Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Sabtu, 26 Oktober 2013

Just You 2 (Part 7)



Just You 2

PART 7

Judul        : Just You
Author      : Lilian Nay
Genre       : Romance
Main Cast  : Kim Jong Woon Super Junior
                  Im Hakyung
Rating       : General
Lenght      : Chaptered







Hembusan angin yang tidak terlalu besar. Tapi benar benar menyejukkan. Belakang kafe mouse rabbit memang ada sebuah taman kecil di bawah pohon yang sangat rindang. Mereka sangat nyaman di sana walau suara bising kendaraan yang berlalu lalang masih terdengar dengan jelas di sana.
Diam
Yesung dan Hakyung hanya bisa diam saja. Sesekali Yesung menguk minumannya sedangkan Hakyung hanya bisa memutar minumannya itu dan menatapnya walaupun pikirannya bukan di minuman itu.
Rambut coklat hakyung kini berterbangan diterpa angin lembut itu. Yesung sesekali mencuri pandang ke arah gadis itu. Cantik. Ya, mungkin itu pendapat Yesung saat melihat pemandangan indah di sampingnya.
Hakyung menghela nafasnya. Sampai kapan mereka akan diam. bukankah sudah lama mereka hanya duduk dan berdiam diri saja tanpa ada sepatah katapun.
“jika tak ada yang dibicarakan aku masuk ke dalam saja. Jujur saja aku canggung bersamamu” Hakyung memberanikan diri bicara seperti itu. Ia lalu berdiri sambil merapikan dress yang ia pakai.
Yesung hanya melihat lekat Hakyung. canggung. Kata itu benar benar membuatnya kaku. Tapi sepertinya memang dirinya yang membuat canggung di antara mereka.
“jangan beranjak satu langkahpun” suara berat Yesung kini mulai terdengar. Hakyung pun menatap Yesung sedangkan Yesung mengalihkan pendangannya ke arah lain.
Hakyung berdecak kecil, bagaimana bisa jatuh hati pada namja keras kepala dan egois seperti Yesung.
Tanpa mempedulikan larangan Yesung. Hakyung mulai beranjak pergi.
“Sharanghae”

DEG
Seketika Hakyung berhenti saat Yesung mengucapkan itu. Jeongmal? Apakah ia tak salah dengar? Mungkin jika itu mimpi Hakyung bahkan tak ingin bangun. Tapi entah kenapa Hakyung masih ragu Yesung mengucapkan itu. Bukankah Yesung selalu seperti itu. Mengucapkan apa saja yang ia mau tanpa mempedulikan perasaan orang lain. Yesung bahkan selalu mempermainkan perasaan Hakyung sesuka hatinya. Hakyung menghela nafas sebelum ia beranjak pergi lagi.
“bahkan kau tetap akan pergi walau aku mengatakan aku mencintaimu?” lirih Yesung tapi masih bisa di dengar Hakyung. Hakyung tetap masih melangkahkan kakinya. Kali ini ia harus bisa menahan perasaannnya pada Yesung. Ya, itu lebih baik. Yesung sudah tidak tahan lagi, ia pun pergi menyusul Hakyung.
GREPPP
“jangan pergi, jangan pernah”
Yesung memeluk Hakyung dari belakang sehingga Hakyung tak bisa berkutik sedetikpun. Jantungnya seakan terus berdetak sangat kencang. Ia senang? Tentu saja sangat senang. Yesung perlahan membalikkan tubuh Hakyung agar menghadapnya. Hakyung tertunduk, ia tak berani menatap Yesung. Yesung mengakat sudut bibirnya membentuk senyuman.
“kau cantik”
Blus.... kini rona merah itu muncul di pipi Hakyung. Bahkan mungkin ini pertama kali Yesung dengan blak blakan memuji Hakyung. Kenapa jadi seperti ini. Hakyung masih tertunduk, ia tak mau Yesung mengetahui jika rona merah di pipinya. Kali ini bahkan Hakyung seperti salah tingkah sendiri. Tangannya menggenggam erat ujung dress yang ia pakai.
Yesung tak kehilangan akal. Ia sedikit membungkukkan badannya mensejajarkan badannya gara sejajar dengan tinggi badan hakyung yang memang lebih pendek darinya.
“lihatlah, kau sangat sangat cantik dengan rona merah itu. Kau tau kau seperti kepiting rebus. Hahahahahahah” kali ini Yesung tetawa. Benar benar puas mengerjai gadis di depannya itu. Entah kenapa ia suka sekali menggoda Hakyung. Sepertinya menggoda Hakyung akan jadi hobinya.
“Yakkk. Dasar kepala besar” teriak Hakyung sambil mendorong dada Yesung. Sungguh Hakyung benar benar meruntuti dirinya sendiri. Bahkan tadi ia sempat berfikir jika Yesung memang benar benar tulus mengucapkannya.
“aish, jangan marah seperti itu. Dasar anak kecil”
Lagi lagi... kenapa Yesung selalu saja mengatakan jika Hakyung anak kecil. Apa Yesung tak bisa melihat jika Hakyung kini sudah dewasa heh?
“apa kau punya kepribadian ganda oh? Menyebalkan sekali. Jangan jangan kau Psyco?” Yesung hanya terkekeh mendengar jawaban Hakyung. Hakyung sebenarnya juga bingung atas sikap yesung yang seolah tak penah terjadi apa apa diantara mereka.
“lihatlah. Ada apa dengan matamu? Apa kau terus menangis eoh? Jangan bilang kau menangis karena takut kehilanganku?”
jlebb
Tepat sasaran.
“ish, PD sekali kau tuan kura kura”
“hey, bukankah aku benar? Aku kemarin melihatmu menangis. Kau tau, kebanyakan wanita jika manangis itu jelek, tapi beda denganmu, kenapa kau begitu cantik”
“berhenti menggodaku. Ckk, jadi kau ingin aku menangis terus begitu”
“ne”
“MWO?”
“kau milikku, bahkan air matamu itupun milikku, jadi hanya aku yang berhak membuatmu menangis. Tapi bukan menangis karena kesedihan yang aku buat. Simpanlah air matamu untuk kebahagiaan kita nanti, air matamu terlalu berharga untuk dibuang”
“...”
“kau manis, sangat manis. Walalu kadang kau galak tingkat akut, menurutku kau tetap saja Hakyung yang manis”
“eh?”
“Mulai sekarang dengarkan aku, Hakyung hanya milik JongWoon. Arra?”
“...”
Hakyung masih terdiam. Entah kenapa perkataan Yesung membuatnya tidak bisa menjawab setiap perkataan Yesung. Manis, yah, semua perkataan yesung sangat manis menurutnya. Mungkin hatinya bisa leleh jika teru s mendengar setiap kata yang manis itu dari mulut yang juga manis. Siapa lagi kalau bukan dari mulut Yesung. Namja yang mengisi hatinya.
“wae? kau terpukau mendengarnya beruang jelek?
Baru saja Hakyung menikmati setiap perlakuan Yesung yang lembut. jujur saja memang Hakyung sangat terpukau. Tapi ia urungkan lagi mengetahui sifat Yesung berubah lagi. bagaimna mungkin hakyung bisa melepaskan Yesung jika Yesung terus menarik ulur hatinya sampai tak terisi untuk namja lain. Yah, kali ini Hakyung yakin, ia tak akan pernah berfikir akan menyerah dengan perasaanya. Ia benar benar akan tetap bertahan. Hakyung mencintai Yesung.
“menyebalkan. Sebenarnya apa maumu? Hah, kau selalu membuatku bingung. Bukankah kau ingin aku pergi dan tak mau melihatku lagi?”
“jadi kau mencoba untuk pergi dariku? Cobalah jika kau bisa”
“bagaimana bisa aku pergi darimu jika kau terus mengikatku”
Yesung seakan puas dengan jawaban Hakyung. Ia tersenyum lagi. Entah kenapa ia benar benar suka tersenyum saat itu.
“sudah kuduga. Mana mungkin kau bisa hidup tanpa aku di sisimu”
“ckk, aku ingin sekali membunuh namja ini” lirih Hakyung agar Yesung tak mendengranya.
“bunuh saja. Aku tak peduli. Asal aku mati di tanganmu, yeojaku”
Hakyung membelalakkan matanya. Kenapa Yesung mendengarnya? Apa tadi yesung bilang? Yeojanya? Ckk, kenapa PD sekali namja itu. Bahkan tak bosan bosannya Yesung menggoda Hakyung.
“ish, neo... menyebalkan”
“biar saja. Kau juga sukakan? Ani, bukan hanya suka. Tapi kau juga mencintaiku dan tergila gila padaku nona Im”
Hakyung lagi lagi harus menghela nafasnya agar ia sabar menghadapi namja gila di depannya. Masih saja yesung suka sekali menggodanya. Walalupun di hati kecil Hakyung sangat suka bersama yesung saat ini. Apalagi mendengar apa yang Yesung katakan tadi. Dan perkataan Yesung tadi. Ya ya... hakyung harus mengetahui jika ia memang sangat tergila gila dengan namja aneh ini.
Yesung terkekeh karena Hakyung tak bisa lagi berkutik. Yesung melangkahkan kakinya meninggalkan Hakyung yang masih dengan tatapan membunuh itu. Bahkan mulutnya juga berkomat kamit seakan tak terima Yesung mengatakan itu walalupun kenyataannya benar.
Yesung berhenti dan berbalik menatap Hakyung.
“oh iya. Kau tadi juga bertanya apa mauku kan? Seminggu lagi kita menikah”
“MWO?”
Hakyung sangat keget mendengarnya.
Menikah?
Seminggu lagi?
Yang benar saja?
Jadi Yesung sudah menyiapkan semuanya?
“tak ada penolakan noona. Persiapkan dirimu. Arra!”
Yesung pergi meninggalkan Hakyung dengan senyum penuh kemenangan. Sepertinya ia berhasil memberi kejutan pada Hakyung. Sedangkan Hakyung masih melongo setelah mendengar penuturan dari calon suaminya itu. Apakah Yesung sudah gila? Menyiapkan pernikahan yang tinggal seminggu lagi tanpa sepengetahuannya? Hakyung yakin sepertinya ia akan gila jika dekat dekat dengan namja gila itu. Tapi kenapa ia menikmatinya. Apa? menikmati menjadi gila? Sepertinya ia memang sudah gila.

*****************************************

“yak kalian mengerjai Hakyung? yak Appa kau jahat sekali” rengek Hakyung. Hyun dan Hani terkekeh melihat Hakyung yang seperti anak kecil. Begitu juga Appanya. Apakah Hakyung sudah bisa diktakan dewasa?
Yah memang Hakyung saat ini sedang ngambek karena Appa, Hani, Hyun tak memberitahukan yang sebenarnya tentang pernikahannya yang tinggal seminggu lagi. yang benar saja. satu minggu itu sangat singkat. Ia bahkan belum menyiapkan apa apa. walalupun pernikahannya sudah diatur, tapi tetap saja Hakyung belum siap.
“yak, dasar anak kecil. Lihatlah kau lucu sekali jika seperti itu. Jangan bilang nanti jika kau sudah menikah dengan jong Woon kau juga manja seperti itu?” goda Hyun sambil mengacak rambut Hakyung.
“yak Oppa, berhenti menggodaku” bentak Hakyung. tapi tak dihiraukan oleh Hyun.
“Hyun, sudah kasian adikmu. Lihatlah nanti mungkin dia akan mengadu ke Jong Woon” kata Appanya.
“Yak Appa, Appa sama saja dengan Oppa” Hakyung menyercutkan mulutnya. Appanya hanya bisa tertawa melihat anaknya yang satu ini. Sejak kapan ia manja sekali seperti ini. Tapi Appa dan Hyun sangat bersyukur karena Hakyung sudah bisa berubah tak seperti dulu yang sangat mengerikan dan susah di atur. Memang semenjak Yekyung meninggal Hakyung memang berubah walalupun ada sisi yak tak berubah darinya, apa lagi kalau bukan tingkah kasarnya.
“yak Eonni bantu aku” kesal Hakyung karena Hani hanya bisa tertawa melihat keluarga barunya itu.
“ne Hakyung sayang, kau tau kau itu sangat manja”
“yak Eonni.............”
Ish. Semuanya sama saja. Bahkan tak ada yang membela Hakyung. Karena kesal, Hakyungpun pergi ke kamarnya.
“dia masih belum bisa dewasa” kata Appanya sambil tersenyum.
“ne... bahkan dia sudah mau menikah masih saja seperti itu”
“jaga dia ne Hyun. Appa benar benar tak mau kehilangannya seperti dulu. Appa juga yakin jika Jong Woon juga akan menjaganya dengan baik”
“ne Appa. Hyun sangat menyayanginya lebih dari apapun”
“jangan lupa dengan istrimu”
Hyun melihat Hani sambil nyengir. Tangannya terangkat membentuk huruf V. Appanya lagi lagi tersenyum.
“ya sudah tidurlah. Appa mau ke kamar dulu”
Tuan Shin pun pergi. Hanipun ikut pergi meninggalkan Hyun dengan wajah cemberut pura pura marah. Tentu saja hanya bercanda. Hani tak mungkin marah hanya hal sekecil itu.
“yak Chagiya, kenapa meninggalkanku, hey”
Hani tak menghiraukan teriakan Hyun yang menurutnya sangat menganggu. Hyun pun berlari mengejar Hani. Setelah sampai kamar Hani langsung melepaskan kucir di rambutnya. Hyun pun memeluknya dari belakang. Ia benar benar senang seperti itu.
“yak oppa. Lepaskan aku” gerutu Hyun.
“shireo”
“ish, kau manja sekali”
“biar saja”
“Oppa, aku mau tidur”
“jinja? Kau ingin aku cepat menidurimu. Kau memang sangat manis Chagi”
“yak oppa, dasar mesum”
Teriak hani sambil melepas pelukan Hyun. Kini Hyun hanya bisa terkekeh melihat Hani yang bersemu merah setiap kali ia menggoda istrinya itu.
“chagia...”
“berkata lagi mati kau Oppa”
**************************************





“kau lihat? Aku menang. Dan aku akan selalu menang. Aku menang mendapatkan hatimu. Aku yakin, dan sangat yakin. Hatimu kini milikku. Bukan hanya kini. Tapi untuk selamanya. Dengarkan aku. Just You Chagi. Just You”


Pagi ini matahari sudah menampakkan cahayanya yang indah. Entah kenapa yeoja cantik itu enggan beranjak dari bawah selimut. Nyaman. Itulah rasanya saat itu. sepertinya tak ada beban lagi dalam hidupnya.
Bukankah sekarang ia sudah tak kuliah lagi? tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Memasak? Ada Hani yang siap membantunya.
Pekerjaan?
Tentu saja ia harus bekerja. Ia bukan yeoja yang malas. Tapi sampai saat ini ia belum mendapat pekerjaannya. Bukannya ia tidak diterima, hanya saja bukankah ia harus mendapat ijin dari suaminya dulu. Ani, maksudnya calon suaminya. Siapa lagi kalau bukan Yesung. Lagian ia juga bisa bekerja di Y Style, atau bisa di Mouse Rabbit.
Hey...
Menikah saja belum. Kenapa memikirkan itu. Sepertinya Hakyung memang sudah gila sekarang gara gara namja itu.
“Uhhh...”
Hakyung melengguh dalam tidurnya. Masih nyaman walaupun sepertinya matahari dari tadi berteriak membangunkannya. Masa bodoh. Ia sedang nyaman. Sangat nyaman. Apalagi sudah mengetahui jika Yesung...
Ahh...
Kenapa Yesung lagi.
Yesung Yesung dan Yesung. Sepertinya memang tak ada yang lain.
Hakyung kali ini menyerah. Sepertinya ia harus bangun. Ia mulai menerjabkan matanya perlahan. Tunggu... sepertinya ada yang aneh. Kenapa Hakyung merasa ada seseorang yang memperhatikannya. Dengan terpaksa Hakyung membuka matanya. Ternyata benar. Ada namja di depannya kini.
Mwo?
Namja?
“Kyaaaaaa...........” teriak Hakyung. Reflek namja di depannya langsung menutup telinganya. Tentu saja takut jika ia tak bisa mendengar lagi gara gara suara Hakyung yang sangat berisik.
“yak.. kenapa berteriak hah?” bentak namja itu dingin.
Sekali lagi Hakyung menerjabkan matanya. Berharap semua ini mimpi. Mimpi? Yang benar saja. tidak. Ia menginginkan ini nyata.
“neo... a-apa yang kau lakukan di kamarku?” kata Hakyung menunjuk pada namja itu. namja yang tak lain adalah Yesung kini menampakkan seringai evilnya. Apa dia tertular penyakitnya Kyuhyun?
“apa aku tak boleh memandang calon istriku tersayang ketika tidur? Lihatlah. Bahkan kau ditertawakan matahari. Yeoja atau apa sebenarnya kau ini. Jam segini baru bangun?”
Blus
Matilah.
Kini Hakyung baru sadar. Berarti Yesung sudah dari tadi berada di kamarnya. Apakah Yesung memperhatikannya ketika sedang tidur? Andwee. Memalukan. Sangat memalukan. Apalagi ia baru saja bangun. Lihatlah, jam sudah menujukkan pukul 8. Hakyung pun menundukkan kepalanya. Ia bahkan lebih baik ditelan hidup hidup dari pada harus seperti ini. Bisa dipastikan kini wajahnya sangat merah. Maluu... ^^
Yesung yang melihatnya tersenyum puas. Memang Yesung sudah setengah jam yang lalu ada di kamar Hakyung dan terus memperhatikan wajah polos Hakyung saat tidur tanpa berniat membangunkannya. Untung saja Hyun dan Appanya mengijinkannya.
Hakyung dengan cepat turun dari ranjangnya dan langsung masuk ke kamar mandi sebalum malunya bertambah besar jika berada di dekata Yesung.
“dasar beruang jelek. Hey, aku bahkan sudah menunggu lama. Kau meninggalkanku begitu saja? ckk. Awas saja nanti, kau harus menerima hukumanmu sayaang”
Kata Yesung di kamar dengan menekan kata sayang. Sepertinya ia tak puas menggoda Hakyung. hakyung yang kini sedang di dalam bergidik ngeri mendengarnya. Apakah Yesung bosan hidup? Ah tidak lagi. Ia tak berani lagi dengan Yesung. Bahkan menatap matanya saja sudah takut.

SKIP

Di ruang makan
Yesung, Hakyung, Hani dan Appa kini sedang menikmati sarapan mereka. Hyun tadi sudah berangkat. Katanya memang hari itu jadwalnya padat. Mereka sarapan terlalu siang, tentu saja karena menunggu anak manja itu. Siapa lagi kalau bukan Hakyung.
Sejak tadi Hakyung terlihat murung. Tentu saja ia masih malu dengan Yesung. Apalagi kini Yesung masih dirumahnya. Sepertinya ia harus menahan sesak.
“Chagi. Wae? kenapa murung?” tanya Appa pada Hakyung. hakyung dengan malas melihat ke arah Appanya dan menggeleng. Hakyung melirik Yesung sejenak ternyata Yesung yang memang disebelahnya juga tengah menatapnya sehingga mau tidak mau Hakyung langsung mengalihkan pandangannya.
“makanlah yang banyak. Kau terlihat sangat kurus matamu juga seperti panda” kata Yesung lembut sambil tersenyum ramah pada Hakyung.
Hakyung langsung menatap horor pada Yesung. Ish, menyebalkan. Yesung bersikap manis hanya jika ada Appanya? menyedihkan sekali. Andai saja di sana tidak ada Appa, Hakyung yakin Yesung juga tak mungkin seperti itu. Yesung kan namja yang dingin. Cih... pandai sekali berekting.
“ckk, jangan pedulikan aku. Kau disini hanya mau numpang makan kan? lebih baik kau pergi saja” jawab Hakyung ketus. Yesung malah tersenyum mendengar jawaban Hakyung. Appanya menggeleng. Apakah ini kelakuan anaknya? Bahkan ia bicara tak sopan dengan Yesung.
“ternyata kau menginginkan aku menciummu di depan Appamu?” bisik Yesung yang hanya didengar oleh Hakyung.
DEG
Aish. Selalu saja seperti ini. Memang benar, sepertinya ia memang harus menurut pada Yesung. Sebenarnya tak masalah, hanya saja ia terlalu gengsi.
“Aigoo, Hakyung jaga sikapmu. Bukankah kau selalu berkata merindukan Yesung. Sekarang Yesung di sini kau malah mengusirnya” kata Appanya.
“ne bahkan kau sering menangis. Hey Yesung-ssi, apa yang kau lakukan pada adikku ini. Ia hampir setiap hari menangis karenamu” timpal Hani.
MAMPUS
Kini Hakyung tak bisa berbuat apa apa. Kenapa Appa dan Hani jahat padanya. Ya Tuhan, kuatkanlah aku. Batin Hakyung.
“jinja?” kata Yesung.
“ne, lihatlah wajahnya. Merah padam seperti itu. kk”
Ya Tuhan, kenapa semuanya jadi seperti ini. Ok ok. Yesung memang menang kali ini telah membuat ia malu. Awas saja nanti.
“jinja Hakyung-ah, ternyata kau benar benar menyukaiku. Aku senang mendengarnya. Ahjussi boleh aku membawa Hakyung nanti?” tanya Yesung pada Appa.
Aish. Yesung benar benar ingin mati ruapanya. Ingin sekali Hakyung memukul namja itu. tapi teringat dengan ancaman Yesung “ternyata kau menginginkan aku menciummu di depan Appamu”. Ish, mendengarnya saja ia sudah ngeri. Lebih baik diam saja. ia tau jika Yesung tak pernah main main dengan kata katanya.
“haha, tentu saja boleh”
**********************************


Yesung dan Hakyung tengah berada di belakang rumahnya. Entah kenapa Yesung jadi suka tempat itu. Lagi pula saat Hakyung diajak, ia menerimanya. Ani. Sepertinya bukan menerima lebih tepatnya Yesung yang memaksanya. Lagi lagi Yesung menang. Tapi entah kenapa Hakyung juga merasa nyaman. Apalagi di dekat Yesung. Ia akan sangat merasa senang.
“mianhae” lirih Yesung tanpa menatap Hakyung. pandangannya lurus ke depan. Hakyung menoleh ke arah Yesung. Ada apa sebenarnya? Kenapa Yesung meminta maaf. Hakyung masih menunggu kata Yesung selanjutnya. Tapi sepertinya Yesung tak akan melanjutkannya.
“for?”
“aku sangat egois”
“arra”
“mian”
“hey”
“karena selalu memaksamu”
“...”
“mian”
“...”
“tak bisa membahagiakanmu”
“..”
“mian”
“gemanhae”
“untuk...”
“gemanhae”
Yesung kali ini menuruti perkataan Hakyung. Kini Yesung mengalihkan pandangannya. Ia menatap hakyung lekat. Sebaliknya, saat hakyung ditatap, ia langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
“arra, aku tau kau punya banyak kesalahan Yesung-sii. Ada imbalan apa jika aku memaafkanmu?”
“aku bahkan tak punya apa apa sebagai imbalannya”
“Yesung..”
“Oppa.. sudah berapa kali aku bilang hmm?”
“shireo”
“ne, aku tak akan memaksamu lagi. Aku tau kau...”
“Oppa”
Yesung tersenyum. Entah kenapa ia senang sekali mendengarnya. Tangannya terangkat untuk mengacak rambut coklat Hakyung. kini Hakyung ikut tersenyum. Nyaman, yah, sangat nyaman.
“ternyata kau memang sangat mencintaiku” kata Yesung percaya diri. Hakyung hanya terkekeh. Tapi itu benarkan. Ia sangat mencintai namja ini. Namja yang juga sangat menyebalkan menurutnya.
“wae? wae Oppa tak melamarku sebelumnya?”
“melamarmu?”
“ne”
“apa perlu?”
“ckk, lupakan”
“dengarkan baik baik. karena aku hanya akan mengucapkan sekali saja.” kata Yesung lebut sambil memegang tangan Hakyung.
DEG DEG
Entah kenapa jantung Hakyung berdetak tidak normal. Darahnya berdesir hebat. Kenapa hanya perlakuan Yesung sekecil ini mampu melelehkan hatinya. Yesung menghela nafasnya sebelum mengatakan sesuatu.
“Berada di dekatmu saja aku merasa jantungku mau copot, apalagi saat aku harus melamar di depanmu. Aku benar benar takut. Tapi sepertinya aku harus mengatakannya. Saharanghae Hakyung-ah, jeongmal sharanghae. Hanya kata itu yang mengungkapkan semua perasaanku padamu. Bahkan aku juga belum memberikanmu cincin pertunangan. Aku ingin memberikanmu cincin itu saat kita menikah nanti. Kau mungkin akan tertawa saat mengetahui kenyataanya. Tapi aku mengatakan ini juga dengan gemetar. Kau mau merasakan jantungku yang kini berdetak hebat karena ulahmu?” Yesung berhenti. Ia menarik nafas sebelum mrlanjtkannya.
“Mm... maukah kau menikah denganku? Menjadi ibu dari anak anakku kelak, dan Menjadi pendamping hidupku?” Yesung tersenyum. Yesung menempelkan tangan Hakyung ke dadanya agar Hakyung merasakan betapa ia gugup saat ini.
Hakyung masih melongo atas apa yang dilakukan Yesung. Bahkan menurutnya ini lebih dari melamar. Ia juga sangat senang. Sangat sangat senang.
Ternyata di balik sifat dinginnya, Yesung ternyata seperti itu. ya,, ternyata bukan hanya Hakyung saja yang mersakannya tapi Yesung juga.
Diam
Hening
Mereka sibuk dengan pikiran masing masing.
Tanpa di duga wajah Yesung kini berubah menjadi merah. Apakah ia malu? Hakyung masih saja menatap Yesung tak percaya.
“wajahmu merah”
BLUS
“sial” lirih Yesung melepaskan tangannya.
Sial. Bahkan Yesung sudah merelakan harga dirinya demi mengatakan semua itu tapi hakyung malah merusaknya? Ish, menyebalkan. Lihatlah kini Hakyung tertawa puas melihat Yesung seperti itu. Yesung mengalihkan pandangannya.
“ohh, ternyata ini sifat Tuan Kura Kura dibalik topengnya. Hahah.. kau tau kau sangat lucu” Hakyung mencubit pipi Yesung dengan gemas dan masih dengan tertawa.
“ternyata kali ini kau harus mengakui jika kau kalah Tuan kura kura”
Yesung pun memegang tangan Hakyung di pipinya. Menatap Hakyung lekat.
“jawab pertanyaanku dulu, baru kau boleh mengejekku” kata Yesung.
“ah... i..itu.. aku”
“kau hanya tinggal bilang I Do”
“ish... biar aku pikir pikir dulu”
“mwo?”
“aku bilang aku harus berpikir dahulu sebelum menjawabnya”
“kau gila?”
“tidak mau ya sudah”
Yesung berdecak kesal. Yah. Bagaimana yeoja ini bisa mempermainkannya seperti ini. Sepertinya ia harus mengakui jika Hakyung kali ini lebih hebat darinya. Yesung tak kehilangan akal. Ia memajukan wajahnya agar lebih dekat dengan Hakyung.
“sepertinya kau harus menerima hukumanmu sayang” kata Yesung tersenyum evil yang membuat Hakyung susah menelan ludah.
Apakah Yesung akan menciumnya?
Andwee..
Ini tidak bisa dibiarkan. Tapi kenapa badan Hakyung seolah kaku untuk digerakkan.
Bruk
Yesung menempatkan kepalanya di paha Hakyung. Apakah ini hukumannya?
“jangan berfikir macam macam. Aku hanya ingin tidur di sini dan kau yang menjagaku”
Tepat sekali.
Bodohnya Hakyung. Kenapa ia berfikir yang tidak tidak. Malah ia tadi sempat berfikir Yesung akan menciumnya. Dasar bodoh. Gerutu Hakyung dalam hati.
Yesung mengeluarkan earphonenya dan memasangnya pada telinganya. Matanya kini mulai terpejam. Nyaman. Itulah yang kini ia rasakan. Hakyung hanya diam saja. ia juga menerima semua perlakuan Yesung. Bukankah ia juga senang. Tentu saja ia tak menolaknya.

Beberapa lama kemudian..

Hakyung dengan setia menjaga Yesung yang terlelap. Dari tadi Hakyung tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Yesung. Angin sepoi menjadi pelengkap siang itu. matahari juga tidak terlalu panas. Lihatlah, bahkan saat tertidur Yesung tetap mempesona. Tampan. Malah sangat tampan membuat Hakyung enggan mengalihkan pemandangan indah di depannya.
Sudut bibir Hakyung perlahan tertarik dan membuat sebuah senyuman manis. Perlahan tangannya membelai rambut Yesung. Kapan rambut Yesung sudah berubah menjadi hitam lagi? menurut Hakyung, Yesung lebih tampan jika rambutnya berwarna merah. Ani, ralat. Yesung dengan warna rambut apa saja tetap saja menawan. Bahkan saat Yesung berani mengecat rambutnya berwarna merah muda.
“tampan” lirih Hakyung. hakyung tau jika Yesung  tak akan mendengarnya. Ia sudah tidur bahkan telinganya terpasang earphone.
“bagaimna aku bisa menolak pesonamu. Bahkan dari dulu kau telah membawa lari hatiku Oppa. Nado sharanghae tuan kura kura”
“jeongmal?”
DEG
Apa itu suara Yesung? Tunggu. Kenapa Yesung mendengarnya? Jangan jangan...
“yak...nn.. neo”
Yesung langsung beranjak dari tidurnya. Ia tersenyum penuh kemenangan. Tangannya bergerak melepaskan earphonenya yang memang tidak mengeluarkan suara apapun. Dan kata siapa ia tidur? Ia hany pura pura tidur saja.
Sial. Kenapa Hakyung bisa tetipu. Mau ditaruh dimana wajahnya. Kenapa Yesung selalu membuatnya seperti itu. Namja menyebalkan.
“katakan sekali lagi Hakyung-ah. Aku belum puas”
“yak... kau menipuku?”
“paboya” Yak. Benar benar bodoh. Ingin sekali Hakyung mencakar wajah Yesung. Menyebalkan.
“kau lihat? Aku menang. Dan aku akan selalu menang. Aku menang karena mendapatkan hatimu Hakyung-ah. Dan kau harus dengar, aku tetap akan memenangkan hatimu CHAGI. Haha” Yesung sangat puas menggoda Hakyung. Benar benar membuat Hakyung mati kutu. Hakyung sangat malu. Ia bahkan tak bisa menahannya lagi. Hakyungpun meninggalkan Yesung yang sedang tertawa puas.
Ya ya tertawalah selagi kau bisa tertawa Tuan Kura Kura. Awas saja kau nanti. Mati kau.








TBC----

0 komentar:

Posting Komentar