Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 01 Oktober 2013

Just You (Part 3)

Just Youhttp://indonesianclouds.files.wordpress.com/2012/07/2012073111100628101.jpg
PART 3

Judul        : Just You
Author      : Lilian nay
Genre       : Romance
Main Cast  : Kim Jong Woon Super Junior
                  Im Yekyung
Rating       : General
Lenght      : Chaptered




“Kyu, lihat ada kecelakaan. Ayo kita tolong dulu. Sepertinya dia...”
“jinja? Tapi kita akan terlambat Hyung”
“emm, ne, sepertinya memang kita akan terlambat, kajja kita pergi saja”
********************************


Yekyung masuk rumahnya perlahan. Dia membenarkan rambutnya yang berantakan sampai ke depan menutupi sedikit wajahnya.  Hyun ternyata sore itu sudah pulang. Ia lagi lagi menunggu Yekyung di ruang tamu. Ia hanya duduk sambil memainkan ponselnya. Yekyung tak seperti biasanya yang selalu menyapa Oppanya ramah, kali ini ia melewati Oppanya tanpa sepatah kata apapun.
Hanyasatu yamg kini memenuhi pikirannya. Kenapa ia begitu senang si dekat Yesung. Itu tidak boleh, itu benar benar tak boleh terjadi.
“senang?” tanya Soo Hyun. Yekyung berhenti dan berbalik menatap Oppanya. Ia langsung tersenyum dipaksa. Sangat terlihat. Sepertinya ia tak bisa menutupi senyum paksanya di depan Oppanya. Bahkan Oppanya sangat tau Yekyung lebih dari ia mengenal dirinya sendiri.
“tentu saja oppa”
“kau sangat mencintainya kan?” kata Hyun yang membuat senyum Yekyung memudar. Yekyung menunduk sejenak dan mendongak lagi menatap Oppanya yang sepertinya sedang menunggu jawaban Yekyung. Yekyung mencoba tersenyum lagi.
“kau sudah tau jawabannya Oppa” balas Yekyung.
“ya, aku tau kau sangat sangat mencintainya” Lagi lagi senyum Yekyung hilang. Kali ini bahkan ia enggan mengeluarkan senyumannya lagi.
“ani, mana mungkin aku mencintainya. Mana mungkin aku mencintai seorang pembunuh” kata Yekyung datar.
“kau bohong”
Hening. Yekyung bahkan enggan menjawabnya. Soo Hyun juga hanya diam saja menatap Yekyung yang hanya diam di tempatnya.
“Kau mencintainya kan. Hentikan semua ini Yekyung. Yesung tak salah dalam masalah ini” Yekyung tersenyum kecut menaggapinya dan memalingkan pandangannya.
“kau bicara apa oppa?” kata Yekyung datar tanpa menatap Oppanya.
“aku mohon, kembalilah seperti dulu HAKYUNG” kata Hyun mulai menaikkan nada bicaranya.
“OPPA” teriak Yekyung. Kini Yekyung benar benar emosi saat Hyun memanggilnya seperti itu.
“wae? wae –Hakyung-?”
“HENTIKAN. Jangan panggil aku seperti itu lagi. Oppa memang tak pernah berubah. Oppa tak pernah sayang denganku. Oppa hanya sayang dengan Yekyung” kata Yekyung langsung lari ke atas. Ia tak mempedulikan Hyun yang dari tadi memanggilnya.
Hyun hanya mengacak rambutnya frustasi. Ia tak tau harus bagaimana menanggapi adiknya. Ia hanya tak mau Yesung menjadi korban.
Apa maksud semua ini?
Kenapa seperti ini?
Yekyung langsung berlari ke kamarnya, tapi ia enggan untuk masuk. Ia menoleh ke arah pojok. Ia melihat pintu kamar yang tak pernah ia masuki 2 tahun yang lalu.
Perlahan ia mendekati kamar tersebut. Tangannya bergerak untuk memutar knop pada pintu. Dengan hati bergetar ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Ia melihat dalam kamar. Tak ada yang berubah sama sekali.
Ia mendekati sebuah foto. Di dalamnya ada 2 yeoja. Yeoja yang mempunyai hidung sama, mata sama, bahkan wajah mereka sangat sangat mirip. Tak akan ada yang bisa membedakannya. Hanya baju yang bisa mengenali mereka.
Ingin sekali air mata yang ada di sudut matanya menetes, tapi ia terus menahannya. Ia tak mau setetespun keluar. Ia bukan yeoja yang cengeng. Ia bahkan sudah berjanji tak akan ada lagi air mata yang keluar dari matanya.
Tapi benar benar tak bisa. Sekuat apapun ia menahannya air matanya tak bisa dibendung lagi. Air bening itu kini perlahan turun melewati pipi dan jatuh ke lantai. Ia langsung memeluk foto itu. Yah fotonya sendiri dan.. Yekyung.
“Mianhae Yekyung, Mianhae” lirih yeoja itu dengan terisak.


FLASBACK

2 tahun lalu....

“Hakyung” teriak yeoja manis yang kini sedang mendekati pintu kamar pojok di lantai 2. Yeoja itu sangat cantik dengan dress di bawah lutut tapi sangat menarik. Rambutnya hitam indah terurai.
Merasa tak ada jawaban, yeoja itu langsung masuk ke kamar pojok itu.
“Hakyung...” panggilnya lagi pada yeoja yang tengah asyik mendengarkan musik dengan menggunakan earphone. Merasa ada yang memanggilnya yeoja yang dipanggil Hakyung itu menoleh.
“ckk, kenapa kau selalu berdiam diri di kamarmu ini. Bukankah kamar mu ini sangat menakutkan? Coba saja kau bisa berubah menjadi lebih feminim” katanya lagi. Hakyung langsung melepaskan earphone yang ada di telinganya.
“kalau kau tak suka jangan masuk ke kamarku lagi Yekyung. Pergi kau” kata Hakyung dingin. Kedua yeoja itu terlihat sama. Mempunyai wajah yang sama, mata coklat yang sama, hidung mancung yang sama. Semuanya identik sama. Tentu saja mereka adalah kembar.  Bedanya hanya pada penampilan mereka. Yeoja yang dipanggil Hakyung terlihat dingin dengan penampilan tak karuan, rambutnya tak pernah tergerai selalu di ikat kuda dan juga dicat coklat dan ada yang sedikit kemerahan. Ia selalu memakai celana jeans, kaos dan sepatu. Beda dengan Yekyung yang terlihat sangat ramah dengan penampilan layaknya yeoja biasa.
“mian mian Eonniku yang cantik” kata Yekyung sambil mencubit pipi Hakyung gemas. Hakyung dengan kesal menepis tangan Yekyung. Ia benar benar tak suka diperlakukan seperti anak anak.
“Hakyung maukah kau menemaniku menonton konser Super Junior? Oppa membelikan aku tiketnya” kata Yekyung senang sambil menunjukkan tiket SS konser SJ yang akan diadakan di Seoul.
“bukan urusanku” kata Hakyung masih dingin. Ia malah tak peduli dengan yang dikatakan Yekyung. Ia menyibukkan diri dengan ponselnya. Sebenarnya dalam hati ia sangat kesal. Selalu saja permintaan Yekyung dituruti Oppanya, sedangkan dirinya?
“Ayolah. Aku mohon” Yekyung memasang wajah imutnya berharap kembarannya itu mau menurutinya.
“aku tak punya tiketnya” jawab Hakyung datar dan kini mulai menatap Yekyung. Kini katanya tak sedingin tadi.
“akan aku mintakan ke Oppa, aku tenang saja”
“dasar anak manja, selalu saja bergantung dengan namja itu”
“em, aku kan cuma ingin mengajakmu saja, kau akan lihat bagaimana hebatnya Super Junior. Aku yakin Oppa akan membelikannya untukmu. Kau tau dia sangat baik kan pada kita dan sangat sayang pada kita”
“dia hanya sayang denganmu” kata Hakyung meninggalkan Yekyung dikamarnya. Yekyung hanya menghela nafas. Ia sudah terbiasa menghadapi kembarannya itu.

************************

“Aku pulang” kata Soo Hyun yang baru saja pulang. Ia melihat Yekyung yang sedang duduk di ruang tengah. Hyun pun mendekati Yekyung dan langsung memeluknya.
“oppa, kenapa baru pulang? Appa mana?” tanya Yekyung polos.
“Appa sepertinya tidak pulang malam ini Chagi. Sudah jam berapa ini, kenapa kau belum tidur?” tanya Hyun perhatian. Tentu saja ia sangat perhatian dengan dongsaeng kesayangannya.
“aku sedang menunggu Hakyung, dia belum pulang. Mungkin tadi ia marah denganku oppa” kata Yekyung melepas pelukannya. Dan menatap Oppanya.
“aish, anak itu. Kenapa selalu saja membuatku kesal dengan kelakuannya. Dia selalu membolos sekolah dan pulang larut malam. Aku sudah kualahan menghadapi dia”
“oppa, mungkin dia ada urusan. Oppa aku ingin oppa membelikan tiket Suju buat Hakyung. Aku ingin dia menemaniku” kata Yekyung manja dan bergelantungan di bahu oppanya. Oppanya pun tersenyum, ia tak bisa menolak permintaan adiknya yang satu ini.

SKIP

Sekitar jam 01.00 am Hakyung terlihat baru pulang. Terlihat ia sangat kecapean, matanya merah dan tubuhnya lemas. Ia mengendap ngendap agar tidak ketahuan Oppanya. Perlahan ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Ini bukan pertama kalinya ia pulang selarut ini, bahkan hampir setiap hati ia seperti itu.
“HAKYUNG dari mana kau” teriak Hyun di ruang tamu yang membuat Hakyung kaget. Ia hanya diam tak menjawab. Ia bahkan tak menyadari adanya Oppanya di sana.
“aku bertanya denganmu Hakyung. Dari mana saja kau?” kata Hyun menaikkan nada suaranya.
“bukan urusanmu” kata Hakyung dingin yang membuat Hyun sangat marah. Hakyung langsung saja meninggalkan Hyun di ruang tamu. Tanpa mereka sadari Yekyung juga tengah memperhatikan mereka dari atas. Tadi ia sedkit terganggu karena suara Soo hyun yang keras.
“dasar yeoja murahan, apa selama ini kau adalah yeoja panggilan hah?” tanya Hyun masih dengan kesal. Sontak Hakyung langsung berhenti.
Sakit, benar benar sakit. Hatinya bergetar, darahnya berdesir hebat.
Ia sangat sangat sakit mendengar Oppa kandungnya bicara seperti itu. bahkan sampai menganggap Hakyung adalah yeoja panggilan. Tangannya hanya bisa mengepal untuk menahan emosinya. Kenapa Oppanya setega itu.
‘aku harus kuat. Kau harus kuat Hakyung’ batin Hakyung. Hakyung perlahan membalikkan badannya dan menatap Oppanya tajam.
“hey kau, apa hakmu bicara seperti itu. Bukankah kau tak pernah peduli denganku. Bahkan kau tak tau kan apa yang aku lakukan? Semuanya tak ada artinya buatmu” kata Hakyung menahan air matanya. Setelah mengatakan itu ia langsung berlari menuju kamarnya. Yekyung yang melihatnya hanya terdiam. Ia tak tau apa yang harus ia lakukan. Ia tau Hakyung saat itu merasa sangat terpukul karena perkataan Oppanya. Hyun kini hanya diam saja, ia membiarkan Hakyung pergi ke kamarnya. Sedikit ada penyesalan karena ia berkata keterlaluan. Tapi, Hakyung benar benar keterlaluan.
02.00 am
Hakyung masih belum tidur pagi itu. Ia mengeluarkan jas namja yang baru saja ia beli tadi malam. Ia tersenyum melihat jas berwarna coklat itu. Ia melipatnya perlahan takut akan merusak jas yang cukup mahal itu. Ia memasukkan jas itu pada kotak kado yang sudah ia siapkan.
Matanya benar benar merah pagi itu. Sebenarnya ia sangat lelah dan mengantuk tapi ia paksakan demi kado itu. Ia bahkan tak peduli dengan dirinya yang nantinya akan sakit jika memaksakan dirinya. Setelah selesai ia bergegas ke bawah menuju kamar Oppanya.
Yekyung juga masih belum tidur, ia melihat gerak gerik Hakyung dari tadi. Setelah Hakyung pergi dari kamarnya, perlahan Yekyung masuk dan mengambil ponsel Hakyung yang sudah jelek. Beda dengan ponselnya yang sangat bagus dan mahal. Ia membuka ponsel itu dan mencari tau apa yang sebenarnya dilakukan Hakyung selama ini.
Di lain sisi, Hakyung kini berada di kamar Soo Hyun. Ia menatap Oppa yang sangat ia sayangi walaupun tak pernah ia katakan. Ia tersenyum menatap Oppanya yang kini sudah terlelap dengan damainya. Ia mendekatinya dan meletakkan kadonya di meja sebelah ranjang tidur.
“saengil cukka hamnida oppaku tersayang. Mian jika Hakyung selalu menyusahkan Oppa” lirih Hakyung sambil mencium kening Oppanya. Hakyungpun langsung beranjak untuk keluar.
DEG
Hakyung kaget ketika Yekyung ada di depan kamar Soo Hyun. Ia memperhatikan semua yang dilakukan Hakyung. Semuanya.
“kenapa kau tak berterus terang Hakyung, kenapa kau selalu menutupi rasa sayangmu itu untuk oppa?” kata Yekyung kecewa.
“bukan urusanmu.” Kata Hakyung tak peduli dan langsung pergi, tapi ia berbalik lagi menatap Yekyung.
“Yekyung, aku mohon jangan katakan ini pada oppa. Katakan saja jika kado itu darimu” kata Hakyung mendekati Yekyung.
“aku kan mengatakannya. Jika kau sangat sangat sayang dengannya. Oppa harus tau jika kau melakukan semua itu demi Oppa”
“aku mohon. Dia tak pernah melihatku Yekyung. Oppa... Oppa hanya sayang padamu. Aku mohon Yekyung, jangan katakan” kata Hakyung melas.
“tapi hakyung,,,”
“aku mohon” Yekyung yang tak tega hanya mengangguk saja.
“nah itu baru adikku yang cantik” kata Hakyung terrsenyum.

*****************************

07.00 am di ruang makan...
“saengil cukka hamnida oppa” kata Yekyung saat Hyun menduduki kursi di sebelahnya. Mereka sedang sarapan pagi. Di sana terlihat Hyun bersama kedua adiknya.
“ne, gomawo Chagi” kata Hyun mengelus rambut Yekyung lembut. Hakyung hanya tertunduk melihat Hyun sangat perhatian dengan Yekyung sementara dirinya tidak dianggap. Bahkan Hyun belum pernah memperlakukannya seperti itu.
“em, gomawo juga untu jas ini. Aku sangat menyukainya” lanjut Hyun sambil membenahi jas coklat yang ia pakai. Bahkan Hyun merasa jika kado itu dari Yekyung, ia tak pernah menyadari jika Hakyung diam diam juga sangat menyayanginya.
“tapi... oppa,, itu...” kata Yekyung ingin mengatakan jika jas yang diberikan sebenarnya kado dari Hakyung, tapi tak jadi karena Hakyung melotot ke arah Yekyung.
“aku berangkat dulu” kata Hakyung yang mengehentikan kata kata Yekyung. Hakyung langsung saja pergi.
“Hakyung, kau tak mengucapkan Cukkae untukku?” kata Hyun kecewa.
“apa perlu? Ne Cukkae oppa” kata Hakyung dingin langsung meninggalkan rumah.
“dia memang sangat menyebalkan. Beda dengan mu Yekyung. Andai saja dia sepertimu yang...” kata Hyun menjelek jelekkan Hakyung langsung berhenti saat Hakyung memotongnya.
“cukup oppa, kenapa oppa selalu saja memarahinya dan menjelekkan Hakyung. Oppa bahkan tak tau jika Hakyung banyak berkorban untukmu” Kata Yekyung dengan nada yang menaik.
“apa maksudmu”
“oppa, apakah oppa tidak merasa jika oppa itu tidak adil. Oppa selalu memanjakanku. Oppa tau jas itu dari Hakyung. Bahkan aku lupa jika hari ini ultah oppa. Tapi Hakyung mengingatnya. Ia mengucapkan selamat ultah tadi malam. Tapi oppa sedang tidur. Dia hanya terlalu gengsi untuk mengucapkannya di depanmu. Aku.. aku bahkan lupa dan tak memberimu hadiah apapun pagi ini”
Hyun yang mendengarnya sekaetika lemas. Ia hanya mematung. Hatinya bergetar. Dia bahkan bukan Oppa yang baik. Dia melihat ke arah pintu. Berharap Hakyung akan kembali. Tapi sepertinya Hakyung sudah pergi.
“oppa, Yekyung mohon. Jangan beda bedakan aku dengannya. Sayangilah dia oppa. Aku kasian dengannya. Oppa bahkan tak taukan jika ia bekerja paruh waktu demi membelikan kado buatmu. Jas itu dibelikan dari gaji pertamanya. Dia sangat menyayangimu oppa. Tapi ia tak tau harus bersikap. Dia selalu iri denganku. Oppa sangat menyayangiku. Tapi kau selalu tak menganggapnya oppa.”
“Chagi...” kata Hyun menghentikan ucapan Yekyung.
“oppa dengarkan aku, dia sangat sayang padamu. Ia rela lelah demi oppa. Dia selalu bolos sekolah karena ingin diperhatikan oppa. Ia selalu mendapat juara 1 agar oppa bangga. Aku tau semuanya dari Haera. Hakyung ingin kau menyanyanginya seperti kau menyayangiku oppa. Oppa itu tidak adil. Oppa selalu menuruti perkataanku, kau selalu memanggilku Chagi, tapi kau tak pernah memanggilnya seperti itu. Lihat barang barang Hakyung oppa. Ia bahkan tak pernah meminta itu semua darimu, ia membelinya dengan jernih payahnya sendiri. Bukan seperti aku yang selalu memintaya. Barang barangku semuanya mahal, sedangkan Hakyung, ia hanya terima dengan barang barangnya yang seperti itu. Jika aku jadi Hakyung, aku akan sakit hati oppa. Tapi Hakyung adalah kakakku yang sangat hebat, ia bisa menyembunyikan semua rasa itu. ia sangat kuat” Yekyung mulai menangis. Ia kemudian meninggalkan meja makan. Ia segera berangkat. Hyun hanya terdiam. Ia mencerna kata kata Yekyung yang diangggapnya benar. Ia kini menyesal dengan semua yang ia lakukan. Ia bahkan tak menyadari semua itu. Ia bukan Oppa yang baik. Dia benar benar jahat, sangat jahat.
Hyun menyadari semuanya kini. Ia benar benar keterlaluan.
************************

Hyun perlahan melangkahkan kakinya menuju kamar Hakyung. Ia melihat Hakyung yang sedang menutup matanya dengan earphone di telinganya seperti biasa. Pintu kamarnya di buka, Hyun menahan nafasnya sebentar dan kemudian mengetuk pintu kamar Yekyung. Yekyung pun membuka matanya, dilihatnya Oppanya yang kini semakin mendekatinya.
“Hakyung, temani adikmu. Jaga dia” kata Hyun memberikan tiket konser SJ. Hakyung hanya menatap Hyun tanpa menerima tiket itu.
“Hakyung, kau mau kan?” kata Hyun lembut dan tersenyum. Ingin rasanya Hakyung menjerit. Ia sangat senang melihat oppanya yang tersenyum saat berbicara dengannya. Baru kali ini ia melihat oppanya tersenyum padanya. Bahkan saat Hakyung mendapat rengking 1 Hyun tak tersenyum atau bangga. Entah kenapa Hakyung ikut tersenyum. Ia benar benar senang saat itu. Hakyung mengangguk dan menerima tiket itu.

SKIP

Sorenya, Hakyung dan Yekyung bersiap siap untuk ke konser SJ. Yekyung sangat bersemangat sedangkan Hakyung hanya berjalan malas. Bahkan penampilannya biasa saja.
“Hakyung palli”
“aish, kau terlalu bersemangat. Kenapa kau suka dengan boyband sok cool itu. apa hebatnya mereka?”
“aish kau ini, mereka memang cool. Apalagi Yesung. Dia sangat sangat tampan. Suaranya membuatku memeleh” kata Yekyung senang.
“kya, kau berlebihan” kata Hakyung yang melihat kembarannya.

SKIP

Ketika sampai di taman mereka langsung membeli coklat kesukaan Hakyung.
“yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa” teriak Yekyung dengan kencang ketika Yekyung melihat Yesung dan Kyuhyun SJ di seberang jalan.
“hey, telingaku bisa rusak” kata Hakyung kesal.
“lihat itu, ya,, mereka sangat tampan. Kajja,,, kajja kita ke sana. Palli Hakyung, palli” rengek Yekyung.
“shireo... aku tak mau” tolak Hakyung.
“ayo, ayo. Aku ingin bertemu dengan Yesung. Ayo. Mereka sudah akan pergi Hakyung ayo ayo” rengek Yekyung. Hakyungpun mengangguk dan hanya berjalan pelan di belakang sedangkan Yekyung yang bersemangat langsung berlari. Tapi tiba tiba......................
“aaaaaaaaaaa.....” tiba tiba ada mobil yang menabrak Yekyung.
“Yekyung” teriak Hakyung dan langsung berlari menghampiri Yekyung yang sudah bersimbahkan darah dan tak berdaya. Coklat ditangannya jatuh entah kemana. Ia tak peduli, yang terpenting adalah keselamatan Yekyung, hanya itu.


@Rumah sakit
Hakyung masih menunggu di luar ruang UGD. Tak lama kemudian Hyun datang. Appanya masih tak terlihat. Mungkin sedang di perjalanan.
“Hakyung, apa yang kau lakukan hah. Bukankah aku sudah bilang jaga adikmu. Apakah kau sengaja hah? Mencelakai adikmu sendiri. Dasar yeoja liar” kata Hyun emosi.
Hakyung yang mendengar itu hanya terisak. Ia hanya duduk memeluk lututnya. Ia sangat sakit ketika Hyun bilang seperti itu. Kenapa selalu dirinya yang disalahkan. Kenapa? Apa memang dirinya selalu membawa masalah untuk Soo Hyun.
“apa yang terjadi?” kata Appanya yang baru datang.

**********************

3 hari berlalu
Yekyung kini sudah tiada akibat kecelakaan itu. Hakyung masih merasa terpukul. Ia tidak bisa menjaga adiknya sendiri. Apalagi ia selalu melihat Hyun yang sangat menderita setelah Yekyung pergi.
Ia melihat oppanya yang merenung melihat foto Yekyung. Tanpa banyak berfikir Hakyung langsung pergi ke kamar Yekyung. Ia mengambil pakaian Yekyung. Ia langsung pergi meninggalkan rumah. Ia sudah tak tahan melihat semua ini. Ini semua gara gara Yekyung terlalu bersemangat melihat SJ. Andai saja tidak ada Yesung di sana, semuanya tidak akan seperti ini. Yekyung tetap masih di sini dan Oppanya masih ceria seperti biasanya.

*******************************
“oppa......” kata Hakyung lirih.
“Yekyung..” kaget Soo Hyun yang melihat sosok Yekyung di hadapannya. Soo Hyun tak menyadari jika dia bukanlah Yekyung melainkan Hakyung yang merubah penampilannya menyerupai Yekyung. Rambut Hakyung sudah berubah menjadi hitam dan potongannya sama seperti Yekyung. Pakaiannya, ia menggunkan pakaian yang selalu dipakai Yekyung.
Soo Hyun yang melihat sosok Yekyung di depannya langsung memeluk adiknya itu. ia memeluk erat Yekyung. Ani, tapi Hakyung. Soo Hyun terus memeluk Hakyung dengan erat. Hakyung membalas pelukan Oppanya. Tapi tiba tiba Soo Hyun melepaskan pelukannya.
“kau,, kau bukan Yekyung” kata Hyun pelan.
“aku Yekyunga Oppa”
“Hakyung... kau....”
“apa yang salah oppa. Aku dan Yekyung kembar. Aku mempunyai wajah yang sama dengannyanya. Tubuh yang sama. Mata sama, hidung sama. Bedanya hanya kasih sayangmu. Bedanya hanya itu oppa. Selam ini kau tak pernah melihatku. Aku ingin menjadi Yekyung Oppa. Aku ingin merasakan bagaimana kasih sayangmu” Hakyung kini menangis sejadi jadinya. Hyun yang mendengar itu langsung memeluk Hakyung.
“kalau begitu anggap saja aku ini adalah Yekyung adikmu tersayang. Angap saja yang meninggal itu Hakyung oppa. Aku mohon, aku ingin merasakan kasih sayangmu. Aku ingin menjadi Yekyung yang selalu mendapatkan apa yang ia mau. Aku mohon oppa sayangilah aku. Aku mohon, anggap saja aku Yekyung. Aku hanya ingin kau menyayangiku.” kata Hakyung sambil menangis di pelukan oppanya.
Hyun yang mendengar itu hanya diam saja. Ia menyesal, sangat menyesal selalu mencampakan Hakyung.
“oppa, aku mohon...” ucap Hakyung sekali lagi.
“ne Yekyung” Balas Hyun serak.
Semenjak kejadian itu Hakyung berubah menjadi Yekyung. Walau itu hanya berlaku di rumah. Jika di kampus ia tetap bernama Hakyung. Ia benar benar berubah. Ia kini menjalani semua yang Yekyung jalani dulu. Ia sangat senang karena Oppanya kini juga menyanyanginya walau ia tau Hyun awalnya hanya terpaksa. Tapi ia benar benar senang. Dan ia menganggap Hakyung sudah mati. Dan ada satu lagi tekadnya. Ia ingin menghancurkan Super Junior yang telah menyebabkan Yekyung meninggal teruatama Yesung.

FLASBACK END

***************************


09.00 am
@Restaurant

Pagi hari Yekyung yang lebih tepatnya Hakyung pergi bersama Hyun ke sebuah restoran. Pagi itu juga mereka melupakan kejadian pertengkaran tadi malam. Hakyung tak mau masalah itu berkelanjutan.
“Yung-ah, kau suka. Enak tidak?” kata Hyun setelah menyuapi Hakyung sebuah roti berlapis coklat.
“emmm, tentu saja enak oppa” kata Hakyung tersenyum.
“hakyung, ...”
“jangan paggil seperti itu oppa” kata Hakyung mempoutka pipinya. Sangat imut. Hyun pun tersenyum.
“ne ne Yekyung sayang” balas Hyun. Hakyung pun tersenyum.
Hakyung pagi itu sangat senang sampai sampai tak tau jika ponselnya dari tadi bergetar. Yesung sudah beberapa kali menelpon Hakyung tapi tak ada satupun panggilan yang diangkat.
Tak berapa lama setelah itu Yesung menyusul Hakyung di restoran itu. Ia berjalan mengahmpiri Hyun dan Hakyung dengan wajah kesalnya.
“Hey Yekyung-ah, kenapa kau tak menjawab telponku” kata Yesung to the point tanpa basa basi tanpa salam pembuka. Yekyung kaget melihat Yesung tiba tiba ada di depan matanya. Benar benar menakutkan. Benar saja yang dikatakan member SJ, jika Yesung itu misterius.
“duduklah Yesung, mian aku yang mengajaknya ke sini” kata Hyun lembut. Yesung pun menghela nafasnya. Ia duduk di sebelah Hyun.
“ne Hyung, ini bukan salah mu, jadi kau tak perlu minta maaf, tapi salah beruang itu” kata Yesung menunjuk Hakyung. Hakyung malah hanya memasang wajah datarnya merasa tak bersalah.
“aish namja ini. Ne ne aku minta maaf, aku kan tak tau jika kau menelpon” jawab Hakyung. Yesung hanya diam. Ia masih marah. Hakyung menunggu jawaban Yesung. Tapi tetap saja sia sia. Yesung hanya diam saja.
“Oppa” kata Hakyung menarik baju yang dikenakan Yesung agar Yesung mau menjawabnya. Lagi lagi nihil. Apakah Yesung semarah itu?
“yak jangan mengacuhkanku” kata Hakyung kesal. Tapi Yesung hanya diam. Melihat tingkah mereka Hyun tersenyum. Ia melihat ketulusan Yesung menyayangi adiknya. Tapi apa daya Hyun karena pada akhirnya Hakyung hanya akan menyakiti Yesung. Ia benar benar tak habis pikir kenapa adik kesayangannya berfikiran jika Yesung penyebab kembarannya pergi dari dunia ini.
Hakyung menggeser kursinya agar dekat dengan Yesung. Ia melingkarkan tangannya di bahu Yesung.
“oppa mianhae, sarangheo” kata Hakyung manja yang membuat Yesung luluh. Sepertinya ia juga berniat memamerkan kemesraannya di sepan Hyun agar Hyun tau jika Hakyung sudah berhasil menjerat Yesung ke dalam permainan kejamnya.
“ne ne,” kata Yesung tersenyum.
“ehem...” Hyun hanya berdehem melihat kemesraan adiknya itu.
“hehe” Yesung hanya cengengesan. Merasa tak enak.
“dasar kalian ini. Ya sudah aku pergi ne. Jaga adikku ya Yesung-ah” kata Hyun sembari meninggalkan Yesung dengan Yekyung. Ia tak mau melihat permainan Hakyung. Ia benar benar tak mau melihat Yesung yang akan menderita. Tapi di lain sisi ia tak mau melihat Hakyung yang sedih. Ia benar benar dilema.
“ne Hyung, hati hati” balas Yesung.
“oppa” panggil Hakyung.
“ne” jawab Yesung terseyum.

‘huh, kenapa dia harus tersenyum. Bisa bisa aku tidak tega melanjutkan permainan ini jika terus melihat senyum manisnya’

SKIP

Yesung dan Hakyung jalan jalan. Mereka hanya berjalan kaki menikmati cuaca yang sejuk di taman. Setelah sore mereka pun pulang. Yesung memang benar benar namja yang bertanggung jawab. Ia selalu menjaga Hakyung. Yesung tak pernah mengajak Hakyung keluar malam. Setiap malam Yesung selalu menyuruhnya belajar, istirahat, dan ah, pokoknya sampai sampai Hakyung bosan mendengar omelan Yesung yang lebih parah dari Appanya.
Mobil Yesung berhenti di depan rumah Hakyung. Seperti biasanya Yesung tak mampir, mungkin karena malu dengan Hyun dan Appa Yung.
“hey tuan kura kura, aku masuk dulu ne” kata Hakyung saat mobil Yesung sudah berada di depan rumahnya.
“yak, berhenti memanggilku tuan kura kura.” Kata Yesung pura pura marah.
“yak salah sendiri kau lebih perhatian dengan kura kuramu dari pada aku” kata Hakyung yang memang tak menyukai kura kura.
“aish, dasar beruang. Ya sudah, sana masuk. Mungkin Hyun Hyung sudah menunggumu” kata Yesung tersenyum manis dan mengacak rambut Hakyung pelan.
DEG
Lagi lagi senyuman itu. Hakyung pun memilih untuk menunduk. Ia tak mau melihat senyuman maut Yesung yang bikin jantungnya terasa mau copot. Hakyung pun berjalan meninggalkan Yesung. Setelah  benar benar melihat Hakyung masuk rumahnya Yesung segera pergi. Tapi saat ia mau pergi, Yesung melihat ponsel Hakyung yang tertinggal di kursi mobilnya.
“dasar ceroboh” gerutu Yesung. Ia melihat ponsel Hakyung yang belum pernah sekalipun ia sentuh. Betapa kagetnya saat ia melihat walpaper ponsel Hakyung adalah dua yeoja yang mempunyai wajah yang sama.
Yesung mengerutkan dahinya. Apakah ini editan? Tapi mengapa terlihat asli? Yesung perlahan membuka flap ponsel Hakyung dan mencari tau lebih dalam.

Di lain sisi
Hakyung memasuki rumah besarnya. Ia membuka pintu rumahnya.
“aku pulang” kata Hakyung yang melihat oppanya sedang tifuran di sofa ruang tengah. Hyun tersenyum melihat Hakyung pulang. Yesung memang benar benar menjaga adiknya dengan baik.
Hakyung berjalan ke dapur dan membuka almari es. Ia mengambil air putih dan meminumnya. Setelah itu ia berjalan ke kamarnya.
“Appa mana oppa?” tanya Hakyung saat melewati Hyun.
“Appa mungkin tak pulang hari ini”
Hakyung mengangguk mengerti. Ia mengangkat kakinya untuk beranjak lagi.
“tunggu....” kata Hyun menghentikan jalan Hakyung. Hakyung pun berhenti dan berbalik menghadapi Hyun.
“duduklah” kata Hyung halus. Hakyung pun menuruti kata kata oppanya.
“Hakyung, oppa mohon sudahi permainan ini. Yesung tak salah Yung-ah” kata Hyun halus supaya Hakyung tak lekas tersinggung dengan ucapannya. Ia sangat menjaga perkataannya. Hyun harus menghentikan semuanya sebelum terlambat.
“Oppa tapi...”
“Yung-ah, Yesung adalah namja yang sangat baik. Ia selalu menjagamu, ia sangat menyayangimu, apakah kau tega menghancurkannya hanya karena......”
“oppa, kenapa oppa tak pernah berubah, oppa tak suka melihatku senang? Aku lelah oppa. Dan ingat oppa, aku tak akan menyerah menghancurkan Yesung, menghancurkan Super Junior. Dan jangan panggil aku Hakyung lagi. aku muak mendengar nama itu.” Hakyung beranjak sebelum Oppanya berkata lagi.
“Hakyung, sampai kapan kau begini. Kau benar benar telah berubah. Sadarlah. Kau ini Hakyung bukan Yekyung. Bukan Yesung yang menyebabkan kecelakaan itu Yung. Itu murni kecelakaan” kata Hyun Joong mulai kesal.
“oppa jika Yekyung tak mendekati Yesung mungkin kembaranku itu masih ada di sini. Dia pembunuh. Gara gara mereka.......”
“YUNG, OPPA MOHON, hentikan” kata Hyun Joong memutus omongan Hakyung.
“yung sadarlah, kau hanya akan menyakiti Yesung. Oppa liat dia sangat perhatian denganmu. Bahkan mungkin dia sangat berpengaruh, ia membuatmu lebih bisa berfikir dewasa. BERHENTI, oppa mohon. Yesung itu namja yang baik. Dimana Hakyung yang mempunyai hati? setidaknya dulu hatimu masih lembut karena menyayangi Oppa setulus hati. tapi Oppa tak melihatnya sekarang” lanjut Hyun.
“oppa, aku kecewa dengan oppa. Kenapa oppa tidak pernah menyayangiku. Oppa hanya mencintai Yekyung. Oppa tak peduli padaku tak mengerti perasaanku. Hakyung yang dulu sudah mai”
PLAK
Tiba tiba Hyun menampar Hakyung yang membuat Hakyung jatuh tersungkur. Soo Hyun terbelalak. Ia bahkan tak sadar apa yang ia lakukan, ia hanya ingin Hakyung sadar dengan perlakuannya. Ia hanya ingin melindungi Hakyung. Ia hanya ingin menebus kesalahan yang dulu. Ia ingin menjadi Oppa yang baik bagi Hakyung.
Kini terdengar jelas isakan tangis Hakyung. Ia masih menunduk dan memegangi pipinya yang sakit akibat tamparan Hyun. Ani, hatinya lebih sakit.
“oppa... kau,, kau,,, aku membencimu” kata Hakyung langsung lari ke kamarnya.
“Chagi Chagi” teriak Hyun yang menyesal akan perbuatannya. Ia langsung berlari mengejar Hakyung.

DEG

Mereka tak tau bahwa ada namja yang mendengar semua pertengkaran mereka. Namja itu langsung lemas mendengarnya. Ia hanya duduk di balik pintu. Ponsel yang sedang digenggamnya kini jatuh walau tak keras.
Setelah mendengar itu rasanya badannya tak berfungsi lagi.
Sakit..
Sakit rasanya..
Jadi selam ini ia hanya jadi bahan permainan Hakyung. Namja itu siapa lagi kalau bukan Yesung. Ia tak sengaja mendengar semua pembicaraan Hakyung dan Hyun yang membuat matanya terbelalak dan telinganya terasa panas.
Kini bahkan untuk berdiri saja ia terasa sulit. Ia mudah mencerna apa yang dikatakan Hyun dan adiknya karena tadi ia sempat melihat isi dari ponselnya.
Ia mengurungkan niatnya untuk mengembalikan ponsel Hakyung.
Hatinya terus bergetar.

‘Tuhan.. kuatkan aku’







TBC





kasian banget kamu Yesung Oppa. hiks...

3 komentar:

  1. Sad story :'( Feelnya dapet banget !!!!!! :'((

    BalasHapus
  2. ternyata bru kebuka dsni alasannya...
    ternyt kyung bersaudara kmbar...
    kirain beneran yesung yg penyebab neninggalnya yekyung,.mkny di awal agak bingung knp cast ny namanya hakyung tp d dua part gd mncul tokohny..
    yesungie gmn nanggepin ini ya?? semoga konflikny smpai bkin nyesek tp endingnya jg wah, hehehehe

    BalasHapus