Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 07 September 2013

Love Is Really Hurt (Part 8)




Love Is Really Hurt
 



Part 8






Sica kagum saat Yesung memperlihatkan cincin itu. memang masih sama seperti dulu, tapi kini ada huruf -JJ- berwarna merah yang mangiasi cincin itu. Membuat cincin itu terlihat sangat sangat cantik. Sica tau arti dari JJ yakni Joong Woon and Jessica.
“jika kau mencintaiku pakailah ini, jika tidak........” kata yesung berhenti.
“jika tidak apa?”
“buanglah, kali ini aku janji aku tak akan memunngutnya seperti saat kau membuangnya waktu itu”
“ne?”
Sica tersenyum. Ia langsung mengambil cincin itu.
Yesung sangat senang. Apalagi melihat Sica yang tersenyum manis saat mengambil cincin itu. perlahan Sica memasangkan cincin itu pada jari manisnya. Tapi ia berhenti di tengah.
DEG

Betapa kagetnya Yesung saat Sica tidak jadi memasangnya Sica malah melemparkan cincin itu jauh. Yesung saat itu ingin sekali marah. Matanya terus memandangi cincin yang dibuang Sica. Tapi ia tak mau memungutnya. Ia sendiri yang bilang tak akan lagi mengambilnya. Yesung hanya bisa menahan marahnya. Ia mengepalkan tanyanya dengan erat. Berharap emosinya segera redam.
“dengar ne Yesung, aku tau kau ingin membuatku mencintaimu dengan cincin itu. kau mungkin akan berfikir aku tak akan membuangnya karena cincin itu sangat cantik dan sangat mahal, karena aku tau yang membeli seorang Tuan Muda Kim yang sangat terpandang. Hah, tapi tetap saja aku tak akan mencintaimu dengan itu. Hanya Sungmin yang dihatiku” kata Sica tersenyum kecut. Ia langsung meninggalkan Yesung yang masih mematung.
“neo”
Langkah Sica terhenti.
“gomawo” kata Yesung lirih.
Sica menyipitkan kedua matanya tak mengerti tiba tiba Yesung mengucapkan gomawo.? Untuk apa?
“for?” tanya Sica menatap Yesung yang menunduk. Perlahan yesung mulai menatap Sica.
“gomawo telah membuat hatiku sakit. gomawo karena kini aku tau, kau tak akan pernah bisa mencintaiku, hanya Sungmin. Hanya dia” kata Yesung yang langsung meninggalkan Sica dengan sakit di hatinya.
Sica kini yang mematung.
‘kenapa denganku, kenapa aku juga sakit melihatnya sakit. Mianhe Yesung, mianhae, aku tak bermaksud menyakitimu. Tapi aku hanya mencintai Sungmin’



######
Jam menunjukkan pukul 9 malam. Yesung baru pulang dari rumah Kyuhyun, tadi C5 berkumpul bersama. Ia pergi ke rumah Kyuhyun sudah sejak siang tadi setelah meninggalkan Sica di rumah belakangnya.
Huft
Yesung menghembuskan nafas panjangnya. Ia kini menghempaskan tubuhnya di sofa. Bajunya sedikit basah karena di luar hujan deras. Ia kini tiduran di sofa. Ia enggan untuk berganti baju. Ia sangat lelah. Ia ingin segera tidur, tapi ia juga malas untuk naik ke lantai 2. Semua terasa malas untuk ia lakukan. Ia masih memikirkan cincin yang dibuang tadi. Rasanya hatinya sangat sakit mendengar jika Sica masih sangat mencintai Sungmin. Sepertinya usaha yang ia lakukan semuanya hanya sia sia. Ia tak tau lagi harus berbuat apa.
‘dimana dia?’ batin Yesung melihat sekelilingnya tak menemukan yeoja manis itu. Tidak mungkin ia tidur jam segini. Biasanya Sica menghabiskan waktunya dengan membaca novel di ruang tengah atau mengetik berkas laporan untuk membantu pekerjaan Yesung.
Ceklek,
Tiba tiba pintu rumahnya di buka. Yesung sedikit kaget melihat Sica yang kehujanan. Ia ingin sekali menanyakan dari mana dia, kenapa ia basah kuyup di malam seperti ini, tapi ia enggan. Ia tak mau menganggu Sica. Tapi ia juga tak berfikir macam macam, lagian tadi Sungmin juga berada di rumah Kyuhyun. Dan satu lagi. ia masih sangat marah.
Sica sangat kedinginan. Ia menatap Yesung sebentar, ia langsung berlari menuju kamarnya untuk mengganti bajunya.
‘ish, kenapa dia tak bertanya tentang keadaanku’ batin Sica. Padahal ia berharap Yesung akan perhatian padanya. Tapi malah yesung cuek sekali dengannya. Dasar, sama sekali tidak peka.
‘kenapa dia, ish, kenapa aku begitu pabo, seharusnya aku membantunya, dia terlihat sangat kedinginan’ batin Yesung yang melihat Sica lari ke kamarnya.
SKIP


Tak berapa lama kemudian, Sica kembali ke bawah sudah dengan baju hangatnya. Ia melihat yesung yang masih terbaring di sofa tapi ia masih belum tidur. Ia memainkan ponselnya, entah apa yang sedang Yesung lakukan dengan ponselnya.
Sica langsung mengambil peralatan mengepel, ia hanya ingin mengepel bekas air di lantainya karena ia yang membasahinya karena tadi ia kehujanan.
“kau mau apa?”
“lantainya basah,” jawab Sica datar. Ia menatap Yesung sebentar. Ternyata celana bagian bawah Yesung juga basah, dan baju di sekitar bahunya juga basah. Tapi kenapa Yesung tidak pergi untuk mengganti bajunya?
“kau basah, kenapa masih menggunakan baju basahmu, cepatlah naik dan ganti bajumu” perintah Sica. Yesung hanya menatap Sica sekilas. Lalu ia beranjak dengan malas dan meninggalkan Sica.

######


Keesokan harinya...
Seperti biasanya Sica memasak pagi untuk suaminya. Tak butuh waktu yang lama Sica sudah menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya. Mulai dari memasak, mencuci, membersihkan rumah dll.
Sekitar jam 7 Yesung turun.
“makanlah” suruh Sica datar. Yesung sepertinya masih sakit hati tentang masalah cincin itu, tapi ia mencoba bersabar. Ia pun hanya mengambil roti setangkup dan memakannya sambil berjalan keluar tanpa berkata apapun. Sica yang melihatnya hanya terdiam. Ia tau jika Yesung mungkin masih marah.
DddRttRRttRrtt
Tiba tiba ada SMS masuk di ponsel Sica. Ia melihat yang sms dari...
Mwo?
Sungmin?
Sica sedikit tidak percaya. Ia mulai menatap layar dengan tajam.
-Sica, mianhae, aku sudah bohong dengan perasaanku sendiri. Tapi jujur aku masih mencintaimu. Mianhae, dulu aku menolakmu. Kembalilah bersamaku Sica-ya. Aku akan menunggumu di Sungai Han. Aku janji akan membawamu pergi bersamaku. Dan kita bisa hidup bahagia-

DEG
Sica tiba tiba merasakan sesak. Seperti ada sengatan listrik yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Ia tak percaya jika Sungmin sms seperti itu. Dulu,.... ya, dulu Sica memang ingin sekali pergi bersama Sungmin meninggalkan Yesung. Tapi kali ini, Sica benar benar tak tau harus berbuat apa.
Sica masih terdiam. Ia masih memikirkan apa yang akan terjadi kali ini. Apakah dia bisa kembali lagi bersama Sungmin. Bukankah itu yang ia mau. Seharusnya ia senang. Yah sangat senang. Tapi.......
“aku senang, yah seharusnya aku senang, aku akan menemui Sungmin” kata Sica sambil mengembangkan senyum yang terlihat terpaksa.
Sica segera menuju kamar mandi. Ia langsung membersihkan badannya. Setelah itu ia menemui Sungmin. Bahkan ia lupa membawa ponselnya.

#######


Sica berjalan menuju arah namja yang sudah menunggunya.
“oppa” panggil sica yang membuat Sungmin menoleh ke arahnya. Senyum mengembang dari wajah Sungmin memperlihatkan wajah lucunya.
Sica membalas senyumannya.
“duduklah” perintah Sungmin menunjukkan tempat duduk di sisinya.
Sica dengan ragu mulai duduk. Entah apa yang ia rasakan. Tapi sebersit sesal menyeruak dalam hati kecilnya. Ia telah menghianati Yesung. Entah kenapa ia terus memikirkan Yesung. Namja yang sangat tampan dan aneh itu. sampai sampai ia tak mendengar jika dari tadi Sungmin memanggilnya.
“Sica,, gwaenchana?”
“oh, ne, mian oppa” kata Sica malu. Kenapa ia terus memikirkan Yesung. Bukankah ini yang diinginkannya. Ia menginginkan Sungmin untuk menjemputnya agar ia bisa meninggalkan Yesung.
“Sica, mianhae, mianhae. Aku masih mencintaimu, aku tau ini salah. Kau sudah mempunyai Yesung. Tapi bagaimanapun aku mengelaknya, tapi aku tak bisa, aku tak bisa menahan perasaan ini. Aku tau jika Yesung adalah sahabat serta sepupuku, tapi aku mencintaimu Sica-ya. Sangat mencintaimu”

Entah kenapa Sica mendengarnya langsung merasa kelu. Apa yang harus ia lakukan. Sica hanya diam. Tak ada sedikitpun kata yang keluar dari mulutnya. Entah kenapa ia ingin menangis. Kini matanya sudah berkilauan, menandakan air matanya mulai memenuhi bola matanya.
“Sica ya, ikutlah denganku, aku akan membawamu pergi jauh dari sini” kata Sungmin lagi.
Lagi lagi Sica hanya diam. Air matanya kini tak bisa lagi ditahannya. Air bening itu dengan mudah keluar dari mata indahnya.
“Sica, uljima, kenapa kau menangis, apa....”
“Oppa” kata Sica lirih.
“ne, Sica, apa kau sudah tidak mencintaiku?” tanya Sungmin menunduk, ia seperti tau jika perasaan Sica sudah mulai berubah.
“mianhae oppa, aku,,, aku tak bisa, aku tidak tau kenapa aku menolaknya, selama ini bahkan aku menginginkan kau terus di sisiku, tapi sepertinya terlambat,”
Sungmin menunduk.
“mianhae oppa” kata Sica sambil menangis.
Sungmin hanya tersenyum. Ia kini menatap Sica lembut.
“tak apa Sica, aku percaya dengan Yesung. Dia akan selalu menjagamu. Aku rela jika namja yang mengambilmu dariku adalah yesung. Pergilah Sica. Mianhae aku lancang” kata Sungmin lemas.
“mianhae, mianhae oppa, aku tak mau menyakitimu, tapi aku benar benar tak bisa. Mianhaeyo” Sica langsung meninggalkan Sungmin. Entah kenapa ia ingin segera pulang. Kini ia mengerti dengan perasaannya. Ia sangat mencintai Yesung. Ia ingin segera pulang ke rumah dan bertemu dengan yesung. Tiba tiba ia sangat rindu dengan suaminya itu.
Ia senang. Ia sekarang sudah tau perasaan yang sesungguhnya. Ia sangat senang dengan kenyataan bahwa Sica mencintai Yesung.

######


Jam menunjukkan pukul 7 malam. Ia menatap sekitar rumahnya, tak ada Sica yang bisanya selalu di rumah jika sudah malam seperti ini.
“kemana dia?” gerutu Yesung. Ia ingin segera bertemu dengan istrinya itu. Kenapa dia tidak di rumah?
Ia memutuskan untuk ke dapur. Perutnya meronta ronta minta makan. Tapi tak sengaja ia menemukan ponsel milik Sica. Ia menatap layar ponsel Sica dan tersenyum senang. Ternyata wallpaper Sica tak pernah digantinya. Wallpaper foto Yesung bersama Sica. Perlahan Yesung membuka flap ponsel itu.

DERRRR
Betapa kagetnya saat ia melihat pesan yang dikirim Sungmin. Rasanya saat itu hati Yesung remuk. Ia sangat lemas. Kenapa Sica tega melakukan ini. Ponsel yang tadi di tangannya kini lepas dan terjatuh di lantai. Yesung hanya menatap kosong.
Sica pasti sudah bersama Sungmin. Makanya ia tidak di rumah padahal sudah malam.


SKIP

Sica baru pulang setelah menemui Sungmin. Sica baru pulang karena taksi yang ditumpanginya mengalami kecelakaan ringan, tapi untung tidak apa apa, hanya saja memang supir taksinya yang salah, makanya ia harus berurusan dengan mobil yang ia tabrak.
Perlahan Sica  membuka pintu rumahnya.
“dari mana?”
Yee....yesung
“emm, ak,,, aku dari....” Sica tak meneruskan kata katanya. Ia tak mungin berkata jika ia baru saja menemui Sungmin. Apalagi saat melihat yesung yang sepertinya sedang marah. Bukan sepertinya, tapi Yesung benar benar marah. Terlihat dari wajahnya yang kini sangat menakutkan. Bahkan untuk menatap yesungpun Sica tak bisa. Ia malu, ia sangat takut.
“DARI MANA?” kini suara Yesung meninggi. Sica yang mendengarnya sangat takut. Rasanya baru kali ini Yesung marah besar.

CETARRRRRR
Yesung langsung membanting ponsel Sica yang dari tadi ia genggam. Sica terbelalak. Kenapa ponselnya bisa di tangan Yesung? Sica tau jika Yesung saat ini sangat marah. Mungkin Yesung sudah membaca pesan dari Sungmin. Ia merasa sangat bersalah. Tak terasa air matanya kini mulai menetes saking takutnya melihat Yesung yang sangat marah.
“KENAPA MENANGIS, SEHARUSNYA KAU BAHAGIA. BUKANKAH INI YANG DIINGINKAN OLEHMU? CEPAT PERGI TEMUI KEKASIHMU ITU.”
Sica lagi lagi hanya diam dan menangis. Ingin sekali ia menjelaskan semuanya kepada Yesung, tapi ia sangat takut melihat Yesung seperti ini.
“Ye... yesung,,, aku hanya..........” kata Sica yang terpotong oleh yesung.
“HANYA APA? HANYA INGIN PERGI DENGAN NAMJA ITU. PERGILAH. AKU SUDAH TAK PEDULI. AKU MEMANG SANGAT MENCINTAIMU SICA, TAPI AKU HANYA MANUSIA BIASA YANG BISA MERASAKAN SAKIT.”
Sica benar benar tak bisa berkutik. Ia hanya bisa menangis.
“singkirkan air mata buayamu itu. Dasar yeoja murahan, masih saja berhubungan dengan namja lain padahal sudah bersuami”

DEG
Sica merasakan sakit ketika Yesung bicara seperti itu. Memang nada bicaranya tak sekeras tadi, tai kali ini sangat menyakitkan.
“untuk apa kau pulang? Pergilah, temui kekasihmu. Oh aku tau, kau ingin mengambil barang barangmu? Em, tenang saja, kau tak perlu diam diam untuk melakukan semua itu. Besok aku akan menceraikanmu, sekarang kau senang kan?”
Mendengar itu Sica semakin terisak.
‘ya Tuhan, apakah ini karma buatku? Saat aku mulai mencintai Yesung, kini ia akan menceraikanku? Tuhan, kuatkan aku’
Yesung melihat Sica yang terus menangis dan menunduk. Ia sepertinya lemas tapi masih tetap berdiri di dekat sofa.
“gomawo Sica, kau kali ini sangat menyakitiku, gomawo untuk semuanya. Kini kau bisa bebas dariku. Aku benar benar lelah mencintaimu Sica. Aku sangat lelah. Mencintaimu itu sangat sakit. Besok aku akan mengurus surat perceraian kita. Kau tak usah khawatir. Aku akan mempertanggung jawabkan semuanya. Aku yang akan bicara dengan appa. Cukkae, mungkin sebentar lagi kau akan bahagia bersama Sungmin”
Yesung beranjak dari tempatnya. Ia mulai melanghkahkan kakinya.
‘andwee, aku hanya ingin bersamamu. Mianhae Yesung. Jangan berhenti mencintaiku Yesung, jangan pernah lelah, aku mohon’ batin Sica. Sica tak tahan lagi, ia segera menarik tangan Yesung.
“mianhae, dengarkan....” lagi lagi kata Sica harus terpotong.
“LEPASKAN AKU,” kini Yesung membentak lagi dengan kasar. Sica malah makin erat menggenggam tangan Yesung. Yesung yang saat itu sedang marah, langsung menarik tangan Sica agar melepaskannya walaupun Sica berontak tak ingin melepaskannya. Sampai sampi Yesung menarik paksa tangan Sica yang membuat Sica sakit dan tangannya membiru.
“JANGAN PERNAH MENYENTUHKU, “
“yesung, jebal dengarkan aku dulu” mohon Sica. Tapi Yesung terus saja meninggalkan Sica.
Sepeninggal Yesung Sica masih terisak. Ia merasakan sakit di dadanya, ia juga merasakan sakit di perutnya. Ia belum makan dari pagi. Tapi ia tak peduli dengan itu. yang ia ingin kini hanya Yesung. Hanya Yesung. Sica ambruk lemas di lantai. Ia hanya bersandar di sofa.
‘aku sudah terlambat, kenapa sakit sekali rasanya saat Yesung kasar denganku’
Ia baru sadar jika tangannya membiru karena tarikan paksa Yesung. Sica tak bisa berhenti menangis. Bahkan ia menagis terus di sana, ia tak bisa tidur memikirkannya.

#######

Yesung menuruni tangga. Ia sudah berpakaian rapi. Memakai kemeja merah, dan jas yang masih belum ia pakai. Ia hanya menyampirkan jas itu di bahunya. Yesung sedikit kaget melihat Sica yang terlelap di lantai dan menyandarkan kepalanya di sofa. Dari tadi malam Sica tak beranjak dari tempat itu. Wajahnya sangat pucat dan matanya kini membentuk kantung hitam. Sepertinya ia menagis terus malam itu.
‘mianhae Sica, ini yang terbaik untumu’ batin Yesung sambil memandang Sica kasian.
Ting tong
Sica langsung terbangun mendengar bel rumanya. Ia berusaha mengumpulkan tenaganya agar bisa bangun. Ia melihat Yesung yang sedang berjalan menuruni tangga. Pikirannya buyar. Bagaimana ia baru bagun, ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 7. Ia sangat terlambat jika akan memasakkan sarapan pagi untuk Yesung. Yesung bahkan sudah siap pergi bekerja.
Yesung terus turun untuk membukakan pintu. Sica merasakan sesak saat Yesung melewatinya begitu saja.
Sica langsung berdiri untuk segera menyiapkan sarapan untuk Yesung. Walaupun hanya bisa menyiapkannya dengan roti saja.
“anyeong” sapa seorang yeoja cantik setelah yesung membukakan pintu untuk yeoja itu.
ANDWE jangan lagi
Seolah jantung Sica terhenti ketika melihat yang datang adalah Yuri. Berbagai pikiran telah menyeruak dari pikirannya. Apakah sekarang Yuri telah menjadi kekasih yesung? Sica melupakan niatnya untuk membuatkan sarapan. Ia terus melihat Yuri dengan senyum manis. Bahkan Yesung membalas senyuman yuri. Membuat Sica semakin sesak.
“masukklah, tunggu sebentar ne,” kata Yesung tersenyum.
“ne oppa” kata yuri sembari melangkahkan kakinya masuk.
Yesung kembali ke kamarnya, mungkin akan mengambill sesuatu. sica benar benar merasa tak dipedulikan. Yesung melewatinya tanpa memandangnya sedikitpun.
“oppa, tunggu ne, aku akan menyiapkan sarapan untukmu, maaf aku bangun terlambat” kata Sica. Yesung memandang Sica dingin.
“tak perlu,” jawab Yesung.
“tapi,..”
“aku bilang tak perlu” kata Yesung lagi dan kembali melangkah.
Yuri yang melihatnya sangat kasian dengan Sica. Yuri benar benar tak mengerti kenapa Yesung seperti itu.
“kau tak apa Sica” tanya Yuri mendekati Sica yang kusut. Lihat saja ramabutnya berantakan, ia bahkan belum cuci muka, ia masih menggunakan baju kemarin.
“ne eonni” lirih Sica. Yuri mengelus pundak Sica. Sica tak tahan lagi, kini ia kembali menangis. Yuri kasian dan langsung memeluknya.
Tak lama kemudian Yesung menuruni tangga. Ia sudah mengenakan jasnya. Ia sangat tampan walaupun tak terlihat senyumnya lagi.
“kajja Yuri-ya” kata Yesung malas. Ia menatap Sica yang masih ada di pelukan Yuri. Sica langsung melepaskan pelukannya
“oppa, sebentar, apakah Oppa akan meninggalkan istrimu? Ia sangat pucat oppa, mungkin ia sakit. Kau tak usah bekerja dulu. Aku akan menyelesaikan semua” kata Yuri lembut.
“aish, kajja, dia bukan lagi istriku” kata Yesung menarik tangan Yuri, tapi ditepis oleh Yuri.
“Oppa, kenapa kau tega pada Sica, sudahlah, aku yang akan menjaganya, Sica sakit Oppa” kata Yuri menggenggam tangan Sica.
Yuri terus menjaga Sica. Ia menyuruh Sica untuk mandi. Setelah itu Yuri berniat akan membuatkan makanan, tapi terhenti saat Yesung membentaknya.
“yak Yuri, kita akan terlambat. Biarkan saja yeoja manja itu, toh dia bisa jaga diri” kata Yesung.
“aku tak apa eonni kau pergilah” kata Sica lemas setelah keluar dari kamarnya. Yuri melihat Sica dengan kasian. Ia telihat sangat pucat walaupun sudah mandi sekalipun.
Setelah berdebat, akhirnya Yuri dengan berat hati meninggalkan Sica. Yuri dan Yesung langsung masuk ke mobil Yesung meninggalkan Sica. Rasanya saat itu Sica sangat lemas. Ia tak tahan lagi. Kini namja yang dicintainya harus pergi meninggalkannya bersama yeoja lain.
‘Ya Tuhan kuatkan aku. Apa ini yang Yesung rasakan selama ini? Benar benar sakit.’

#######


Jam menunjukkan pukul 9 malam, tapi Yesung belum juga pulang. Sica masih setia menunggu suaminya pulang. Ia tak peduli dari tadi perutnya sakit dan kepalanya sangat pusing. Dari kemarin Sica belum sempat makan. Yang ada di pikirannya hanyalah Yesung. Ia ingin segera meminta maaf pada Yesung. Ia tak mau yesung menceraikannya. Ia sangat mencintainya.
Ceklek
Sica langsung bangkit dari duduknya dan mendekati pintu, ia tau jika Yesung yang datang.
“Yesung, kau sudah makan?” tanya Sica mendekati Yesung yang baru datang. Yesung diam tak menjawab. Sica terus mengikuti langkah Yesung.
Dug
Tiba tiba Yesung berhenti dan Sica menabrak punggung Yesung. Sica pun terjatuh.
“kenapa kau perhatian denganku? Apakah kau akan menanyakan apakah aku sudah membawa surat cerainya?” tanya Yesung dingin
Betapa sakitnya Sica mendengar perkataan yesung. Kenapa Yesung bisa berfikiran seperti itu. apa Yesung benar benar akan menceraikannya. Sica kini berdiri dari jatuhnya.
“andwee” kata Sica lirih.
Yesung melangkahkan kakinya lagi. Ia menaiki tangga meninggalkan Sica. Sica terus mengikuti Yesung.

BRHHUGGG

Sica kini tak kuat lagi menaiki tangga, rasanya kepalanya ingin pecah dan perutnya sangat menyikasanya. Sica terjatuh.
“auhhh” kata Sica kesakitan. Seketika Yesung berhenti dan menatap ke belakang melihat Sica yang jatuh.
“jangan pura pura” bentak Yesung. Tapi Sica tak bergeming. Ia meronta ronta karena rasa sakitnya. Yesung melihatnya terus berharap Sica baik baik saja. Melihat Sica yang terus kesakitan Yesung langsung mendekatinya.
“auh” ringis Sica menangis sambil memegang perutnya.
Yesung jongkok menyetarakan tubuhnya dengan Sica. Yesung menempelkan tangannya ke dahi Sica memastikan Sica baik baik saja. Sica yang tadinya ingin menagis kini langsung mengumbar senyum manisnya. Ia tak mempedulikan rasa sakitnya saking senangnya atas perlakuan yesung.
‘Ya Tuhan panas sekali, bisa bisanya di saat seperti ini dia masih tersenyum. Dasar Jessica pabo’ batin Yesung.
“kapan kau terakhir makan?” tanya Yesung dingin.
“apakah kau khawatir?” tanya Sica sambil berusaha berdiri.
“kapan terakhir makan?” tanya Yesung lagi.
“kau ingin aku jawab jujur atau bohong?” tanya Sica sambil mengembangkan senyumnya ingin mengajak Yesung bercanda tapi gagal. Yesung sangat sebal dengan jawaban Sica. Ia menatap Sica marah. Sica yang melihatnya hanya menunuduk takut.
“kapan?” kata Yesung dengan nada tinggi.
“2 hari yang lalu” kata Sica takut Yesung akan membentaknya lagi.
Huft
Yesung hanya mengeluarkan nafas beratnya. Ia segera memapah Sica. Karena Sica ingin Yesung memperhatikannya Sica pura pura tidak bisa jalan. Sebenarnya kalau hanya berjalan ia tentu saja masih bisa.
“auh appo” teriak Sica pura pura kesakitan. Yesung tau maksudnya dan langsung menggendong Sica. Sica hanya tersenyum senang. Yesung bukan membawa Sica ke kamarnya melainkan ke meja makan. Yesung melihat di meja tidak ada makanan sedikitpun. Ya bukankah Sica tadi tak memasak. Yesung mendudukkan Sica.
Yesung langsung bergegas memasak untuk Sica. Walaupun Yesung tak pernah memasak tapi ia tetap bisa memasak walau hasiinya....????
“makanlah” kata Yesung memberikan ramen yang baru saja ia masak. Bukannya langsung makan Sica hanya menatap ramen tersebut.
“makanlah, kau akan tambah sakit jika tidak makan” bentak Yesung.
“shireeo, aku tak mau jika kau tak menyuapiku”
“yak kau bisa sendiri dasar manja”
“kau tau jika aku manja masih saja membiarkannya” jawab Sica.
Sica masih menunduk malu. Yesung langsung mengambil sendok dan menyuapi Sica. Sica yang melihatnya langsung tersenyum dan menerima suapan Yesung dengan senang hati.
Setelah selesai makan Yesung kembali menggendong Sica ke kamarnya. Ia melihat kamar Sica aneh, bagaimana bisa ada fotonya yang terpajang di meja Sica. Di sisinya ada mawar yang sudah layu, Yesung sangat ingat jika mawar itu pemberiannya. Ada juga boneka kura kura dan beberapa barang yang pernah diberikan Yesung. Yesung menidurkan Sica, tak sengaja Yesung melihat cincin bertanda JJ yang pernah di buang oleh Sica.
“bukankah kau sudah membuangnya?” tanya yesung datar sambil melihat cincinnya. Sica hanya tersenyum.
“aku mengambilnya lagi malamnya” jawab Sica.
Yesung sangat ingat saat itu Sica masuk dengan pakaian yang basah. Apakah Sica mengambilnya kembali saat hujan tiba dan di malam itu. Apakah benar?
Ya tentu saja , Sica mengambilnya kembali. Ia sangat menyesal saat ia membuangnya, makanya malamnya ia mengambil kembali cincin itu. ia tak mau cincin itu hilang di telan hujan. Ia dengan sekuat tenaga mencari cincin itu, ia tak peduli dengan hujan yang terus mengguyurnya yang membuatnya kedinginan.
“tidurlah” perintah Yesung. Yesung pun meninggalkan Sica.
“tunggu... “ kata Sica lari menahan tangan Yesung. Sica lupa jika ia sedang berpura pura kakinya sakit.
“kau.... katanya kakimu sakit” kata yesung kesal. Sica hanya tertunduk malu. Aduuuhhh, ketahuan.
“ish” degus Yesung.
“mianhae, aku mohon Yesung, temani aku malam ini, aku takut sendiri” mohon Sica sambil memegang tangan Yesung. Tapi Yesung tak menjwabnya.
“jebal Yesung, aku takut, aku mohon,” kata Sica memelas.
Yesung pun tak jadi pergi ia menemani Sica tidur. Tapi Yesung tetap duduk di tepi ranjang. Sica terus menyuruhnya untuk tidur di sisinya. Yesung pun menurut.
“tidurlah, aku akan menjagamu sebelum kau tidur” kata Yesung meyakinkan Sica.
“shireo, aku tak mau tidur, aku takut jika kau akan pergi” kata Sica lemas. Yesung pun memberikan tangannya agar meyakinkan Sica jika ia tak akan pergi meninggalkan Sica.
Sica memegang tangan Yesung dan berusaha untuk menutuup matanya. Entah kenapa Sica sudah merasa baikan jika Yesung berada di dekatnya. Bahkan ia tak merasakan sakit lagi. tapi Sica tak bisa tidur. Jantungnya terus berdetak kencang karena Yesung berbaring di dekatnya.
Begitu juga yesung, rasanya jantungnya terus berdetak kenacang dan keringat dingin mulai keluar. Yesung melihat Sica yang sudah menutup matanya. Yesung sudah tak tahan lagi, ia ingin segera pergi, ia benar benar tak bisa tidur jika berada di dekat Sica. Dengan perlahan Yesung melepaskan tangannya.
“gajima” kata Sica tiba tiba.
“kau belum tidur?” tanya Yesung. Ternyata Sica dari tadi belum tidur. Tapi Sica tak menjawab. Ia malah memeluk Yesung.
Deg
Kini jantung Yesung seperti mau keluar. Ia benar benar tak tahan lagi.
“kenapa kau seperti ini?” tanya Yesung lagi. Sica hanya diam.
“apakah karena malam ini malam terakhir sebelum aku menceraikanmu”
Sica merasakan sakit di hatinya lagi. Kenapa Yesung berbicara seperti itu.
“aku mohon Yesung, jangan seperti itu. aku lelah, aku ingin tidur” kata Sica tak mau mendengar Yesung menyakiti perasaannya lagi. sica memepererat pelukannya. Ingin sekali ia menangis, tapi ia menahannya.
Tak lama kemudian mereka tidur.

######


Sica menggeliat. Ia menerjabkan matanya berusaha membuka matanya yang masih mengantuk itu. ia melihat disisinya. Namja yang sangat ia cintai tak meninggalkannya, malah Yesung juga melingkarkan tangannya di perut Sica. Sica tersenyum. Ia terus menatap Yesung.
“sangat tampan walaupun sedang tidur” gumam Sica.
“jika kau tau Yesung, aku sudah menolak Sungmin demi kamu. Aku hanya mencintaimu” kata Sica sangat pelan. Ia tersenyum melihat Yesung yang terlelap. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke wajah Yesung. Ia mencium bibir Yesung sekilas.


DEGGG






dan TBC

0 komentar:

Posting Komentar