It’s You
It’s You (Oneshoot)
Hari ini memang sangat cerah. Tapi
entah mengapa tidak dengan hatiku. Hatiku gelap. Atau mungkin hari ini aku
belum melihat senyumanmu?
Aku berharap kau akan tersenyum
setelah ini Jina-ya =)
Yeoja itu melipat kertas di
tangannya setelah membaca isinya. Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah
senyuman manis. Sudah beberapa kali ia mendapat surat surat misterius itu. Kata
kata manis yang terukir di dalamnya selalu saja bisa meluluhkan hatinya. Ia yakin,
ia sangat menyukai orang yang selalu mengirimkan kata kata manis penyemangat
hati. Ia memasukkan surat itu ke dalam amplop berwarna biru bergambar kupu kupu
dan dimasukkan ke dalam tasnya.
Huft
Ia menghembuskan nafasnya pelan.
Ia lantas pergi dari rumahnya. Melangkahkan kakinya menelusuri jalan yang sudah
ramai.
Tinnn tinnn
Suara klakson mobil benar benar
menganggunya. Yeoja yang bernama Jina itupun menoleh ke sumber suara. Dilihatnya
namja yang sedang mengendarai mobil berwarna putih.
“kajja. Naik”
“ckk, Donghae sunbae, kau
menganggu saja. Tidak perlu, aku bisa berjalan sendiri. Lagian sudah akan sampai”
“cihh.. dasar keras kepala”
“jika kau hanya mau mengejekku
silahkan pergi” Jina sepertinya tak peduli dengan namja itu. Ia terus saja
berjalan tanpa menoleh ke arah Donghae.
SKIP
Jina kini sudah sampai di
kampus. Ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
“anyeong”
Suara berat itu mengagetkan
Jina. Sontak Jina menoleh. Ia terlihat kaget. Benarkah? Kim Jong Woon kini
sedang ada di depannya?
“mm.. eh... ne”
“jawabnya gugup”
Kim Jong Woon atau yang sering
disebut Yesung itu tersenyum. Sedangkan Jina hanya terus memandangi wajah
tampan di depannya. Benar benar tampan. Walau kadang namja di depannya ini
sering bersikap dingin padanya. Jujur ia memang tertarik dengan namja ini.
“lain kali kau harus menyapaku
terlibih dahulu”
“mwo?”
“aniya. Tak usah dipikirkan”
jawab Yesung. Yesung langsung meninggalkan Jina. Jina masih terdiam. Benar benar
aneh. Kenapa Yesung selalu seperti itu.
##########################
Keesokan hari, lagi lagi Jina
mendapatkan surat misterius itu sebelum ia berangkat kuliah. Ia jadi semakain
penasaran. Sebenarnya siapa yang mengirimnya? Walau Jina suka dengan isinya,
tapi tak dipungkiri Jina juga sebal mendapat surat itu. Ia yakin orang itu
namja yang penakut.
Siang itu Jina berjalan pulang
dengan Hyeri sahabatnya. Tapi di tengah jalan ia melihat Yesung yang sedang
duduk di taman membaca sebuah surat.
DEG
Mata Jina membulat saat melihat
di tangan Yesung ada sebuah amplop yang sama persisi dengan amplop yang sering
diberikan padanya. Ia tak salah. Amplop itu benar benar sama persis dengan
punyanya.
Jadi selama ini Yesung?
Apa Yesung yang selalu mengirim
surat padanya?
Tiba tiba ia merasakan senang
yang sangat.
“yak, apa yang kau lihat. Ayo jalan”
suara Hyeri membuat Jina tersadar. Jina pun menoleh ke arah Hyeri dan wajahnya
masih terlihat senang.
“Hyeri, kau masih ingat saat aku
menceritakan surat misterius?”
“ne?”
“lihatlah, aku yakin Yesung Oppa
yang memberikan suarat itu. lihat, sama persiskan?” Jina menunjuk Yesung dan memperlihatkan
amplopnya. Hyeri menyipitkan matanya. Memang benar sih amplopnya sama, tapi..
“tapi Jina, itu tak mungkin, Yesung
Oppa baru saja memiliki yeojachingu”
“mwo?”
Jina kaget.
Apa yeojachingu? Yang benar
saja.
“kau jangan...”
“Na-ya”
Perkataan Jina terpotong saat
Yesung memanggilnya. Jina dan Hyeri langsung menoleh ke arah Yesung. Yesung saat
itu benar benar tersenyum manis sambil melambaikan tangannya. Saat Jina ingin
membalas lambain Yesung tiba tiba..
“Yesung oppa”
Yeoja yang memanggil Yesung
langsung mendekati Yesung. Yesung menyambutnya dan langsung menggandeng yeoja
itu. Yeoja itu Hyuna. Jadi yang Yesung panggil bukan Jina? Tapi Hyuna?
Jina menoleh ke arah Hyeri
seakan bertanya apakah Hyuna yeojachingu Yesung? hyeri yang mengerti pun mengangguk.
Sial
Apa ini. Jina sekarang tau,
ternyata Yesung adalah namja buaya. Dan lebih parahnya ia hampir saja
terperangkap. Jina benar benar meruntuti kebodohannya, kenapa ia bisa tertarik
pada namja menyebalkan itu. Hatinya kini sakit. Kenapa bisa seperti ini?
“dasar playboy. Namja aneh. Alien”
teriak Jina keras membuat orang yang ada di dekatnya menoleh ke arahnya. Yesung
dan Hyuna juga menoleh. Hyeri menundukkan kepalanya. ahh, ia malu, kenapa
temannya seperti itu.
“neo..” Jina menunjuk Yesung.
yesung tersentak. Jadi yang dimaksud adalah Yesung?
“kau.. dasar kau...” sebelum
Jina melanjutkan kata katanya, Hyeri lebih dulu menariknya.
####################
Pagi sekali Jina bangun. Ia benar
benar akan membalas dendam dengan Yesung. Ia harus benar benar memastikan jika
yang mengirim surat itu memang Yesung. Jina yang memang masih berantakan gara
gara baru saja bangun langsung menuju ke luar rumah. Ia tak peduli dengan
penampilannya. Ahh, semua itu tak penting. Yang penting ia bisa memergoki
pengirim surat itu.
Jina menyembunyikan badannya di
balik tembok.
30 menit berlalu.
Sial
Sepertinya surat misterius itu
memang tak akan datang. Jina yakin Yesung tak berani lagi untuk mengirimnya
karena ia sudah memaki namja itu.
Jina pun berdiri dari tempat
persembuyiannya tapi diurungkan saat ia mendengar suara mobil yang berhenti tak
jauh dari gerbang rumahnya. Jina pun memata matainya. Benar saja, ada seorang
namja yang keluar dari mobil itu. Namja itu memakai masker membuat Jina tak
bisa melihat wajahnya dengan jelas. Jina terus melihat gerak gerik namja itu. Benar
benar seperti maling. Di tangannya ternyata ada amplop biru. Yah, itu yang
sering diberikan padanya.
‘ku tangkap kau’
Sebuah seringai licik keluar
dari wajahnya.
DEG
Jina terkaget saat namja itu
mendekat. Jina yakin itu bukan Yesung. tapi...
DONGHAE?
Jadi..
Jadi Donghae bukan Yesung?
Namja itu meletakkan di depan
gerbang. Saat ia akan pergi, tiba tiba...
“Tunggu” kata Jina langsung
keluar dari persembuyiannya. Jina kini bahkan bisa melihat dengan jelas mata
namja itu sedikit melotot sepertinya namja itu kaget melihat Jina. Jina terus
maju, sedangkan namja tadi mundur.
DUG
Yes
Namja itu terpojok tembok.
“jadi selama ini kau yang
mengirim surat itu?”
“e,..ee..mm”
Jina tersenyum miring.
“kau Donghae kan?”
“an..ani. aku bukan Donghae”
“jeongmal? Lalu siapa kau?”
“akk.akku....”
“aish, dasar namja penakut”
“mwo?”
“jika kau pemberani, katakan
siapa kau”
“..”
Namja itu tak menjawab lagi. Sepertinya
ia memang takut. Jina tersenyum. Ia yakin namja itu Donghae. Ckk, jadi selama
ini Donghae menyukainya? Keke.. ketahuan.
“kau tak menjawab. Oke,
sepertinya aku yang akan mencari tau”
Tangan Jina sudah terulur untuk
melepas masker itu, tapi dengan cepat tangan jina ditahan oleh namja itu.
“arra arra. Aku yang akan
melepaskannya sendiri”
Namja itu akhirnya membuka
maskernya.
Johta,
Namja tampan Donghae ternyata. Donghae
menundukkan wajahnya. Sial. Kenapa ia ketahuan. Benar benar memalukan. Jina kini
tersenyum menang. Tangan Jina bergerak mengambil surat yang suah tergeletak di
jalan. Ia membukanya dan membacanya.
Kau yeoja yang membuat hariku lebih indah. Yeoja yang membuat
aku mampu melewati hariku. Itu kau Jina-ya.
“ohh, sunbae, ternyata kau
penggemarku?”
“ha?.. jangan terlalu percaya
diri”
“em, jadi kau penjahat? Atau kau
maling?”
“mwo?” Donghae terbelalak sepertinya
ia tak terima dengan kata kata Jina. Jina sedikit berjinjit agar wajahnya bisa
sejajar dengan Donghae. Ia kembali tersenyum aneh.
“penjahat karena menyembuyikan
perasaanmu, maling karena telah mencuri hatiku” bisik Jina
CUP
Jina mencium pipi Donghae dan
langsung berlari ke dalam rumah.
Sedangkan namja itu, kini masih
mematung. Ia menerjabkan matanya beberapa kali berharap ini bukan mimipi. Tangannya
terangkat memegang pipinya bekas ciuman Jina. Donghae menarik sudut bibirnya
membentuk senyuman yang sangat manis. Ia melihat ke arah Jina yang sedang
berlari.
“Na-ya. Aku akan mengantarmu”
teriak Donghae.
“tidak usah” Jina menoleh ke
belakang.
“tidak ada penolakan, aku
sunbaemu Na-ya”
#########################
EPILOG
“yak Yesung-ah berhenti membaca
suratku” teriak Donghae saat Yesung membaca banyak surat di depannya. Yesung tak
peduli. Ia terus membaca surat surat itu. Donghae terus berusaha menarik surat
itu tapi tetap saja tak bisa menjangkaunya.
“hahahahaha” selalu saja selesai
membaca Yesung tertawa.
Donghae benar benar geram. Sahabat
macam apa itu. Yesung terus mengejeknya. Sial.
Donghae dengan tatapan tajamnya
menoleh ke arah yeoja yang juga sedang terkekeh. Sepertinya ia puas mengerjai
Donghae yang kini sudah menjadi namjachingunya. Jina memang menunjukkan semua
surat yang sudah diberikan Donghae pada Yesung.
“kau puas hah?”
“sangat”
“yak kau benar benar tega. Yeojachingu
macam apa kau, tega mempermalukan namjachingunya sendiri?”
“ya sudah kalau tidak suka.
putuskan saja”
“yak, kau mengancam lagi Chagi”
“ne. Sekarang kita putus”
“mwo? ANDWEEEE”
SPECIAL ULANG TAHUN DONGHAE OPPA
:D
0 komentar:
Posting Komentar