Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 15 Oktober 2013

It’s You

It’s You


It’s You (Oneshoot)




Hari ini memang sangat cerah. Tapi entah mengapa tidak dengan hatiku. Hatiku gelap. Atau mungkin hari ini aku belum melihat senyumanmu?
Aku berharap kau akan tersenyum setelah ini Jina-ya =)

Yeoja itu melipat kertas di tangannya setelah membaca isinya. Sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman manis. Sudah beberapa kali ia mendapat surat surat misterius itu. Kata kata manis yang terukir di dalamnya selalu saja bisa meluluhkan hatinya. Ia yakin, ia sangat menyukai orang yang selalu mengirimkan kata kata manis penyemangat hati. Ia memasukkan surat itu ke dalam amplop berwarna biru bergambar kupu kupu dan dimasukkan ke dalam tasnya.
Huft
Ia menghembuskan nafasnya pelan. Ia lantas pergi dari rumahnya. Melangkahkan kakinya menelusuri jalan yang sudah ramai.
Tinnn tinnn
Suara klakson mobil benar benar menganggunya. Yeoja yang bernama Jina itupun menoleh ke sumber suara. Dilihatnya namja yang sedang mengendarai mobil berwarna putih.
“kajja. Naik”
“ckk, Donghae sunbae, kau menganggu saja. Tidak perlu, aku bisa berjalan sendiri. Lagian sudah akan sampai”
“cihh.. dasar keras kepala”
“jika kau hanya mau mengejekku silahkan pergi” Jina sepertinya tak peduli dengan namja itu. Ia terus saja berjalan tanpa menoleh ke arah Donghae.

SKIP

Jina kini sudah sampai di kampus. Ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
“anyeong”
Suara berat itu mengagetkan Jina. Sontak Jina menoleh. Ia terlihat kaget. Benarkah? Kim Jong Woon kini sedang ada di depannya?
“mm.. eh... ne”
“jawabnya gugup”
Kim Jong Woon atau yang sering disebut Yesung itu tersenyum. Sedangkan Jina hanya terus memandangi wajah tampan di depannya. Benar benar tampan. Walau kadang namja di depannya ini sering bersikap dingin padanya. Jujur ia memang tertarik dengan namja ini.
“lain kali kau harus menyapaku terlibih dahulu”
“mwo?”
“aniya. Tak usah dipikirkan” jawab Yesung. Yesung langsung meninggalkan Jina. Jina masih terdiam. Benar benar aneh. Kenapa Yesung selalu seperti itu.

##########################

Keesokan hari, lagi lagi Jina mendapatkan surat misterius itu sebelum ia berangkat kuliah. Ia jadi semakain penasaran. Sebenarnya siapa yang mengirimnya? Walau Jina suka dengan isinya, tapi tak dipungkiri Jina juga sebal mendapat surat itu. Ia yakin orang itu namja yang penakut.
Siang itu Jina berjalan pulang dengan Hyeri sahabatnya. Tapi di tengah jalan ia melihat Yesung yang sedang duduk di taman membaca sebuah surat.
DEG
Mata Jina membulat saat melihat di tangan Yesung ada sebuah amplop yang sama persisi dengan amplop yang sering diberikan padanya. Ia tak salah. Amplop itu benar benar sama persis dengan punyanya.
Jadi selama ini Yesung?
Apa Yesung yang selalu mengirim surat padanya?
Tiba tiba ia merasakan senang yang sangat.
“yak, apa yang kau lihat. Ayo jalan” suara Hyeri membuat Jina tersadar. Jina pun menoleh ke arah Hyeri dan wajahnya masih terlihat senang.
“Hyeri, kau masih ingat saat aku menceritakan surat misterius?”
“ne?”
“lihatlah, aku yakin Yesung Oppa yang memberikan suarat itu. lihat, sama persiskan?” Jina menunjuk Yesung dan memperlihatkan amplopnya. Hyeri menyipitkan matanya. Memang benar sih amplopnya sama, tapi..
“tapi Jina, itu tak mungkin, Yesung Oppa baru saja memiliki yeojachingu”
“mwo?”
Jina kaget.
Apa yeojachingu? Yang benar saja.
“kau jangan...”
“Na-ya”
Perkataan Jina terpotong saat Yesung memanggilnya. Jina dan Hyeri langsung menoleh ke arah Yesung. Yesung saat itu benar benar tersenyum manis sambil melambaikan tangannya. Saat Jina ingin membalas lambain Yesung tiba tiba..
“Yesung oppa”
Yeoja yang memanggil Yesung langsung mendekati Yesung. Yesung menyambutnya dan langsung menggandeng yeoja itu. Yeoja itu Hyuna. Jadi yang Yesung panggil bukan Jina? Tapi Hyuna?
Jina menoleh ke arah Hyeri seakan bertanya apakah Hyuna yeojachingu Yesung? hyeri yang mengerti pun mengangguk.
Sial
Apa ini. Jina sekarang tau, ternyata Yesung adalah namja buaya. Dan lebih parahnya ia hampir saja terperangkap. Jina benar benar meruntuti kebodohannya, kenapa ia bisa tertarik pada namja menyebalkan itu. Hatinya kini sakit. Kenapa bisa seperti ini?
“dasar playboy. Namja aneh. Alien” teriak Jina keras membuat orang yang ada di dekatnya menoleh ke arahnya. Yesung dan Hyuna juga menoleh. Hyeri menundukkan kepalanya. ahh, ia malu, kenapa temannya seperti itu.
“neo..” Jina menunjuk Yesung. yesung tersentak. Jadi yang dimaksud adalah Yesung?
“kau.. dasar kau...” sebelum Jina melanjutkan kata katanya, Hyeri lebih dulu menariknya.

####################


Pagi sekali Jina bangun. Ia benar benar akan membalas dendam dengan Yesung. Ia harus benar benar memastikan jika yang mengirim surat itu memang Yesung. Jina yang memang masih berantakan gara gara baru saja bangun langsung menuju ke luar rumah. Ia tak peduli dengan penampilannya. Ahh, semua itu tak penting. Yang penting ia bisa memergoki pengirim surat itu.
Jina menyembunyikan badannya di balik tembok.
30 menit berlalu.
Sial
Sepertinya surat misterius itu memang tak akan datang. Jina yakin Yesung tak berani lagi untuk mengirimnya karena ia sudah memaki namja itu.
Jina pun berdiri dari tempat persembuyiannya tapi diurungkan saat ia mendengar suara mobil yang berhenti tak jauh dari gerbang rumahnya. Jina pun memata matainya. Benar saja, ada seorang namja yang keluar dari mobil itu. Namja itu memakai masker membuat Jina tak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Jina terus melihat gerak gerik namja itu. Benar benar seperti maling. Di tangannya ternyata ada amplop biru. Yah, itu yang sering diberikan padanya.
‘ku tangkap kau’
Sebuah seringai licik keluar dari wajahnya.

DEG

Jina terkaget saat namja itu mendekat. Jina yakin itu bukan Yesung. tapi...
DONGHAE?
Jadi..
Jadi Donghae bukan Yesung?
Namja itu meletakkan di depan gerbang. Saat ia akan pergi, tiba tiba...
“Tunggu” kata Jina langsung keluar dari persembuyiannya. Jina kini bahkan bisa melihat dengan jelas mata namja itu sedikit melotot sepertinya namja itu kaget melihat Jina. Jina terus maju, sedangkan namja tadi mundur.
DUG
Yes
Namja itu terpojok tembok.
“jadi selama ini kau yang mengirim surat itu?”
“e,..ee..mm”
Jina tersenyum miring.
“kau Donghae kan?”
“an..ani. aku bukan Donghae”
“jeongmal? Lalu siapa kau?”
“akk.akku....”
“aish, dasar namja penakut”
“mwo?”
“jika kau pemberani, katakan siapa kau”
“..”
Namja itu tak menjawab lagi. Sepertinya ia memang takut. Jina tersenyum. Ia yakin namja itu Donghae. Ckk, jadi selama ini Donghae menyukainya? Keke.. ketahuan.
“kau tak menjawab. Oke, sepertinya aku yang akan mencari tau”
Tangan Jina sudah terulur untuk melepas masker itu, tapi dengan cepat tangan jina ditahan oleh namja itu.
“arra arra. Aku yang akan melepaskannya sendiri”
Namja itu akhirnya membuka maskernya.
Johta,
Namja tampan Donghae ternyata. Donghae menundukkan wajahnya. Sial. Kenapa ia ketahuan. Benar benar memalukan. Jina kini tersenyum menang. Tangan Jina bergerak mengambil surat yang suah tergeletak di jalan. Ia membukanya dan membacanya.

Kau yeoja yang membuat hariku lebih indah. Yeoja yang membuat aku mampu melewati hariku. Itu kau Jina-ya.


“ohh, sunbae, ternyata kau penggemarku?”
“ha?.. jangan terlalu percaya diri”
“em, jadi kau penjahat? Atau kau maling?”
“mwo?” Donghae terbelalak sepertinya ia tak terima dengan kata kata Jina. Jina sedikit berjinjit agar wajahnya bisa sejajar dengan Donghae. Ia kembali tersenyum aneh.
“penjahat karena menyembuyikan perasaanmu, maling karena telah mencuri hatiku” bisik Jina

CUP

Jina mencium pipi Donghae dan langsung berlari ke dalam rumah.
Sedangkan namja itu, kini masih mematung. Ia menerjabkan matanya beberapa kali berharap ini bukan mimipi. Tangannya terangkat memegang pipinya bekas ciuman Jina. Donghae menarik sudut bibirnya membentuk senyuman yang sangat manis. Ia melihat ke arah Jina yang sedang berlari.
“Na-ya. Aku akan mengantarmu” teriak Donghae.
“tidak usah” Jina menoleh ke belakang.
“tidak ada penolakan, aku sunbaemu Na-ya”

#########################


EPILOG

“yak Yesung-ah berhenti membaca suratku” teriak Donghae saat Yesung membaca banyak surat di depannya. Yesung tak peduli. Ia terus membaca surat surat itu. Donghae terus berusaha menarik surat itu tapi tetap saja tak bisa menjangkaunya.
“hahahahaha” selalu saja selesai membaca Yesung tertawa.
Donghae benar benar geram. Sahabat macam apa itu. Yesung terus mengejeknya. Sial.
Donghae dengan tatapan tajamnya menoleh ke arah yeoja yang juga sedang terkekeh. Sepertinya ia puas mengerjai Donghae yang kini sudah menjadi namjachingunya. Jina memang menunjukkan semua surat yang sudah diberikan Donghae pada Yesung.
“kau puas hah?”
“sangat”
“yak kau benar benar tega. Yeojachingu macam apa kau, tega mempermalukan namjachingunya sendiri?”
“ya sudah kalau tidak suka. putuskan saja”
“yak, kau mengancam lagi Chagi”
“ne. Sekarang kita putus”
“mwo? ANDWEEEE”




SPECIAL ULANG TAHUN DONGHAE OPPA :D

0 komentar:

Posting Komentar