Just You 2
PART 7
Judul : Just You
Author : Lilian Nay
Genre : Romance
Main Cast : Kim Jong Woon Super Junior
Im Hakyung
Rating : General
Lenght : Chaptered
Hembusan angin yang tidak terlalu besar. Tapi benar benar
menyejukkan. Belakang kafe mouse rabbit memang ada sebuah taman kecil di bawah
pohon yang sangat rindang. Mereka sangat nyaman di sana walau suara bising
kendaraan yang berlalu lalang masih terdengar dengan jelas di sana.
Diam
Yesung dan Hakyung hanya bisa diam saja. Sesekali Yesung
menguk minumannya sedangkan Hakyung hanya bisa memutar minumannya itu dan
menatapnya walaupun pikirannya bukan di minuman itu.
Rambut coklat hakyung kini berterbangan diterpa angin lembut
itu. Yesung sesekali mencuri pandang ke arah gadis itu. Cantik. Ya, mungkin itu
pendapat Yesung saat melihat pemandangan indah di sampingnya.
Hakyung menghela nafasnya. Sampai kapan mereka akan diam.
bukankah sudah lama mereka hanya duduk dan berdiam diri saja tanpa ada sepatah
katapun.
“jika tak ada yang dibicarakan aku masuk ke dalam saja.
Jujur saja aku canggung bersamamu” Hakyung memberanikan diri bicara seperti
itu. Ia lalu berdiri sambil merapikan dress yang ia pakai.
Yesung hanya melihat lekat Hakyung. canggung. Kata itu benar
benar membuatnya kaku. Tapi sepertinya memang dirinya yang membuat canggung di
antara mereka.
“jangan beranjak satu langkahpun” suara berat Yesung kini
mulai terdengar. Hakyung pun menatap Yesung sedangkan Yesung mengalihkan
pendangannya ke arah lain.
Hakyung berdecak kecil, bagaimana bisa jatuh hati pada namja
keras kepala dan egois seperti Yesung.
Tanpa mempedulikan larangan Yesung. Hakyung mulai beranjak
pergi.
“Sharanghae”
DEG
Seketika Hakyung berhenti saat Yesung mengucapkan itu.
Jeongmal? Apakah ia tak salah dengar? Mungkin jika itu mimpi Hakyung bahkan tak
ingin bangun. Tapi entah kenapa Hakyung masih ragu Yesung mengucapkan itu.
Bukankah Yesung selalu seperti itu. Mengucapkan apa saja yang ia mau tanpa
mempedulikan perasaan orang lain. Yesung bahkan selalu mempermainkan perasaan
Hakyung sesuka hatinya. Hakyung menghela nafas sebelum ia beranjak pergi lagi.
“bahkan kau tetap akan pergi walau aku mengatakan aku
mencintaimu?” lirih Yesung tapi masih bisa di dengar Hakyung. Hakyung tetap
masih melangkahkan kakinya. Kali ini ia harus bisa menahan perasaannnya pada
Yesung. Ya, itu lebih baik. Yesung sudah tidak tahan lagi, ia pun pergi
menyusul Hakyung.
GREPPP
“jangan pergi, jangan pernah”
Yesung memeluk Hakyung dari belakang sehingga Hakyung tak
bisa berkutik sedetikpun. Jantungnya seakan terus berdetak sangat kencang. Ia
senang? Tentu saja sangat senang. Yesung perlahan membalikkan tubuh Hakyung
agar menghadapnya. Hakyung tertunduk, ia tak berani menatap Yesung. Yesung
mengakat sudut bibirnya membentuk senyuman.
“kau cantik”
Blus.... kini rona merah itu muncul di pipi Hakyung. Bahkan
mungkin ini pertama kali Yesung dengan blak blakan memuji Hakyung. Kenapa jadi
seperti ini. Hakyung masih tertunduk, ia tak mau Yesung mengetahui jika rona
merah di pipinya. Kali ini bahkan Hakyung seperti salah tingkah sendiri.
Tangannya menggenggam erat ujung dress yang ia pakai.
Yesung tak kehilangan akal. Ia sedikit membungkukkan
badannya mensejajarkan badannya gara sejajar dengan tinggi badan hakyung yang
memang lebih pendek darinya.
“lihatlah, kau sangat sangat cantik dengan rona merah itu. Kau
tau kau seperti kepiting rebus. Hahahahahahah” kali ini Yesung tetawa. Benar
benar puas mengerjai gadis di depannya itu. Entah kenapa ia suka sekali
menggoda Hakyung. Sepertinya menggoda Hakyung akan jadi hobinya.
“Yakkk. Dasar kepala besar” teriak Hakyung sambil mendorong
dada Yesung. Sungguh Hakyung benar benar meruntuti dirinya sendiri. Bahkan tadi
ia sempat berfikir jika Yesung memang benar benar tulus mengucapkannya.
“aish, jangan marah seperti itu. Dasar anak kecil”
Lagi lagi... kenapa Yesung selalu saja mengatakan jika Hakyung
anak kecil. Apa Yesung tak bisa melihat jika Hakyung kini sudah dewasa heh?
“apa kau punya kepribadian ganda oh? Menyebalkan sekali.
Jangan jangan kau Psyco?” Yesung hanya terkekeh mendengar jawaban Hakyung.
Hakyung sebenarnya juga bingung atas sikap yesung yang seolah tak penah terjadi
apa apa diantara mereka.
“lihatlah. Ada apa dengan matamu? Apa kau terus menangis
eoh? Jangan bilang kau menangis karena takut kehilanganku?”
jlebb
Tepat sasaran.
“ish, PD sekali kau tuan kura kura”
“hey, bukankah aku benar? Aku kemarin melihatmu menangis.
Kau tau, kebanyakan wanita jika manangis itu jelek, tapi beda denganmu, kenapa
kau begitu cantik”
“berhenti menggodaku. Ckk, jadi kau ingin aku menangis terus
begitu”
“ne”
“MWO?”
“kau milikku, bahkan air matamu itupun milikku, jadi hanya
aku yang berhak membuatmu menangis. Tapi bukan menangis karena kesedihan yang
aku buat. Simpanlah air matamu untuk kebahagiaan kita nanti, air matamu terlalu
berharga untuk dibuang”
“...”
“kau manis, sangat manis. Walalu kadang kau galak tingkat
akut, menurutku kau tetap saja Hakyung yang manis”
“eh?”
“Mulai sekarang dengarkan aku, Hakyung hanya milik JongWoon.
Arra?”
“...”
Hakyung masih terdiam. Entah kenapa perkataan Yesung
membuatnya tidak bisa menjawab setiap perkataan Yesung. Manis, yah, semua
perkataan yesung sangat manis menurutnya. Mungkin hatinya bisa leleh jika teru
s mendengar setiap kata yang manis itu dari mulut yang juga manis. Siapa lagi
kalau bukan dari mulut Yesung. Namja yang mengisi hatinya.
“wae? kau terpukau mendengarnya beruang jelek?
Baru saja Hakyung menikmati setiap perlakuan Yesung yang
lembut. jujur saja memang Hakyung sangat terpukau. Tapi ia urungkan lagi
mengetahui sifat Yesung berubah lagi. bagaimna mungkin hakyung bisa melepaskan
Yesung jika Yesung terus menarik ulur hatinya sampai tak terisi untuk namja
lain. Yah, kali ini Hakyung yakin, ia tak akan pernah berfikir akan menyerah
dengan perasaanya. Ia benar benar akan tetap bertahan. Hakyung mencintai
Yesung.
“menyebalkan. Sebenarnya apa maumu? Hah, kau selalu
membuatku bingung. Bukankah kau ingin aku pergi dan tak mau melihatku lagi?”
“jadi kau mencoba untuk pergi dariku? Cobalah jika kau bisa”
“bagaimana bisa aku pergi darimu jika kau terus mengikatku”
Yesung seakan puas dengan jawaban Hakyung. Ia tersenyum
lagi. Entah kenapa ia benar benar suka tersenyum saat itu.
“sudah kuduga. Mana mungkin kau bisa hidup tanpa aku di
sisimu”
“ckk, aku ingin sekali membunuh namja ini” lirih Hakyung
agar Yesung tak mendengranya.
“bunuh saja. Aku tak peduli. Asal aku mati di tanganmu,
yeojaku”
Hakyung membelalakkan matanya. Kenapa Yesung mendengarnya?
Apa tadi yesung bilang? Yeojanya? Ckk, kenapa PD sekali namja itu. Bahkan tak
bosan bosannya Yesung menggoda Hakyung.
“ish, neo... menyebalkan”
“biar saja. Kau juga sukakan? Ani, bukan hanya suka. Tapi
kau juga mencintaiku dan tergila gila padaku nona Im”
Hakyung lagi lagi harus menghela nafasnya agar ia sabar
menghadapi namja gila di depannya. Masih saja yesung suka sekali menggodanya.
Walalupun di hati kecil Hakyung sangat suka bersama yesung saat ini. Apalagi
mendengar apa yang Yesung katakan tadi. Dan perkataan Yesung tadi. Ya ya...
hakyung harus mengetahui jika ia memang sangat tergila gila dengan namja aneh
ini.
Yesung terkekeh karena Hakyung tak bisa lagi berkutik.
Yesung melangkahkan kakinya meninggalkan Hakyung yang masih dengan tatapan
membunuh itu. Bahkan mulutnya juga berkomat kamit seakan tak terima Yesung
mengatakan itu walalupun kenyataannya benar.
Yesung berhenti dan berbalik menatap Hakyung.
“oh iya. Kau tadi juga bertanya apa mauku kan? Seminggu lagi
kita menikah”
“MWO?”
Hakyung sangat keget mendengarnya.
Menikah?
Seminggu lagi?
Yang benar saja?
Jadi Yesung sudah menyiapkan semuanya?
“tak ada penolakan noona. Persiapkan dirimu. Arra!”
Yesung pergi meninggalkan Hakyung dengan senyum penuh
kemenangan. Sepertinya ia berhasil memberi kejutan pada Hakyung. Sedangkan Hakyung
masih melongo setelah mendengar penuturan dari calon suaminya itu. Apakah
Yesung sudah gila? Menyiapkan pernikahan yang tinggal seminggu lagi tanpa
sepengetahuannya? Hakyung yakin sepertinya ia akan gila jika dekat dekat dengan
namja gila itu. Tapi kenapa ia menikmatinya. Apa? menikmati menjadi gila?
Sepertinya ia memang sudah gila.
*****************************************
“yak kalian mengerjai Hakyung? yak Appa kau jahat sekali”
rengek Hakyung. Hyun dan Hani terkekeh melihat Hakyung yang seperti anak kecil.
Begitu juga Appanya. Apakah Hakyung sudah bisa diktakan dewasa?
Yah memang Hakyung saat ini sedang ngambek karena Appa,
Hani, Hyun tak memberitahukan yang sebenarnya tentang pernikahannya yang
tinggal seminggu lagi. yang benar saja. satu minggu itu sangat singkat. Ia
bahkan belum menyiapkan apa apa. walalupun pernikahannya sudah diatur, tapi
tetap saja Hakyung belum siap.
“yak, dasar anak kecil. Lihatlah kau lucu sekali jika
seperti itu. Jangan bilang nanti jika kau sudah menikah dengan jong Woon kau
juga manja seperti itu?” goda Hyun sambil mengacak rambut Hakyung.
“yak Oppa, berhenti menggodaku” bentak Hakyung. tapi tak dihiraukan
oleh Hyun.
“Hyun, sudah kasian adikmu. Lihatlah nanti mungkin dia akan
mengadu ke Jong Woon” kata Appanya.
“Yak Appa, Appa sama saja dengan Oppa” Hakyung menyercutkan
mulutnya. Appanya hanya bisa tertawa melihat anaknya yang satu ini. Sejak kapan
ia manja sekali seperti ini. Tapi Appa dan Hyun sangat bersyukur karena Hakyung
sudah bisa berubah tak seperti dulu yang sangat mengerikan dan susah di atur.
Memang semenjak Yekyung meninggal Hakyung memang berubah walalupun ada sisi yak
tak berubah darinya, apa lagi kalau bukan tingkah kasarnya.
“yak Eonni bantu aku” kesal Hakyung karena Hani hanya bisa
tertawa melihat keluarga barunya itu.
“ne Hakyung sayang, kau tau kau itu sangat manja”
“yak Eonni.............”
Ish. Semuanya sama saja. Bahkan tak ada yang membela
Hakyung. Karena kesal, Hakyungpun pergi ke kamarnya.
“dia masih belum bisa dewasa” kata Appanya sambil tersenyum.
“ne... bahkan dia sudah mau menikah masih saja seperti itu”
“jaga dia ne Hyun. Appa benar benar tak mau kehilangannya
seperti dulu. Appa juga yakin jika Jong Woon juga akan menjaganya dengan baik”
“ne Appa. Hyun sangat menyayanginya lebih dari apapun”
“jangan lupa dengan istrimu”
Hyun melihat Hani sambil nyengir. Tangannya terangkat
membentuk huruf V. Appanya lagi lagi tersenyum.
“ya sudah tidurlah. Appa mau ke kamar dulu”
Tuan Shin pun pergi. Hanipun ikut pergi meninggalkan Hyun
dengan wajah cemberut pura pura marah. Tentu saja hanya bercanda. Hani tak
mungkin marah hanya hal sekecil itu.
“yak Chagiya, kenapa meninggalkanku, hey”
Hani tak menghiraukan teriakan Hyun yang menurutnya sangat
menganggu. Hyun pun berlari mengejar Hani. Setelah sampai kamar Hani langsung
melepaskan kucir di rambutnya. Hyun pun memeluknya dari belakang. Ia benar
benar senang seperti itu.
“yak oppa. Lepaskan aku” gerutu Hyun.
“shireo”
“ish, kau manja sekali”
“biar saja”
“Oppa, aku mau tidur”
“jinja? Kau ingin aku cepat menidurimu. Kau memang sangat
manis Chagi”
“yak oppa, dasar mesum”
Teriak hani sambil melepas pelukan Hyun. Kini Hyun hanya
bisa terkekeh melihat Hani yang bersemu merah setiap kali ia menggoda istrinya
itu.
“chagia...”
“berkata lagi mati kau Oppa”
**************************************
“kau lihat? Aku menang. Dan aku akan selalu menang.
Aku menang mendapatkan hatimu. Aku yakin, dan sangat yakin. Hatimu kini
milikku. Bukan hanya kini. Tapi untuk selamanya. Dengarkan aku. Just You Chagi.
Just You”
Pagi ini matahari sudah menampakkan cahayanya yang indah.
Entah kenapa yeoja cantik itu enggan beranjak dari bawah selimut. Nyaman.
Itulah rasanya saat itu. sepertinya tak ada beban lagi dalam hidupnya.
Bukankah sekarang ia sudah tak kuliah lagi? tak ada lagi
yang perlu dikhawatirkan. Memasak? Ada Hani yang siap membantunya.
Pekerjaan?
Tentu saja ia harus bekerja. Ia bukan yeoja yang malas. Tapi
sampai saat ini ia belum mendapat pekerjaannya. Bukannya ia tidak diterima,
hanya saja bukankah ia harus mendapat ijin dari suaminya dulu. Ani, maksudnya
calon suaminya. Siapa lagi kalau bukan Yesung. Lagian ia juga bisa bekerja di Y
Style, atau bisa di Mouse Rabbit.
Hey...
Menikah saja belum. Kenapa memikirkan itu. Sepertinya
Hakyung memang sudah gila sekarang gara gara namja itu.
“Uhhh...”
Hakyung melengguh dalam tidurnya. Masih nyaman walaupun
sepertinya matahari dari tadi berteriak membangunkannya. Masa bodoh. Ia sedang
nyaman. Sangat nyaman. Apalagi sudah mengetahui jika Yesung...
Ahh...
Kenapa Yesung lagi.
Yesung Yesung dan Yesung. Sepertinya memang tak ada yang
lain.
Hakyung kali ini menyerah. Sepertinya ia harus bangun. Ia
mulai menerjabkan matanya perlahan. Tunggu... sepertinya ada yang aneh. Kenapa
Hakyung merasa ada seseorang yang memperhatikannya. Dengan terpaksa Hakyung
membuka matanya. Ternyata benar. Ada namja di depannya kini.
Mwo?
Namja?
“Kyaaaaaa...........” teriak Hakyung. Reflek namja di depannya
langsung menutup telinganya. Tentu saja takut jika ia tak bisa mendengar lagi
gara gara suara Hakyung yang sangat berisik.
“yak.. kenapa berteriak hah?” bentak namja itu dingin.
Sekali lagi Hakyung menerjabkan matanya. Berharap semua ini
mimpi. Mimpi? Yang benar saja. tidak. Ia menginginkan ini nyata.
“neo... a-apa yang kau lakukan di kamarku?” kata Hakyung
menunjuk pada namja itu. namja yang tak lain adalah Yesung kini menampakkan
seringai evilnya. Apa dia tertular penyakitnya Kyuhyun?
“apa aku tak boleh memandang calon istriku tersayang ketika
tidur? Lihatlah. Bahkan kau ditertawakan matahari. Yeoja atau apa sebenarnya
kau ini. Jam segini baru bangun?”
Blus
Matilah.
Kini Hakyung baru sadar. Berarti Yesung sudah dari tadi
berada di kamarnya. Apakah Yesung memperhatikannya ketika sedang tidur? Andwee.
Memalukan. Sangat memalukan. Apalagi ia baru saja bangun. Lihatlah, jam sudah
menujukkan pukul 8. Hakyung pun menundukkan kepalanya. Ia bahkan lebih baik
ditelan hidup hidup dari pada harus seperti ini. Bisa dipastikan kini wajahnya
sangat merah. Maluu... ^^
Yesung yang melihatnya tersenyum puas. Memang Yesung sudah
setengah jam yang lalu ada di kamar Hakyung dan terus memperhatikan wajah polos
Hakyung saat tidur tanpa berniat membangunkannya. Untung saja Hyun dan Appanya
mengijinkannya.
Hakyung dengan cepat turun dari ranjangnya dan langsung
masuk ke kamar mandi sebalum malunya bertambah besar jika berada di dekata
Yesung.
“dasar beruang jelek. Hey, aku bahkan sudah menunggu lama.
Kau meninggalkanku begitu saja? ckk. Awas saja nanti, kau harus menerima
hukumanmu sayaang”
Kata Yesung di kamar dengan menekan kata sayang. Sepertinya
ia tak puas menggoda Hakyung. hakyung yang kini sedang di dalam bergidik ngeri
mendengarnya. Apakah Yesung bosan hidup? Ah tidak lagi. Ia tak berani lagi
dengan Yesung. Bahkan menatap matanya saja sudah takut.
SKIP
Di ruang makan
Yesung, Hakyung, Hani dan Appa kini sedang menikmati sarapan
mereka. Hyun tadi sudah berangkat. Katanya memang hari itu jadwalnya padat. Mereka
sarapan terlalu siang, tentu saja karena menunggu anak manja itu. Siapa lagi
kalau bukan Hakyung.
Sejak tadi Hakyung terlihat murung. Tentu saja ia masih malu
dengan Yesung. Apalagi kini Yesung masih dirumahnya. Sepertinya ia harus menahan
sesak.
“Chagi. Wae? kenapa murung?” tanya Appa pada Hakyung.
hakyung dengan malas melihat ke arah Appanya dan menggeleng. Hakyung melirik
Yesung sejenak ternyata Yesung yang memang disebelahnya juga tengah menatapnya
sehingga mau tidak mau Hakyung langsung mengalihkan pandangannya.
“makanlah yang banyak. Kau terlihat sangat kurus matamu juga
seperti panda” kata Yesung lembut sambil tersenyum ramah pada Hakyung.
Hakyung langsung menatap horor pada Yesung. Ish,
menyebalkan. Yesung bersikap manis hanya jika ada Appanya? menyedihkan sekali.
Andai saja di sana tidak ada Appa, Hakyung yakin Yesung juga tak mungkin
seperti itu. Yesung kan namja yang dingin. Cih... pandai sekali berekting.
“ckk, jangan pedulikan aku. Kau disini hanya mau numpang
makan kan? lebih baik kau pergi saja” jawab Hakyung ketus. Yesung malah
tersenyum mendengar jawaban Hakyung. Appanya menggeleng. Apakah ini kelakuan
anaknya? Bahkan ia bicara tak sopan dengan Yesung.
“ternyata kau menginginkan aku menciummu di depan Appamu?”
bisik Yesung yang hanya didengar oleh Hakyung.
DEG
Aish. Selalu saja seperti ini. Memang benar, sepertinya ia
memang harus menurut pada Yesung. Sebenarnya tak masalah, hanya saja ia terlalu
gengsi.
“Aigoo, Hakyung jaga sikapmu. Bukankah kau selalu berkata merindukan
Yesung. Sekarang Yesung di sini kau malah mengusirnya” kata Appanya.
“ne bahkan kau sering menangis. Hey Yesung-ssi, apa yang kau
lakukan pada adikku ini. Ia hampir setiap hari menangis karenamu” timpal Hani.
MAMPUS
Kini Hakyung tak bisa berbuat apa apa. Kenapa Appa dan Hani
jahat padanya. Ya Tuhan, kuatkanlah aku. Batin Hakyung.
“jinja?” kata Yesung.
“ne, lihatlah wajahnya. Merah padam seperti itu. kk”
Ya Tuhan, kenapa semuanya jadi seperti ini. Ok ok. Yesung
memang menang kali ini telah membuat ia malu. Awas saja nanti.
“jinja Hakyung-ah, ternyata kau benar benar menyukaiku. Aku
senang mendengarnya. Ahjussi boleh aku membawa Hakyung nanti?” tanya Yesung
pada Appa.
Aish. Yesung benar benar ingin mati ruapanya. Ingin sekali
Hakyung memukul namja itu. tapi teringat dengan ancaman Yesung “ternyata kau
menginginkan aku menciummu di depan Appamu”. Ish, mendengarnya saja ia sudah
ngeri. Lebih baik diam saja. ia tau jika Yesung tak pernah main main dengan
kata katanya.
“haha, tentu saja boleh”
**********************************
Yesung dan Hakyung tengah berada di belakang rumahnya. Entah
kenapa Yesung jadi suka tempat itu. Lagi pula saat Hakyung diajak, ia
menerimanya. Ani. Sepertinya bukan menerima lebih tepatnya Yesung yang
memaksanya. Lagi lagi Yesung menang. Tapi entah kenapa Hakyung juga merasa
nyaman. Apalagi di dekat Yesung. Ia akan sangat merasa senang.
“mianhae” lirih Yesung tanpa menatap Hakyung. pandangannya
lurus ke depan. Hakyung menoleh ke arah Yesung. Ada apa sebenarnya? Kenapa
Yesung meminta maaf. Hakyung masih menunggu kata Yesung selanjutnya. Tapi
sepertinya Yesung tak akan melanjutkannya.
“for?”
“aku sangat egois”
“arra”
“mian”
“hey”
“karena selalu memaksamu”
“...”
“mian”
“...”
“tak bisa membahagiakanmu”
“..”
“mian”
“gemanhae”
“untuk...”
“gemanhae”
Yesung kali ini menuruti perkataan Hakyung. Kini Yesung
mengalihkan pandangannya. Ia menatap hakyung lekat. Sebaliknya, saat hakyung
ditatap, ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
“arra, aku tau kau punya banyak kesalahan Yesung-sii. Ada
imbalan apa jika aku memaafkanmu?”
“aku bahkan tak punya apa apa sebagai imbalannya”
“Yesung..”
“Oppa.. sudah berapa kali aku bilang hmm?”
“shireo”
“ne, aku tak akan memaksamu lagi. Aku tau kau...”
“Oppa”
Yesung tersenyum. Entah kenapa ia senang sekali
mendengarnya. Tangannya terangkat untuk mengacak rambut coklat Hakyung. kini
Hakyung ikut tersenyum. Nyaman, yah, sangat nyaman.
“ternyata kau memang sangat mencintaiku” kata Yesung percaya
diri. Hakyung hanya terkekeh. Tapi itu benarkan. Ia sangat mencintai namja ini.
Namja yang juga sangat menyebalkan menurutnya.
“wae? wae Oppa tak melamarku sebelumnya?”
“melamarmu?”
“ne”
“apa perlu?”
“ckk, lupakan”
“dengarkan baik baik. karena aku hanya akan mengucapkan
sekali saja.” kata Yesung lebut sambil memegang tangan Hakyung.
DEG DEG
Entah kenapa jantung Hakyung berdetak tidak normal. Darahnya
berdesir hebat. Kenapa hanya perlakuan Yesung sekecil ini mampu melelehkan
hatinya. Yesung menghela nafasnya sebelum mengatakan sesuatu.
“Berada di dekatmu saja aku merasa jantungku mau copot,
apalagi saat aku harus melamar di depanmu. Aku benar benar takut. Tapi
sepertinya aku harus mengatakannya. Saharanghae Hakyung-ah, jeongmal sharanghae.
Hanya kata itu yang mengungkapkan semua perasaanku padamu. Bahkan aku juga
belum memberikanmu cincin pertunangan. Aku ingin memberikanmu cincin itu saat
kita menikah nanti. Kau mungkin akan tertawa saat mengetahui kenyataanya. Tapi
aku mengatakan ini juga dengan gemetar. Kau mau merasakan jantungku yang kini
berdetak hebat karena ulahmu?” Yesung berhenti. Ia menarik nafas sebelum mrlanjtkannya.
“Mm... maukah kau menikah denganku? Menjadi ibu dari anak
anakku kelak, dan Menjadi pendamping hidupku?” Yesung tersenyum. Yesung
menempelkan tangan Hakyung ke dadanya agar Hakyung merasakan betapa ia gugup
saat ini.
Hakyung masih melongo atas apa yang dilakukan Yesung. Bahkan
menurutnya ini lebih dari melamar. Ia juga sangat senang. Sangat sangat senang.
Ternyata di balik sifat dinginnya, Yesung ternyata seperti
itu. ya,, ternyata bukan hanya Hakyung saja yang mersakannya tapi Yesung juga.
Diam
Hening
Mereka sibuk dengan pikiran masing masing.
Tanpa di duga wajah Yesung kini berubah menjadi merah.
Apakah ia malu? Hakyung masih saja menatap Yesung tak percaya.
“wajahmu merah”
BLUS
“sial” lirih Yesung melepaskan tangannya.
Sial. Bahkan Yesung sudah merelakan harga dirinya demi
mengatakan semua itu tapi hakyung malah merusaknya? Ish, menyebalkan. Lihatlah
kini Hakyung tertawa puas melihat Yesung seperti itu. Yesung mengalihkan
pandangannya.
“ohh, ternyata ini sifat Tuan Kura Kura dibalik topengnya.
Hahah.. kau tau kau sangat lucu” Hakyung mencubit pipi Yesung dengan gemas dan
masih dengan tertawa.
“ternyata kali ini kau harus mengakui jika kau kalah Tuan
kura kura”
Yesung pun memegang tangan Hakyung di pipinya. Menatap
Hakyung lekat.
“jawab pertanyaanku dulu, baru kau boleh mengejekku” kata
Yesung.
“ah... i..itu.. aku”
“kau hanya tinggal bilang I Do”
“ish... biar aku pikir pikir dulu”
“mwo?”
“aku bilang aku harus berpikir dahulu sebelum menjawabnya”
“kau gila?”
“tidak mau ya sudah”
Yesung berdecak kesal. Yah. Bagaimana yeoja ini bisa mempermainkannya
seperti ini. Sepertinya ia harus mengakui jika Hakyung kali ini lebih hebat
darinya. Yesung tak kehilangan akal. Ia memajukan wajahnya agar lebih dekat
dengan Hakyung.
“sepertinya kau harus menerima hukumanmu sayang” kata Yesung
tersenyum evil yang membuat Hakyung susah menelan ludah.
Apakah Yesung akan menciumnya?
Andwee..
Ini tidak bisa dibiarkan. Tapi kenapa badan Hakyung seolah
kaku untuk digerakkan.
Bruk
Yesung menempatkan kepalanya di paha Hakyung. Apakah ini
hukumannya?
“jangan berfikir macam macam. Aku hanya ingin tidur di sini
dan kau yang menjagaku”
Tepat sekali.
Bodohnya Hakyung. Kenapa ia berfikir yang tidak tidak. Malah
ia tadi sempat berfikir Yesung akan menciumnya. Dasar bodoh. Gerutu Hakyung
dalam hati.
Yesung mengeluarkan earphonenya dan memasangnya pada
telinganya. Matanya kini mulai terpejam. Nyaman. Itulah yang kini ia rasakan.
Hakyung hanya diam saja. ia juga menerima semua perlakuan Yesung. Bukankah ia
juga senang. Tentu saja ia tak menolaknya.
Beberapa
lama kemudian..
Hakyung dengan setia menjaga Yesung yang terlelap. Dari tadi
Hakyung tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Yesung. Angin sepoi
menjadi pelengkap siang itu. matahari juga tidak terlalu panas. Lihatlah,
bahkan saat tertidur Yesung tetap mempesona. Tampan. Malah sangat tampan
membuat Hakyung enggan mengalihkan pemandangan indah di depannya.
Sudut bibir Hakyung perlahan tertarik dan membuat sebuah
senyuman manis. Perlahan tangannya membelai rambut Yesung. Kapan rambut Yesung
sudah berubah menjadi hitam lagi? menurut Hakyung, Yesung lebih tampan jika
rambutnya berwarna merah. Ani, ralat. Yesung dengan warna rambut apa saja tetap
saja menawan. Bahkan saat Yesung berani mengecat rambutnya berwarna merah muda.
“tampan” lirih Hakyung. hakyung tau jika Yesung tak akan mendengarnya. Ia sudah tidur bahkan
telinganya terpasang earphone.
“bagaimna aku bisa menolak pesonamu. Bahkan dari dulu kau
telah membawa lari hatiku Oppa. Nado sharanghae tuan kura kura”
“jeongmal?”
DEG
Apa itu suara Yesung? Tunggu. Kenapa Yesung mendengarnya?
Jangan jangan...
“yak...nn.. neo”
Yesung langsung beranjak dari tidurnya. Ia tersenyum penuh
kemenangan. Tangannya bergerak melepaskan earphonenya yang memang tidak
mengeluarkan suara apapun. Dan kata siapa ia tidur? Ia hany pura pura tidur saja.
Sial. Kenapa Hakyung bisa tetipu. Mau ditaruh dimana
wajahnya. Kenapa Yesung selalu membuatnya seperti itu. Namja menyebalkan.
“katakan sekali lagi Hakyung-ah. Aku belum puas”
“yak... kau menipuku?”
“paboya” Yak. Benar benar bodoh. Ingin sekali Hakyung
mencakar wajah Yesung. Menyebalkan.
“kau lihat? Aku menang. Dan aku akan selalu menang. Aku
menang karena mendapatkan hatimu Hakyung-ah. Dan kau harus dengar, aku tetap
akan memenangkan hatimu CHAGI. Haha” Yesung sangat puas menggoda Hakyung. Benar
benar membuat Hakyung mati kutu. Hakyung sangat malu. Ia bahkan tak bisa
menahannya lagi. Hakyungpun meninggalkan Yesung yang sedang tertawa puas.
Ya
ya tertawalah selagi kau bisa tertawa Tuan Kura Kura. Awas saja kau nanti. Mati
kau.
TBC----
0 komentar:
Posting Komentar