara sambil menunjukkan
senyum manisnya. Mendengar itu Youngjae langsung menoleh. Ia keget melihat Nara
datang. Apa ia tidak sedang bermimpi? Nara benar benar datang?
“sudah lama?” Tanya Nara setelah ia juga
ikut duduk di samping Yongjae.
“ani, ohh, Nara-ya kau benar benar
datang?”
“ne kau lihat sendirikan?”
Youngjae tersenyum senang. Sangat senang malah.
Mereka berbincang bincang sebentar. Entahlah apa yang mereka bicarakan itu
tidak penting. Mereka tidak tau jika ada 3 namja yang dari tado memperhatikan
mereka.
“Jadi Nara-ya, maukah kau menerimaku?
Please” kata Yongjae lembut. Ia berharap dengan sangat jika nara menerimanya.
Nara tersenyum sebelum menjawabnya.
“ne” kata Nara mantap. Youngjae lagi lagi
kaget dan tidak percaya. Ia bersorak gembira dalam hati. waw. Seorang Nara
menerimanya. Bukankah itu menakjubkan?
“Hya.... jangan dengarkan yeoja tengik itu”
teriak seorang namja yang tak lain adalah Eunhyuk.
Nara dan Youngjae sontak menoleh. Ada 3
namja yang kini mendekati mereka. Eunhyuk, Donghae, dan Jongjin. Nara
mengerutkan dahinya. Eunhyuk dan Donghae kenapa ada di sini? dan apa yang
Eunhyuk bilang? Yeoja tengik? Hey, yang benar saja.
Youngjae sedikit membungkukkan kepalanya
menyapa Donghae dan Eunhyuk yang notabenya adalah Sunbaenya dulu. Sedangkan
Nara? ia masih terlihat kesal.
“hey kau jangan dekati Nara lagi. Dia itu
yeojachinguku. Arra??” kata Donghae yang sukses membuat Nara membelalakkan
matanya. Youngjae? Ahh, ia tak mungkin percaya begitu saja.
“Iyakan Chagi?” kata Donghae sambil merangkul
Nara. Nara berusaha memberontak tapi tak bisa.
“Sunbae. Kau tadi dengar bukankah Nara...”
“pergi sebelum terjadi apa apa padamu”
ancam Eunhyuk. Nara tak bisa apa apa karena kini mulutnya dibungkam oleh
Donghae. Ckkk, menyebalkan sekali siiihh. Kan kasian Youngjae -_-
“Sunbae...”
“Youngjae-ya.. kusarankan kau pergi saja.
Kau tau? Donghae dan Eunhyuk hyung sangat galak. Mereka bisa saja mencakarmu.
Mereka itu keturunan srigala” kata Jongjin santai sambil duduk di sebelah
Youngje.
“Mwo?” teriak Eunhae bersamaan.
Nara kini hanya bisa pasrah. Dasar pemaksa
sekali. Kenapa bisa Kyuhyun, Oppanya juga terlibat dalam kelompok c5.
Mengerikan. Sebenarnya Donghae dan Eunhyuk malas mengurusinya, tapi mengingat
nyawa mereka tidak akan selamat lagi jika membiarkan Nara menjadi milik orang
lain. Siapa lagi yang mengancam kalau bukan si alien itu (Yesung). walau jauh bukan berarti Nara lepas darinya bukan?
Youngjae masih melawan. Tapi lama kelamaan
Youngjae akhirnya menyerah dan memilih meninggalkan mereka. Donghae pun
melepaskan Nara. Nara, bisa ditebak kini ia marah marah dengan mereka. Akhirnya
mereka menarik Nara untuk ikut pulang bersama.
Donghae, Eunhyuk dan Nara kini sedang
berada di perjalanan pulang. Jongjin tidak ikut karena ada latihan band untuk
acara wisuda. Di mobil Nara masih saja diam tak mau bicara. Ia masih kesal
dengan keuda ikan itu. Seenaknya saja mengusir Youngjae.
“ommo, Nara-ya. Jangan marah begitu. Kau terlihat
jelek” goda Eunhyuk.
“aku tak peduli. Aku sedang kesal”
“ckk, Nara-ya. Kau itu tak boleh berpacaran
dulu. Kau itu masih kecil. Arra” Donghae ikut menimpali.
“diam kau Oppa” marah Nara.
Donghae yang mendapatkan omelan itu malah
terkekeh. Donghae mengeluarkan ponselnya. Lagian ia bisa santai karena Eunhyuk
yang menyetir di depan. Sedangkan ia menemani Nara di belakang. Mata Donghae
membulat saat melihat sebuah MMS masuk dengan foto Eunhyuk dengan seorang
yeoja. Oh tidak, ia yakin ini adalah masalah yang sangat besar.
“Hyukie, berhenti dulu” perintah Donghae.
Eunhyukpun menurutinya. Donghae memperlihatkan foto itu. Eunhyuk kaget bukan
main. Tidak itu tidak benar.
“kau...”
“tidak hae, aku dijebak. Sial.” Potong
Hyuk. Nara hanya diam tak mengerti. Kenapa Hae dan Hyuk terlihat sangat serius.
Yang paling ia tidak mengerti saat Donghae meminta Nara turun bersamanya dan
Eunhyuk pulang sendiri. Sebenarnya ada apa? Nara yakin Eunhyuk pasti sedang ada
masalah dengan Euna.
(BACA ANGEL -Eunhyuk Euna-)
Akhirnya Nara pulang dengan Donghae menggunakan
taksi.
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Nara memandang bintang bintang yang ada di
langit. Indah. Sangat indah. Andai saja Nara bisa mangambil salah satunya. Tapi
itu tidak mungkin. Nara tersenyum sendiri memikirkannya. Tiba tiba ia merasakan
hampa di malam itu. darahnya berdesir cepat. Apa yang sebanrnya ia rasakan saat
ini. Ia merasakan rindu. Sangat rindu. Ia merindukan Ahra. Eonninya. Ia
merindukan Yesung merindukan semuanya. Kenangan masa lalu yang menyenangkan.
Tak terasa kini ia sudah berumur 22 tahun.
Ia sudah dewasa. Tapi ia masih merasakan jika ia masih seperti anak kecil.
Entah kenapa matanya terasa hangat. Air matanya tiba tiba keluar begitu saja.
Ia merasakan seseorang yang mengacak rambutnya
lembut. Sebelum ia menoleh ia menghapus air matanya. Ia adalah Nara. Ia tidak
boleh menangis.
“apa yang sedang kau pikirkan?” suara berat
itu membuat Nara menolehh. Kyuhyun kini disampingnya. Terlihat raut khawatir
pada wajah Oppanya itu. Bukannya berhenti Nara malah semakin terisak. Kyuhyun
memeluk Nara, agar Nara lebih tenang.
“Nara merindukan Eonni, Nara merindukan
semuanya Oppa, Nara juga merindukanmu Oppa” kata Nara di pelukan Kyuhyun.
Setidaknya saat Kyuhyun di sampingnya, ia merasakan lebih tenang. Kyuhyun
mendongakkan kepalanya menatap bintang di langit sana.
“nado. Aku juga merindukannya” lirih
Kyuhyun. Kemudian ia menatap Nara. Kyuhyun tersenyum.
“Heyy, apakah ini benar dongsaengku hm?
Kenapa cengeng sekali sekarang” goda Kyuhyun. Membuat Nara memukul bahu Kyuhyun
lalu melepaskan pelukannya.
“dengarkan oppa, kau masih punya Oppa, kita
masih punya Eomma dan Appa. Oppa janji akan selalu menjagamu sayang. sudah,
jangan menagis lagi. ayo tersenyumlah” Kyuhyun menarik pipi Nara pelan. Nara
pun tersenyum.
“gomawo sudah menjadi Oppaku”
“tentu saja Nara-ya. Dan terimakasih kau
sudah menjadi adikku. Sekarang kau masuk lalu tidur. Ini sudah malam. Mengerti”
“ckk, Oppa, Nara bukan anak kecil”
“aku tau, bahkan kau juga sudah mulai
mengerti cinta. Ck,, bagaimana bisa kau bisa tergila gila dengan Kim Jong Woon
yang...”
“Yak Oppa.... DIAM”
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Hari sabtu ini, Jongjin dan Nara wisuda. Di
kampus kini sudah banyak sekali orang. Acara memang sudah dimulai dari tadi.
Bahkan sudah hampir selesai. Tapi tetap saja masih sangat ramai.
“Nara-ya ambilkan sepatuku di ruang ICC ne,
ahhh jangan lupa sekalian minumnya” kata Jongjin pada Nara.
“ok, aku pergi dulu Jongjin-ah” pamit Nara.
Narapun pergi ke ruang ICC untuk mengambil
sepatu milik Jongjin. Ahh, dasar jongjin, ia memang ceroboh. Bagaiamana
sepatunya bisa tertinggal di sana. Untung saja Nara sekarang sedang baik hati,
ia melaksanakan tugasnya dengan baik. Inikan hari special. Tentu saja ia sangat
senang bisa lulus tahun ini.
“Nara-ya” panggil seseorang di belakang
Nara. Narapun menoleh.
“Oh ahjumma” sahut Nara senang karena
melihat Im Ahjumma di kampusnya. Ahjumma itu tersenyum.
“anak ahjumma juga wisuda?” tanya Nara.
“ne, oh, jadi kau juga lulus tahun ini
juga?”
Nara mengangguk.
“ahh, maaf ya Nara. ahjumma benar benar
terburu buru. Ada urusan sebentar”
“’ohh, ne,,, hati hati ahjumma”
Setelah melakukan tugasnya Nara
beristirahat. Ia duduk di bawah pohon besar. Membuatnya nyaman dan sejuk. Ia
sudah sangat lelah. Lagian acara sudah selesai. Mungkin jika akan pulang
orangtuanya atau Kyuhyun akan menghubunginya kan? Untung saja taman itu tak
seramai di depan. Jadi ia lebih nyaman di sana.
Happ
Tiba tiba ada sebuah tangan yang menutupi matanya.
Membuat ia tidak bisa melihat. Iya sangat tau mungkin ini kerjaan Oppanya atau
Jongjin? Ckk, menyebalkan sekali.
“yakk, lepas” teriaknya.
Tapi tetap saja tangan itu tak mau menyingkir dari matanya. Ok, sepertinya akan
ada pembalasan. Nara menggigit tangan itu dengan kuat.
“AWWWWW” teriak pemilik tangan itu. ok,
Nara bisa berteriak senang bisa membalasnya. Tapi apa yang ia lakukan? Ia hanya
diam saja menatap depan. Kosong.
Tidak. Itu bukan suara Kyuhyun atau
Jongjin... tapi....
Nara menoleh ke belakang.
DEG
Matanya membulat sempura. Jantungnya
berdetak lebih cepat. Darahnya juga berdesir cepat. Ini seperti mimpi. Ia
mlihat namja yang selama ini ia nantikan. Yesung? Apa ini kenyataan?
Yesung malah sibuk mengelus tangannya yang
sakit karena gigitan Nara. apakah terlalu keras? Nara malu sendiri. Ia kira
pemilik tangan itu Oppanya. Ohh tidak. Ia tidak seperti yang ia bayangkan, ia
akan berteriak senang karena berhasil membuat pemilik tangan itu sakit. Ia
malah... malu???
Yesung kini menatap Nara lalu tersenyum.
“anyeonng” sapa Yesung.
Nara masih terpaku. Ia masih diam. Namja
itu sangat manis dengan senyumannya. Belum lagi penampilannya yang seharusnya
formal malah menggunakan kemeja dan celana pendek di bawahh lutut denagn sepatu
putih. Tapi malah membuatnya sangat tampan apalagi dengan rambut coklatnya.
Ohh, sadarlah Nara. Dia benar benar Yesung. Yesung? kenapa ia malah lebih
tampan setelah kembali.
Yesung mengibaskan tangannya pelan di depan
Nara membuat Nara tersadar.
“Ye.. yesung?” kata Nara lirih. Lagi-
yesung menampakkan senyuman manisnya.
“haey, Yesung-ah” teriak Kyuhyun dan
mendekati Yesung.
“kajja, kau malah disini” lanjut Kyuhyun.
kyuhyun langsung merangkul Yesung dan mengajaknya pergi. Kyuhyun menatap Nara
sebentar.
“Hey, adikku, kau masuk saja” kata Kyuhyun
lagi. Nara masih diam. Kenapa bisa seperti ini? Ia seakan membeku. Tidak bisa
berfikir dengan jernih. Gara gara terus memikirkan Yesung.
“sudahlah, Nara mungkin sedang lelah.
Kajja. Bye Ra-ya” kata Yesung lalu ia melambaikan tangannya. Kyuhyun dan Yesung
berlalu begitu saja. Nara menggelengkan kepalanya. Apa dia sudah gila.
Ia masih melihat punggung Yesung dan
Kyuhyun yang semakin menjauh. Yesung menoleh ke arahnya diikuti Kyuhyun
“Nara-ya cukkae” teriak Yesung lalu ia
berbaik lagi.
Apa ini? Setelah lama meninggalkan Nara,
Yesung pulang hanya bertemu sebentar dan paling parah hanya mengucapkan
“anyeong” ”cukkae”. Tapi bagaimana bisa seperti Yesung melumpuhkan otakknya.
Ya ampuun... namja itu telah kembali benar
benar telah kembali.
‘namja itu berbahaya’
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
Pukul 4 sore. Nara berbaring di sofa ruang
tengah. Sekali kali ia menggerutu sebal. Heyy. Seharusnya ia senangkan? Hari
ini ia sudah lulus dan yang paling membuatnya senang adalah Yesung sudah
kembali. Tapi kenyataannya ia malah sangat sebal.
Eommanya hanya menatap Nara bingung karena
dari tadi Nara berlaku aneh.
“ada apa sayang?” tanya Eomma membuat Nara
sadar.
“ahh, ani Eomma” jawabnya singkat. Ia
kembali duduk. Oppanya belum juga pulang. Ya, pasti Oppanya kini sedang bersama
teman temannya yang menyebalkan itu.
“aku pulang” kata Kyuhyun yang baru saja
datang. Nah benarkan? Baru saja Nara memikirkan Kyuhyun. Namja itu kini sudah
pulang. Tapi Nara tak peduli. Ia malah sibuk melihat Tv yang ada di depannya.
“ah, Kyuhyun-ah.. kau pulang” sambut Eomma.
“anyeong ahjumma” sapa namja di belakang
Kyuhyun. Mendengar suara itu sontak Nara menoleh.
Yesung?
“Ah, Yesung, kajja kemari. Duduklah” kata
Eomma. Yesung tersenyum lalu ia duduk di sebelah Kyuhyun yang memang tadi
datang langsung duduk. Nara masih memperhatikan Yesung dalam diamnya. Yesung kini
tengah berbincang bincang dengan Eommanya. Ahh ia lupa jika Yesung tadi di
kampus sudah bertemu dengan Eommanya.
“kau makin tampan saja setelah pulang” puji
Eomma.
“aniya. Ahh, ahjumma bisa saja”
‘tampan apanya? Cih’ gerutu Nara saat mendengar pembicaraan mereka.
Nara kini hanya menunduk tak mau lagi melihat Yesung. Entah kenapa ia merasa
sakit saat Yesung mengabaikannya. Bahkan Yesung belum sempat menyapanya. Apakah
benar sekarang Yesung tak peduli padanya lagi? atau... ah, sebenarnya siapa kau
Nara. kau bukan siapa siapa Yesung. kenapa kau jadi marah seperti itu.
Kini malah Nara berniat akan mengabaikan
Yesung jika Yesung mengajaknya bicara atau apalah. Pokoknya ia sedang marah
dengan namja itu. Ia benci sangat benci. Walau tak dipungkiri jika ia senang
Yesung telah kembali.
Nara yang mulai bosan karena tak diajak
bicara, ia berdiri dan akan beranjak untuk masuk ke dalam kamarnya.
“ahjumma, bolehkah saja mengajak Nara jalan
jalan?” tanya Yesung membuat Nara berhenti. Apa yang yesung katakan?
Mengajaknya pergi? Ya Tuhan... Yesung meminta ijin pada ibunya? Apa ia tidak
salah dengar?
“ah,, tentu saja” jawab Eommanya.
“ckk, mau apa kau hah?” celetuk Kyuhyun.
“ahjumma bilang boleh” jawab Yesung dengan
wajah biasa.
“ckk, Eomma, lihatlah...”
“Ahjumma, saya janji akan menjaga Nara”
potong Yesung sebelum ahjumma termakan omongan Kyu. Kyu berdecak kesal. Jadi
sekarang Yesung ingin merebut hati Eommanya? Nara masih diam. ahh, kenapa dari
tadi ia hanya diam saja. Seharusnya ia ikut proteskan?
“arraseo, jangan pulang terlalu malam ne” nasehat
ahjumma.
“nanti di rumah saya ada pesta kecil. Nara
juga akan ke sana. Jadi Nara bisa bersama Kyu kok ahjumma. Ah kalau ahjumma
mau, ahjumma bisa ikut” tawar Yesung.
Tapi ahjumma menolaknya dengan halus karena
ingin di rumah saja. kyuhyun kini juga membiarkan Yesung membawa pergi Nara.
ahh, ani. Membawa paksa Nara. karena tadi Naa menolaknya tapi malah di tarik
oleh Yesung sehingga mau tidak mau Nara ikut.
Sebenarnya bukannya Nara tidak mau ikut,
tapi kan dia belum persiapan. Bahkan ia masih menggunakan baju biasa. Dalam
lubuk hati yang paling dalam, ia sebenarnya ingin tampil special di hadapan
Yesung. tapi.. ah sudahlah. Semoga ia masih terlihat cantik. Ckk, tentu saja.
Walau hanya berpenampilan bisa Nara tetap terlihat sangat cantik.
“kajja masuk” suruh Yesung membuka pintu
mobilnya. Nara menerjabkan matanya. Tunggu. Mobil? Apakah Yesung kini sudah
bisa menyetir? Ia mendongakkan kepalanya memandang Yesung. Yesung membalasanya
dengan mengangguk.
Dengan takut, Nara duduk di depan. Yesung
perlahan menjalankan mobilnya. Jantung Nara berdetak lebih kencang. Ia sangat
takut.
“kau takut?” tanya Yesung lirih. Nara
menoleh sebentar. Lalu memalingkan wajahnya. ‘ya. Aku takut’ tapi Nara
tak bisa mengatakan itu. Nara menggeleng pelan. Ya, tapi ia berusaha
menghilangkan ketakutan itu karena Yesung kini terlihat lincah menyetir.
Sepanjang perjalanan mereka saling diam. Canggung.
2 tahun lebih mereka tidak bertemu. Dan awal pertemuan bahkan tidak ada yang
menarik. Nara melihat kaca spion. Dari sana ia bisa melihat Yesung yang dengan
santainya menyetir mobil. Yesung sangat tampan. Bahkan lebih tampan dibanding
terakhir Nara melihat Yesung. Bahkan dalam 2 tahun ini Yesung tak sedikitpun
menampakkan perubahan wajahnya yang kini masih terlihat sangat muda. Yesung
sangat mempesona.
Nara menunduk saat Yesung juga memandangnya
dari arah spion. Apa ia ketahuan mencuri curi pandang. Ahh, jangan sampai.
“Yesung menepati janji untuk Nara” lirih Yesung
tapi masih bisa di dengar oleh Nara. Nara mendongakkan kepalanya agar bisa
melihat Yesung. Tapi Yesung masih memandang ke depan.
“Yesung akan mengajak Nara berjalan jalan
dengan mobil. Aku menepatinya. Walau sangat sulit menghilangkan trauma itu”
kata Yesung lagi. Kata kata itu membuat Nara bergetar. Jadi Yesung masih ingat
dengan janjinya? Yesung berlatih menyetir demi memenuhi janjinya?
“Yesung-ah.. kau...”
“sudah sampai. Ayo turun” potong Yesung.
Nara menghela nafasnya. Lalu ia turun dari
mobil Yesung. Nara kaget saat yesung mengandeng tangannya. Tapi lagi lagi Nara
hanya menurut. Yesung dan Nara melangkahkan kakinya melewati jalan dengan pohon
pohon besar di kanan kiri jalan itu. terlihat matahari yang sudah berwarna
jingga. Menandakan akan segera tenggelam.
Sepanjang perjalan Nara hanya menunduk ia
mendongak saat tiba tiba Yesung berhenti. Nara melihat ke depan. Mulutnya
menganga. Benar benar indah. Sangat indah malah. Tempat itu seperti bukit yang
tidak terlalu tinggi. Dan di sana ia bisa melihat matahari yang akan segera
tenggelam. Nara bahkan belum pernah datang ke sana. Sepertinya tempat itu memag
tak banyak dikunjungi orang mengingat sekarang di sana hanya mereka berdua. Ah,
tidak, sebenarnya ada orang tapi jaraknya jauh dari mereka.
“Nara suka?” tanya Yesung lembut tapi ia
masih melihat ke arah depan. Tak ada jawaban dari Nara. Yesung memandang Nara
sekilas. Nara ternyata masih sibuk melihat matahari yang ada di depannya.
Yesung memandang ke depan lagi.
“apakah Nara merindukanku?”
Bukannya menjawab Nara malah menundukkan
kepalanya. Yesung mengerutkan dahinya, aneh. Terlihat bahu Nara yang bergetar.
Menyadarkan Yesung bahwa Nara kini tengah menangis.
Yesung memegang dagu Nara dan mendongakkan
kepala Nara agar menatapnya. Dilihatnya air mata Nara yang membasahi pipinya.
Perlahan Yesung menghapus air mata itu. Yesung ikut bergetar. Ia sakit melihat
Nara menangis. Apa ia keterlaluan? Apa salahnya?
Srtttt.....
Nara tidak tahan lagi. Ia langsung memeluk
Yesung erat. Inilah yang ia ingin dari tadi. Ia ingin sekali memeluk Yesung.
Melampiaskan kerinduannya. Yesung membalas pelukan Nara.
“Nara sangat merindukan Yesung, sangat”
kata Nara dengan terisak. Ok, Nara harus membuang jauh jauh rasa malunya saat
mengatakan itu. Yesung tersenyum melihatnya.
“aku tau” jawab Yesung.
“Yesung jahat.. hiks... Yesung jahat. Yesung
bodoh. Kau bodoh, idiot, aku membencimu” Nara memukul mukul bahu Yesung
meluapkan emosinya. Ia tidak tahan lagi menahannya. Selama ini ada yang
mengganjal di hatinya. Ia ingin melepaskannya. Mungkin dengan begini Nara akan
serasa lebih baik.
Nara terus saja mengatai Yesung tapi Yesung
hanya diam menerima perlakuan Nara. Ia terima semua yang Nara katakan padanya.
Ia memang pantas menerima semua itu. Ia sudah menyakiti Nara. Apapun Yesung
terima asalkan Nara mau memaafkannya.
“Nara-ya..”
“Aku membencimu... hiks, kau bodoh, kau..”
“ne, aku sangat bodoh. Sangat bodoh. Aku
jahat Nara-ya. Mianhae” kata Yesung sambil memeluk Nara.
“menangislah sepuasnya jika Nara ingin
menangis, katakan semua yang Nara ingin katakan, tapi setelah ini Nara harus
mendengarkan Yesung”
Nara melepaskan pelukannya dan menghapus
air matanya. Yesung sedikit merapikan rambut Nara yang berantakan. Ia memandang
tepat pada manik mata Nara membuat jantung Nara berdetak lebih cepat dan
darahnya berdesir. Tatapan Yesung mampu membuatnya tenang. Yesung tersenyum.
“kenapa Nara sekarang menjadi cengeng hmm?
Lihatlah, Nara kini sudah dewasa. Nara sudah berubah. Nara tau, 2 tahun ini Yesung
sangat merindukan Nara. sangat”
“bohong,, kau pembohong”
“Ani”
SKIP
Yesung
dan Nara sudah sampai di depan rumah Yesung. Di dalam terlihat sudah banyak
orang yang berkumpul. Jongjin, Donghae, Leeteuk, Kyuhyun, Eunhyuk, Jina, Euna,
Ryeowook. Yesung menarik tangan Nara dan membawanya masuk.
“Hya... kenapa baru datang hah?” teriak
Donghae kesal.
“itu bukan urusanmu Dokter Lee” balas
Yesung. Donghae meninju pundak Yesung pelan.
“Yesung-ah, aku akan menghabiskan semuanya”
canda Leeteuk sambil tertawa.
“Oppa, bongoshipo” sambut Euna lalu memeluk
Yesung. Yesung tersenyum lalu membalas pelukan Euna. Nara yang melihatnya
menyadari satu hal, Yesung sedikit berubah. Kini ia lebih banyak tersenyum
tidak seperti dulu yang sangat dingin.
“nado. Aku juga sangat merindukan sepupuku
yang sangat cerewet ini”
Euna mengercutkan mulutnya sebal dengan
perkataan Yesung. Lalu ia menarik hidung Yesung keras hingga Yesung kesakitan.
Yesung mengelus hidungnya yang sakit. Tapi ia senang melihat Euna tertawa.
Yesung memang tau apa yang terjadi dengan Eunhyuk dan Euna. Bahkan saat Yesung
pulang kemarin malam langsung memarahi Eunhyuk. Eunhyuk memang keterlaluan.
Yesung melihat Eunhyuk yang juga sedang
melihatnya. Yesung seolah mengatakan ‘yeoja ini yan telah Eunhyuk sakiti. Yeoja
manis yang terlalu polos. Kau sangat bodoh Hyukie’. Dan tatapan Hyuk juga
sakan menjawab ‘ya, aku bodoh Hyung. Aku sangat menyesal’
“Ommo, Nara-ya kau datang bersama Yesung
Oppa?” tanya Euna mendekati Nara.
“ne, ahh, Eonni juga di sini”
Nara dan Euna saling tersenyum. Tak lama
setelah iitu pandangan Nara jatuh pada seorang yeoja paruh baya yang tengah
membawa makanan dan meletakkannya di meja. Im Ahjumma? Kenapa bisa ada di rumah
Yesung?
“ohh, ahjumma” sapa Nara sambil mendekati
Im Ahjumma.
“ahh, Nara-ya, aku sudah datang” jawab
ahjumma.
“kenapa Ahjumma disini”
“heyy, yeoja setan. Tentu saja Eommaku
berada di sini” jawab Jongjin.
Ckk, Nara berdecak kesal saat Jongjin
mengatainya yeoja setan. Selalu saja namja itu menjelek jelekkannya. Tapi...
ada yang lebih aneh dari kata kata Jongjin...
DEG
“MWO? Eomma?”
Nara membulatkan matanya. Apa? jongjin
mengatakan apa? jika Im Ahjumma adalah Eommanya. Jadi Im Ahjumma juga Eomma
dari... Y-e-s-u-n-g?
Mampus. Ohh, kini pipi Nara berubah jadi
merah. Sial. Ia sangat malu. Jadi selama ini Nara curhat jika ia menunggu
seseorang dari London itu adalah Eomma Yesung. ya Tuhan. Jika ia bisa sulap, ia
akan menghilangkan dirinya saat itu juga. Ahh, ini memalukan.
“ne, Nara-ya, ahh, ahjumma lupa bilang
padamu” Eomma Yesung melirik Yesung sebentar. Yesung dan tengah menahan tawanya
melihat wajah Nara yang berubah memerah. Sedangkan Jongjin? Anak itu sudah
tertawa terbahak bahak. Ahjumma menggeleng pelan melihat kelakuan nakal
anaknya. ‘nappeun’
“lihat hyung, Nara seperti udang rebus.
Hahah” ejek Jongjin.
Nara menutup wajahnya. Sial. Awas saja
Jongjin. Akan Nara cekik lehernya. Ahh, tapi ini bukan waktu yang tepat.
“ommo, kau malu Nara-ya? Apa jangan jangan
namja yang Nara tunggu itu Yesung?”
BLUS
Perkataan Ahjumma sukses membuat Nara
bertambah malu. Nara menutup matanya. Sial. Kenapa ia tidak menyadari
sebelumnya jika Im Ahjumma adalah ibunya Yesung?
“Nara menunggu Yesung? ohh, manis sekali” timpal
Yesung.
‘Eomma. Appa, Nara maluuuu’
Ahjumma menyenggol bahu Yesung agar Yesung
berhenti menggoda Nara.
“ahh, jangan hiraukan anak nakal itu. kajja
Nara-ya makan, kau pasti lapar” akhirnya Nara dan Ahjumma meninggalkan Yesung
dan Jongjin.
Pletak,,,
jitakan itu sukses membuat
Jongjin berhenti tertawa.
“yak appo hyung” protes Jongjin saat Yesung
menjitak kepala Jongjin. Ia mengelus kepalanya sebelum akhirnya benjol. Jahat
sekali. Sebenarnya Yesung adalah hyungnya bukan sih.
“jangan menggodanya, Arra”
“ckk, Hyung, apa perlu aku ambilkan kaca
hah? Kau tadi juga menggodanya”
“jinja?”
“pabo...”
“mwo? Apa yang kau katakan?” teriak yesung
tapi sebelum ada apa apa dengan kepalanya, Jongjin segera melarikan diri.
“Yakk, Jongjin-ah,, awas kau”
`````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````
2 minggu ini Yesung sudah mulai bekerja di
kantor. Ia kini sudah resmi menjadi CEO di sana. Ah, senangnya, walaupun
pekerjaannya membuatnya sangat pusing. Kini Eommanya tak perlu bekerja lagi.
Yesung kini adalah tulang punggung keluarga. Ia tak akan lagi membiarkan
Eommanya sibuk dengan urusan kantor. Cukup dulu saja Eommanya bekerja keras.
Jam kini sudah menunjukkan pukul 5 sore.
Yesung menghela nafasnya saat ia sudah menyelesaikan tugasnya. Ia menyenderkan kepalanya
pada kursi. Ah nyaman sekali. Perlahan matanya tertutup. Istirahat sejenak
tidak salahkan?
Cklek...
Suara pintu yang dibuka keras membuat
Yesung membuka matanya. Menyebalkan sekali jika ada seseorang yang masuk tidak
mengetuk pintu. Pasti kerjaan teman temannya atau Jongjin?
“yak, Yesung-ah, kenapa kau belum pulang hah?”
Yesung menerjabkan matanya saat mengetahui Eommanya yang masuk. Tunggu,
eommanya tidak sendirian. Ia bersama Nara. Yesung sebenarnya ingin bersorak
melihat Nara. tapi ia tidak mungkin melakukannya. Ia pun hanya bersikap biasa
saja. Dilihatnya Nara hanya diam dan mengikuti Eommanya untuk masuk.
“ckk, kau seharusnya pulang. Bahkan Eomma
sudah mengajak Nara ke rumah. Tapi malah kau sendiri belum pulang” protes
Eommanya.
“Eomma, Yesung kan...”
“ahh, sudahlah jangan beralasan. Ahh
Nara-ya lihatlah kelakuan Yesung. dia bahkan sering sekali membangkang Eommanya.
Kau jangan menirunya. Arra?”
Nara terkekeh mendengarnya. Sedangkan
Yesung. Ia sebenarnya kesal. Bagaimana bisa Eommanya malah menjelekkannya di
depan Nara. Ommo. Kasian sekali nasibnya.
“Eomma,” protes Yesung. Yesung menoleh ke
arah Nara.
“kenapa mengajak yeoja jelek itu Eomma?”
tanya Yesung. Nara mendelik. Apa? yeoja jelek? Apakah ia yang dimaksud.
“lihatlah ahjumma, Yesung Oppa mengejekku” manja
Nara pada Eommanya. Yesung melongo. Mwo? Kenapa Nara kini bersikap seolah ia
adalah anak Eommanya. Dan bagaimana bisa Nara bersikap seperti itu pada
Eommanya. Memang Yesung awalnya senang karena kedekatan Nara dan Eommanya. Tapi
sialnya malah keterlaluan dekat dan bahkan ia sendiri yang diacuhkan Eommanya
dan Eommanya hanya perhatian pada Nara. Sebenarnya siapa anaknya?
Dan apa yang Nara bilang? Oppa? cihh, sok
manis. Padahal didepannya ia tak pernah memanggilnya dengan sebutan itu.
“Jangan dengarkan dia Nara-ya. Mungkin dia
iri dengan kecantikanmu” jawab Eommanya. Yesung semakin melongo. Lihatlah.
Eommanya lebih membela Nara? ya Tuhan.. ok memang diakui jika Nara memang
cantik. Sangat cantik malah. Tapi itu membuat Yesung membencinya, pesona Nara
membuat banyak namja yang suka padanya.
Jika kalian tanya apa hubungan Nara dan
Yesung? entahlah. Mereka sendiri tidak tau. Sampai sekarang Yesung belum juga
menyatakan perasaanya pada Nara. Padahal dalam hati Nara ingin sekali Yesung
cepat mengatakannya. Apa ini? Menggantung tak jelas.
“huh, Eomma sebenarnya siapa anak Eomma
hah? Kenapa malah yeoja itu yang dibela. Menyebalkan. Jadi kenapa Eomma kemari?
Yesung kan sudah bilang jika Eomma di rumah saja”
“Eomma ingin jalan jalan saja. bosan
dirumah terus. Sebenarnya tadi ingin mengantar Nara pulang. Tapi mampir dulu ke
sini”
Yesung berdiri dari duduknya. Lalu menyambar
jas yang tersampir di kursi.
“ahh, biar Yesung saja yang mengantarnya.
Kajja. Eomma pulang dulu. Anyeong” kata Yesung sambil menarik Nara tanpa
menunggu Eommanya menjawab. Eommanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya
melihat tingkah anaknya.
SKIP
Yesung dan Nara kini berada di sebuah
restoran di dekat sungai Han. Mereka menikamati makanan masing masing. Yesung
dan Nara memang jarang sekali bertemu. Untung saja tadi pekerjaan Yesung sudah
selesai jadi ia bisa mengajak Nara jalan.
Yesung sesekali melirik ke arah Nara. Yesung
melepaskan jasnya lalu memberikannya pada Nara. Nara mengerutkan dahinya tidak
mengerti.
“pakailah, lihatlah, bahumu sedikit terbuka,
lagian ini sudah hampir malam. Kau tak ingin sakitkan?”
Nara mendengus kesal lalu meyambar jas
Yesung kesar.
“apa ini, seharusnya dia memakaikan
untukku. Dasar namja dingin” gerutu Nara.
“aku mendengarnya Noona Cho. Ahh dan satu
lagi, jika kau berpergian jangan menggunakan baju seperti itu apalagi mengikat
rambutmu”
“ckk, memang kau siapa? Aku suka
memakainya. Mungkin aku terlihat lebih cantik. Mungkin saja nanti ada namja
yang melirikku dan aku akan segera punya namjachingu”
“MWO?” teriak Yesung tidak terima membuat
Nara berhenti makan dan melihat Yesung yang sepertinya emosi. Biar saja. lagian
Nara juga asal bicara.
“ckk, sekali lagi kau mengatakan itu habis
kau Cho Nara. Kau calon istriku dan 3 minggu lagi kita menikah. Jadi jangan macam macam.
Arra?”
“mwo?”
Perkataan Yesung sukses membuat Nara kaget.
Hey? 3 minggu? menikah? Apakah namja di depannya gila?
“ne, jadi persiapkan dirimu Sayang, kau
harus menikah denganku”
Bulu kuduk Nara bergidik ngeri
mendengarnya. Apa namja ini baru saja melamarnya? Ah tidak lebih tepatnya
memaksanya. Apalagi dengan memanggil Nara dengan sebutan sayang? cihh.
“Shireo. Aku tidak mau menikah denganmu”
tolak Nara.
“tidak, kau harus mau”
“ckk, apa apaan. Ini. Seharusnya ia
melamarku dengan memberikan cincin dan bunga. Tapi apa ini. Namja itu benar
benar tidak romantis” gumam Nara lirih. Yesung masih bisa mendengarnya. Yesung tersenyum
sinis.
“aku tak peduli. Kau harus menikah
denganku”
“Shireo”
“ok, sepertinya aku akan kembali menciummu
disini seperti dulu di kampus. Ahh, aku ingin tau bagaimana rasa bibirmu
sekarang apakah...”
“Yakkkk, Kim Jong Woon”
“mau atau tidak?”
“yak ini pemaksaan”
“aku tidak peduli”
“dasar namja aneh. Kau bahkan belum bilang
pada orang tuaku”
“siapa bilang? bahkan aku sudah melamarku
sebelum aku berangkat ke London. Dan orang tuamu merestuinya” jelas Yesung.
Tunggu? Apa ini? Namja itu benar benar
gila? ternyata ia sudah dilamar 2 tahun yang lalu? Dan ia tidak tau?
Orangtuanya bersekongkol dengan namja gila ini. Ya Tuhan. Ia bisa ikut gila
jika terus bersama namja ini.
Yesung kembali menarik tangan Nara.
“diam berarti setuju. Cha, kita pulang
calon istriku. Aku tidak mau dimarahi calon mertuaku jika kau pulang terlmbat”
Yesung tersenyum.
“dasar namja pemaksa. Aku bilang aku tidak
ma.. mmmpfttttttttt”
Sebelum ditolak lagi dengan cepat Yesung
membungkam bibir Nara.
“Dengarkan aku. Aku memang bukan namja yang romantis, tapi
percayalah Yesung sangat mencintai Nara. Sangat. Sharanghae Cho Nara. Jeongmal Saranghae”
‘tapi apapun yang Yesung Oppa lakukan,
tetap saja manis menurut Nara. Nado Sharanghae Yesung, Yesung Oppa.’
END
0 komentar:
Posting Komentar